Permukaan air danau yang selama ini berwarna biru atau putih bening di bagian tepinya, sejak awal pekan berubah warna menjadi coklat atau hijau kekuning-kuningan.
Beberapa warga yang bermukim di kawasan Danau Batur ketika dihubungi, Kamis, menyebutkan bahwa sebagai warga sempat merasa cemas atas berubah-ubahnya warna air danau tersebut.
"Kami takut kalau air danau yang merupakan sumber air bersih warga selama ini, tiba-tiba mengandung racun atau unsur yang membahayakan lainnya," kata Nyoman Dangan, penduduk yang bermukim di tepi barat Danua Batur.
Senada dengan Nyoman Dangan, Gede Tindih, tokoh masyarakat Kintamani yang juga mantan anggota DPRD Bangli, mengatakan, terkait munculnya kecurigaan warga terhadap kemungkinan air danau membahayakan, perlu dilakukan upaya penelitian oleh pihak yang berwenang.
"Kami harapkan yang berwenang dapat melakukan penelitian secepatnya," kata Tindih sembari menambahkan, jangan lantas setelah membawa musibah, baru terpikir untuk melakukan tindakan.
Menurut dia, air danau yang tiba-tiba keruh atau mengalami perubahan dalam beberapa warna belakangan ini, perlu secara cepat disikapi oleh yang berwenang.
"Siapa tahu memang tercemar gas atau cairan beracun, atau juga sebagai pertanda adanya letusan gunung di dasar danau, mengingat Dabau Batur terletak di bagian kaki Gunung Batur yang dikenal aktif," katanya.
Linggih mengatakan, bisa saja air danau berubah warna karena adanya lubang solfatara gunung api aktif di dasar danau, atau tumbuhnya plankton dalam jumlah yang besar di air danau.
"Semua itu saya pikir bisa mengubah warna air danau. Namun demikian, ini kan baru sebatas dugaan. Karenanya, perlu dilakukan penelitian," ucapnya menandaskan