Saturday, June 28, 2008

The Broken Wings

Suatu sore Rama bertemu dengan Sharon disebuah mall di Jakarta. Selepas pertemuan itu, hubungan Rama dan Sharon menjadi akrab dan mengarah ke hubungan yang serius. Hingga suatu saat Rama baru tahu bahwa Sharon menderita sakit kanker stadium tiga.

Rama harus memilih apakah ia harus meninggalkan Sharon?
Apakah kekuatan cinta bisa membuat segalanya berjalan dengan mulus?
Hanya manusia dan Tuhan yang tahu sebuah arti kebenaran...

The Broken Wings, based on a true story....

Tuesday, June 17, 2008

Gedung Sate




Menu of the day.....Gedung Sate Bandung. Udah lama pengen kesini dan baru kesampaian hari ini. Berhasil masuk kedalam parkiran dengan pura2 jadi pegawai yg mau ngantor....hahahhaa....

Saturday, June 14, 2008

Albino in Tanzanian are being hunted for a murder

Albino atau warna kulit pada manusia sehingga tidak mempunyai warna kulit seperti ras mereka. Seperti sebuah artikel yang baca tadi malam di sebuah harian international – International Herald Tribune. Disebuah negara benua hitam Afrika yaitu Tanzania, mereka yang mengalami kelainan warna kulit atau albino, kini nyawa mereka terancam. Seperti yang telah dilaporkan bahwa menjadi albino adalah sebuah aib bagi kebanyakan keluarga di Afrika. Dan menurut laporan medis di Amerika Serikat sendiri bahwa setiap 1 kelahiran dari 20.000 kelahiran/tahun ditemukan kasus albino. Dan banyak dari mereka yang juga mengalami kanker kulit pada usia muda karena adanya kelainan pigmen di tubuh mereka.

            Sementara di Tanzania, sudah ditemukan 19 korban albino yang tewas akibat dibunuh dan dimutilasi oleh orang tidak dikenal. Kasus ini mencuat semenjak berkembangnya kepercayaan di masyarakat bahwa bagian tubuh manusia albino akan membawa rezeki. Kepercayaan ini merebak disebagaian besar masyarakat Afrika yang buta huruf dan masih percaya pada agama animisme – dinamisme serta praktek perdukunan.

            Seperti yang diutarakan oleh Yusuph Malogo, seorang Albino Afrika yang bekerja sebagai petani. Ia menceritakan sebelumnya ia bisa hidup tenang dan kini setiap berbelanja kebutuhan pertanian di kota, ia merasa sangat tercekam dan puluhan mata memandangnya seakan ia adalah target pembunuhan selanjutnya. Karena ia merasa dihantui oleh perasaan takut maka ia selalu membawa senjata berupa parang tajam kemanapun ia pergi.

            Menurut polisi Tanzania, mereka saat ini sedang mencari biang keladi merebaknya kepercayaan yang membahayakan ini. Disebuah desa, polisi menemukan bagian tubuh seorang wanita albino berumur 40 tahun yang sudah dimutilasi. Polisi menemukan beberapa bagian tubuh  seperti tangan, bola mata, payudara serta kaki wanita afrika albino tersebut.

            Dan bahkan kini ketakutan tersebut sudah menyebar di negara tetangga mereka yaitu Kenya. Para Albino Kenya kini juga memilih untuk tinggal dirumah saja dan tidak akan keluar rumah kecuali ada suatu keperluan yang sangat mendesak.  Beberapa rumor yang disebarkan oleh para dukun yang tidak bertanggungjawab tersebut adalah apabila memancing ikan dengan menggunakan kepala orang albino, maka mereka akan kaya. Dan apabila menebarkan darah orang Albino di kebun mereka, maka mereka akan menemukan tambang emas dan menjadi kaya. Menjadi kaya mendadak dengan menggunakan bagian tubuh orang Albino adalah sebuah alat rekayasa para dukun yang manjur untuk membuat para dukun itu sendiri cepat kaya. Karena hampir sebagian  masyarakat Afrika berada dibawah garis kemiskinan, kelaparan, bodoh dan buta huruf serta dilanda bencana alam dan perang antar suku/ras.

            Mluge, seorang pejabat pemerintah di Tanzania yang juga mempunyai seorang putra dan putri albino, sangat mengkhawatirkan akan nasib kedua anaknya. Disebuah cafe, ia mendengar sendiri bisik-bisik bahwa bagian tubuh para albino dibayar sangat mahal dan bisa mendatangkan kekayaan dengan segera apabila memilikinya. Kini para Albino Tanzania hidup dalam ketakutan karena selain mereka tidak mempunyai biaya untuk membeli krim pelindung kulit dari sengat matahari yang terik di Afrika juga tidak mempunyai biaya untuk membeli bahan sandang yang nyaman untuk digunakan sebagai pakaian. Serta umur mereka yang tidak akan panjang karena kanker kulit. What a difficult life!!

Friday, June 13, 2008

Masjid Biru - Islamic Centre Jakarta




The Blue Mosque, sebutan untuk masjid ini yang berdiri di lahan bekas lokalisasi WTS terbesar di Asia Tenggara yaitu Kramat Tunggak, Tanjung Priuk,Jakarta Utara.

Sejarah panjang tempat prostitusi terbesar di ibu kota Jakarta itu kini telah terkubur dan tinggal sebuah kisah-kisah masa lalu yang kelam. Potret hitam Kramat Tunggak sudah empat tahun terakhir ini berubah.

Wisma-wisma yang dihuni penjaja seks dan mucikari pun sudah lenyap. Wanita penjaja seks pun sudah meninggalkan lokasi itu. Kisah-kisah pembunuhan dan penjambretan pun menjadi kisah masa lampau. Kramtung pernah dihuni oleh 1.615 wanita tunasusila, 258 germo, 700 pembantu pengasuh, 800 pedagang asongan, serta 155 tukang ojek dan tukang cuci.

Namun, yang jelas dan pasti, lokalisasi pelacuran yang sudah ada pada tahun 1970-an itu telah lenyap dari tanah Kramtung. Yang ada sekarang ini adalah bangunan Jakarta Islamic Centre yang berdiri megah dengan sebuah bangunan masjid. Perubahan yang ada bak bumi dan langit.

Sebuah masjid besar dibangun dengan kubah seperti di masjid biru Turki. Kubah masjid ini dari jauh memang mengingatkan saya pada masjid yang dibangun di era Kesultanan Turki. Arsiteknya sengaj emmbuat kubah ini berwarna abu-abu tua agar kubah masjid ini tidak cepat kotor mengingat daerah Tanjung Priuk dan sekitarnya yang panas dan gersang serta polusi berat sehingga apabila menggunakan warna lain akan mudah kotor. Seuah solusi yang tepat untuk kawasan ini dan mungkin mengingatkan bahwa kawasan ini dulunya memang sebuah lokasi WTS terbesar.

Masjid ini dibangun 3 lantai,lantai pertama digunakan sebagai hall, lantai kedua digunakan sebagai masjid dengan tingkat ketiga untuk jemaah wanita. Pada bagian luar dibangun taman yang cukup indah dengan jejeran pohon kurma dan jejeran garis yang bisa digunakan sebagai batas sholat apabila bagian dalam masjid tidak cukup menampung jemaah yang ingin sholat pada saat hari besar Islam.

Selain itu masjid ini dilengkapi elevator dan akses tangga untuk kaum cacat,sebuah gerbrakan yang sangat baik. Beberapa kaca patri yang snagat indah menghiasi dinding masjid ini. Ruang masjid bagianb dalam cukup luas sebesar 2 x lapangan bola. Dan didalamnya dihiasi kubah berwarna biru,itu sebabnya saya menyebut masjid ini sebagai masjid biru.

Karena cahaya matahari yang timbul dari kaca patri di atas kubah masjid memberikan semburat warna bitu akibat warna dalam kubah berwarna biru. Bagian dalam kubah ini ditopang oleh ribuan besi baja berbentuk kubus dan segitiga. Dan ini beda arsitek masa lalu dan sekarang. Di masjid biru turki,kubah tidak ditopang oleh rangkain besi baja, tetapi soko guru yang terletak di pinggir masjid seperti di Istiqlal dan di masjid ini ditopang oleh rangkaian besi baja yang kokoh.

Puluhan lampu hias diatap kubah masjid menjadi hiasan tersendiri. Era tehnologi juga memenuhi isi masjid ini seperti adanya dua buah layar ukuran 3 x 4 m yang disorot oleh LCD proyektor sehingga dapat digunakan untuk acara keagamaan.

Tinggi atap dari dasar lantai ke kubah setinggi 50 m sehingga menyebabkan sirkulasi udara juga cukup baik. Dibagian depan masjid terdapat 3 buah Alquran ukuran raksasa yang ditutup dengan plastik dan kaca.

Saya berharap kebersihan masjid tetap terjaga dan juga bangunannya. Dan sebenarnya masjid ini dapat dijadikan sebagai tempat wisata yang baru di wilayah Jakarta Utara. Well....as we know....no body cares about it. Padahal tidak jauh dari masjid ini hanya berjarak 2 km terdapat sebuah gereja Portugis tertua di Jakarta dan dari sinilah musik keroncong berasal. Dan tidak jauh dari lokasi gereja tersebut terdapat lokasi sungai kecil yang sebenarnya sebuah saluran irigasi yang dibangun oleh Kerajaan Tarumanegara,karena adanya prasasti Candrabaga.Kalau pemerintah sadar khan bisa dijadikan satu paket wisata religi dan sejarah. Kapan yakh???

Tuesday, June 3, 2008

Spiritual Journey - Masjid Kubah Emas




Finally, setelah sekian lama semenjak diresmikan akhir bulan Desember 2007 baru kali ini saya bisa menginjakkan kaki di masjid yang fenomenal di Indonesia - Masjid Kubah Emas di Limo, Depok, Jawa Barat. Masjid yang didirikan dengan dana pribadi oleh Ibu Hj. Dian Djuriah Maimun Al Rasjid (52), pengusaha asal Banten dan konon bersuamikan orang Arab Saudi yang mempunyai bisnis oil and gas di Singapore.

Masuk ke dalam masjid ini bagi pengendara motor harus ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 1 km dari pintu gerbang dan apabila membawa mobil ada parkir khusus yang terletak di samping masjid dan di belakang masjid. Saya sarankan untuk tidak mengunjungi masjid ini pada saat hari libur. Karena dipastikan akan ramai oleh pengunjung dari luar kota dan bahkan juga dari Jabodetabek. Karena masjid ini menjadi obyek wisata terbaru di Depok, Jawa Barat.

Yang membuat fenomenal adalah kubah emasnya yang memang gold plated 18 karat yang terdiri dari 1 kubah besar dan 4 kubah kecil dengan atap bawang seperti masjid di Persia, Aceh dan Malaysia. Sementara didalam masjid ada beberapa ornamen yang juga dilapisi oleh emas seperti beberapa tulisan dalam Al'Quran di dalam lengkungan kubah serta tempat berkotbah bagi Imam.

Dibawah lengkungan kubah terdapat lampu gantung yang diimpor langsung dari Itali dengan berat beberapa ton, It's so huge!! Sehingga tidak heran apabila dilarang membawa kamera digital dan dalam masjid diberi kamera pengintai. Tapi siapa sikh yang mau mengambil emas di rumah Tuhan, kecuali orang sakit jiwa....hehehhehe....

Dari segi arsitektur, masjid ini mempunyai beberapa kekurangan salahsatunya yaitu ventilasi udara. Karena dindingnya juga dilapisi marmer serta atap yang tidak terlalu tinggi serta tidak terbuka sehingga menyebabkan uadara didalam masjid agak panas. Pemilik masjid sudah mencoba untuk memecahkan masalah dengan menggunakan ventilated fan agar udara pengap bisa dikeluarkan sementara udara segar bisa dimasukkan. Perbedaan antara masjid ini dengan masjid Istiqlal yang diarsiteki oleh insiyur FX Silaban - seorang Katolik, adalah dimana beliau bisa mengadaptasi arsitektur masjid di tanah suci - Mekkah dan Madinah untuk bangunan di iklim tropis. Beliau membuat masjid Istiqlal semi terbuka, dimana memungkinkan udara segar masuk dari segala arah. Sehingga para jamaah tidak merasakan udara lembab di iklim tropis. Dan tidak jarang para jamaah sehabis sholat meneruskan dengan tidur-tiduran di dalam masjid Istiqlal karena udara segar yang masuk benar-benar membuat nyaman. Selain itu tinggi atap dari lantai sengaja dibuat sangat tinggi sekitar 25 - 30 m dalam masjid Istiqlal sehingga udara lembab bisa langsung naik ke atas dan dikeluarkan dari kisi-kisi bangunan yang berbentuk segiempat dengan lapisan baja anti karat.

Sementara di masjid kubah emas ini, perkiraan saya tinggi atap ke lantai dasar sekitar 15 - 20 m dan sisi bangunan memang dibuat jendela tapi tidak semua jendela terbuka sehingga menyebabkan udara lembab tidak keluar.

Ada satu hal yang saya suka adalah berupa bangunan untuk mengambil air wudhu masih mengambil satu hal tradisional yaitu diberikannya aliran air untuk tempat pijakan jemaah yang selesai berwudhu. Tidak semua masjid modern mengaplikasikan hal seperti ini. Ceruk yang berisi air di tempat keluar lokasi wudhu hanya terdapat di masjid kuno seperti di masjid demak, masjid kasultanan yogya, masjid lama banten dan masjid kuna lainnya. Ada keuntungan tersendiri dengan adanya ceruk yang berisi air ini, karena pengunjung dari dalam masjid dan keluar akan melewati lantai marmer yang diterpa sinar matahari yang panas. Sehingga menyebabkan lantai marmer cukup panas untuk dipijak, walau pengelola masjid sudah memberikan tempat pijakan, alhasil ceruk air ini bisa mendinginkan kaki yang kepanasan untuk pengunjung yang ingin mengambil sepatu atau sandal didalam lokasi penitipan yang berada dekat dengan lokasi wudhu.

Lokasi masjid juga sangat resik.....lebih resik dari masjid Istiqlal. Jejeran pohon palem, mangga, bunga-bungaan dalam pot tertata rapi. Dan saya menyayangkan dengan pepohonan yang ditanam bukan pohon peneduh tetapi pohon hias seperti palem serta bunga dalam pot. Seharusnya pemilik masjid bisa memberikan kanopi yang dihiasi tanaman bunga rambat atau pohon peneduh seperti pohon ki hujan dari mulai pintu gerbang utama untuk mengurangi panas terik. Sangat kontras sekali, padahal tidak jauh dari lokasi masjid tepatnya dibelakang masjid terdapat Kampung 99 yang sangat hijau royo-royo dimana penduduknya melestarikan pepohonan disepanjang sungai yang mengalir dekat dengan kampung mereka.

Bagian belakang masjid terdapat sebuah hall yang cukup luas untuk menampung jemaah wanita. Dan saya tidak tahu bahwa lokasi ini hanya khusus untuk wanita saja, pria dilarang masuk. Saya masuk bagian belakang melewati samping masjid untuk mengabadikan open hall tersebut, dan hasilnya saya ditegur oleh penjaga masjid untuk segera keluar. How do i know??? There's no sign told me that!!

Tapi sudahlah akhirnya saya puas juga mengabadikan masjid ini baik dari dalam maupun luar masjid. Padahal dalam masjid dilarang membawa kamera digital, beberapa pengunjung mencoba mengabadikan melalui kamera handphone dan saya berhasil memotret dengan kamera canon saya....what a lucky me!!