Wednesday, November 30, 2011

Balai Kota Ho Chi Minh




Berlokasi tepat di seberang jalan utama Nguyen Hue Boulevard, bangunan ini dulunya adalah Hotel de Ville, yang selesai dikerjakan pada tahun 1908. Kini, hotel itu berubah fungsi menjadi kantor pemerintah Kota Ho Chi Minh. Di seberang bangunan ini didirikan patung "Paman Ho."

Notre Dame Cathedral of Saigon




Minggu pagi yang indah di kota Saigon, gereja katedral Notre Dame ini dibangun oleh Perancis pada tahun 1877 dan didepannya terdapat patung Regina Pacis atau Bunda Maria. Di saat weekend, banyak muda-mudi Vietnam menjadikan salahsatu icon kota Saigon ini menjadi tempat melukis dipinggir jalan. Dan pasangan muda yang ingin menikah, menjadikan latar belakang gereja yang indah ini sebagai pre wedding mereka. I like this church..brings me to the past...

Gardens in Saigon Vietnam




Bersyukurlah vietnam dijajah Perancis...mereka meninggalkan taman-taman kota yang cantik dengan pepohonan tropis yang tinggi besar dan sangat teduh. Sehingga mendinginkan beberapa area kota Saigon yang cukup panas disiang hari. Dipagi hari, kita bisa melihat warga kota Saigon melakukan tai chi, senam atau jogging. Dan dimalam hari, warga kota Ho Chi Minh menggunakan taman-taman kota untuk memadu kasih. Jakarta bisa memperbanyak taman sebagai paru-paru kota..Jangan malu belajar dari kota Saigon...merekan memiliki taman yang bersih dan terawat dengan baik karena sangat berguna bagi warganya.

Water Puppet Show at Saigon




Hanya dengan tiket 120.000 Dong Vietnam untuk pembelian tiket langsung di Puppet Show, maka kalian akan dihibur dengan pertunjukan wayang air yang mempesona. Two thumbs up untuk pemerintah Vietnam yang bisa mengemasnya menjadi hiburan menarik. Dijamin tidak rugi menontonnya...Wayang Orang Bharata di pasar senen gimana nasibnya ya skrg???

Independence Palace - Saigon Vietnam




Istana yang cukup luas ini menjadi salahsatu tempat kunjungan turis saat ini dikota Saigon, Vietnam. Dengan tiket seharga 30.000 Dong, maka setiap turis akan bisa menikmati setiap isi dari istana kemerdekaan ini. Bangunannya tidak secantik bangunan istana di Indonesia peninggalan penjajah belanda, tetapi setiap pengunjung diajak meresapi sejarah bangunan ini dengan begitu baik. Indonesia patut membuka istananya bagi rakyat dan turis...bukan hanya untuk pejabat saja.

War Remnants Museum at Saigon, Vietnam




Hanya airmata yang bisa menceritakan keganasan perang 10.000 hari di Vietnam. Akibat politik skeitar 3 juta orang Vietnam meninggaln sia-sia dan ribuan lainnya hilang. Bahkan akibat bom Orange yang mengandung bahan kimia berbahaya yang disebarkan oleh tentara Amerika, membuat puluhan anak Vietnam cacat hingga kini. Museum ini menceritakan kisah tragis akibat perang politik yang berkecamuk dan dimenangkan oleh tentara Vietkong...

Minggu Pagi di Saigon




I like Ho Chi Minh at the first trip. Kota ini layak untuk dikunjungi...Perancis meninggalkan bangunan tua yang artistik dan taman-taman kota yang banyak d kota ini. Taman dan pepohonan besar menjadi saksi mata perang 10.000 hari di Vietnam serta kini memberikan kesegaran bagi para penduduk kota Saigon

Monday, November 21, 2011

Final Sepakbola Sea Games 2011 @GBK




Senin, 21 November 2011 adalah waktu yang bersejarah buat bangsa ini, ingin merebut kembali medali emas cabang bergengsi yaitu sepakbola. Pukul 04.30 sore kami sudah tiba di stadium dan asap membumbung disekitaran parkir. Ternyata loket penjualan tiket dibakar oleh massa yang kecewa karena tidak mendapatkan tiket.

Ratusan dan bahkan ribuan suporter merah putih sudah siap disekitar Gelora Bung Karno hingga akhirnya kami berhasil mendapatkan tiket masuk pukul 05.30 sore. Sudah beberapa kali Indonesia menyelenggarakan pertandingan sepakbola internasional tapi seperti menyelenggarakan sepakbola antar kecamatan.

Suporter Vietnam terlihat hilir mudik, ternyata karena ada pertandingan antara Vietnam vs Myanmar yang dimenangkan oleh Myanmar 4-1. Suporter Vietnam tampak asik dan membaur dengan suporter Indonesia. Kami tampak sangat bersahabat sekali...

Pukul 07.00 stadion semakin padat hingga seluruh tribun berwarna merah dan teriakan para pendukung dengan yel-yel membuat kami merasa bangga. Inilah yang membuat saya selalu merasa ingin selalu mendukung timnas di GBK, karena rasa itulah yang membuat saya bangga.

Tidak ada suku, agama atau ras di sepakbola, tua, muda, berbagai macam kulit semua menjadi satu yaitu Indonesia. Inilah Indonesia yang sebenarnya, sangat beragam dan selalu bangga dengann kaos merah dengan logo burung garuda dan bendera merah putih.

Kegagalan hanyalah sebuah awal kemenangan, timnas U23 Indonesia masih harus banyak belajar. Belajar untuk memperkuat lini tengah dan tidak lengah sedikitpun. Kiper harus pintar membaca bola dan mental harus diasah.

Sakit memang ketika timnas U23 harus kalah dari Malaysia, lebih baik kalah dari negara lain dibanding dengan negri jiran. But this is the fact, we lost now. But we will win later....Thanks for timnas U23 yang sudah berusaha sekuat tenaga. Inilah saat-saat terbaik di Sea Games 2011, ada kemenangan dan ada kekalahan.....

Carpediem!!

Sunday, November 13, 2011

Candi Sanggarahan yang terlupakan




Pulang kampung merupakan pengobat bagi rasa rindu pada tanah air dan keluarga. Daerah Wajak merupakan sumber artefak arkeologin yang tiada habis digali.

Mulai dari penemuan tengkorak manusia jaman purba atau Homo Wajakensis yang ditemukan oleh penguasa Belanda waktu itu hingga reruntuhan candi tersebar dibeberapa tempat. Candi Sanggrahan sendiri hanya 10 menit dari rumah keluarga kami.

Candi ini dibuat untuk menyimpan abu jenazah kerajaan keluarga Majapahit yang beragama Budha. Kini beberapa bangunan candi runtuh karena gempa, walau masih bisa ditemukan relief harimau jawa didinding candi tersebut.

Semoga pemda Tulungagung bisa merawat candi ini dengan baik dan dijaga kelestariannya..

Legenda dan Batu Joko Budeg




onon menurut cerita para tetua di kabupaten Tulungagung, ada seorang Jejaka bernama Joko Budeg yang keturunan orang biasa dan Roro Kembangsore dari keluarga Ningrat. Joko Budeg sangat mendambakan Roro Kembangsore menjadi pasangan hidupnya, karena Joko Budeg mencintai Kembangsore dengan sepenuh hatinya.

Tentu saja keinginan Joko Budeg yang berlebihan ini tidak mendapat tanggapan dari Kembang Sore, karena Kembangsore berpendapat bahwa Joko Budeg bukanlah pasangan yang setimpal untuk dirinya.

Sebagai lelaki Joko Budeg tidak pernah surut keinginannya untuk mempersunting wanita idamannya, berbagai cara sudah dilakukan agar keinginannya bisa terwujud.

Lama kelamaan hati Kembang Sore yang keras bagaikan batu, luluh oleh keseriusan Joko Budeg mendekati dirinya. Tetapi tentu saja keinginan ini tidak serta merta diterima begitu saja oleh Kembang Sore. Roro Kembangsore mau menerima lamaran Joko Budeg dengan persyaratan yang harus dipenuhi oleh Joko Budeg.

Kembang Sore mau dipersunting oleh Joko Budeg asalkan Joko Budeg mau bertapa 40 hari 40 malam di sebuah bukit, beralaskan batu dan memakai tutup kepala “cikrak” (alat untuk membuang sampah di Tulungagung) sambil menghadap ke Lautan Kidul. Joko Budeg menerima persyaratan ini, dan melaksanakan apa yag diminta oleh Roro Kembang Sore.

Setelah waktu berlalu sesuai yang dijanjikan, Roro Kembang Sore berharap Joko Budeg datang untuk memenuhi janjinya. Setelah ditunggu 1 hari 1 malam, ternyata Joko Budeg tidak muncul juga, kembang sore mulai cemas (karena sebenarnya di hati Kembang Sore juga tumbuh rasa cinta kepada Joko Budeg). Seketika itu juga Kembangsore mendatangi bukit yang digunakan untuk bertapa Joko Budeg. Sesampai disana masih Nampak Joko Budeg dengan khususknya bertapa. Kasihan melihat keaadaan itu, kembangsore membangunkan Joko Budeg dari bertapanya.

Setelah cukup lama usaha Kembang Sore untuk membangunkan Joko Budeg tidak membawa hasil, akhirnya KembangSore jengkel, dan keluar kata-kata yang cukup keras “ditangekke kok mung jegideg wae, koyo watu” (bahasa jawa Tulungagungan, dibangunkan kok tidak bangun-bangun, kayak batu) seketika itu terjadi keajaiban alam, Joko Budeg berubah wujudnya menjadi batu.
Saat ini bukit tempat Joko Budeg bertapa dikenal dengan nama “Gunung Budeg” dan patung Joko Budeg bertapa masih untuh sampai sekarang.

Roro Kembang Sore, dengan penyesalan yang dalam.. kembali ke kediamannya, dan bersumpah tidak akan menikah dengan orang lain selain Joko Budeg. Roro Kembang Sore akhirnya bertapa di satu tempat, sampai meninggal dan dikuburkan di tepat itu. Saat ini tempat pemakaman kembang sore dikenal sebagai Pemakaman Gunung Bolo yang sangat terkenal (Di Kec. Kauman Kab. Tulungagung).

Thursday, November 10, 2011

Jalan - Jalan di Penang and Bangkok




masih belum sempat upload beberapa foto jalan-jalan kemarin....

Express Rail Link Bandara Svarnabhumi




Kapan ya Jakarta punya kereta bandara, jadi nggak perlu deg-degan setiap mau ke airport karena takut terhalang macet atau banjir? KL, Singapore, Bangkok sudah punya dan Jakarta hanya punya impian belaka...