Irgendwann will ich gerne nach Frankfurt und Berlin kommen.
Tuesday, May 15, 2007
Enchanted Makassar
On May 11th - 13th 2007, I was landed on Hasanudin Airport. Ada perasaan lega setelah pesawat Garuda yang saya tumpangi berhasil mendarat dengan mulus. Pada awalnya ada perasaan kuatir setelah mengetahui tragedi Adam Air yang hilang diperairan makasar awal tahun 2007 ini.
Bandara Internasional Hasanudin sendiri kurang layak sebenarnya untuk didarati mengingat landas pacunya yang pendek dan aspal yang tidak baik dimana masih banyak jejak bekas karet roda pesawat dilandas pacunya. Sehingga tidak aneh dimusim hujan, banyak pesawat yang tergelincir.
Bandara Hasanudin sendiri rencananya akan direlokasi ke bandara baru yang lokasinya tidak jauh dari yang lama dan akan diresmikan bulan Juli 2007 nanti. Trolley yang seharusnya menjadi salahsatu layanan untuk penumpang, sebagian besar dikuasai oleh porter bandara. Sehingga saya terpaksa memakai jasa porter untuk membawa perlengkapan road show yang rencananya akan dilangsungkan hari Sabtu tanggal 12 mei 2007.
Perjalanan dari bandara ke pusat kota ditempuh selama hampir 1 jam dengan taksi dan argonya senilai Rp 75rb. Dan ada jalan tol juga lho dimakassar cuma jaraknya pendek paling cuma 5 km dan yang unik disisi kiri dan kanan jalan tol terdapat jalan khusus untuk sepeda motor. Sesuatu hal yang tidak kita temui di pulau jawa.
Jalanan di makassar rata-rata baik dan lebar jaraknya. Setibanya di hotel Imperial Aryaduta, saya disambut dengan ramah oleh petugas hotel. Segera saya menuju ke ballroom setelah selesai cek in. Ballroomnya tidak terlalu besar tapi cukup untuk audisi sebnayk 30 peserta. Saya masih harus melanjutkan perjalanan menuju ke radio Prambors untuk melakukan interview radio. Kamar yang saya dapat menghadap ke city view, sementara sea viewnya sudah habis dipesan karena weekend.
Menuju ke Mal Ratu Indah, tempat radio Prambors berada tidak terlalu jauh dari hotel yang saya tempati. Taksinya senilai Rp 10rb saja dan mal ratu indah cukup menarik. Desain bangunannya hampir sama dengan mal puri indah....mungkin sama kali yakh ownernya. Bingung mencari dimana letak kantor radio prambors berada, saya sempat tersesat dan ternyata letaknya diatap mal. Kantornya sendiri tidak representative dan beberapa anak muda makassar sedang asyik berbincang dengan gaya bahasa anak jakarta tetapi logat makassarnya masih kental. Agak sedikit lucu buat saya yang memang lahir dan besar di jakarta.
Pada saat interview radio berlangsung selama 10 menit, tiba-tiba diberitahu oleh crew radio bahwa lampu padam. Arghh....sia-sia interview radio sore itu, tim radio prambors merasa tidak enak pada saya akibat kejadian tersebut. Tetapi pemadaman listrik ternyata lumrah di makassar, bahkan di hotel saya menginap diberi informasi bahwa antara pukul 17.00 - 22.00 sering ada pemadaman listrik. Sesuatu hal yang aneh padahal hasil bumi sulawesi sangatlah kaya dan tidak dimanfaatkan dengan baik untuk sumber daya listrik.
Selepas dari mal ratu indah, saya mencoba untuk menikmati hidangan laut yang konon terbaik di Indonesia dari segi cita rasanya. Saya dan teman-teman mencoba untuk mengunjungi sebuah restauran sari laut tepat di depan taman publik pantai Losari. Hidangan es pisang hijau menjadi menu pembuka saya malam itu dan dilanjutkan dengan cumi serta udang bakar. Sungguh lezat rasanya terlebih es pisang hijau dan sambal untuk mengiringi hidangan laut bakar tersebut. Kaki saya sendiri sudah gatal untuk menginjak taman publik pantai losari yang tepat disebrang restoran itu.
Taman publik pantai losari didesain minimalis dan sangat menarik dengan rangkaian kata-kata PANTAI LOSARI yang besar serta terbuat dari bahan fyber berwarna putih. Puluhan muda-mudi, tua muda memenuhi sepanjang taman publik yang cukup nyaman tersebut. Disebrangnya dibuat dermaga apung yang terbuat dari bahan fyber dan digunakan untuk memancing atau untuk menikmati hangatnya air laut pantai losari. Sebuah ide yang cukup unik dan hiburan gratis untuk rakyat makassar dan wisatawan seperti saya.
Kemudian perjalanan saya berlanjut, malam itu saya dijemput dengan motor oleh seorang teman yang bekerja di makassar. Dari hotel, saya dibawa untuk menikmati suasana kota makassar di waktu malam. Saya cukup senang dengan kota makassar, karena selain kotanya yang cukup bersih, jalanannya pun cukup lebar. Saya diajak ke arah alun-alun kota yang sangat luas, mungkin 1/2 luas taman monas. Dan juga diajak untuk melihat monumen irian barat yang sayang karena sudah malam tidak bisa saya kunjungi. Beberapa bangunan tua juga masih terawat dengan baik. Disisi timur alun-alun terdapat sebuah gereja katedral dan ......hmm...cuaca sangat bersahabat malam itu. Udara sejuk menerpa dan ternyata makassar tidak sepanas cuaca di surabaya. Mungkin karena makassar dikelilingi oleh pegunungan.....dan juga masih rendah polusi.
Coto makassar, saya diajak oleh teman untuk menikmati hidangan yang ternyata sangat lezat. Walau di Jakarta banyak terdapat penjual coto makassar, tetapi saya belum pernah mencobanya. Dan kali ini saya diajak makan coto yang konon terenak di makassar dengan tambahan ketupat sebagai pengganti nasi. Menurut teman saya, warung coto ini buka hingga jam 1 malam dan bahkan kalau malam minggu bisa sampai pagi.
Karena saya masih ada kerjaan hari sabtu pagi, maka saya kembali ke hotel. Sabtu pagi saya mencoba breakfast di hotel yang rasanya tidak selezat coto makassar yang tadi malam saya makan. Pukul 08.00 wita, beberapa peserta sudah datang untuk audisi. Semasa audisi banyak kejadian lucu, seperti ada peserta yang ditanya dan menjawab:
-. Apa menu diet anda ? Jawabannya adalah puasa senin kamis. Dan bahkan ada yang menjawab hanya makan tahu dan tempe. Yang ingin tim saya ketahui adalah pengetahuan mengenai pola diet mereka.
-.Apa yang menarik menurut anda dari kota pare-pare? Jawabannya adalah keramahan penduduknya. Sementara yang ingin kami ketahui adalah tempat wisata atau makanan khas setempat.
Ternyata memang susah yakh untuk mencari orang yang berbadan baik dengan otak yang cemerlang. Terlepas dari semua kejenuhan disaat audisi dan kebodohan para peserta semasa menjawab pertanyaan dari tim juri, semua berakhir dengan sukses. Jumlah peserta audisi melebihi tahun lalu dan kami berhasil memilih 6 orang yang bisa maju ke tahap semifinal di Jakarta.
Malam hari selepas rehat sejenak di kamar, saya segera minta dijemput oleh teman untuk mencari coffee shop dan makan malam. Saya dibawa ke salahsatu resto sup palu butung dan sup konro yang paling ramai di makassar. Tapi saya menolak setelah mengetahui makanannya yang tinggi kolestrol. Akhirnya saya minta diajak makan mie titi di dekat mal panakukang. Mal panakukang merupakan mal baru dan paling ramai, dan ada yang jarang terjadi di jakarta yaitu carrefour dan hypermart jaraknya berdekatan.
Mie Titi konon tidak terdapat dijakarta, mie yang terdiri dari bihun dan disiram oleh kuah ayam seperti kuah mie siram di Jakarta. Ternyata sangat lezat dan kita bisa memilih porsi besar atau kecil. Saya memilih porsi besar seharga Rp 11rb saja dan sangat lezat sekali rasanya. Hmm....pengen rasanya nambah satu porsi lagi, cuma malu saja sama teman saya. Restoran mie titi sangat ramai malam itu.
Menurut teman saya, orang makassar paling suka diperhatikan sewaktu makan di resto dan bahkan bisa sangat bawel kalau ada sesuatu layanan yang kurang memuaskan. saya juga melihat baik pria maupun wanitanya sangat suka memakai perhiasan emas dan rata-rata bergelar Haji, kerana konon merupakan suatu gengsi buat mereka. Walaupun orang makassar terlihat kasar dan kalau bicara keras-keras, sebenarnya mereka orang ramah dan baik dengan orang asing. Saya bisa merasakan aura keramahan mereka di kota makassar. Well...seperti kata pepatah...tak kenal maka tak sayang.
Setibanya di mal panakukang, yakh ampun .....sungguh ramai sangat. Disetiap sisi mal banyak orang yang rata-rata mereka datang hanya untuk melihat-lihat saja. Selain itu mereka ternyata juga haus hiburan, hal ini dapat dilihat disepanjang jalan terdapat penampilan grup band di mal-mal.....mereka ramai melihat pertunjukkan tersebut yang bahkan hanya diisi oleh grup band lokal atau band anak2 SMU setempat.
Yang pasti sebelum saya balik ke Jakarta, saya menyempatkan diri belanja oleh-oleh. Penganan khasnya juga tidak mahal hanya seharga Rp 5500 saja perbungkus. Yang paling bisa dibeli adalah tenunan sutra khas bugis serta cindramata dari toraja. Di toko UNGGUL yang saya datangi, terdapat berbagai macam minyak gosok, minyak kayu putih, makanan khas, tenunan khas, kaos-kaos tulisan wisata dan lain sebagainya dengan harga yang terjangkau. Konon toko unggul lumayan murah dibanding yang lain.......
Saya kembali menikmati jalan sepanjang pantai loasri yang kalau malam minggu sangat ramai seperti suasana di jalan malioboro, yogya. Macet sekali bahkan karena anak muda-mudi makassar naik motor atau mobil berkumpul disepanjang pantai....seru sangat malam tuh!!
Perjalanan berlanjut di Black Canyon Coffee di mal ratu indah, tidak ada starbucks, gloria coffee shop atau coffee bean di kota makassar. Sambil bersandar disofa yang empuk saya memesan secangkir kopi pahit yang membuat saya sadar untuk beberapa jam kedepan. Didepan saya tampak empat orang yang sedang asyik berdiskusi dlm bahasa Inggris dgn logat makassar. Percakapan mereka cukup keras buat saya, sehingga saya mampu mendengarnya dari jarak 3 meter. Menurut teman saya, orang makassar senang menjadi centre of attention. Dan mereka bangga apabila bisa bercakap in English dengan lawan bicara mereka.....
Sempat pula berbicara mengenai tradisi uang mahar dalam perkawinan adat makassar n bugis yang ternyata sangat mahal apalagi untuk para bangsawannya dengan gelar ANDI atau DAENG didepan nama mereka.....Nggak banget dekh menikah dengan wanita bangsawan makassar, yang ada bakal tekor.........hehehhhee...Mudah-mudahan tidak semua wanita bangsawan bugis atau makassar melakukan hal serupa.
Minggu pagi saya bangun pukul 06.00 WITA dan segera menuju ke masjid raya makassar serta Al Markaz Al Islami. Didua masjid raya yang megah dan berarsitektur menarik tersebut, saya menyempatkan berfoto sementara di halaman masjid ratusan orang sedang latihan olahraga.........hehehehee
Selain itu saya mengunjungi Fort Rotterdam - benteng jaman Belanda yang masih terawat dengan baik. Benteng itu terletak di pinggir pantai dan sangat luas. Didalamnya terdapat bangunan utama seperti gereja dan beberapa kantor jawatan jaman belanda. Sayang karena masih pagi saya tidak sempat masuk ke museum La Galigo.
Dari situ saya kembali ke pantai losari dan berfoto-foto. Ramai sekali orang yang berenang dipantainya, bahkan banyak bapak-bapak yang loncat salto dari dermaga terapung hanya dengan celana dalam saja. Tidak mau kalah dengan anak-anak kecil yang asyik berenang....Yang paling aneh, sewaktu saya hendak berfoto di dermaga apung pantai losari, ada seorang pria muda masih dengan pakaian lengkap (celana jeans, kaos, sepatu kets) hendak terjun dari pagar pantai setinggi 2 m. Dan akhirnya ia terjun ke pantai dan semuanya basah kuyup. Saya hanya bisa geleng-geleng kepala......so weird!!!!!
Cukup menyesal karena waktu saya tidak cukup, pukul 10.40 saya harus take off ke Jakarta karena pesawat garuda yang siang hari sudah habis dipesan. Sebelumnya saya sempat memesan pisang epe yang banyak dijual dipinggir pantai loasri. Pisang epe adalah pisang bakar yang disiram saus gula merah dgn rasa durian. Sangat lezat sekali rasanya apalagi dimakan hangat, 3 buah pisang epe seharga Rp 4000 saja.
Saya janji akan kembali ke makassar apabila ada waktu dan rejeki. Saya ingin menikmati suasana kota Bantimurung, Malino dan Toraja.....I will come back.
Thanks for Iwan who had brought me exposuring the city.....Hope God bless you......
Bandara Internasional Hasanudin sendiri kurang layak sebenarnya untuk didarati mengingat landas pacunya yang pendek dan aspal yang tidak baik dimana masih banyak jejak bekas karet roda pesawat dilandas pacunya. Sehingga tidak aneh dimusim hujan, banyak pesawat yang tergelincir.
Bandara Hasanudin sendiri rencananya akan direlokasi ke bandara baru yang lokasinya tidak jauh dari yang lama dan akan diresmikan bulan Juli 2007 nanti. Trolley yang seharusnya menjadi salahsatu layanan untuk penumpang, sebagian besar dikuasai oleh porter bandara. Sehingga saya terpaksa memakai jasa porter untuk membawa perlengkapan road show yang rencananya akan dilangsungkan hari Sabtu tanggal 12 mei 2007.
Perjalanan dari bandara ke pusat kota ditempuh selama hampir 1 jam dengan taksi dan argonya senilai Rp 75rb. Dan ada jalan tol juga lho dimakassar cuma jaraknya pendek paling cuma 5 km dan yang unik disisi kiri dan kanan jalan tol terdapat jalan khusus untuk sepeda motor. Sesuatu hal yang tidak kita temui di pulau jawa.
Jalanan di makassar rata-rata baik dan lebar jaraknya. Setibanya di hotel Imperial Aryaduta, saya disambut dengan ramah oleh petugas hotel. Segera saya menuju ke ballroom setelah selesai cek in. Ballroomnya tidak terlalu besar tapi cukup untuk audisi sebnayk 30 peserta. Saya masih harus melanjutkan perjalanan menuju ke radio Prambors untuk melakukan interview radio. Kamar yang saya dapat menghadap ke city view, sementara sea viewnya sudah habis dipesan karena weekend.
Menuju ke Mal Ratu Indah, tempat radio Prambors berada tidak terlalu jauh dari hotel yang saya tempati. Taksinya senilai Rp 10rb saja dan mal ratu indah cukup menarik. Desain bangunannya hampir sama dengan mal puri indah....mungkin sama kali yakh ownernya. Bingung mencari dimana letak kantor radio prambors berada, saya sempat tersesat dan ternyata letaknya diatap mal. Kantornya sendiri tidak representative dan beberapa anak muda makassar sedang asyik berbincang dengan gaya bahasa anak jakarta tetapi logat makassarnya masih kental. Agak sedikit lucu buat saya yang memang lahir dan besar di jakarta.
Pada saat interview radio berlangsung selama 10 menit, tiba-tiba diberitahu oleh crew radio bahwa lampu padam. Arghh....sia-sia interview radio sore itu, tim radio prambors merasa tidak enak pada saya akibat kejadian tersebut. Tetapi pemadaman listrik ternyata lumrah di makassar, bahkan di hotel saya menginap diberi informasi bahwa antara pukul 17.00 - 22.00 sering ada pemadaman listrik. Sesuatu hal yang aneh padahal hasil bumi sulawesi sangatlah kaya dan tidak dimanfaatkan dengan baik untuk sumber daya listrik.
Selepas dari mal ratu indah, saya mencoba untuk menikmati hidangan laut yang konon terbaik di Indonesia dari segi cita rasanya. Saya dan teman-teman mencoba untuk mengunjungi sebuah restauran sari laut tepat di depan taman publik pantai Losari. Hidangan es pisang hijau menjadi menu pembuka saya malam itu dan dilanjutkan dengan cumi serta udang bakar. Sungguh lezat rasanya terlebih es pisang hijau dan sambal untuk mengiringi hidangan laut bakar tersebut. Kaki saya sendiri sudah gatal untuk menginjak taman publik pantai losari yang tepat disebrang restoran itu.
Taman publik pantai losari didesain minimalis dan sangat menarik dengan rangkaian kata-kata PANTAI LOSARI yang besar serta terbuat dari bahan fyber berwarna putih. Puluhan muda-mudi, tua muda memenuhi sepanjang taman publik yang cukup nyaman tersebut. Disebrangnya dibuat dermaga apung yang terbuat dari bahan fyber dan digunakan untuk memancing atau untuk menikmati hangatnya air laut pantai losari. Sebuah ide yang cukup unik dan hiburan gratis untuk rakyat makassar dan wisatawan seperti saya.
Kemudian perjalanan saya berlanjut, malam itu saya dijemput dengan motor oleh seorang teman yang bekerja di makassar. Dari hotel, saya dibawa untuk menikmati suasana kota makassar di waktu malam. Saya cukup senang dengan kota makassar, karena selain kotanya yang cukup bersih, jalanannya pun cukup lebar. Saya diajak ke arah alun-alun kota yang sangat luas, mungkin 1/2 luas taman monas. Dan juga diajak untuk melihat monumen irian barat yang sayang karena sudah malam tidak bisa saya kunjungi. Beberapa bangunan tua juga masih terawat dengan baik. Disisi timur alun-alun terdapat sebuah gereja katedral dan ......hmm...cuaca sangat bersahabat malam itu. Udara sejuk menerpa dan ternyata makassar tidak sepanas cuaca di surabaya. Mungkin karena makassar dikelilingi oleh pegunungan.....dan juga masih rendah polusi.
Coto makassar, saya diajak oleh teman untuk menikmati hidangan yang ternyata sangat lezat. Walau di Jakarta banyak terdapat penjual coto makassar, tetapi saya belum pernah mencobanya. Dan kali ini saya diajak makan coto yang konon terenak di makassar dengan tambahan ketupat sebagai pengganti nasi. Menurut teman saya, warung coto ini buka hingga jam 1 malam dan bahkan kalau malam minggu bisa sampai pagi.
Karena saya masih ada kerjaan hari sabtu pagi, maka saya kembali ke hotel. Sabtu pagi saya mencoba breakfast di hotel yang rasanya tidak selezat coto makassar yang tadi malam saya makan. Pukul 08.00 wita, beberapa peserta sudah datang untuk audisi. Semasa audisi banyak kejadian lucu, seperti ada peserta yang ditanya dan menjawab:
-. Apa menu diet anda ? Jawabannya adalah puasa senin kamis. Dan bahkan ada yang menjawab hanya makan tahu dan tempe. Yang ingin tim saya ketahui adalah pengetahuan mengenai pola diet mereka.
-.Apa yang menarik menurut anda dari kota pare-pare? Jawabannya adalah keramahan penduduknya. Sementara yang ingin kami ketahui adalah tempat wisata atau makanan khas setempat.
Ternyata memang susah yakh untuk mencari orang yang berbadan baik dengan otak yang cemerlang. Terlepas dari semua kejenuhan disaat audisi dan kebodohan para peserta semasa menjawab pertanyaan dari tim juri, semua berakhir dengan sukses. Jumlah peserta audisi melebihi tahun lalu dan kami berhasil memilih 6 orang yang bisa maju ke tahap semifinal di Jakarta.
Malam hari selepas rehat sejenak di kamar, saya segera minta dijemput oleh teman untuk mencari coffee shop dan makan malam. Saya dibawa ke salahsatu resto sup palu butung dan sup konro yang paling ramai di makassar. Tapi saya menolak setelah mengetahui makanannya yang tinggi kolestrol. Akhirnya saya minta diajak makan mie titi di dekat mal panakukang. Mal panakukang merupakan mal baru dan paling ramai, dan ada yang jarang terjadi di jakarta yaitu carrefour dan hypermart jaraknya berdekatan.
Mie Titi konon tidak terdapat dijakarta, mie yang terdiri dari bihun dan disiram oleh kuah ayam seperti kuah mie siram di Jakarta. Ternyata sangat lezat dan kita bisa memilih porsi besar atau kecil. Saya memilih porsi besar seharga Rp 11rb saja dan sangat lezat sekali rasanya. Hmm....pengen rasanya nambah satu porsi lagi, cuma malu saja sama teman saya. Restoran mie titi sangat ramai malam itu.
Menurut teman saya, orang makassar paling suka diperhatikan sewaktu makan di resto dan bahkan bisa sangat bawel kalau ada sesuatu layanan yang kurang memuaskan. saya juga melihat baik pria maupun wanitanya sangat suka memakai perhiasan emas dan rata-rata bergelar Haji, kerana konon merupakan suatu gengsi buat mereka. Walaupun orang makassar terlihat kasar dan kalau bicara keras-keras, sebenarnya mereka orang ramah dan baik dengan orang asing. Saya bisa merasakan aura keramahan mereka di kota makassar. Well...seperti kata pepatah...tak kenal maka tak sayang.
Setibanya di mal panakukang, yakh ampun .....sungguh ramai sangat. Disetiap sisi mal banyak orang yang rata-rata mereka datang hanya untuk melihat-lihat saja. Selain itu mereka ternyata juga haus hiburan, hal ini dapat dilihat disepanjang jalan terdapat penampilan grup band di mal-mal.....mereka ramai melihat pertunjukkan tersebut yang bahkan hanya diisi oleh grup band lokal atau band anak2 SMU setempat.
Yang pasti sebelum saya balik ke Jakarta, saya menyempatkan diri belanja oleh-oleh. Penganan khasnya juga tidak mahal hanya seharga Rp 5500 saja perbungkus. Yang paling bisa dibeli adalah tenunan sutra khas bugis serta cindramata dari toraja. Di toko UNGGUL yang saya datangi, terdapat berbagai macam minyak gosok, minyak kayu putih, makanan khas, tenunan khas, kaos-kaos tulisan wisata dan lain sebagainya dengan harga yang terjangkau. Konon toko unggul lumayan murah dibanding yang lain.......
Saya kembali menikmati jalan sepanjang pantai loasri yang kalau malam minggu sangat ramai seperti suasana di jalan malioboro, yogya. Macet sekali bahkan karena anak muda-mudi makassar naik motor atau mobil berkumpul disepanjang pantai....seru sangat malam tuh!!
Perjalanan berlanjut di Black Canyon Coffee di mal ratu indah, tidak ada starbucks, gloria coffee shop atau coffee bean di kota makassar. Sambil bersandar disofa yang empuk saya memesan secangkir kopi pahit yang membuat saya sadar untuk beberapa jam kedepan. Didepan saya tampak empat orang yang sedang asyik berdiskusi dlm bahasa Inggris dgn logat makassar. Percakapan mereka cukup keras buat saya, sehingga saya mampu mendengarnya dari jarak 3 meter. Menurut teman saya, orang makassar senang menjadi centre of attention. Dan mereka bangga apabila bisa bercakap in English dengan lawan bicara mereka.....
Sempat pula berbicara mengenai tradisi uang mahar dalam perkawinan adat makassar n bugis yang ternyata sangat mahal apalagi untuk para bangsawannya dengan gelar ANDI atau DAENG didepan nama mereka.....Nggak banget dekh menikah dengan wanita bangsawan makassar, yang ada bakal tekor.........hehehhhee...Mudah-mudahan tidak semua wanita bangsawan bugis atau makassar melakukan hal serupa.
Minggu pagi saya bangun pukul 06.00 WITA dan segera menuju ke masjid raya makassar serta Al Markaz Al Islami. Didua masjid raya yang megah dan berarsitektur menarik tersebut, saya menyempatkan berfoto sementara di halaman masjid ratusan orang sedang latihan olahraga.........hehehehee
Selain itu saya mengunjungi Fort Rotterdam - benteng jaman Belanda yang masih terawat dengan baik. Benteng itu terletak di pinggir pantai dan sangat luas. Didalamnya terdapat bangunan utama seperti gereja dan beberapa kantor jawatan jaman belanda. Sayang karena masih pagi saya tidak sempat masuk ke museum La Galigo.
Dari situ saya kembali ke pantai losari dan berfoto-foto. Ramai sekali orang yang berenang dipantainya, bahkan banyak bapak-bapak yang loncat salto dari dermaga terapung hanya dengan celana dalam saja. Tidak mau kalah dengan anak-anak kecil yang asyik berenang....Yang paling aneh, sewaktu saya hendak berfoto di dermaga apung pantai losari, ada seorang pria muda masih dengan pakaian lengkap (celana jeans, kaos, sepatu kets) hendak terjun dari pagar pantai setinggi 2 m. Dan akhirnya ia terjun ke pantai dan semuanya basah kuyup. Saya hanya bisa geleng-geleng kepala......so weird!!!!!
Cukup menyesal karena waktu saya tidak cukup, pukul 10.40 saya harus take off ke Jakarta karena pesawat garuda yang siang hari sudah habis dipesan. Sebelumnya saya sempat memesan pisang epe yang banyak dijual dipinggir pantai loasri. Pisang epe adalah pisang bakar yang disiram saus gula merah dgn rasa durian. Sangat lezat sekali rasanya apalagi dimakan hangat, 3 buah pisang epe seharga Rp 4000 saja.
Saya janji akan kembali ke makassar apabila ada waktu dan rejeki. Saya ingin menikmati suasana kota Bantimurung, Malino dan Toraja.....I will come back.
Thanks for Iwan who had brought me exposuring the city.....Hope God bless you......
Subscribe to:
Posts (Atom)