Wednesday, July 29, 2009

Into the Wild – Exploring Mount Papandayan (part two)




Rasa lelah akibat mendaki gunung hilang seketika berganti dengan kekaguman yang tiada habisnya. Menurut Kang Asep beberapa wisatawan asing sempat berenang didanau kecil itu yang berair hangat, but it’s a big No No for me coz I know it’s an active caldera. Saya cukup memegang air hangatnya saja dan baru ingat kalau kawasan ini sebagai tempat moksanya (gone by the wind) Prabu Siliwangi, penguasa kerajaan Hindu Pajajaran diabad 17 M.

Beliau dan para pengikutnya menyepi kepegunungan di Jawa Barat untuk menghindari kekuatan kerajaan Islam di Cirebon dan Demak. Hingga sekarang belum diketahui dimana makam beliau dan konon sering menampakan diri menyerupai harimau.

Menurut Kang Asep, sehari sebelum gunung ini meletus ditahun 2002, beberapa hewan liar seperti black panther (macan gunung), rusa, kera liar dan lain-lain turun kedesa-desa disekitar gunung ini. Dan meletus ketika dini hari dan bekas letusannya masih terlihat dengan jelas.

Ratusan pohon yang terbakar akibat wedus gembel (istilah uap panas dari gunung berapi yang meletus untuk masyarakat Jawa) menyisakan tonggal kayu yang berwarna hitam legam dan beberapa diantaranya berbentuk arang kayu. Bisa dibayangkan ratusan hingga ribuan derajat Celcius ketika gunung ini meletus. Ratusan bongkahan batu besar terlempar dari perut bumi dan memberikan nuansa mistik tersendiri.

Menurut Kang Asep bahkan banyak orang yang mencari pusaka dipuncak gunung ini dan bahkan ada beberapa gua kecil disekitar gunung ini. Konon ketika jaman Belanda, gua tersebut dijadikan tempat penyimpanan harta karun. Buat saya gunung ini memang menyimpan sebuah energy yang tidak kasat mata, an invisible energy.

Tanpa disadari baju dalam saya basah kerana keringat, kemudian saya membuka baju agar tidak masuk angin. Uap segera keluar dari tubuh saya yang panas sementara diluar hawa dingin sekitar 20 - 18 derajat Celcius tidak membuat saya kedinginan. Setelah ganti baju, pemandangan dibawah cukup menakjubkan, perlahan-lahan kabut mulai merangkak naik kepuncak gunung. Akhirnya saya memutuskan untuk turun gunung dan berpisah sekejap..coz I will be back.

Kali ini perjalanan menuruni gunung cukup mengasyikkan dengan rute yang berbeda, saya melewati sebuah danau kering dan puluhan onggokan kayu kering berwarna hitam. Dan ternyata masih ada sebuah sungai kecil dengan warna air yang berbeda sesuai kandungan belerang, ada yang berwarna hijau tosca dan coklat muda. Amazing!!

Base camp tampak kecil sekali dan dari kejauhan saya mendengar deru suara motor, ternyata menurut Kang Asep banyak penduduk local yang mengambil jalur pendakian gunung ini sebagai short cut menuju pengalengan. Wow…tapi memang lokasi ini sangat cocok untuk lokasi mountain bike dan bahkan iklan rokok Gudang Garam yang naik motor sport serta extra joss diambil dilokasi gunung ini. Hmm…

Kang Asep kemudian menjelaskan mengenai tumbuhan yang ada disekitar gunung ini mulai dari buah berry hutan yang agak masam dan bisa dimakan. Saya memetik buah berry hutan tersebut dan memakannya…rasanya sedikit masam. Kemudian ujung duan berry tersebut bisa dijadikan berbagai macam obat seperti darah tinggi dan lain-lain.

Sebuah tanaman kecil dipinggir batu ditunjukkan oleh Kang Asep dan berguna sebagai obat kuat….hmmm!! Menurutnya, 3 lembar daun tersebut dimasak dengan air sebanyak 3 gelas hingga tinggal 1 gelas, setelah dingin diminum sehari 3 x dan dijamin…mak nyosss ketika berhubungan badan! Opppsss….maaf.

Ketika hampir tiba dibase camp, saya bertemu dengan serombongan mahasiswa IPB yang sedang orientasi. Kabut segera menutupi sebagian puncak gunung dan memberikan nuansa yang indah. Dibagian timur gunung, kita bisa meyaksikan gunung tuntang yang berselimutkan hutan primer dan kabut. Pesawat merpati pernah menabrak puncak gunung ini ditahun 90an dan memakan korban jiwa cukup banyak.

Menu mie goreng telur menjadi menu breakfast saya pagi itu sambil menyeruput secangkir kopi hangat dan saya masih menimmati nuansa alam yang sangat indah. Ingin rasanya suatu saat nanti saya bisa berkunjung ke 5 stars destination ini. Setelah sarapan bersama Kang Asep, saya segera memberinya selembar 50rban sebagai tips. Dengan sopan beliau mengucapkan terimakasih dan minta maaf apabila informasi yang disampaikan belum memuaskan. Wah senangnya saya mendapatkan guide yang baik hati dan helpful karena mau membawakan tas ransel saya dari awal hingga akhir. Bila kalian hendak berkunjung ke gunung ini bisa menghubungi Kang Asep di nomor 0812 1990 4205.

Seperti janji saya, I will be back….dan bila kalian punya waktu bisa menikmati keindahan alam gunung Papandayan yang memukau ini. It’s a 5 stars destination with a reasonable cost....close with nature!

Into the Wild – Exploring Mount Papandayan (part one)




Bosan dengan aktivitas pekerjaan yang cukup menguras tenaga dan otak, sabtu malam pukul 19.00 baru tiba diperaduan setelah bekerja dikantor seharian. I need a rejuvenation, sebuah penyegaran dalam hidup saya. Ingin menghabiskan my me moment disebuah tempat yang sepi dan bisa menyegarkan otak and my feeling. Akhirnya saya membuka buku panduan wisata kota Garut dan malam itu juga saya memutuskan untuk pergi kekota tersebut. I was a bit insane when I decided to go. I left home at 12.00 pm dan berangkat naik motor ke kota Garut. Menurut informasi yang saya peroleh jarak dari Kota Bandung ke Garut sekitar 1,5 – 2 jam perjalanan. Saya kemudian mulai packing dan membawa baju secukupnya serta sebuah kamera.

Melewati jalan biasa yang berujung didaerah Ujungberung, Jatinangor dan kemudian menuju ke kota Garut. Sempat bertanya kebeberapa tukang ojek dan ketika memasuki kota Garut..wow suasananya cukup gelap. Karena kota tersebut dikelilingi oleh perbukitan yang masih ditutupi oleh hutan sekunder dan persawahan. Well.. I always believe that GOD is my guidance and my guardian.

Akhirnya tiba dikota Garut pukul 01.30 am dan saya kemudian mencari hotel untuk melepas penat. Karena limited budget akhirnya saya berusaha mendapatkan sebuah hotel yang cukup nyaman dengan harga yang sangat murah. Saya memilih kamar dengan kamar mandi dalam dan TV seharga Rp 90,000/nite. Udara cukup dingin pagi itu karena Garut dikelilingi gunung dan terkenal sebagai Swiss Van Java semasa jaman Belanda. For your information, Hotel Cempaka memiliki berbagai macam tipe kamar mulai dari harga Rp 65,000 – Rp 300,000 located at the centre of the Garut city, (0262) 243 650.

Pukul 5 pagi saya bangun dan kemudian langsung bersiap-siap menuju ke tujuan awal, gunung Papandayan yang memiliki ketinggian 2.638 dpl (above the sea). Kemudian saya bertanya kesalahsatu staff hotel mengenai arah ke gunung papandayan, jarak tempuh dari kota Garut masih sekitar 1 jam lagi. Matahari belum terbit dan saya harus berlari mengejar waktu. Beruntung kehidupan kota Garut sudah mulai menggeliat diwaktu shubuh, ada yang sedang berlari dan bahkan angkot sudah mulai mengambil penumpang. Jalanan semakin menanjak dan hawa dingin mulai meyeruak masuk. Kebetulan saya sudah mempersiapkan jaket tebal dan sebuah baju dingin serta sarung tangan untuk mengurangi hawa dingin.

Pukul 05.30 saya sudah tiba dipintu masuk kawasan wisata gunung Papandayan dan ternyata perjalanan masih panjang. Sebuah jalan selebar 5 meter dan bumpy road harus saya lewati sepanjang 1 km. Selepas jalanan berlubang disana sini dan bahkan ada yang longsor, saya mulai masuk kejalanan beraspal sementara dibelakang saya matahari mulai memberikan semburat cahayanya perlahan-lahan. Dari jauh saya bisa memandangi kota Garut yang masih berselimutkan awan. Sangat cantik sekali dan dari kejauhan gunung Cikurai yang berdiri megah dengan semburat matahari.

Pohon pinus dan pohon tembakau berada disisi kanan serta kiri jalan, gerbang utama sudah terlihat dan tanpa ada seorang pengawas satu pun. Ada perasaan takut ketika saya melewati jalan ini karena tidak ada satu orang pengunjung pun. Hanya 2 motor yang berpapasan turun dan sepertinya mereka penduduk local. Akhirnya perjalanan tiba disebuah base camp awal, sebuah lapangan parker yang cukup luas dan ternyata sudah banyak orang yang berkumpul untuk menyaksikan sunrise. Dan bahkan ada dua buah tenda dibangun.
Saya masih berkesempatan menyaksikan matahari terbit yang sangat indah disebuah negri diatas awan. Kemudian seorang pria mendekati saya dan menanyakan maksud kedatangan, ia menawarkan jasa guide menuju ke puncak gunung Papandayan. Saya pun langsung menyetujuinya karena saya belum mengetahui medan tersebut. Kang Asep namanya dan ia salahsatu guide yang ada didaerah ini. Saya mengikutinya dari belakang sambil menikmati fenomena matahari terbit dikejauhan.

Perjalanan menanjak dan berbatu membuat saya terengah-engah dan sesekali saya minta berhenti untuk beristirahat. Kang Asep sangat informative sekali dan ia menjelaskan cukup detail berbagai hal mengenai gunung tersebut. Gunung Papandayan memiliki 4 buah kawah yaitu kawah baru, kawah mas, kawah nangklak dan kawah manuk. Menurut informasi dibuku, gunung ini mempunyai kaldera yang terluas di Asia. Meletus ditahun 1700an dan memakan korban sekitar 3000 jiwa dan kemudian sempat meletus ditahun 2002 tapi tidak memakan korban.

Akibat letusan ditahun 2002 ia mempunyai kawah baru diujung puncak. Ada sesuatu yang menarik disisi kanan puncak gunung ini, bagian barat seperti lokasi film Jurassic Park di Hawaii. Tebing batu yang cukup panjang dengan padang rumput dibawahnya…it looked like Jurassic Park - the location. Kemudian asap gunung dan bau belerang mulai menyeruak kepernafasan. Dari dalam perut bumi muncul beberapa titik asap belerang, ada perasaan takut ketika akan melewatinya. Karena saya takut akan gas beracun tapi Kang Asep berhasil meyakinkan saya bahwa kita akan aman untuk melewati asap belerang yang cukup panas tersebut.

Berulangkali kaki saya berhenti melangkah ketika akan melewati asap belerang tersebut, ternyata bau asap belerang cukup menyegarkan. Baunya cukup khas dan saya bisa menyaksikan uap yang muncul bercampur lumpur yang mengandung belerang. Ada salahsatu uap yang terdengar cukup gemuruh dan sangat besar, dikenal sebagai Kawah kereta api karena bunyinya yang besar bagaikan kereta api uap. Dan ada juga kawah pengantin (berbeda dari buku panduan yang saya bawa) yang mengeluarkan uap belerang.

Disisi lain, saya ditunjukkan belerang yang masih fresh from the oven dan terkenal sebagai belerang salju (snow sulfur) karena dipegang menyerupai butiran salju berwarna kuning. Saya menyempatkan berfoto diatas batu belerang yang masih muda dan dibawahnya mengeluarkan uap yang cukup membuat badan saya yang kedinginan menjadi hangat. It was so great and unforgettable.

Untungnya saya sudah menyiapkan roti dan air mineral ketika hendak menuju kegunung ini, karena jalanan yang mendaki dan berbatu pasti akan membuat saya dehidrasi. Kini perjalanan saya tidak menanjak lagi dan ditantang untuk menuju kekawah baru. Sebuah kawah yang terbentuk ditahun 2002, menurut Kang Asep sebelum tahun 2002 sempat ada jalan kecil untuk menuju kegunung dan kini sudah hancur akibat meletusnya gunung tersebut. Kini ada sebuah kawah baru dengan danau kecil dibawahnya.

Wah jadi pengen segera tiba tapi ternyata masih cukup jauh dan bahkan menurutnya masih ada padang edelweiss cuma saya masih harus berjalan cukup jauh. I rejected it…belum siap kali ini. Yang paling mengesankan dari gunung ini terdapat sebuah sungai kecil yang mengalir jernih dan ada yang berair hangat serta dingin. Kang Asep juga menunjukkan sebuah lokasi dimana terdapat sebuah vila jaman Belanda yang kini sudah hancur akibat meletusnya gunung tersebut. Lokasi vilanya terletak diatas puncak gunung Papandayan. Cuma yang saya sayangkan potensi mineral berupa belerang tidak dijadikan sumber pemasukan untuk masyarakat sekitar seperti digunung Ijen, Jawa Timur.

Dan bahkan Chevron sedang membidik lokasi ini sebagai sumber energy listrik dari panas bumi yang berarti mengurangi dampak meletusnya gunung secara tidak langsung. Karena panas bumi yang ada diserap untuk menggerakkan turbin yang kemudian dirubah menjadi listrik. Akibat dari panas bumi disebuah gunung akan bisa menyebabkan sebuah gunung berapi meletus, tapi memang tidak semua gunung berapi bisa dijadikan sumber panas bumi.

Dari kejauhan ada sebuah keluarga yang tampak asyik berada dipinggir kawah baru, wah ternyata ada pengunjung lain yang sudah naik keatas terlebih dahulu. Setibanya dipinggir kawah baru, saya bisa melihat sebuah danau kecil berwarna hijau muda. Sementara dibagian atas menyerupai sebuah cerobong asap, muncullah uap panas bumi berkekuatan cukup besar. Subhannallah…I was so little at the moment. I was like nothing at the time when I saw a huge paramount and a beautiful landscape behind me.

Saya duduk dipinggiran kawah baru sambil menikmati alam yang begitu mengagumkan, impian saya untuk naik kegunung Papandayan telah tercapai.

Friday, July 24, 2009

Save Komodo - Say No To Them who want to remove the animal to TSI Bali!




Labuan Bajo, Kompas - Rencana pemindahan sepuluh komodo keluar dari habitat aslinya dinilai akan mempercepat kepunahan hewan endemik Nusa Tenggara Timur itu. Untuk pemurnian spesies, disarankan mengambil komodo yang lahir di luar habitat aslinya, di beberapa kebun binatang.

Telah terbit Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.384/Menhut-II/2009 tanggal 13 Mei 2009 tentang pemberian izin menangkap sepuluh ekor komodo yang dilindungi undang-undang di wilayah kerja Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam NTT guna kepentingan pemurnian genetik. Untuk pelaksanaan surat keputusan tersebut, akan dipindahkan sepuluh ekor komodo, yaitu 5 jantan dan 5 betina.

Pemerhati lingkungan di Manggarai, Rofino Kant, menyatakan, rencana itu justru akan mempercepat kepunahan satwa langka tersebut. ”Keputusan Menteri Kehutanan ini justru melanggar etika dan sopan santun lingkungan. Kalau tujuannya hendak melestarikan komodo, ya biarkan komodo itu hidup di alam aslinya. Pemurnian genetik itu justru tepat dilangsungkan di habitat aslinya,” ujar Rofino.

Menurut dia, berdasarkan hasil penelitian populasi komodo yang selesai dilakukan Juni 2009 oleh lembaga swadaya masyarakat internasional, Komodo Survival Program, populasi komodo di Wae Wuul tinggal 12 ekor sehingga jika akan dipindahkan 10 ekor, hanya akan tersisa dua ekor komodo.

Data tersebut berbeda dengan penelitian terbaru Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam NTT, yang menyebutkan sebanyak 17 ekor komodo.

Mengutip peneliti Claudio Ciofio dari Kebun Binatang San Diego, Amerika Serikat, Rofino mengatakan, populasi komodo di Pulau Flores berada di Wae Wuul, Wae Teber, Watu Pajung, dan Pota di Kecamatan Sambirampas, Kabupaten Manggarai Timur.

”DNA komodo Wae Wuul dengan Watu Pajung sama dengan yang di Pulau Rinca. Kalau memang akan melakukan pemurnian genetik, komodo di Wae Wuul lebih baik dipindah ke Pulau Rinca,” ujar Rofino.

Dia pun menyarankan, jika pemerintah bermaksud melakukan pemulihan spesies komodo, itu lebih baik dilakukan dengan mengambil komodo di Kebun Raya Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta, atau Kebun Binatang Surabaya, Jawa Timur. Kabarnya, populasi komodo di sana berkembang dengan baik.

Harus berjuang

Dia menekankan, bupati juga diharapkan tidak ceroboh sebab komodo merupakan aset satwa langka yang dilindungi.

”Masyarakat Flores harus berjuang agar SK itu dibatalkan. Sebab, SK itu justru akan menghancurkan keanekaragaman hayati Flores dengan binatang purbanya,” kata Rofino.

Direktur Taman Safari Indonesia Tonny Sumampau ketika dihubungi dari Jakarta kemarin menegaskan, ”Semua itu untuk kepentingan konservasi, bukan kepentingan lain.” Taman Safari berpengalaman mengembangbiakkan sejumlah satwa langka, seperti harimau sumatera, jalak bali, dan gajah sumatera.

Sejumlah lembaga konservasi eksitu (luar habitat alami) yang telah mengoleksi komodo di antaranya adalah Kebun Binatang Ragunan, Kebun Binatang Surabaya, dan Kebun Binatang Gembira Loka.

”Jika akan dipindah, sebaiknya jangan ke Bali karena habitat di sana sangat berbeda dengan habitat aslinya di Pulau Rinca dan Pulau Komodo. Pemurnian genetik itu tidak gampang, begitu pula memindahkan hewan ini,” ujar Bupati Manggarai Barat Wilfridus Fidelis Pranda. Suara keberatan akan rencana ini juga datang dari Wakil Gubernur NTT Esthon Foenay,

Habitat terancam

Kepala Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Nuramaliati Prijono mengatakan, LIPI yang bertindak selaku pemberi pertimbangan keilmuan meluluskan rencana konservasi itu dengan beberapa alasan.

”Keterancaman habitat di alam, kepentingan edukasi, dan back-up informasi genetik murni sebelum benar-benar punah. Selain itu, tidak untuk dijual atau ditukar dengan satwa dari luar negeri,” katanya.

Tonny menegaskan bahwa komodo yang dikembangbiakkan di Taman Safari Indonesia tidak ditujukan untuk dijual atau ditukarkan dengan satwa dari luar negeri.

Seperti dikabarkan Pos Kupang kemarin, sejumlah pihak berkeberatan atas rencana penangkapan komodo di kawasan konservasi alam Wae Wuul, NTT, karena akan mengurangi keunikan komodo.

Menteri Kehutanan MS Kaban menyampaikan rencana tersebut dalam kunjungannya di Taman Nasional Komodo di Pulau Rinca dan Pulau Komodo, Kabupatan Manggarai Barat, NTT, Juli 2009.

Kawasan itu kini sedang dalam proses seleksi tujuh keajaiban dunia, dengan satwa endemik tersebut, dijuluki ”The Real Dragon”. Satu ancaman besar pencalonan tersebut datang pula dari rencana pertambangan emas.

Thursday, July 23, 2009

Food Testing....Yummy Yummy Yummy




Food testing was the menu of the day..mulai dari makanan pembuka berupa bruchetta dilapisi italian cheese yg garing tapi enak...... mie Italy yang agak sudah namanya dan paha ayam yang adoi...begitu menggoda untuk dicicipi....as main course hingga menu penutup berupa cheese cake dengan hiasan semangka dan bakwan goreng yang nggak nyambung....coz anak2 pada iseng mesen makanan kampung ini yg yummy...

Alhasil dalam waktu sekejap berat badan jadi naik...dan pikiran melayang kemana2 karena kekenyangan.....what a day!!

Dan saya belajar ambil foto makanan seadanya tanpa lighting ...hehehe

Wednesday, July 22, 2009

YouTube - Public Enemies - Official Trailer




Public Enemies is a 2009 American crime film directed by Michael Mann. Set during the Great Depression, it focuses on the true story of FBI agent Melvin Purvis's attempt to stop criminals John Dillinger, Baby Face Nelson, and Pretty Boy Floyd. The film is an adaptation of Bryan Burrough's non-fiction book Public Enemies: America's Greatest Crime Wave and the Birth of the FBI, 1933–34. Christian Bale plays FBI agent Purvis, Johnny Depp plays Dillinger, Marion Cotillard plays Dillinger's girlfriend Billie Frechette, Channing Tatum plays Floyd and Giovanni Ribisi plays Alvin Karpis.

Dan saya menjagokan Johnny Depp sebagai nominee Oscar 2010 dan bahkan dia bisa mendapatkan Oscar tahun depan, berperan sebagai seorang gangster yang dingin dan cerdik.

Film ini juga saya jagokan untuk the best picture and the best director karena sang sutradara menggunakan HD format dengan tampilan gambar yang memukau dibandingkan dengan film2 lain dalam format 35mm.

Monday, July 20, 2009

Mausoleum at Petamburan Memorial Service Park




Selepas mengambil foto di stasiun sepoor (KA) Tanjoeng Priuk, saya kemudian menuju kearah Petamburan. Terinspirasi dari koran Kompas Minggu, saya jadi ingat mantan saya dulu kost di Petamburan. Hampir selama bertahun-tahun saya menjemput dan main kekostannya atau bahkan sering makan sate malam hari dihalaman depan taman pemakaman umum (TPU) Petamburan yang uenak tenan.

Mausoleum merupakan sebuah bangunan berbentuk monument yang digunakan sebagai makam atau kuburan untuk menyimpan jasad orang mati atau abunya. Dan bahkan diagama tertentu disediakan juga sebuah tempat ibadah. Ada banyak mausoleum di dunia seperti Taj Mahal, Pyramid, Mao Zedong and Lenin Mausoleum hingga Astana Giri Bangun di Solo.

TPU Petamburan merupakan salahsatu pemakaman Belanda yang masih tersisa hingga kini dan sebagian besar untuk umat Kristiani. Ketika masuk kearea pemakaman ini tidak ada sesuatu yang spooky, suasananya hiruk pikuk maklum bagian depan makam dijadikan mini soccer dan sedang ada pertandingan tujuh belasan. Mulai dari para pemain, penonton hingga pedagang makanan dan minuman pun ada.

Saya kemudian menuju ketengah pemakaman dimana terdapat salahsatu mausoleum yang terbesar dan terindah di Indonesia yang masih bisa disaksikan. Pemilik mausoleum ini salahsatu orang kaya Tionghoa jaman dulu, dimakamkan tahun 1931 dan mempunyai luas 10 x 10 m persegi. Bangunan tinggi berwarna hijau berlapis marmer impor dari Australia, almarhum adalah salahsatu pengusaha Tionghoa asal Surabaya dan meninggal di Batavia. Kini keluarga beliau juga dimakamkan diarea makam ini.

Ada 5 buah patung yang terdiri 4 buah patung pria bermotif romawi dari pualam yang menandakan siklus kehidupan seorang pria mulai dari bayi, remaja, dewasa dan masa tua. Ditengah makam terdapat patung angel yang cantik tapi dengan raut muka sedih seperti belasungkawa. Sangat cantik sekali dan bisa dibayangkan berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk makam yang cantik ini.

Belum lagi rasa terpana saya usai…terdapat sebuah tangga turun ala bangunan taman di Perancis...terdapat tulisan REST IN VERDE dan bagian bawah terdapat sebuah lorong yang sepertinya tempat untuk menaruh peti jenasah. Sangat indah sekali Cuma saying ada beberapa coretan disana sini dari tangan jahil.

Kehidupan dimakam cukup beragam, ada yang sedang berjualan makanan diarea makam dan bahkan ada beberapa orang yangsedang asyik mengobrol. Tidak jauh dari mausoleum tersebut terdapat sebuah pemakaman Tionghoa yang beraneka ragam mulai dari gaya art deco hingga yang minimalis. Dan bahkan ada sebuah makam untuk menyimpan abu orang Jepang. Selesai berkeliling dan foto2 dimakam, saya berjalan keluar.

Tiba-tiba ada rasa panas dipunggung saya, entah apa dan memang panas cukup terik tetapi tidak sepanas ini. Wah saya jadi nggak enak…ada perasaan takut juga. Padahal saya sudah kulonuwon dalam hati….hmm…saya agak sensi dalam xxx files memang. Tapi ya sudah maksud saya baik koq dan minta maaf apabila tidak berkenan diambil foto “rumahnya”. Namanya juga fotografer amatiran…

Saya kemudian nyuwon sewu kepada para "penunggu" dan langsung menuju keparkiran, gone by the wind…..Jakarta memang indah…semuanya ada …hingga para bajingan teroris itu mengganggu jadwal liburan saya kali ini….

The Most Beautiful Train Station in Indonesia




This is the the most beautiful train station in Indonesia....sudah lama saya mengincar lokasi ini. Dulu ketika masih tinggal didaerah kebantenan 3, semper timur, north jakarta...hampir setiap hari semasa ingin kuliah saya selalu melihat bangunan tua yang indah tapi kusam. Tapi saya tidak berani masuk kedalamnya karena daerah ini terkenal bronx...alias banyak premannya. Puluhan tunawisma menempati sepanjang stasiun ini.

Tahun 1995 sempat dicat ulang dan kemudian stasiun ini tidak beroperasi selama beberapa tahun dan nasibnya semakin tidak jelas. Kini ditahun 2009, stasiun KA terindah di Indonesia ini kembali beroperasi dengan beberapa rute.

Menurut sejarah stasiun kereta api ini dibangun pada tahun tahun 1914 pada masa Gubernur Jendral A.F.W. Idenburg (1909-1916). Untuk menyelesaikan stasiun ini, diperlukan sekitar 1.700 tenaga kerja dan 130 diantaranya adalah pekerja berbangsa Eropa.

Bahkan sejak diselesaikannya stasiun ini, telah timbul protes mengenai "pemborosan" yang dilakukan dalam pembangunan stasiun ini. Dengan 8 peron, stasiun ini amatlah besar, dan nyaris sebesar stasiun Jakarta Kota yang pada masa itu bernama Batavia Centrum. Sementara, kereta api-kereta api kapal yang menghubungkan kota-kota seperti Bandung dengan kapal-kapal Stoomvaart Maatschappij Nederland dan Koninklijke Rotterdamsche Lloyd langsung menuju ke dermaga pelabuhan dan tidak menggunakan stasiun ini. Stasiun ini terutama hanya digunakan untuk kereta rel listrik yang mulai digunakan di sekitar Jakarta pada tahun 1925.
(dari situs wikipedia)

Pada tahun 2009, diresmikan kembali oleh Presiden SBY dan kini kembali cantik. Bangunan bergaya art deco ini memang sangat indah, pilar-pilar besi baja jaman Belanda masih kokoh berdiri dan belum lagi peron yang berbentuk lengkungan baja ini merupakan yang terpanjang di Indonesia. Mengingatkan saya akan beberapa bentuk stasiun KA serupa di Eropa. Dan yang masih memiliki mungkin hanya Indonesia dan India (ingat film Slumdog Millionaire ketika diakhir film mereka menari distasiun tua kota Mumbai?)

Hari minggu ternyata tidak ada kegiatan distasiun KA ini, saya sempat kecewa ketika mengetahui bahwa stasiun tutup. Tapi saya mencoba bertanya dan diberitahu oleh seorang penjaga parkir bahwa masih bisa masuk dari pintu samping.

Dan masuklah saya dari pintu samping, beberapa foto mulai saya ambil hingga bagian bangunan utama dengan lengkungan terbesar di Indonesia. It's awesome!! Tiba-tiba seorang petugas security menyapa dan bertanya mengenai maksud kedatangan saya. Kemudian saya memberitahukan bahwa maksud kedatangan saya adalah untuk mengambil foto stasiun ini untuk kepentingan pribadi.

Tiba-tiba saya dituntun masuk kedalam ruang security, wah ada apa neh?? Dengan sopan saya menjawab maksud kedatangan saya dan security itu mempersilahkan saya duduk dan menunggu atasannya. Ketar ketir juga apabila kamera saya ditahan hanya karena mengambil foto dalam stasiun KA yang menurut saya tempat ini adalah ruang publik dan tidak ada larangan untuk mengambil foto.

Selama 15 menit saya menunggu, kemudian saya dipanggil keluar dan diajak masuk keruangan atasan security. Seseorang berperawakan pendek dan hanya memakai kaos oblong, berkumis tebal ala seorang security jaman dulu mempersilahkan saya masuk keruangannya yang berAC.

"Nama anda siapa?"
"Arief, Pak"
"Anda mengambil foto untuk kepentingan apa?"
"Saya mengambil foto untuk kepentingan pribad, pak!"
"Oh...Mas tau kalau hari minggu tidak ada jadwal kereta api?"
"wah saya tidak tahu pak...saya pikir stasiun KA ini buka setiap hari."
"Oh tidak...hanya hari kerja saja. Dan mas dari mana?"
"Saya dari bekasi dan dulu sempat tinggal di daerah priuk, dan saya sangat menyukai bangunan tua, Pak!"
"Oh gitu...disini sering dilakukan pengambilan foto untuk kawinan."
"Oh foto untuk pre wedding, wah bagus donk! Tapi saya bukan untuk bisnis, hanya untuk kepentingan pribadi saja pak."
"Oh gitu...biasa untuk foto kawinan ada harganya sekitar 200rb dan kemarin bahkan ada yg membawa layar untuk foto segala."
"Wah kalau saya tidak untuk foto kawinan dan saya tidak bawa uang sebanyak itu pak!"
"Ya karena menurut Ibu Ella dari dinas PJKA memang segitu harganya."
"Saya akan kasih cuma tidak banyak koq pak!"
"Ya biasa minimal mereka kasih 50rb sikh!"
"Oh kalau segitu saya ada, pak!'
"ya buat anak-anak disini dan mereka yang ngebersihin stasiun."
Kemudian saya mengambil selembar uang 50ribuan dan memberikannya kepada si bapak yang berinisial "P".

"Oh iya pak, katanya disini ada bunkernya ya?"
"Oh mas mau lihat bunkernya? nanti saya suruh anak buah saya antar mas kebunker". Dan ia kemudian berdiri dan memanggil anak buahnya, menyuruh seseorang untuk mengantarkan saya berkeliling stasiun tua ini.

Percakapan usai dan semua lancar akibat selembar uang 50rban...hmm koq masih ada pungli sikh. Kalau ada peraturannya yang terpampang dan jelas bahwa dikenakan biaya masuk + foto + tour = Rp 50,000 ya nggak apa-apa deh. Mudah-mudahan saja uang itu dibagikan ke anak buahnya buat beli rokok....ironic!!

Seorang security menuntun saya menuju ke lokasi bunker dibawah stasiun KA Tanjung Priok ini. Bau lembab segera menerpa dan saya tidak berani ambil resiko untuk masuk kedalam bunker yang digenangi air. Konon bunker ini menuju ke pelabuhan untuk membawa candu dan barang selundupan di jalan Belanda. Saya juga snake phobia...so i dunt wanna step my feet into the bunker with fullfilled of water.

Kemudian saya dibawa kelantai dua yang dulu digunakan sebagai dapur untuk para karyawan PJKA jalan Belanda, sebuah bekas cerobong asap masih kokoh berdiri dan sebuah ruangan dengan luas 4 x 4 m yang agak spooky membuat saya tidak mau berlama-lama didalamnya. Dan yang hebat ada sebuah lift kecil yang membawa makanan dari dapur dilantai 2 kelantai 1. Jadi tidak udah naik tangga bawa makanannya kelantai satu stasiun..hebat euy!!

Perjalanan dilanjutkan menuju keruangan lantai 3 yang langsung menghadap udara terbuka. Jaman belanda dulu sering digunakan untuk open air party dansa dansi para noni dan pembesar belanda. Dari lantai 3 saya membayangkan jaman dulu bisa melihat laut utara jakarta dan kini menjadi stasiun bus yang kumuh dan paling utara menjadi lahan persero pelabuhan dan peti kemas....

Pemandangan dari atas sangat menakjubkan, tembok besar dan cat putih membuat saya seperti jaman dulu dan bangga bangunan ini masih bisa dinikmati setelah puluhan tahun saya hanya bisa melihatnya dari jendela bus yang membawa saya kekampus.

Kami turun dan memasuki peron utama, wow sangat luas dan indah, ornamen yang dibuat dari batu marmer membuat saya terpana. Tidak ada stasiun lain seperti ini...dan setiap kanan dan kiri peron ada ruangan untuk meeting yang cukup besar. Apabila PJKA ingin menambah pemasukan halal dari stasiun ini, bisa dialihfungsikan sebagai ruang sewa untuk pameran, konser musik, fashion show, dll. Bayangkan apabila opening party Jakarta Great Sale or Jakarta Fashion Week dibuat dilokasi ini atau music party dengan dentuman DJ dan sinar laser membuat ruangan ini menjadi lebih berwarna dimalam hari...

Diluar negeri tempat-tempat indah yang tidak biasa, dijadikan sebagai tempat party. Tapi tentunya wilayah sekitar stasiun ini masih belum mendukung....semrawutnya stasiun depan KA yang menurut saya harus direlokasi dan dijadikan taman terbuka dengan air mancur...pasti akan sangat indah. Tempat parkir mobil dan motor yang memadai juga perlu dipikirkan mengingat daerah ini masih "BRONX"....

Hmm...akhirnya liburan saya menjadi semakin menarik walau MU tidak jadi datang dan sempat ada yang tidak mengenakan akibat pungli...Bila kalian berkunjung ke lokasi ini, pastikan disaat weekend ketika tidak ada jadwal kereta api sehingga leluasa memotret, kunci ganda kendaraan sangat dibutuhkan dan pakai baju yang santai dan siapkan uang untuk pihak security dan beri tips bagi guidenya...

Kenyamanan dalam stasiun tidak usah diragukan cuma dibutuhkan informasi yang jelas juga tentang sejarah stasiun ini...

Friday, July 17, 2009

Rapuhnya Pengamanan Kawasan Mega Kuningan




Saya sedih dan turut belasungkawa atas para korban yang jatuh akibat bom di kawasan Mega Kuningan Jakarta pada hari Jumat, 17 Juli 2009. Tahun 2000 – 2001, saya berkantor di Taman A9 Mega Kuningan, waktu itu tempat ini masih banyak tanah kosong dan pembangunan hotel JW Marriott sedang berlangsung.

Kawasan ini sendirinya dibangun pada tahun 1989 dan menunjuk PT. RNI (Rajawali Nusantara Indonesia) sebagai pengembang. City in the city, sebuah konsep yang diwacanakan pada jaman Orde Baru.

Kawasan seluas 30 hektar ini dulunya berupa kawasan pemukiman dan bahkan ada peternakan sapi. Sehingga tidak heran apabila kawasan ini dulu sebagai salahsatu penyuplai susu sapi murni di Jakarta. Pada tanggal 20 Oktober 1993, kawasan mega kuningan ini diresmikan oleh menteri luar negeri waktu itu, Alm. Ali Alatas dan dinamakan Kawasan Antar Bangsa. Kawasan seluas 30 hektar ini ditujukan bagi kantor diplomatik dan komersial pertama yang terintegrasi di Indonesia.

Tetapi sejak krisis moneter melanda Indonesia dan Asia, pembangunannya sempat terhenti. Banyak lahan kosong yang dijadikan perumahan mewah dan salahsatu termahal di Jakarta. Dan bahkan dijadikan arena main bola dan pada hari minggu lokasi ini menjadi tempat untuk jogging untuk masyarakat sekitar.

Kawasan intergrasi ini merupakan kawasan komersial yang paling rapi penataannya sehingga tidak heran apabila berada diarea ini bagaikan diluar negeri. Pohon-pohon hijau yang besar berada ditepian pedestrian yang luas.

Lebar pedestriannya sendiri mencapai 3 meter menjadikannya sangat nyaman digunakan bagi pejalan kaki. Sejak tahun 2000 ada shuttle bus yang mengantar penumpang dari arah Jalan Casablanca hingga ujung jalan raya HR Rasuna Said.

On August 5th, 2003, the disaster came to JW Marriott. Tepat pukul 12.45 PM ketika para tamu sedang asyik makan siang di restaurant Syailendra, bom meledak dan menewaskan 12 orang dan mencederai 150 orang. Selama satu tahun hotel tersebut tutup dan para karyawannya mengalami trauma yang berat. Bahkan menurut teman saya yang bekerja dihotel tersebut, para karyawan harus menerima counseling selama beberapa bulan. Karena banyak dari mereka yang mengalami trauma berat dan takut akan keramaian. Belum lagi para keluarga korban yang tewas, muka Indonesia tercoreng dan dinyatakan tidak aman bagi para wisatawan. Travel warning pun berdatangan.

Kedubes Amerika dan Australia semakin aware terhadap keselamatan para warga negaranya yang tinggal di Indonesia khususnya di Jakarta dan Bali. Kedubes mereka mulai aktif mengirimkan informasi baik berupa fax atau email kepada warganya mengenai lokasi yang harus dihindari. Dan tidak layak saya beberkan disini.

Hampir dua tahun sudah, jaringan hotel Ritz Carlton berdiri di Mega Kuningan. Salahsatu hotel tertinggi di Jakarta dan sesuai masterplan bundaran mega kuningan memang akan berdiri sebuah bangunan tertinggi di Jakarta. Tetapi akibat krismon pembangunannya terhenti dan bahkan blue chip city in the city sudah jadi di Malaysia dengan Menara Kembar Petronasnya. The idea derived from this master plan.

Dari jauh bangunan hotel Ritz Carlton memang sekilas mirip twin tower mini dan pengamanan masuk kedalam hotel ini super ketat. Tahun 2007 akhir saya menginap dihotel yang bertarif Rp 1,6 juta/malam waktu itu dan sangat mahal buat saya. Kamarnya sangat mewah dan besar, tapi saya lebih nyaman tinggal di Marriott yang menurut saya lebih warmth.

Hari ini Jumat, tanggal 17 Juli 2009 peristiwa bom terulang lagi di Mega Kuningan dan 9 orang tewas serta 35 orang luka-luka. Mudah-mudahan tidak banyak lagi korban yang jatuh. Kali ini saya hanya menyayangkan pengamanan lokasi Mega Kuningan yang tidak terlalu ketat.

Berkantor di Mega Kuningan dan terakhir di HR Rasuna Said membuat saya cukup hafal akses masuk ke lokasi ini. Ada beberapa akses yang bisa dilalui dengan mudah tanpa security check. Akses bisa melalui Jalan Denpasar, Jalan HR Rasuna Said, dua akses di Jl. Casablanca, satu akses dari jalan kecil samping Menara Dea, satu akses gang kecil yang menuju perkampungan, satu akses dari gang kecil yang menuju jalan denpasar dan satu akses jalan keluar besar dekat kedubes China. (see my map that i made and need some check points)

Pengamanan yang tidak super ketat memasuki kawasan ini membuat kawasan yang terdiri dari berbagai kedutaan besar seperti Kedubes Australia, Kedubes China, Kedubes Brunei Darussalam, Kedubes Thailand dan Kedubes Qatar membuatnya sebagai tempat yang empuk pagi para bajingan teroris. Mereka dengan mudahnya menggunakan kawasan ini sebagai target empuk.

Kebetulan ada beberapa momen yang patut diperhatikan yaitu pasca pemilu yang masih belum jelas, kedatangan para pemain Manchester United di Indonesia dan menginap di jaringan hotel Ritz serta kerusuhan rasial di Xinjiang, China pada tanggal 8 Juli 2009 lalu. Para bajingan teroris menggunakan momen yang indah ini sebagai target mereka dan terlebih lagi dengan keamanan dikawasan Mega Kuningan yang sangat longgar.

Mungkin saat ini para bajingan teroris sedang tertawa senang dengan penderitaan yang dialami oleh para korban. Saya benci melihat hal ini terjadi lagi, padahal Badan Intelejen Indonesia (BIN) seharusnya lebih canggih lagi untuk mengendus rencana pengeboman ini.

Didiscovery channel beberapa waktu lalu, diperlihatkan sebuah mesin scanner canggih yang bisa mengendus bahan kimia berbahaya yang bisa digunakan sebagai racikan bom. Harganya tentu sangatlah mahal, tapi sudah selayaknya negara ini memiliki alat canggih ini sehingga bisa mengetahui bahan apa yang dibawa oleh seorang teroris didalam tas atau balik bajunya.

It’s not fair disaat perekonomian Indonesia yang masih lumayan kuat disaat badai ekonomi dunia berhembus, bom kembali melanda. MU batal hadir di sini dan perusahaan sponsor rugi miliaran rupiah. Bukan hanya rugi materi tetapi juga rugi dalam segala hal. Travel warning kembali mencuat. It’s not fair karena Indonesia bukan target sebenarnya oleh teroris. It’s so sad while innocent people are being killed. I will buy another new T Shirt which was quite famous in Bali, written FUCK TERRORIST!

Thursday, July 16, 2009

Ajari Aku - Adrian Martadinata




Here is video clip....
arghh lagunya bikin gw klepek2 euy...
wish I could fly
I will fly.......

Tuesday, July 14, 2009

The Signs - Dua Rumah Ambles di "Telan Bumi" di Porong, Sidoarjo




Dua bangunan rumah berukuran sekitar 3 x 4 meter milik Oki Andrianto warga RT 03 RW 01 Desa Siring, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, tiba-tiba ambles ke dalam tanah, dan hilang dari permukaan, Selasa siang, sekitar pukul 11.50 WIB.

Diduga, insiden ini terjadi akibat penurunan permukaan tanah akibat semburan lumpur yang sudah terjadi sejak Jumat, 26 Juni lalu, di lokasi rumah tersebut. Menurut Kepala Divisi Gas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo Dodie Irmawan, penurunan permukaan tanah menyebar ke sekitar lokasi dan menimbulkan rekahan tanah, hingga berakhir pada kejadian itu.

Pada saat kejadian tersebut, sempat terdengar suara retakan, dan disusul bunyi gemuruh reruntuhan bangunan yang terbuat dari dinding bata, masuk ke dalam tanah. Peristiwa ini sempat menimbulkan kepanikan terhadap warga di sekitar rumah.

Kepanikan paling terasa di rumah salah satu warga yang terletak di seberang rumah Oki, milik Siti Hidayatul. Kedua rumah itu berseberangan kira-kira 10 meter. Kini, permukaan tanah di halaman rumah itu pun mulai terlihat menurun. Dinding rumah juga sudah terlihat retak-retak. Siti dan keluarga siang ini mulai mengungsikan barang-barang dari dalam rumah tersebut.

Saat berita ini diturunkan, warga masih berkumpul di sekitar lokasi kejadian, dan belum ada aparat yang melihat lokasi ini selain Camat Porong Syaiful Aji yang baru saja datang.

Berita ini dilansir oleh Kompas.com hari ini, entah apalagi yang akan terjadi nanti ketika semua tanah akan ambles akibat lumpur lapindo. Yang paling ditakutkan bukan hanya korban material tetapi korban jiwa. Bahkan hingga kini nasib mereka belum jelas..sejak tanggal 29 Mei 2006.

Tidak banyak yang tahu bahwa lokasi semburan lumpur lapindo dulunya merupakan situs sejarah kerajaan jaman dulu. Situs paling penting adalah CANDI PRADA serta PRASASTI WATUMANAK yang dibangun pada masa Airlangga. Dulu, warga Siring dan Renokenongo menyebut situs itu sebagai PUNDEN PRADA.

Dan ditempat ini banyak ditemukan benda-benda bersejarah yaitu arca siwa, ganesha dan arca katak. Beberapa benda bersejarah tersebut kini bisa disaksikan dimuseum nasional. Tetapi dengan seiringnya waktu, lokasi situs itu kini sudah rata dengan tanah dan dijadikan bangunan. Sementara dibawahnya dilakukan pengeboran gas oleh Lapindo sebanyak 22 sumur gas dikecamatan Porong.

Tetapi ketika pengeboran dilakukan di lokasi Renokenongo dan Siring yang dulunya situs bersejarah, lumpur keluar tiada henti. Manusia semakin rakus sehingga tidak lagi bersahabat dengan alam dan juga sekitarnya. Sudah selayaknya manusia mawas diri agar tidak mengeksploitasi alam berlebihan.

Believe it or not, Siwa merupakan simbol dari kemurkaan dan dari lokasi inilah semuanya bermula ketika alam sudah murka. Mengurangi korban jiwa selanjutnya adalah hal yang paling utama disamping penggantian ganti rugi materi kepada para korban akibat semburan lumpur lapindo.

Monday, July 13, 2009

Maribaya at a glimpse




Maribaya berasal dari nama seorang perempuan sangat cantik yang menjadi sumber kehebohan bagi kaum laki-laki. Saking terpesona oleh kecantikannya, pemuda-pemuda di kampungya sering cekcok sehingga sewaktu-waktu bisa terjadi pertumpahan darah. Itulah gambaran keindahan Maribaya tempo dulu. Karena keindahan dan kenyamanan wilayah itu, lokasi pemandian air hangat itu diabadikan dengan nama Maribaya. Keelokan pemandangan disertai desiran air terjun digambarkan bagai seorang gadis cantik jelita yang membuat setiap pemuda bertekuk lutut.

Sejak mulai dikembangkan tahun 1835 oleh Eyang Raksa Dinata, ayah Maribaya, lokasi objek wisata itu berhasil mengubah kehidupan Eyang Raksa Dinata yang sebelumnya hidup miskin menjadi berkecukupan. Banyak orang yang berkunjung ke tempat tersebut. Mereka tidak hanya datang untuk berekreasi menghirup udara segar alam pengunungan dan perbukitan, tetapi banyak juga yang berobat dengan cara berendam di air hangat.

Eyang Raksa Dinata yang sebenarnya hanya ingin menghindari pertumpahan darah di kampungnya, malah mendapat berkah kekayaan setelah mengelola sumber air panas mineral yang dapat dipergunakan untuk pengobatan itu. Keluarga Maribaya memperoleh penghasilan dari para pengunjung yang datang berduyun-duyun.

Hanya 30 menit naik motor dari arah ciumbuleuit short cut through punclut valley yang ternyata cukup indah. Bisa melihat kota Bandung dari atas bukit....padahal lokasi ini dekat sekali dengan tempat kost saya and I just noticed. Berkunjung ke Maribaya cukup murah, tiket masuk hanya Rp 2000/pax dan motor dikenakan tambahan Rp 2500.

Udara yang sejuk dan pemandangan air terjun yang cukup memukau bisa menyejukkan mata. Untuk masuk ke Curug (waterfalls) Omas dikenakan biaya masuk Rp 8000/pax. Sayangnya pemasukan tiket tidak menambah penampilan fasilitas yang ada, tempat sampah masih kurang dimana-mana. Sehingga beberapa pengunjung dengan seenaknya saja membuang sampah sembarangan.

It's too bad...coz it's beautiful site to visit....

Monday, July 6, 2009

Sup Kucing, Mau???




Para aktivis hewan di Shanghai, China berhasil menyelamatkan sekitar 300 ekor kucing dari seorang dealer. Dealer tersebut telah membeli hewan-hewan curian itu untuk dijual ke restoran-restoran di China selatan. Kucing-kucing itu akan dijadikan hidangan sup di restoran.

Para aktivis bergerak setelah mendapatkan info dari seorang pecinta kucing. Mereka kemudian menemukan 22 kandang bambu berisi banyak kucing di sebuah lokasi. Kucing-kucing itu akan dikirimkan ke Provinsi Guangdong.

Sebagian besar kucing yang berhasil diselamatkan itu telah dikembalikan ke para pemiliknya. Namun tiga kucing ditemukan mati dan sebagian mengalami patah kaki.

"Kucing-kucing itu mengalami kekerasan. Mereka dilemparkan ke dalam truk bukannya dimasukkan secara benar," kata Lai Xiaoyu, seorang aktivis yang terlibat dalam penyelamatan itu.

"Kucing-kucing yang hidup tadinya akan berakhir menjadi sup di restoran-restoran," imbuhnya.

Restoran kabarnya membayar sebesar 50 yuan untuk seekor kucing. Dalam insiden ini, polisi telah menahan dealer kucing, Yang Baoguo yang telah bertahun-tahun menjual kucing untuk restoran.

Namun pria itu kemudian dibebaskan tanpa dakwaan setelah sempat ditahan beberapa jam. Sebab UU perlindungan hewan belum ada di China.

"Tak ada UU di China yang menyatakan kucing tak bisa dimakan," kata perwira polisi Ma Yong. "Kucing bukan hewan yang dilindungi," tandasnya.

Makan daging kucing hingga kini masih menjadi tradisi di sebagian besar wilayah China, khususnya di wilayah selatan. Bahkan sejumlah resto mengkhususkan diri dalam menyajikan hidangan daging kucing.

Mau???

Friday, July 3, 2009

Twilite Orchestra goes to Sydney Opera House




Mengusung tema "A Touch of Harmony", Twilite Orchestra akan manggung disalahsatu gedung Opera paling bergengsi di dunia yaitu Sydney Opera House pada tanggal 21 July 2009.

Dalam hal ini, Twilite Orchestra (TO) berhasil mengukir sejarah tersendiri sebagai group musik orkestra dari Indonesia yang pertama kali hadir di SOP (Sydney Opera House) yang dikonduktori oleh Mas Addie MS. TO akan menghadirkan Twilite Chorus & CIC Choir of Sydney, Binu D. Sukaman sebagai soprano, Utha Likumahuwa, Levi Gunardi & Johannes S. Nugroho sebagai pianist, Stephen Smith sebagai tenor dan Jessica Mauboy, Australian Idol.

Kehadiran TO secara full team memberikan warna yang berbeda kali ini, nuansa harmoni musik Indonesia juga akan ditampilkan dengan salahsatu penampilan TABUH TABUHAN. Tabuh-tabuhan diaransemen oleh Collin Mc Phee dalam bentuk Toccata yang dimainkan oleh dua buah pianist dan dibuat tahun 1954. Lagu ini pernah ditampilkan oleh TO pada konser beberapa waktu yang lalu.

Saya sendiri mulai jatuh cinta pada TO sekitar awal tahun 2000an ketika mereka mengusung tema Musicademia. Saya rela antre untuk mendapatkan tiketnya yang murah, karena konser ini ditujukan bagi para mahasiswa/i agar mencintai musik klasik. Dan kerja keras mereka berhasil, setiap saat TO menggelar konser...pasti selalu oleh dipenuhi oleh penonton dan mendapatkan standing applause dari para penonton.

Well...Good Luck TO, jangan lupa oleh2 postcard from sydney ya Alf...
Carpediem....

Thursday, July 2, 2009

Kumuhnya Terminal Domestik Ngurah Rai Airport




Ibarat bumi dan langit bila melihat terminal keberangkatan domestik dibandingkan dengan terminal keberangkatan international.

Terminal Domestik masih bangunan lama dan tampak kurang terawat sekali, counter check in yang sempit dan ketika naik ke lantai dua yang menurut saya agak ribet karena harus melakukan check bagasi ke dua.

Dilantai dua ada beberapa gate, sisi kanan dan kiri bangunan terminal keberangkatan. Kebetulan saya mendapatkan sisi kanan Gate 15. Dari dulu hingga sekarang tidak ada perubahan yang mencolok. Penambahan kursi seharusnya sudah harus dilakukan karena kenaikan jumlah turis lokal ke Bali juga semakin naim tiap tahunnya. Sementara berbagai macam maskapai hampir pasti mempunyai rute ke Ngurah Rai Airport. Disaat peak season seperti ini, beberapa penumpang terpaksa harus berdiri dan bila terpaksa harus masuk ke Lounge and we have to paid.

Pintu masuk kamar mandi dengan dinding yang kusam dan atapnya yg leaking alias bocor mungkin karena rembesan air AC, sudah seharusnya diperbaiki dari sekarang.

Tapi yang saya lihat bahkan semakin banyaknya space ruangan yang dijual dan dijadikan toko. Padahal ruang tunggu terminal keberangkatan domestik tidak terlalu luas. Kenyamanan harus menjadi perhatian utama, wisatawan domestik jangan dipandang sebelah mata.

Coba saja flash back, ketika terjadi tragedi Bom Bali I dan II....wisatawan domestik adalah pahlawan devisa bagi penggiat wisata di pulau ini ketika ratusan ribu wisatawan asing hengkang dari pulau Bali. Seharusnya ada apresiasi tersendiri dari pihak pengelola bandara - khususnya Angkasa Pura I yang mengawasi bandara ini.

Bahkan ketika dunia sedang dilanda krisis global, wisatawan domestik masih terus berdatangan ke pulau ini. Pelayan dan fasilitas yang maksimal di bandara domestik harus disejajarkan dengan pelayanan serta fasilitas yang ada di terminal international.

ketika saya masuk terminal international Ngurah Rai, wah...berbeda sekali. Ruang yang cukup luas dan tertata dengan apik serta nyaman. Garbarata yang siap membawa penumpang asing masuk ke dalam kabin pesawat. Dan fasilitas internet pun sudah bisa dilakukan dibeberapa titik bandara. Kamar mandi yang resik dan enak dilihat mata. Seakan setitik debu diharamkan berada di terminal international Ngurah Rai Airport.

Beda sekali ketika memasuki domestik, untuk masuk kekabin pesawat pun harus ribet dengan menuruni tangga. Bayangkan orangtua dan kaum cacat, cukup repot kan....belum lagi kalau hujan mengguyur...wah celaka dua belas. Walau ada shuttle bus dan payung yang siap menanti...

Tanpa garbarata, what we can do. Sudah seharusnya terminal domestik mendapatkan perlakukan khusus secepatnya. Dan saya protes keras kepada pengelola bandara apabila dalam waktu satu tahun ini tidak ada renovasi dan tanpa garbarata.

Wait, wait!! Who am I?? Hehehe.......namanya juga usaha, siapa tahu ada yg mendengarnya, semoga Bapak-bapak di Angkasa Pura I tidak tersinggung dan menerima kritikan dengan baik. Tidak semua kritikan buruk lho....it's all for the good of us...Peace!!

Lebih cepat lebih baik, lanjutkan!!

Uluwatu, where the my journey ended




Menaiki sepeda motor, perjalanan saya berakhir diujung selatan pulau Bali...
Uluwatu, salahsatu pura suci dipulau Bali yang dibangun pada abad ke 11 oleh Mpu Kuturan dan dipercaya sebagai penyangga 9 mata angin.

Pura ini juga dipakai untuk memuja pendeta suci berikutnya, yaitu Dang Hyang Nirartha, yang datang ke Bali di akhir tahun 1550 dan mengakhiri perjalanan sucinya dengan apa yang dinamakan Moksah/Ngeluhur di tempat ini. Kata inilah yang menjadi asal nama Pura Luhur Uluwatu.

Dan disinilah perjalanan saya di Bali berakhir...ketika semua impian menjadi satu dan memunculkan semangat baru...

It's time to rejuvenate @ Padang-Padang Beach




Tahun 2002 saya menikmati pantai ini disaat belum terkenal seperti sekarang. Pantainya yang bersih dengan pasir putih menawan dan disaat bulan November bisa menikmati kawanan anak ikan hiu macan bersembunyi diantara batu karang.

Saat ini lebih baik...keunikan dari pantai ini yaitu pintu masuknya harus melalui goa kecil yang sempit dan tangga turun. Beberapa ekor kera yang lucu siap menanti ...sementara puluhan turis bule sedang asyik berjemur.

Saya paling suka menelusuri pantai ini dan mencari lokasi yang nyaman untuk berenang or sunbathing. It's the best beach in Bali...

Chandi Resto @ Seminyak




Resto ini menjadi buah bibir bagi para penikmat cuisine di Bali. Berlokasi dikawasan seminyak dekat dengan resto Tratoria dan Mykonos. Tidak terlalu besar retsonya, cuma cukup cozy dengan permainan lampu dibeberapa tempat.

Wisatawan asing terlihat cukup banyak diresto dengan tempat duduk sebanyak 40 buah. Makanan yang disajikan pun cukup beragam and no pork..it's a good news for me. Dan ketika melihat daftar harga makanan pun, ternyata tidak terlalu mahal dari harga Rp 20rb/menu makanan hingga Rp 200rb/menu.

Resto ini menyajikan makanan Indonesia dengan sentuhan fusion, seperti tahu goreng yang saya pesan. Tofu yang digoreng dengan tepung panir yang dipotong2 dan diberi taburan timun cacah serta daun mint, rasanya sangat nikmat sekali.

Main coursenya baru muncul sekitar 15 menit kemudian, maklum harus made by order..padahal saya hanya pesan sop buntut. Dan ketika keluar...wow...sop buntut tanpa nasi...kentang goreng yang dichopped. Rasanya enak juga...

Jadi kalau mau makan disini, harus pesan menu appetizer yang cukup beragam agar perut tidak keroncongan ketika makanan utama sedang dibuat apalagi disaat ramai pengunjung.

Harus dicoba ketika berkunjung ke Bali nanti..

Ketika Senja Berlalu di Kuta




Senja di Kuta memang indah...
mulai dari anak-anak yang asyik bermain pasir hingga mereka yang ingin melewati senja dengan berjalan kaki, bermain dengan anjing-anjingnya yang lucu, jogging hingga bersepeda...
Dan ketika malam tiba, suasana berubah..
berbagai macam pesta dimulai hingga fajar menyingsing...

Artworks at Padma Resorts Bali




Meeting had finished and I am back to my sanctuary now in Bandung..
Beberapa hari menginap di Padma Resort Bali at Legian memberikan pencerahan. It might be one of my birthday presents in June. Staying here for free and all compliments..sayangnya saya tidak bisa makan seenaknya karena masalah pencernaan hingga harus berobat ke dokter. Dan kondisi badan yang tidak fit selama beberapa hari di Bali kecuali hari terakhir baru bisa menikmati semua kenyamanan yang ada...

Patung2 yang indah berserakan dimana-mana mulai dari karya Nyoman Nuarta hingga yang lain serta beberapa lukisan yang menawan bagi saya dipajang didalam ruangan. Nuansa nusa dua berhasil dibawa diLegian.

Dan Bali kali ini sangatlah ramai dengan turis asing serta lokal, khususnya turis Australia..u can find everywhere...sampai di ujung gang poppies yang sumpek...semuanya turis aussie. Senang juga ketika melihat bahwa pariwisata menggeliat sehingga menambah pemasukan bagi mereka yg bekerja di hospitality industri...