Ada sesuatu yang menggelitik hati saya sewaktu membawa berita di Kompas tertanggal 28 Agustus 2008 halaman 13 dengan tajuk “Kebun Sawit Bakal 7,4 Juta Hektar”. Isi berita tersebut salahsatunya adalah adanya desakan untuk memperluas kebun kelapa sawit menjadi 7,4 juta hektar pada tahun 2008 dari total luas lahan yang sudah dimiliki Indonesia seluas 6,7 juta hektar tahun 2007. Tingginya permintaan dunia akan minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) mempengaruhi perluasan lahan.
Salahsatu pejabat tinggi di Deptan (Departemen Pertanian) bahkan tidak tahu persis status lahan baru yang akan dibuka karena izin pembukaan lahan baru ada di tangan pemerintah propinsi dan kabupaten. Ironis sekali, sistim otonomi yang baru saja diterapkan membuat birokrasi laporan menjadi berbelit-belit. Padahal menurut laporan dari Green Peace dari tahun 2000 – 2007, pembukaan lahan baru untuk kelapa sawit khususnya pada lahan gambut berpotensi menghasilkan emisi karbondioksida sekitar 80-100 ton/hektar/tahun.
Dan kawasan seperti Papua, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur banyak diincar oleh investor kelapa sawit. Saya jadi ingat pada sebuah pembicaraan di atas gerbong restorasi kereta api, seorang bapak sedang berapi-api menjelaskan kepada temannya sambil asyik minum kopi bahwa sebuah pulau di papua yang berhutan lebat (primer) akan diincar kayunya. Disebuah stasiun televisi, ditayangkan bagaimana seorang badak cula dua
Bahkan di Jambi, ditayangkan bagaimana seekor orangutan yang lucu sedang asyik loncat dari satu batang kayu yang ditebang ke batang kayu yang lain karena hutan tempat habitatnya sudah habis dipapas. Sehingga pihak WWF harus mengejar orang utan tersebut untuk dipindahkan ke lokasi yang ideal. Orang utan tersebut dalam keadaan stress, miris saya melihatnya.
Sebelum lebih jauh membahas fenomena sawit, mungkin ada baiknya mengenal sejarah tanaman ini di
1. SEJARAH KELAPA SAWIT
Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah Belanda pada tahun 1848, saat itu ada 4 batang bibit kelapa sawit yang dibawa dari Mamitius dan Amsterdam lalu ditanam di kebun Raya Bogor. Pada tahun 1911, kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial. Perintis usaha perkebunan kelapa sawit di
Pada tahun 1919 mengekspor minyak sawit sebesar 576 ton dan pada tahun 1923 mengekspor minyak inti sawit sebesar 850 ton. Pada masa pendudukan Belanda, perkebunan kelapa sawit maju pesat sampai bisa menggeser dominasi ekspor Negara Afrika waktu itu. Memasuki masa pendudukan Jepang, perkembangan kelapa sawit mengalami kemunduran. Lahan perkebunan mengalami penyusutan sebesar 16% dari total luas lahan yang ada sehingga produksi minyak sawitpun di Indonesia hanya mencapai 56.000 ton pada tahun 1948 / 1949, pada hal pada tahun 1940 Indonesia mengekspor 250.000 ton minyak sawit.
Pada tahun 1957, setelah Belanda dan Jepang meninggalkan
2. PELUANG INVESTASI
Kelapa sawit adalah tanaman keras sebagai salah satu sumber penghasil minyak nabati yang bermanfaat luas dan memiliki keunggulan dibandingkan minyak nabati lainnya. Industri kelapa sawit terdiri dari beberapa segmen industri yaitu budidaya perkebunan dan mill (pengolahan kelapa sawit menjadi Crude Palm Oil /CPO), industri pengolahan dan perdagangan. Umumnya industri yang banyak diusahakn di
Luas areal tanaman kelapa sawit terus berkembang dengan pesat di Indonesia. Hal ini menunjukkan meningkatnya permintaan akan produk olahannya. Ekspor minyak sawit (CPO)
Untuk meningkatkan nilai tambah limbah pabrik kelapa sawit, maka tandan kosong dapat dimanfaatkan untuk mulsa tanaman kelapa sawit, sebagai bahan
3. KEUNGGULAN KELAPA SAWIT
Kelapa sawit mempunyai produktivitas lebih tinggi dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya (seperti kacang kedele, kacang tanah dan lain-lain), sehingga harga produksi menjadi lebih ringan. Masa produksi kelapa sawit yang cukup panjang (22 tahun) juga akan turut mempengaruhi ringannya biaya produksi yang dikeluarkan oleh pengusaha kelapa sawit.
Kelapa sawit juga merupakan tanaman yang paling tahan
Supply sawit di dunia saat ini sangat terbatas, karena kelapa sawit hanya dapat dibudidayakan di daerah katulistiwa dan diperkirakan hanya 2% dari belahan lahan di dunia. Daerah ideal bagi perkebunan kelapa sawit adalah
Selain itu panen kelapa sawit dapat dilakukan 2 x dalam sebulan. Bila anda tertarik untuk berinvestasi dikelapa sawit, maka mulai dari masih bibit hingga panen pertama jaraknya sekitar 4 tahun. Dan pada tahun ke-4, kelapa sawit dalam satu hektar dapat dipanen 2 x. Dalam satu hektar bisa menghasilkan sekitar 30 ton, saat ini harga 1 ton / tandan kelapa sawit adalah Rp 300,000. Jadi anda bisa mendapatkan penghasilan kotor perhektar lahan kelapa sawit adalah Rp 300,000 x 30 = Rp 9,000,000/hektar/1 x panen dan dalam satu bulan berarti anda bisa mendapatkan Rp 18,000,000/gross (belum dipotong biaya produksi). Bisa dibayangkan pendapatan kotor petani kelapa sawit yang minimal mempunyai lahan 10 hektar saja.
4. KERUGIAN DARI KELAPA SAWIT
Dari perjalanan saya bersama tim SGU ke wilayah Rantau Prapat pada awal bulan Mei 2008 lalu, saya mendapatkan informasi bahwa tanaman kelapa sawit adalah tanaman yang rakus air. Karena ia banyak menyerap air dan juga unsur hara yang berfungsi untuk menjaga kesuburan tanah.
Kelapa Sawit (Elaeis guinensis jacq) adalah salah satu jenis tanaman dari famili
Bisa dibayangkan
Jadi bukan tidak mungkin apabila ditahun 2030 – 2040 nanti lahan kelapa sawit di Sumatra, Papua, Kalimantan,
Bahkan tanaman kelapa sawit ini hanya 1/3 menyerap CO2 dibanding tanaman lainnya, sehingga saya tidak mendukung apabila pemerintah
Limbah cair yang dihasilkan pabrik kelapa sawitpun juga merusak lingkungan apabila tidak ditangani secara baik dan professional. Limbah cair kelapa sawit sangat bau dan menghasilkan gas karbon yang besar sehingga dapat merusak ozon dan mempengaruhi pemanasan global. Bahkan di beberapa tempat di
Selain itu banyak pemodal besar yang hanya mengincar kayunya saja dari izin penebangan hutan untuk memperluas lahan kelapa sawit. Mereka akan mengekspor kayu gelondongan tersebut keluar negeri dan janji tinggal janji untuk mengkonversi lahan gundul tersebut ke lahan kelapa sawit.
Sawit ibarat dua sisi mata uang, satu sisi menguntungkan secara ekonomis dan merugikan
Pihak pemerintah daerah Aceh patut dicontoh dengan program Visi Aceh Hijau yaitu melarang pembukaan hutan termasuk dari rencana kebun kelapa sawit. Investasi kelapa sawit dapat berlanjut tanpa harus membuka lahan baru, lahan kelapa sawit yang terbelengkalai akibat perang GAM – RI di masa lampau masih bisa direvitalisasi kembali.
Beberapa waktu yang lalu saya jalan kearah Leuwiliang,
No comments:
Post a Comment