Thursday, December 27, 2007

400 Kios Disewakan Gratis untuk Mantan Atlet

Ada berita menarik di detik.com sore ini dengan tajuk "400 Kios Disewakan Gratis untuk Mantan Atlet". Hmmm gw mau nyela kalo bisa nyela di detik.com and bisa dibaca sama pemerintah Indonesia................."Kemane aje????"

Kabar menggembirakan datang untuk para mantan atlet Indonesia yang nasibnya kurang beruntung di masa pensiunnya. Demi membantu kondisi perekonomian, akan ada 400 kios disewakan tanpa dipungut uang sewa.

Adalah pengelola pasar Tanah Abang yang memberikan hadiah kios gratis pada para mantan atlet Indonesia. Selama dua tahun para atlet itu bisa menempati kios dipusat perdagangan yang terletak di Jakarta Pusat dan tanpa dipungut biaya.

Kepedulian pengusaha terhadap kondisi atlet Indonesia yang sudah pensiun itu mendapat apresiasi positif dari Ibu negara, Ani Yudhoyono.

"Kalau kita ke luar negeri, ada dua alasan lagu Indonesia Raya berkumandang. Yang pertama ketika kunjungan kepala negara dan yang kedua ketika atlet kita menang. Itu kita harus hargai," ungkap Ny. Ani sewaktu berkunjung ke pertokoan Blok A, Tanah Abang, Jakarta Pusat, kamis ini.

Jumlah atlet Indonesia yang dulu mengharumkan nama bangsa dikancah internasional namun kini nasibnya terkatung-katung jumlahnya memang tidak sedikit. Dalam kesempatan itu Ny. Ani secara simbolis melakukan serah terima 400 kios terhadap legenda bulutangkis Icuk Sugiarto.

Hmmmmmmmm kenapa harus ke Icuk Sugiarto? Bukannya beliau nasibnya masih lebih baik dibanding yang lain?? Trus juga tidak dikasih tahu kiosnya dilantai berapa yang disediakan khusus untuk para mantan atlet tersebut.

Setahu saya, pasar tanah abang Blok A sendiri terdiri dari 7/8 lantai dan yang hanya ramai hanya dari lantai basement - lantai 3 saja, selebihnya masih sepi dan bahkan tidak banyak dikunjungi oleh para pembeli. Coba saja kalian kesana?? Karena kebetulan saya sering mengantarkan mama saya belanja ke pasar Tanah abang semasa bulan puasa tiba atau saya sedang butuh bahan untuk bikin celana panjang........hehehhehee...

Kalau kios yang disediakan diatas lantai 3 keatas....hmmm sepertinya saya pesimis usaha mereka akan berhasil. Bukankah para mantan atlet yang kurang beruntung tersebut juga memerlukan bantuan dana usaha untuk membuka usaha mereka??

Pernah di acara Kick Andy di metro TV beberapa waktu yang lalu, ditayangkan para mantan atlet yang nasibnya kurang beruntung dibandingkan para atlet bulutangkis yang selalu dimanjakan oleh para pengusaha rokok seperti Djarum dan Gudang Garam. Selain atlet bulutangkis, bisa dipastikan nasib mereka bakal sangat tidak jelas.

Padahal mungkin ada ratusan mantan atlet dan bahkan yang masih berstatus atlet mengalami nasib yang kurang beruntung. Seperti nasib Sukarna, Sukarna adalah atlet lempar lembing penyumbang medali perunggu pertama bagi Indonesia di Asian Games 1958 di Tokyo dan ia sebenarnya dulu bernama Karnah, seorang wanita dan kemudian berubah kelamin menjadi pria........nah lho!!!)

Sukarna kemudian menceritakan pengalamannya sebagai seorang atlet muda yang masih lugu dan sudah cukup bangga bisa bertemu Presiden Soekarno, tanpa pernah berharap mendapatkan penghargaan apa-apa dari siapa pun, termasuk pemerintah.

Ia pun dengan tabah menerima nasib yang tidak beruntung karena harus menjadi buruh tani karena tidak punya keahlian setelah pensiun sebagai atlet.

“Ketika masih menjadi atlet, saya bangga sekali ketika Presiden Soekarno menepuk saya dengan berkata bahwa saya adalah pahlawan bangsa karena telah mengibarkan bendera Merah Putih di luar negeri,” katanya dengan polos.

Pengalaman Sukarna merupakan salah satu dari cerita pahit di balik nasib mantan atlet berprestasi yang kemudian harus menerima nasib tidak beruntung setelah masa keemasannya berlalu.

Pengalaman Budi Setiawan, seorang mantan atlet taekwondo, tidak juga bisa membuka mata masyarakat bahwa masih banyak mantan atlet yang merasa dibuang setelah tenaganya tidak diperlukan lagi.

Budi bahkan pernah menjual medali emasnya seharga Rp150 ribu karena ia tidak punya uang untuk membawa anaknya berobat. Ia pun sudah tidak tahu lagi kemana harus mencari temannya. Hm.........kasihan yakh!!

Ellyas Pical, pahlawan olahraga bangsa Indonesia yang dipuja-puja ketika merebut sabuk juara kelas bantam yunior IBF dua kali (1985 dan 1989). Setelah tidak lagi bertinju ia menjadi satpam di sebuah kelab malam, dan kini nasibnya tidak menentu dan harus tersungkur oleh kasus ekstasi yang membuatnya berurusan dengan polisi.

Petinju Yani ’Hagler’ Dokolamo, mantan juara nasional, pernah diberitakan menjadi tukang becak guna menghidupi keluarganya.

Azhadin Anhar, mantan juara kelas terbang yunior IBF (1991) saat ini jadi tukang parkir di daerah kota bersama teman-teman mantan petinju lainnya.

Apakah kalilan masih ingat atau pernah mendengar Alfaridzi? Alfaridzi adalah petinju muda yang diakui punya bakat istimewa. Dalam puncak karirnya, Alfaridzi menjadi sosok populer, yang tak semata karena kemampuannya dan skill-nya dalam bertinju, tapi juga karena parasnya yang ganteng. Dengan kulit putih dan raut muka yang bersih, Alfa barangkali lebih pas menjadi model ketimbang petinju. Alfa tewas setelah bertarung dengan petinju Thailand, Kongtawat Ora, pada awal April 2001. Alfa memang tak wafat di atas ring, tapi di rumah sakit, selang beberapa hari usai laga terakhirnya. Ada yang menarik dari kematian Alfa. Beberapa jam sebelum pertarungangan terakhirnya, Alfa sempat menulis di secarik kertas sebuah pasase berbunyi: “….ibu, jangankan darah dan keringat, nyawa pun akan Alfa korbankan demi keluarga.....” Carik kertas itu diserahkan Alfa pada kekasihnya, seraya berpesan agar kertas itu diberikan pada ibunya kelak jika ia benar-benar mati di atas ring. Firasat Alfa terbukti benar dan sepenuhnya presisi.

21 Februari 2007, Rachman Kili-kili, mantan petinju Indonesia ditemukan mati bunuh diri di Palembang, diduga karena tekanan hidup. Rahman pernah berjaya dan sempat mewakili Indonesia di Olimpade dan Kejuaran Dunia Yunior. Tapi itu semua seperti tak berarti sebab Rahman menjadi mantan petinju yang hidup di Indonesia, bukan di Amerika. Rahman bukan Joe Frazier atau Mohammad Ali. Rahman juga bukan Jim Braddock yang kisahnya pernah difilmkan dengan judul Cinderella Man

Seorang petinju pada akhirnya akan sadar bahwa hidup tak bisa ditaklukkan hanya bermodalkan kepalan tangan. Riwayat Rahman Kili Kili, ditemukan gantung diri, menegaskan kembali hal yang sebetulnya sederhana. Itu adalah sebagian kisah dari nasib yang kurang beruntung dari para mantan juara tinju, kepahitan hidup ketika mereka sudah tidak lagi bertinju.

Ada atau tidak pernah kira-kira hal ini dipikirkan oleh Federasi Tinju Nasional atau KONI untuk melindungi para atlet yang pernah mengharumkan nama Indonesia?
Saya pikir kok rasanya belum ada yah?

Saya ingat beberapa tahun lalu, suatu contoh yang tragis. Seorang Atlet Lifter Wanita Lisa Rumbewas, yang berkali-kali menjuarai Sea Games dan Asian Games, dapet medali emas pula. Koni dan pemerintah menghadiahinya uang sebesar 250juta rupiah kalau nggak salah, he he kelihatannya besar memang.... tapi... uang ratusan juta itu bukan uang tunai, tapi berupa asuransi, alias baru diterima kalau dia mati .............hehehhehe....

Ya ampun, koq apes banget yang nasib atlet kita. Udah sekarang terpuruk di ranking 4 Sea Games 2007, buat makan sehari-hari aja sulit, apalagi buat mikir masa depan.........hiks hiks hiks ......

 

Wednesday, December 26, 2007

trip to KL

Start:     Jun 11, '08 06:00a
End:     Jun 14, '08
Location:     Kuala Lumpur, Phuket, Malaka, Penang, Langkawi
arghh akhirnya ke KL lagi....udah beli tiketnya murahhh cuma Rp 650rb saja pp dengan airasia...hahaha....kali ini gw pengen merayakan ultah gw di KL or Phuket.....trus backpacker ke beberapa tempat seperti penang, malaka, langkawi dan beberapa tempat di semenanjung malaya....duh sudah rindu jumpa dengan teman-teman di KL

trip to balikpapan

Start:     Jan 18, '08 06:00a
End:     Jan 21, '08
hmm....udah pengen banget ke balikpapan..terakhir bulan February dan May 2005 waktu pertama kali buka rute penerbangan Jakarta - Balikpapan.....gw kudu survey lokasi Balikpapan. Dan tahun ini gw pengen ke Balikpapan, Samarinda dan Kutai untuk urusan pekerjaan lagi....

Tuesday, December 25, 2007

Beijing Dream 2008

Pada awal tahun 2000, dunia dihebohkan oleh sebuah buku yang memuat tentang sebuah perkiraan yang dibuat oleh pengarang terkenal John Naisbit. Didalam bukunya, ia menulis bahwa suatu saat negri tirai bambu akan menjadi salahsatu pilar ekonomi dunia. Bahasa mandarin akan digemari oleh penduduk dunia untuk dipelajari.

 

                Saat ini perkiraan itu telah terwujud. Negri tirai bambu itu diakhir tahun 2007 ini telah membukukan asset kekayaan nasional terbesar didunia mengalahkan negri paman sam dinomor dua dunia. Pemerintah Cina sedang giat membangun saat ini, dimana-mana banyak pembangunan gedung tinggi dan infrastruktur yang sangat megah serta canggih. Terlebih lagi saat ini Cina sedang menunggu event dunia pada tanggal 8 – 8 – 2008 yaitu Olimpiade Beijing 2008.

 

                Two thumbs up!!!! Stadion Olimpiade Beijing dibangun sangat memikat dari sisi arsitektur dan dari sisi tema sangat menarik yaitu “Green Olympic”. Stadion Olimpiade yang dibangun oleh para arsitek asing tersebut, mengambil inspirasi dari sebuah sarang burung. Ada lagi yang memikat yaitu Stadion Aquatic nasional yang berwarna biru dan diinpirasikan dari titik air.  Pada malam hari stadion aquatic tersebut akan berwarna biru seperti air yang mengalir. Belum lagi sebuah gedung Opera Beijing yang terbaru, diambil dari posisi Yin and Yang......dengan dikelilingi sebuah kolam air. Bagaikan sebuah telur besar yang berada di tengah kolam air yang bening, wonderful!!!

 

                Salahsatu teman saya bercerita pada saat 10 tahun yang lalu ia menginjakkan kaki di kota Shen Zen, kota tersebut sangat terbelakang. Kalau di Indonesia, ia mengibaratkan kota Surabaya yang semrawut. Hanya ada satu atau dua bangunan tinggi disana serta tidak memikat. Kini ia terbelalak, dimana-mana bangunan pencakar langit, jembatan fly over dimana-mana, taman bunga disana sini.

 

                Cina memang hebat.....dahulu teman saya hanya suka ke Shanghai yang menurutnya metropolis dan masih beradab dibandingkan tinggal di Beijing. Menurut teman saya yang lama tinggal di negri tirai bambu, kota Beijing amat jorok. Setiap orang seenaknya saja meludah disembarang tempat dan maaf (bahkan untuk buang hajat juga), toiletnya sangat kotor sekali, bus umum juga. Pokoknya menurutnya Jakarta masih lebih baik......and Shanghai is the best for him.

 

                Tapi kali ini Beijing sedang berbenah....pemerintah lokal sedang berusaha untuk memperbaiki fasilitas umum dan serta giat mengajarkan warganya agar hidup beradab serta santun. Ratusan relawan mengajarkan kepada para warga Beijing untuk bisa mengucapkan salam dalam bahasa Inggris serta tersenyum kepada para tamu dari berbagai negara yang akan datang nanti diu bulan Agustus 2008.

 

                Cina is booming.........dari sebuah negeri tertutup yang berhaluan komunis, kini menjadi menjadi singa asia (bukan macan asia lagi) yang terbuka bagi para investor asing. Bayangkan apa saja yang tidak bisa dibuat oleh bangsa Cina...semua bisa dibuat atau dipalsukan........mungkin hanya ras manusia saja yang tidak bisa dibuat dan dipalsukan oleh bangsa Cina saat ini.

 

                Pada saat saya ingin membeli sebuah hadiah mainan untuk anak tetangga yang baru berumur 1 tahun, saya menyempatkan diri mampir ke pasar prumpung didekat underpass kampung melayu dan by pass. Karena konon harganya murah sekali dan memang benar sangat murah sekali. Dan tebak saja .....semuanya made in China. Hasil manufaktur mereka sangat bagus dan harganya sangat bersaing. Ada sebuah mall berlantai empat dan luas di Cina yang isinya memamerkan produk-produk manufaktur Cina.......jangan hanya sehari mengunjungi mal ini....dijamin tidak akan puas oleh para pebisnis.

 

                Belum lagi pada saat bulan puasa kemarin saya mengantarkan mama dan saudara saya berbelanja di pasar tanah abang serta mangga dua. Hasil textil serta garmen mereka hampir merajai dagangan para penjual textile dan garmen di dua tempat tersebut. Dan ada beberapa penjual dari negri Cina yang menawarkan dagangannya di Mangga dua dengan bahasa mandarin dan bahasa tarzan dengan calon pembelinya, karena pas saat tawar menawar mereka tidak bisa berbahasa Indonesia, kalkulator adalah senjata mereka.

 

                Salahsatu teman saya yang arsitek, menceritakan bahwa harga baja saat ini melonjak beberapa kali lipat karena permintaan baja oleh pihak Cina meningkat tajam. Para pabrikan baja nasional lebih suka mengekspornya ke Cina untuk mendapatkan keuntungan tinggi dibanding dijual dipasaran lokal. Gejala tersebut sudah berlangsung selama dua tahun belakangan ini. ...termasuk dengan pasokan semen dan kayu.

 

                Di tayangan National Geographic beberapa waktu yang lalu, mereka menayangkan sejumlah kecanggihan pembangunan di negri tirai bambu tersebut. Kereta peluru berkecepatan tinggi yang biasanya hanya kita saksikan di Jepang, Korea Selatan serta Taiwan. Kini sudah bisa berjalan mulus disepanjang puluhan bahkan akan ratusan kilometer di Cina. Perusahaan Jawatan Kereta Api di Cina berkembang pesat, jalur subway di Beijing sedang dibangun dan berlari dengan hitungan hari...dateline sebelum pekan Olimpiade Beijing dimulai harus sudah selesai.

 

                Forbidden City yang menjadi national treasure Cina kini sedang dipugar habis-habisan, miliaran dollar dihabiskan untuk menerima tamu pada saat olimpiade nanti. Pada saat pemugaran banyak ditemukan artefak-artefak kuno disejumlah tepat seperti di atap balai utama Forbidden city berupa ratusan gulungan kertas yang berisikan tentang ajaran Budha.  Bukan ditempat itu saja ditemukan artefak kuno, di lokasi pembangunan kawasan green olympic juga ditemukan situs kuil kuno dan sejumlah benda – benda kuno lainnya.

 

                Ekonomi di Cina berkembang sangat pesat sekali, banyak orang kaya Cina baru bermunculan serta banyak perusahaan nasional Cina masuk dalam daftar perusahaan terbaik di dunia dalam hal aset. Sejak pemerintah Cina membuka diri dalam hal investasi asing di negrinya, negri ini berubah pesat.

 

                Dalam bidang seni kontemporer, artisan Cina saat ini sedang dilirik oleh para kolektor lukisan asing dari penjuru dunia. Lukisan-lukisan para seniman dari negri tirai bambu ini melonjak tinggi dari sisi nilai beberapa tahun belakangan ini. Berbagai galeri seni menjamur di sejumlah kota seperti Beijing, Shanghai dan kota-kota besar lainnya.

 

                Dari sisi sinema, film-film buatan sineas tirai bambu banyak digemari diseluruh dunia dan bahkan di Hollywood sendiri. Film-film mereka sangat artistik sekali dan bertehnologi tinggi.

 

                Dalam bidang tehnologi, Cina unggul dalam berbagai bidang. Mereka sudah bisa membuat roket ke antariksa, mesin-mesin bertehnologi tinggi, peralatan perang serta pesawat tempur.

 

                Tapi perkembangan ekonomi dan kemajuan disejumlah bidang tersebut memberikan sejumlah coretan tinta merah seperti berkembangnya praktek korupsi yang dilakukan oleh para pejabat Cina saat ini. Walau saat ini pemerintah komunis Cina sangat keras dalam hal ini, seperti beberapa waktu yang lalu pemerintah Cina membuat suatu pameran yang berisi tentang mereka yang dihukum gantung karena menerima suap atau melakukan korupsi. Foto-foto mereka yang telah dihukum gantung serta catatan sejarahnya mengapa mereka dihukum gantung ditata sedemikian rupa layaknya sebuah pameran lukisan di  galeri nasional. Tujuannya adalah untuk memperbaiki image pemerintah Cina dimata investor asing serta mengajak masyarakatnya untuk tidak melakukan praktek korupsi atau suap. Bahkan hukuman gantung dilakukan secara terbuka sehingga masyarakat lokal bisa melihat secara langsung. Foto-foto mereka yang akan dihukum gantung pun ditayangkan di media lokal setempat....something good to be learnt.....

 

                Pembangunan di sejumlah kawasan perekonomian juga memberikan dampak yang buruk. Gedung-gedung tua dan bersejarah banyak yang tergusur agar bisa dibangun apartemen mewah atau pencakar langit. Masyarakat lokal banyak yang tergusur, arus urbanisasi tidak terbendung. Pertumbuhan ekonomi di Cina sebenarnya hanya dinikmati oleh masyarakat Cina bagian selatan. Sementara masyarakat daratan Cina bagian utara masih banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka berbondong-bondong datang ke kota-kota besar di wilayah selatan untuk mencari nafkah. Pengangguran banyak ditemukan dimana-mana, ketimpangan sosial terjadi dimana-mana.

 

                Gegar budaya juga terjadi di masyarakat Cina sendiri, mereka sedang melek fashion dan seni. Sementara kesenian lokal mulai terpinggirkan dan para artis kehilangan rejeki. Hanya mereka yang mempunyai koneksi yang baik dengan para pemilik galeri yang bisa bertahan. Masyarakat muda Cina saat ini sedang menggandrungi budaya asing, makanan asing seperti fast food, gaya berbusana dan trend berbahasa Inggris. Lucunya ada yang bisa menghafal isi satu kamus bahasa Inggris – Mandarin. Suatu saat nanti budaya adiluhung Tiongkok hanya sebagai etalase bagi para pelancong asing di negri tersebut dan dilupakan oleh kaum mudanya.

 

                Ratusan pabrik telah membuang emisi karbon yang tiada terkira. Kota Beijing menjadi salahsatu kota terpolusi di dunia. Polusi di kota ini membuat cuaca dikala siang menjadi agak mendung karena asap yang dikeluarkan oleh sejumlah pabrik di kota Beijing. Pemerintah Cina kini hendak menutup sejumlah pabrik yang berada di kawasan green olympic....Selain itu bayangkan ratusan ribu mobil melaju tiap harinya di kota Beijing, sementara 10 tahun yang lalu. Jalanan di kota Beijing masing lengang, karena masyarakatnya masih banyak yang menggunakan sepeda. Kemacetan kini banyak terjadi pada jam-jam sibuk. Belum lagi perubahan iklim global yang ektrem membuat padang gurun Gobi semakin membesar, kekeringan yang berkepanjangan melanda Cina Bagian Utara dan badai besar di bagian selatan Cina.

 

                Beberapa waktu yang lalu, sejumlah importir mainan di Amerika Serikat serta Eropa menghentikan pesanan mainan dari Cina dan mengembalikan mainan tersebut yang dianggap mengandung timbal yang berbahaya bagi kesehatan anak-anak. Bahkan banyak ditemukan kasus-kasus yang berbahaya dari sejumlah produk made in China seperti kasus kematian akibat meneguk obat batuk buatan Cina di negara Amerika Latin. Makanan anjing yang berbahaya sehingga mengakibatkan kematian serta kasus-kasus lain yang mencuat. Bahkan di Indonesia sendiri, dirjen POM segera melakukan sidak akan produk-produk makanan atau obat-obatan dari Cina yang dianggap membahayakan kesehatan. Akibat tindakan ini, pemerintah Cina melakukan serangan balik dengan melarang sejumlah hasil perikanan laut dari Indonesia yang menurut mereka kurang layak untuk dikonsumsi.

 

                Sepertinya pemerintah Indonesia harus segera melakukan langkah yang diambil Cina dalam beberapa hal baik dibidang ekonomi serta penegakkan hukum anti korupsi. Tapi juga belajar untuk mensosialisasikan pembuatan produk yang tidak berbahaya bagi kesehatan apabila dikonsumsi atau digunakan dengan hukum yang ketat. Pemerintah Cina saja segera menghukum pejabat tinggi mereka yang dianggap lalai sehingga mengakibatkan ditolaknya sejumlah produk yang mengakibatkan kerugian sangat besar serta menutup pabrik yang dianggap melanggar aturan tersebut.

 

                India sedang dilirik dunia saat ini untuk menjadi pilar ekonomi dunia selanjutnya di tahun 2010, Malaysia akan menargetkan menjadi negara maju tahun 2020, sementara Indonesia baru akan menjadi negara maju di tahun 2030.........koq lama bener yakh!!!

 

Hanya impian saja, apabila Indonesia menjadi singa asia maka diperkirakan baru akan dimulai pada tahun 2030...masih sekitar 22 tahun lagi. Berarti Indonesia sudah merdeka selama 85 tahun. Dan Indonesia baru bisa menjadi negara tuan rumah Asian Games pada tahun 2020 dan akan menjadi negara tuan rumah Olimpiade pada tahun 2032 atau Final World Cup 2035. Tapi masih mungkin nggak yakh negeri ini berlari kencang mengejar ketertinggalannya sebelum akhir tahun 2020? CARPEDIEM...............

               

Budak Nafsu - A Memoir of Jugun Ianfu

Suatu saat Kim Hak Sun, seorang wanita pemberani dari Korea Selatan pada tahun 1991 membuka suara tentang perlakuan para tentara Jepang di masa perang Dunia II.  Dari penuturannya tersebut, dunia tersentak. Kim Hak Sun menceritakan kisahnya sebagai budak nafsu para tentara Jepang yang menginvasi wilayah Korea dan sekitarnya di awal tahun 1940-an. Kisah hidupnya ini segara membuka mata dunia bahwa pasukan tentara Jepang di era PD II ternyata meninggalkan luka yang mendalam bagi kaum wanita di Asia.

                Dari sinilah, para mantan Jugun Ianfu diseluruh Asia segera memberanikan diri membuka suara. Wanita-wanita dari Korea, Taiwan, Thailand, Filiphina, Malaysia dan Indonesia segera membuka suaranya. Untuk di Asia Tenggara sendiri, para mantan Jugun Ianfu banyak terdapat di Indonesia. Ada ribuan wanita yang telah menjadi saksi bisu kekejian tentara Jepang pada era PD II.

                Mereka yang telah ditelantarkan selama puluhan tahun tanpa tahu harus kemana mengadu. Saya jadi ingat cerita teman saya tahun lalu. Pada saat natal tahun 2006, teman saya mengunjungi kampung halamannya di Blitar, Jawa Timur. Suatu saat ia mengunjungi sebuah panti jompo yang ternyata menampung para mantan Jugun Ianfu. Ia bercerita bahwa ada beberapa orang mantan Jugun Ianfu yang mengalami gangguan kejiwaan. Ada yang selalu tersenyum, tiba-tiba tertawa dan kemudian menangis setiap ia bertemu dengan seorang pria yang tidak ia kenal. Kenangan masa silamnya yang sangat menyiksa batin dan otaknya, mempengaruhi perkembangan jiwanya kini. Dan ada juga menurut teman saya, para mantan Jugun Ianfu yang tidak diterima masyarakat. Ia dicampakan oleh masyarakat karena sebagai mantan budak nafsu tentara Jepang. Ia diasingkan oleh masyarakat dan bahkan oleh keluarganya sendiri. Ia harus berjuang hidup dan sampai hari ini apabila beliau masih diberikan nafas oleh Yang Maha Kuasa, mungkin beliau masih hidup dalam kesendirian tanpa sanak saudara di panti jompo tersebut. Teman saya sampai menangis sewaktu bercerita kepada saya.

                Barusan saja saya menonton tayangan tentang kisah kehidupan para mantan Jugun Ianfu disebuah televisi swasta yang menjadi inspirasi buat saya untuk membuat tulisan ini. Beberapa diantaranya masih hidup. Salahsatu yang masih hidup saat ini berasal dari Cimahi, Ia diculik oleh tentara Jepang pada saat ia masih berumur 16 tahun. Kemudian ia dibawa kesebuah camp tentara Jepang dan disana ia diperiksa kesehatannya plus kegadisannya. Setelah lolos cek kesehatan, malam harinya Ia dipaksa melayani para tentara Jepang. Dan saat itulah ia kehilangan kegadisannya di umur yang masih belia, Ia sangat shock sekali sehingga memilih bunuh diri saja malam itu. Ketakutan yang amat sangat terpancar dari wajahnya pada saat ia menceritakan kisah hidupnya yang tragis tersebut.

                Dalam satu hari, ia harus mampu melayani 10 - 15 lelaki dan kalau malam ia harus melayani para opsir (kepala tentara) pasukan jepang. Apabila ia tidak mau melakukan hubungan seksual dengan mereka maka ia akan dipukuli. Beberapa kali ia mencoba menghabisi nyawanya karena ia sudah tidak kuat lagi.

                Ada lagi mantan Jugun Ianfu yang berasal dari Banjarmasin, karena harus dipaksa melayani nafsu bejat para tentara Jepang. Rahimnya harus diangkat, karena sudah rusak dan dikhawatirkan merusak kesehatannya. Hingga kini, beliau tidak mempunyai anak dan suami. Sahabatnya yang juga mantan Jugun Ianfu telah wafat beberapa tahun yang lalu dan kini ia harus hidup mandiri. Kisah hidupnya sangat tragis, saya membayangkan betapa sakitnya serta sedih yang tiada tara semasa diangkat rahimnya. Kehormatannya sebagai seorang wanita telah raib akibat kekejian tentara Jepang.

                Pengakuan mantan Jugun Ianfu dari Blitar lain lagi, ia dipaksa menjadi Jugun Ianfu sewaktu ia masih berumur 10 tahun. Dari tahun 1942 – 1945, ia harus berada di camp Jugun Ianfu yang berlokasi disebuah daerah di Surabaya. Tiap malam ia harus melakukan hubungan badan dengan para tentara Jepang. Dan pada saat para tentara itu mabuk, ia harus rela disiksa oleh mereka. Selama 3 tahun ia menjadi pelayan nafsu bejat tentara Jepang hingga sekutu mengusir Jepang dari wilayah Surabaya. Ia harus merangkak keluar dari campnya pada saat tentara Jepang pergi dari camp tersebut pada tahun 1945.  Dari Surabaya ia kembali ke Blitar dan hingga saat ini beliau menikah dan dikaruniai oleh beberapa anak serta cucu. Tapi luka lama masih sangat membekas di hatinya.

                Beberapa diantaranya masih beruntung, masih diterima kembali oleh keluarga serta masyarakat sekitarnya. Ada yang menikah serta hidup berkecukupan. Tapi masih banyak yang hidup menderita tanpa bantuan apa pun dari pemerintah. Banyak juga dari mereka yang menjadi hilang ingatan, bunuh diri serta hidup kekurangan.

                Sungguh ironis memang kisah hidup mereka, satu sisi pemerintah Jepang sepertinya sengaja membungkam diri serta membungkam negara-negara yang pernah ia jajah dengan bantuan paket ekonominya yang sangat menggiurkan dari sisi ekonomi nasional suatu negara termasuk Indonesia. Perjuangan para mantan Jugun Ianfu dari berbagai negara dianggap seperti angin lalu saja bagi pemerintah Jepang. Para mantan Jugun Ianfu hanya meminta pertanggungjawaban berupa permintaan maaf serta bantuan materi dari pemerintah Jepang. Karena banyak dari mereka yang hidup sengsara dan memerlukan bantuan secepatnya.

                Sejarah telah menorehkan tinta merah dan hanya ketulusan hatilah yang sanggup menghapus kesalahan serta luka yang lama............In memoriam for the victims of Jugun Ianfu in Indonesia. May God bless you and rest in peace.

Misa Natal dalam Tradisi Lokal

                Bunyi gending Jawa mengalun dengan indannya pada perayaan misa Natal yang dilangsungkan di Gereja Darurat Hati Kudus, Desa Ganjuran, Bantul, Yogyakarta. Ribuan umat Kristiani memenuhi setiap ruang yang disediakan di gereja tersebut. Beberapa wanita dalam balutan busana Jawa mengiringi langkah Romo yang akan memimpin jalannya perayaan Natal malam itu.

                Nyanyian liturgi yang dibawakan dalam bahasa Jawa kromo inggil (tingkatan bahasa Jawa yang paling halus) mengiringi pembukaan perayaan Natal malam itu. Sementara para umat duduk lesehan dengan beralaskan tikar dengan atap yang terbuat dari rumbia serta ditopang oleh bambu, yang terkesan sangat sederhana sekali tetapi dibuat dengan penuh sukacita. Mengingatkan akan tempat kelahiran Yesus Kristus yang lahir dalam palungan bukan disebuah rumah sakit bersalin yang mewah.

                Tampak beberapa penari berbusana Jawa memasuki pelataran gereja, mereka menggunakan kebaya berwarna hijau, memakai kerudung berwarna oranye, berkain batik Jawa. Dibelakangnya tampak dua orang penari, seorang pria dan wanita yang mengenakan busana adat Jawa berwarna putih serta menggunakan kain batik layaknya sepasang pengantin dan membawa sebuah boneka yang menggambarkan Yusuf dan Maria membawa bayi Jesus. Sangat unik sekali perayaan misa Natal kali ini

                Perayaan misa Natal kali ini dilangsungkan dalam dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan Jawa. Altarnya sendiri menyerupai sebuah candi Hindu Jawa mengingat Yogyakarta dan sekitarnya terkenal akan keindahan peninggalan candi Hindu dan Budhanya. Candi Hati Kudus mempunya tiga jenjang atap dan didalamnya terdapat arca Jesus yang dibuat dari pahatan batu gunung dan dikalungi rangkaian bunga melati serta taburan mawar beraneka warna di kaki arca tersebut. Hiasan lilin terdapat disekitar muka candi.

Gereja darurat di desa Ganjuran sendiri, semasa gempa bumi besar melanda Yogyakarta dan sekitarnya mengalami kerusakan parah. Saya masih ingat waktu 1 minggu setelah gempa terjadi, saya berkunjung ke Yogya untuk melakukan bakti sosial. Saya menyempatkan berkeliling kota Yogya dengan naik motor bersama teman saya, saya sempat melihat keadaan beberapa tempat ibadah yang rusak karena gempa termasuk gereja di Ganjuran tersebut.

                Hujan mulai membasahi desa Ganjuran, tapi antusiasme umat masih sangat besar.  Liturgi ekaristi (penyatuan diri antara umat dan tubuh Jesus) dimulai dengan gending Jawa serta iring-iringan tarian Jawa dan beberapa diantaranya membawa persembahan berupa rangkaian bunga, buah-buahan, sayur-sayuran, nasi tumpeng dan isinya, minuman anggur yang telah disucikan serta roti kudus (hosti). Setelah diberkahi oleh sang Romo (panggilan imam katolik/pastor dalam bahasa Jawa) dalam  bahasa Jawa Kromo Inggil, roti kudus dibagikan kepada para umat.

Suci, suci, suci

Gusti Allahing Alam Sawegung

Swarga Lan Donya

Penuhing Kamulyan Dalem

Linuhurna, Linuhurna, Ing Salam - Salami

Pinuji Ingkang Rawuh

 

Perayaan ekaristi malam tersebut ditutup dengan pembacaan,

Ayem tentrem, ayen tentrem (salam damai, salam damai)

 

Para umat saling bersalaman-salaman satu sama lain mengucapkan selamat Natal kepara para handai taulan yang hadir malam itu. Umat yang hadir tampak sangat sederhana sekali, mereka tidak memakai gaun malam terbaru buatan perancang terkenal atau jas dengan kemeja serta dasi terbaru. Mereka hanya memakai baju yang sederhana sekali, memakai batik para prianya dan yang wanita tampak memakai atasan kebaya atau baju sehari-hari....tapi tampak bersahaja.          

 

Umat diperciki oleh tirta perwita sari (air suci) yang muncul dari bawah tanah di sekitar gereja dan taburan bunga mawar serta melati. Misa telah berakhir........Gloria In Excelsis Deo..

 

Yogya merupakan sebuah kota yang tidak saya lupakan dalam hidup saya, karena pada tahun 1995 – 1996 saya pernah tinggal di Babarsari – samping Unika Atmajaya. Dari sanalah saya mulai mencintai kota ini, kota yang sangat artistik sekali buat saya dari sisi budaya, arsitektur, keramahan masyarakat lokalnya serta keragaman agama yang saling menghormati satu sama lain. Tidak pernah saya mendengar sebuah tempat ibadah dirusak oleh massa bahkan pada saat krisis bangsa terjadi pertengahan tahun 1998.

 

                Yogya adalah tempat yang aman dan nyaman, berbagai macam umat dan keyakinan hidup berdampingan satu sama lain. Sungguh indah sekali .........

                Apabila kita mengarah ke jalan Kaliurang, disisi kanan jalan akan ditemukan sebuah tempat pendidikan para Romo (Seminari) dan salahsatu teman saya semasa sekolah SMA melanjutkan pendidikannya di seminari tersebut. Saya dulu dari TK – SMA bersekolah di satu sekolah yang sama – sekolah Katolik Marsudirini, walaupun saya dan keluarga adalah muslim. Dulu tradisi misa Natal di sekolah saya masih mendapatkan pengaruh budaya Jawa. Maklum hampir 80% para guru dan bahkan suster (kepala sekolah) sekolah saya berasal dari Jawa (Muntilan, Magelang, Yogya, Solo, dll).

                Saya selalu mengikuti misa Natal setiap malam Natal berlangsung. Pada tahun lalu, misa Natal dilangsungkan di goa Maria, Yogya yang masih bernuansa Jawa. Sedangkan misa Natal pada pagi harinya berlangsung dalam nuansa budaya Sunda yang kental. Maklum misa Natal dilakukan di gereja Katolik Kuningan, Jawa Barat. Dan saya baru tahu bahwa di Kuningan juga terdapat komunitas umat Katolik yang sudah berkembang dari pertengahan tahun 1960an. Sejarahnya dulu seorang keturunan bangsawan yang sangat dihormati di Kuningan harus memilih, karena situasi politik yang tidak menentu saat itu, terutama semasa berkembangnya komunisme di Indonesia.

                Ia dan para pengikutnya memeluk agama Katolik, tetapi sebenarnya agama Katolik sudah berkembang pada masa penjajahan Belanda. Kuningan adalah suatu wilayah pegunungan di selatan kota Cirebon dan dulu kala sering dijadikan tempat peristirahatan oleh para kompeni. Saat ini masyarakat Katolik di Kuningan hidup berdampingan dengan mayoritas masyarakat muslim.

                Beberapa tahun yang lalu, misa Natal dilangsungkan dengan tradisi masyarakat Oseng di Banyuwangi, Jawa Timur. Dikota Banyuwangi juga ada komunitas umat Katolik yang sebenarnya berada di wilayah tapal kuda. Seperti kita ketahui wilayah tapal kuda (Probolinggo, Pasuruan, Jember, Banyuwangi) merupakan tempat mayoritas masyarakat muslim Nadhatul Ulama. Tapi mereka bisa hidup berdampingan, tanpa gesekan yang berarti. Misa Natal kali itu dilantunkan dalam dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Oseng (banyuwangi), unik sekali....

                Bahkan saya baru mengetahui bahwa di wilayah Kampung Sawah, Jatimulya, Bekasi Barat yang notabene hanya berjarak 5 kilometer dari tempat tinggal saya, terdapat sebuah gereja Servitius. Keunikan misa Natal di gereja Servitius atau terkenal dengan nama Gereja Kampung Sawah dilakukan dalam tradisi budaya Betawi. Para umat yang hadir menggunakan kebaya encim serta kerudung bagi yang wanita dan celana batik, baju koko serta kopiah hitam bagi yang pria layaknya masyarakat Betawi.  Lantunan lagu liturgi diiringi oleh gabungan musik tradisional gambang kromong dan juga modern. Inilah keunikan misa Natal jemaat kampung sawah......Mereka hidup ditengah masyarakat Betawi yang mayoritas muslim, sejarahnya jemaat awal kampung sawah adalah para pekerja dari wilayah lain yang datang untuk bekerja di perkebunan kampung sawah pada masa penjajahan Belanda di Indonesia. Kemudian mereka melakukan asimilasi budaya dengan masyarakat lokal.

                Indonesia adalah negara yang paling kaya dimuka bumi ini akan budaya, tiap daerah dan suku mempunyai budaya serta tradisi yang unik. Gereja di Indonesia pun melakukan asimilasi budaya dengan budaya lokal setempat. Dan bahkan semasa saya tinggal di Bali, gereja Katedral di Denpasar sangat unik sekali, dibuat seperti sebuah pura umat Hindu.

                Keragaman budaya kita memang sangat indah sekali, walau diklaim oleh negeri jiran sekalipun....Indonesia is the best. Malam ini adalah Natal 2007 yang berlangsung dengan khidmat dan lancar, bahkan hujan hanya turun sebentar saja. Mudah-mudahan Indonesia selalu diberkahi, masyarakatnya senantiasa hidup makmur serta rukun berdampingan, saling menghormati satu sama lain dan dihindarkan dari musibah bencana alam, tanpa teror bom, dan lain sebagainya. Semoga kita semua selalu dilindungi oleh Tuhan Yang Maha Esa. Amien...........MERRY CHRISTMAS for those who celebrate it.

 

 

Sisi Gelap Kehidupan dalam Sebuah Sinema "The Photograph"

                Pertama kali saya membaca resensi mengenai film tersebut di sebuah harian lokal yang terbesar di Indonesia dan diletakkan pada halaman pertama pada hari Minggu sekitar pertengahan bulan Juli 2007 yang lalu. Jarang sekali sinema nasional yang diulas pada halaman pertama sebuah koran Kompas, apabila film tersebut tidak memiliki sesuatu yang menarik untuk disaksikan.

                Akhirnya saya sempat melihat film The Photograph di blitz megaplex grand Indonesia beberapa waktu yang lalu, karena hanya blitz yang menayangkan film ini dan tidak dijaringan bioskop yang lain, ironis memang. Film ini besutan sutradara wanita Indonesia yang cukup terkenal, Nan T. Achnas.

                Film ini dibintangi oleh biduan wanita yang masih muda dan buat saya dia cukup cantik, Shanty serta ditemani oleh seorang aktor gaek Singapura yang cukup terkenal, Lim Kay Tong. Skenario film ini saja sudah memenangi penghargaan dari negri kincir angin sehingga berhasil memperoleh dana untuk dibuatkan dalam bentuk gulungan film.

                Film ini mengkisahkan tentang kehidupan dua manusia yang berlainan tetapi sebenarnya masing-masing mempunyai kesamaan yaitu sisi gelap kehidupan. Cuma yang membedakan adalah cara mereka memandang sisi gelap suatu kehidupan. Pak Johan – yang seorang fotografer keliling dan hidup kekurangan memandang masa lalunya adalah sesuatu yang kelam dan merupakan hukuman untuknya.

                Sementara Sariah alias Sita adalah seorang wanita Jawa dari kampung yang harus mencari uang sebagai penyanyi di klub karaoke serta terkadang harus menjajakan dirinya hanya untuk membiayai neneknya yang sedang sakit serta anaknya Yani yang masih berusia lima tahun, yang hidup terpisah dari Sita. Sita adalah sesosok yang tegar dan memandang sisi gelap hidupnya sebagai sebuah cobaan yang harus dia lalui.

                Nasib yang mempertemukan Sita dan Pak Johan. Permainan cantik yang ditampilkan oleh Shanty membuat saya kepincut dan meyakinkan saya bahwa Shanty akan menerima piala Citra di FFI 2007. Walau akhirnya tidak ada satu nominasipun yang diraih oleh film ini. Tanya kenapa??? Padahal Shanty tampil sangat sederhana, bermain natural dan berusaha untuk melafaskan logat Jawa – Indonesia pada saat berbicara. Shanty sepertinya lebih bagus untuk menjadi seorang aktris film dibanding menjadi seorang penyanyi. She’s a raising star in movie......satu atau dua tahun lagi, saya yakin Shanty akan menjadi salahsatu pemain film wanita terbaik yang dimiliki oleh Indonesia diawal abad 21 ini.

                Saya sendiri tidak tahu mengapa harus Lim Kay Tong yang harus berperan sebagai pak Johan, yang hasilnya beliau agak menemukan kendala untuk berbahasa Indonesia yang seharusnya dapat dilafaskan dengan sedikit logat Jawa Tengahan. Walaupun memang pak Johan merupakan imigran dari Cina tapi bukan berarti ia tidak bisa berasimilasi dengan budaya lokal. Karena saya tahu bahwa masyarakat keturunan Tionghoa yang menetap di Semarang, sudah sangat nJawani banget istilahnya alias mereka lebih suka berbicara dalam bahasa Jawa dibanding dengan bahasa mandarin atau kanton.

            Tapi memang Lim Kay Tong sendiri bermain sangat apik, sesuai skenario...seorang yang misterius dan jarang bicara, lebih banyak bahasa tubuh yang ditampilkan. Satu hal lagi yang patut diacungi jempol adalah penampilan Indy Barens yang berperan sebagai sahabat Sita. Indy bermain cukup apik dan pada saat berbicara menggunakan campuran bahasa Jawa dan Indonesia. Mungkin suatu saat, Indy akan dilirik oleh produser film lainnya...she’s very talented.

                Lukman Sardi pun bermain apik dan berperan sebagai tokoh antagonis di film ini. Saya suka dengan permainan film Lukman semenjak ia membintangi film GIE beberapa tahun yang lalu serta film 9 NAGA. Tidak heran apabila tahun 2007 ini, Lukman mendapatkan anugrah piala Citra sebagai kategori aktor pembantu pria terbaik dalam film NAGABONAR jadi DUA.

                Dan ada beberapa peran cameo lain seperti Nicholas Saputra yang tampil sangat cantik sebagai seorang waria (beneran cuantik lho....), Indra Bekti sebagai seorang yang buta warna dan beberapa artis sebagai cameo lainnya. Tapi kenapa nama Nicho, Indy dan Indra ditempatkan pada halaman sampul depan film The Photograph? Mungkin untuk meraih minat penonton yang notabene sangat terbatas penontonnya untuk film berat dan seartistik ini.......mungkin yang suka hanya saya, teteh dini, ira, soni, TJ, teman saya yang lain dan beberapa penonton JIFFEST lainnya.

                Pesan yang ingin disampaikan oleh film ini adalah sederhana, bahwa sebagai manusia biasa harus selalu menatap masa depan, menyimpan masa lalu sebagai pendewasaan serta selalu optimis. Dan sebuah foto bisa menceritakan beribu pengalaman berharga........hmm masih ingat khan dulu waktu belum era kamera digital, betapa susah payahnya kita mengambil foto, terus mencetaknya, terus memasukkannya ke dalam album, terus diperhatikan, terus diingat dan seterusnya.........a moment to remember.

                Sangat saya sayangkan film ini tidak meraih kategori sinematografi terbaik tahun ini, tapi saya doakan semoga film ini memenangkan beberapa penghargaan film internasional lainnya....mungkin piala Oscar 2008 untuk film berbahasa asing terbaik....Amien.

                Salahsatu yang saya sukai dari film ini adalah penggambaran sisi kota tua Semarang yang sangat artistik, entah kenapa dari dulu saya suka bangunan tua kota Semarang dan jalan-jalannya yang vintage. Tidak ada satupun kota tua di Indonesia yang memiliki kompleks bangunan tua yang sangat luas selain Semarang dan Jakarta. Tapi bangunan tua di Semarang masih banyak yang terawat dan digunakan sampai sekarang. Lokasi ini banyak digunakan untuk shooting beberapa film seperti GIE, Kala, dll.

                Oh iya yang mau membeli VCD film The Photograph, kalian bisa temukan di Disc Tarra atau toko kaset lainnya dan mungkin bentar lagi akan dijual di gerai Alfa Mart terdekat. Jangan beli yang bajakan yakh....cintai film Indonesia karena VCDnya murah Cuma Rp 29,000,-nett kog...masih mau yang beli bajakan. Kalau film Holywood nggak apa-apa dekh beli bajakannya di mal ambasador dekat pintu masuknya dan Cuma seharga Rp 10,000/keping DVD, karena Holywood kaya raya termasuk para artis-artisnya.........hehehee... seperti teman saya satu kantor yang anti produk bajakan, karena menurut kepercayaan yang dianutnya, membeli produk bajakan adalah DOSA........

                Kebayang yakh kalau setiap orang kayak teman saya di kantor, para pedagang tidak ada yang jual bajakan mulai dari tas branded, sepatu branded, DVD/VCD, parfum, dll. Semua orang jujur and everybody loves irene..............lho!!

 

Thursday, December 20, 2007

Letto vs Nidji

Album yang pertama kali saya beli adalah Nidji.......saya tau nidji sewaktu masih cupu banget dan belum terkenal. Waktu itu saya masih kerja disebuah maskapai asing yang berbasis di Indonesia. Saya waktu itu mengantarkan group Nidji di bandara Soeta (Soekarno Hatta), mereka hendak mengadakan sebuah konser perdana mereka diluar Jakarta waktu itu. Mereka tampak masih malu-malu dan saya berkesempatan mendapatkan sebuah CD gratis dari mereka waktu itu.........selang 1 minggu kemudian baru saya bisa memutarkan keping CD mereka. Dan pertama kali saya mendengarkan lagu-lagu mereka, saya langsung jatuh cinta.

Ada 10 buah lagu didalam CD tersebut.....saya begitu yakin bahwa mereka akan ngetop. Dan segera saya posting di sebuah milis kecil yang berisi teman2 dekat saya. Bahwa CD Nidji was a must to buy!!!!

Teman-teman saya pun banyak yang nanya, group apa yakh??? Saya hanya bisa jelaskan bahwa group tersebut beraliran britpop. Dan benar saja tebakan saya, nama Nidji semakin meledak dipasaran.......album mereka meraih double platinum.......

Suatu hari, saya mendengarkan sebuah soundtrack sebuah sinetron semasa bulan puasa lalu. Then I just knew that it was sung by Letto.....I know letto for a while, but I dun wanna buy their CD previously, coz I dun wanna spent my money to buy a CD that I dun know their music.

I enjoy their music.........then I bought their CD "Don't make me sad". The result is..I like their songs. Music mereka terasa sangat kontemplatif sekali. Beberapa lagu sangat memikat dari segi komposisi musik yang beragam. Semakin lama saya mendengarkan musik mereka semakin saya mencintai lagu-lagu mereka...salahsatu fav saya di album kedua mereka adalah (I bold the title),

  1. My Liberty, Good Bye
  2. Sebelum Cahaya
  3. Hantui Aku
  4. Memiliki Kehilangan
  5. Permintaan Hati
  6. Ephemera
  7. Bunga di malam itu
  8. Innosense's Innocence
  9. Rasakanlah Makna
  10. Sejenak
  11. Kau, Aku & Obsesiku
  12. Don't Make Me Sad

satu lagi yang baru 1 bulan ini saya beli adalah album terbaru Nidji "Top Up", ada 12 buah lagu di CD mereka yang baru...tampaknya Nidji agak terburu-buru kali ini dalam menggarap album mereka yang terbaru. Beda sekali dengan album mereka yang pertama, saya sangat bisa menikmati dari lagu pertama hingga terakhir dan they are all good to be listened. Kali ini hanya ada beberapa lagu saja yang menurut saya bagus and here they are,

  1. Penantian
  2. Biarlah
  3. Jangan Lupakan
  4. Cinta tak pernah sama
  5. Airin
  6. Shadows
  7. Pulang
  8. Akhir Cinta Abadi
  9. Never Too Late
  10. Kau yang terindah
  11. Lovers
  12. Arti Sahabat

Masing - masing mempunyai kekuatan tersendiri, Nidji dialbumnya kali ini banyak memuat lagu yang berbahasa Inggris atau campuran antara Inggris - Indonesia (seperti kebanyakan lagu-lagu Japan), but it's good to be internationally acknowledged terlebih lagi lagu mereka dijadikan soundtrack serial Heroes untuk wilayah Asia........tapi sayangnya ada beberapa bagian lagu Nidji diinspirasikan dari beberapa album Britpops such as Keane, Coldplay, etc.....

Sementara Letto sepertinya tahun 2008 nanti akan semakin dikenal dan albumnya akan meraih double platinum........kalau tahun 2007 dimenangkan oleh Nidji, mungkin tahun 2008 nanti akan dimenangkan oleh Letto........who knows? Coba saja dengarkan lagu "Kau, Aku dan Obsesiku".....dijamin lagu ini akan mengajak anda untuk dance....

Jangan beli yang bajakan yakh........beli yang aslinya.........Long Live Indonesian Music.....

 

Tuesday, December 11, 2007

Taman Nasional Gunung Halimun




wah pokoknya keren bangets....ada canopy walk segala dan tenang banget....ada mau ikutan tanggal 21 - 23 Desember 2007 ini???

Monday, December 3, 2007

Ritz Carlton Jakarta




Harga corporate yang saya dapatkan Rp1,6jt/malam. Kamarnya bagus juga dan besar yakh. Bantalnya empuk banget, maklum bulu angsa bukan bantal dari kapuk or bahan sintetis lainnya........hehehhee. But I prefer Dharmawangsa Hotel, It's so me.............hahahahhaa

Sentimental Moment - Jiffest

 


Saturday, 18 Desember 2005
,- It was dark and raining hard, thunders shouted loudly. I grasped two ticket of closing ceremony of Jiffest 2005. Written "Djakarta Theatre 1, 19.00 WIB, The Downfall (Untergang, der)."

Sementara kepastian antara pergi atau tidak masih menjadi pertanyaan dalam hati karena.......

"Ya udah, nggak apa-apa kita pergi nonton aja sebentar lagi. Toh hujan juga mau reda sebentar lagi," kata seseorang disampingku sore itu.

Tapi tetes hujan masih membasahi kaca jendela.

"Okay....kita tunggu dulu yakh. Bentar lagi kita berangkat. Tapi bentar aku mau ambil sesuatu dulu yakh," jawab saya sambil beranjak menuju ke lemari pendingin. Kemudian saya mengambil sesuatu benda yang berwarna biru dari dalam freezer dan selembar handuk kecil berwarna putih. Dan kedua benda tersebut saya masukkan kedalam kantong plastik sambil saya tambahkan beberapa bongkahan es batu.

Saya kembali kedalam kamar tidurnya dan mengajaknya segera bergegas. Kami berdua segera menuju ke lantai parkir basement sambil saya menentang tas plastik.

Dalam sekejap lift membawa kami ke basement 2 dan kami berdua menuju ke dalam mobil.

Ternyata malam itu Jakarta setelah badai, jalanan cukup macet. Dari tempat kami beranjak di kawasan Sudirman ke area Djakarta Theatre memakan waktu hampir 30 menit lebih. Setelah berputar dua kali di area parkir samping Djakarta Theatre, akhirnya saya berhasil menemukan sebuah tempat parkir mobil.

Kami berdua segera beranjak keluar dan saya tidak lupa membawa sesuatu yang dari tadi sudah saya siapkan. Sambil melindunginya dari rintik hujan, kami berdua bergegas menuju ke ruangan theater 1 tempat acara penutupan Jiffest 2005 berlangsung.

Sial bagi kami, acara penutupan sudah berlangsung dari tadi dan saat ini yang tersisa adalah pemutaran film "The Downfall" - sebuah film semi dokumenter tentang kisah hari terakhir Hitler di saat-saat akhir kekuasaannya.

Dan lebih sialnya malam itu kursi yang tersisa hanyalah deret paling depan sebelah kiri. Dengan teramat terpaksa, saya dan pacar saya harus menenpai kursi tersebut. Kami bagaikan berada disebuah tembok besar yang bercahaya.

Kebetulan tema film tersebut menceritakan tentang kisah Hitler di era Perang Dunia ke II, bunyi senapan serta suara percakapan disebuah ruang theater dengan sistim dolby stereo cukup menggangu kami berdua. Terlebih pacar saya yang dulu mengidap penyakit kanker otak stadium 3, sehingga mengakibatkan suara yang berlebihan cukup menggangu psikisnya.

Saya segera mengeluarkan sesuatu dari kantong plastik yang saya bawa, sebuah alat kompres yang berisi air beku serta handuk warna putih kecil. Benda tersebut segera saya tempelkan di belakang kepala pacar saya, agar mengurangi rasa sakit yang muncul.

Saya mendekapnya dengan erat dan sambil tangan kiri saya menempelkan alat kompres tersebut. Saya tahu ia menahan sakit yang luar biasa malam itu dan saya tahu dari raut wajahnya yang pucat. Tapi ia masih mau menemani saya malam itu untuk melihat malam penutupan.

Setiap ada dentuman meriam atau bunyi senapan, ia tampak meringis. Bukan karena ngeri tapi karena bunyi yang cukup menganggu. Seandainya kami mendapat tempat yang lebih nyaman, mungkin bunyi yang ditimbulkan tidak terasa menganggu. Belum lagi dengan tampilan layar yang besar di depan mata kami, sangat menggangu sekali.

Film sudah berjalan hampir 30 menit lebih, dan saya berbisik,"Kita pulang yuk!"

Ia terbangun sejenak dan melihat kearahku,"Tapi filmnya khan belum habis."

"Nggak apa-apa. Kasihan kamu. Aku bisa cari DVDnya nanti koq. Kita pulang sekarang yuk."

Setelah memasukan alat kompres dan handuk kecil kedalam kantong plastik, saya menuntunnya beranjak pergi. Tangga demi tangga kami lewati perlahan-lahan, sesekali saya menengok kebelakang untuk melihat sekilas film tersebut yang masih diputar semasa saya meninggalkan gedung teater tersebut.

"Maaf yakh, kamu nggak bisa sampai tamat lihat filmnya."

"Nggak apa-apa, khan aku udah bilang tadi. Nanti aku beli DVDnya, kita nonton sama-sama nanti yakh," jawabku sambil tersenyum. Dan kami kembali menuju kepelataran parkir lt. 2 Djakarta Theater. Saya tahu bahwa dia melakukan yang terbaik buat saya malam itu, walau kami hanya sempat menyaksikan pemutaran film tersebut beberapa saat.


Jiffest 2006
, - tanpa terasa sudah setahun berlalu. Kenangan saya dan mantan pacar saya sudah saya kuburkan dalam-dalam. Ia sudah hidup berbahagia di alam yang berbeda dan untuk sementara waktu kami tidak akan bertemu dulu.

Kali ini, perusahaan tempat saya bekerja menjadi media partner acara Jiffest 2006 kali ini. Dan kami mengadakan acara nonton bareng dan saya harus menjadi MC dadakan pagi itu di Djakarta Theater 3. Hmm....saya terpaksa menjadi MC pembuka acara nonton bareng film "The Matador".

Malam berikutnya, saya, teteh dini dan seorang teman hendak menonton sebuah film drama komedi yang selama ini saya tunggu-tunggu setelah membaca sipnosisnya - The Tiger and The Snow (La Tigre e la neve) . Film yang diperankan oleh Roberto Benigni (salahsatu aktor favorit saya) mencibir tentang  para tentara amerika di Irak (sebenarnya cibiran untuk pemerintah US). Film yang berdurasi 114 menit ini, sangat kocak sekali hingga salahsatu teman saya tertawa terbahak-bahak sampai beberapa orang didekat kami melihat ke wajah teman saya...........hahahaaa... but it's okay. It was really funny. Benigni played so brilliant. I liked the soundtrack and hope I could buy the soundtrack.

The closing ceremony was coming, I was queeing among the viewers in front of the Djakarta Theater's gate. The same place like it was. Saya belajar dari tahun lalu, saya datang lebih awal agar bisa dapat tempat duduk yang nyaman and this time I was alone.

"The Black Book - Zwartboek" - salahsatu film termahal yang dibuat oleh sineas negri kincir angin, Belanda akan menjadi film penutup malam itu. Film yang minim sensor ini snagat menarik sekali. Film ini menceritakan kembali tentang kisah kehidupan seorang wanita Yahudi yang berjuang untuk bangsanya dari penjajahan Nazi, menjadi mata-mata untuk gerakan bawah tanah pro Belanda dan diakhir era penjajahan Nazi di Belanda ia dikhianati serta dituding sebagai gundik Nazi. Alhasil ia digunduli dan disiksa, hanya karena ia mengetahui tentang suatu rahasia. Tapi kebenaranlah yang muncul, ia dibebaskan dari segala tuduhan. Film yang berbudget besar ini, layak untuk menjadi film penutup malam itu.

Sungguh indah dari sisi sinematographinya serta lakon para pemainnya dan lebih indah lagi apabila malam itu disamping saya ada yang menemani. Dan mungkin mantan pacar saya malam itu memang sedang menemani saya .........karena sebenarnya saya memegang dua tiket malam penutupan. Tapi tidak ada satupun sahabat saya yang bisa menemani malam itu............

Entah kejutan apa lagi di jiffest tahun ini.......but am so excited to feel and be there...........cheers Jiffest 2007.........

 

Thursday, November 29, 2007

Warna Air Danau Batur Berubah

Fenomena alam yang cukup ganjil yakni berubah-ubahnya warna air kini muncul di permukaan Danau Batur, di kawasan wisata Kintamani, Kabupaten Bangli, sekitar 75 Km timur laut Denpasar.

Permukaan air danau yang selama ini berwarna biru atau putih bening di bagian tepinya, sejak awal pekan berubah warna menjadi coklat atau hijau kekuning-kuningan.

Beberapa warga yang bermukim di kawasan Danau Batur ketika dihubungi, Kamis, menyebutkan bahwa sebagai warga sempat merasa cemas atas berubah-ubahnya warna air danau tersebut.

"Kami takut kalau air danau yang merupakan sumber air bersih warga selama ini, tiba-tiba mengandung racun atau unsur yang membahayakan lainnya," kata Nyoman Dangan, penduduk yang bermukim di tepi barat Danua Batur.

Senada dengan Nyoman Dangan, Gede Tindih, tokoh masyarakat Kintamani yang juga mantan anggota DPRD Bangli, mengatakan, terkait munculnya kecurigaan warga terhadap kemungkinan air danau membahayakan, perlu dilakukan upaya penelitian oleh pihak yang berwenang.

"Kami harapkan yang berwenang dapat melakukan penelitian secepatnya," kata Tindih sembari menambahkan, jangan lantas setelah membawa musibah, baru terpikir untuk melakukan tindakan.

Menurut dia, air danau yang tiba-tiba keruh atau mengalami perubahan dalam beberapa warna belakangan ini, perlu secara cepat disikapi oleh yang berwenang.

"Siapa tahu memang tercemar gas atau cairan beracun, atau juga sebagai pertanda adanya letusan gunung di dasar danau, mengingat Dabau Batur terletak di bagian kaki Gunung Batur yang dikenal aktif," katanya.

Linggih mengatakan, bisa saja air danau berubah warna karena adanya lubang solfatara gunung api aktif di dasar danau, atau tumbuhnya plankton dalam jumlah yang besar di air danau.

"Semua itu saya pikir bisa mengubah warna air danau. Namun demikian, ini kan baru sebatas dugaan. Karenanya, perlu dilakukan penelitian," ucapnya menandaskan

Nominasi FFI 2007

Menurut catatan dewan film nasional, tahun ini telah beredar 29 judul film dengan tema sebagian besar percintaan dan fenomena film horror.

Nagabonar 2 sendiri telah mencatat sukses yang cukup besar dari jumlah penonton...dan mungkin akan banyak membawa pulang banyak piala Citra tahun 2007 ini....

Selain itu saya pribadi turut bangga karena banyak sineas-sineas muda yang telah menghasilkan film-film yang cukup berbobot dan film Indonesia suatu saat nanti akan kembali merajai bioskop2 21 dan blitzmegaplex.

berikut ini nominasi FFI 2007 yang akan datang dan yang saya 'bold' kemungkinan akan menjadi pemenangnya,

Film Terbaik
Kamulah Satu-Satunya
Mengejar Mas-Mas
Merah Itu Cinta
Naga Bonar Jadi 2
Get Merried

Pemeran Utama Wanita
Acha Septriasa (Love Is Cinta)
Dinna Olivia (Mengejar Mas-Mas)
Marsha Timothy (Merah Itu Cinta)
Nirina Zubir (Kamulah Satu-Satunya)
Poppy Sovia (Mengejar Mas-Mas)

Pendukung Pria
Adi Kurdi (Anak-Anak Borobudur)
Garry Iskak (D Bijis)
Jaja Mihardja (Get Married)
Lukman Sardi (Naga Bonar Jadi 2)
Wingky Wiryawan (Badai Pasti Berlalu)

Pendukung Wanita
Henidar Amroe (Love is Cinta)
Ira Wibowo (Mengejar Mas-Mas)
Meriam Bellina (Get Merried)
Shanty (Kala)
Shanty (Maaf Saya Menghamili Istri Anda)

Penata Artistik

Allan  Sebastian (Get Merried)
Allan  Sebastian (Kamulah Satu-satunya)
Rico Marpaung (Merah Itu Cinta)
Samuel Wattimena (Naga Bonar Jadi 2)
Wencislaus (Kala)

Editing
Cessa David Luckmansyah (Get Merried)
Monty Tiwa/Cindy RA (Mengejar Mas-mas)
Sastha Sunu (Merah Itu Cinta)
Tito Kurnianto (Naga Bonar Jadi 2)
Wawan I Wibowo (Kala)

Penulis Skenario
Arswendo (Anak-anak Borobudur)
Monty Tiwa (Mengejar Mas)
Musfar Yasin (Naga Bonar)
Musfar Yasin  (Get Merried)
Raditya Keymangunsong (Kamulah Satu-satunya)
 
Penata Musik
Addie MS (Cinta Pertama)
Andi Rianto (Mengejar Mas-Mas)
Bobby Surjadi (Badai Pasti Berlalu)
Bongky BIP (Kamulah Satu-satunya)
Dian HP (Love is Cinta)
 
Film Dokumeter
Cita-citaku:Aku Ingin Jadi Tentara (Gatut Mukti dan Delviyandi)
Bisnis Narkoba di Penjara- (Darussalam)
Di atas Rel Mati (Nur Fitriah/Weldy Handoko)
Gemala Meragi Nusantra (Dharma Maulana)
Sang Budha Bersemayam di Borobudur (Marselli Sumarno).
 
Film Pendek
Bahan Bakar Tinja (Hidayat Priyo)
Belenggu (Donald TK)
Karena Aku Sayang Markus (Magira C Noor)
Merah Putih di Jam 7 (Chrish Oscario)
Sayap Untuk Laras (Garga Keanardo)

Tuesday, November 27, 2007

Jak Jazz 2007




Jak Jazz 2006 was the best, this moment was not awesome. Still I respect to the commitee of Jak Jazz.

Thursday, August 23, 2007

Museum Bank Indonesia




This museum had been soft opened since December 2007, the old Dutch Colonial building used to be a hospital. Then it also used to be the Javanische Bank. This is one of the best museum in Indonesia. The renovation has spent millions of rupiah. Censors and 3D display are developed to satisfy the visitors.

Sunday, August 12, 2007

Explore North Jakarta - "Si Pitung "Robinhood Betawi" dan Marunda Kini"




Kawasan Marunda menyimpan banyak situs bersejarah yang kini semakin terlupakan oleh kehidupan metropolis. Disini kita bisa menyaksikan sejarah Jakarta yang sebenarnya.....Masjid, Vihara dan rumah Si Pitung menjadi saksi bisu berdirinya Jakarta tempo dulu.....

Wednesday, August 8, 2007

Cagar Alam Pangandaran




Cukup dengan sewa perahu seharga Rp 40 - 50rb....bisa menikmati cagar alam yang berpasir putih dan banyak rusanya.....it's a great experience....u can enjoy the sunset here......