Seperti kita ketahui konsumsi rokok di Indonesia menempati urutan ke 3 di Benua Asia dan ke 5 di dunia setelah pasar China, Rusia, USA dan Jepang. Saya sendiri mencicipi rokok menthol sejak tahun 2005 dan sebelumnya saya pernah jatuh hati pada rokok
Pengalaman menghisap rokok Marlboro Black Menthol baru saya lakukan selama 1,5 bulan ini, setelah salahsatu teman dikantor menikmati rokok ini. Dan ternyata taste menthol yang diberikan oleh rokok Marlboro ini memang berbeda dari rokok Dunhill Menthol Light yang selama ini setia menemani saya.
Taste menthol dari varian baru ini memang sangat terasa dan apalagi dihisap diudara pegunungan yang sejuk, bisa dipastikan sangat terasa nikmatnya. Sehingga saya tergerak untuk membelinya kembali. Dan disinilah semua berasal mengapa saya mengulas sedikit tentang Marlboro Black Menthol.
Iklan Marlboro Black Menthol sudah saya sering lihat dibeberapa billboard besar beberapa bulan yang lalu, tetapi hati saya belum tergugah untuk membelinya. Karena saya pikir varian rokok menthol ini kurang lebih sama dengan rokok menthol yang lainnya. Mengingat cita rasa rokok Dunhill Menthol Light sudah membuat saya jatuh cinta selama 3 tahun belakangan ini. Pada awalnya ketika membeli rokok Dunhill Menthol Light ditahun 2005, cukup sulit ditemukan. Sementara saat ini sangat mudah ditemukan bahkan dipedagang rokok kaki
· Marlboro : Menthol, Menthol Light dan Black Menthol
· Djarum : LA Light Menthol
· Sampoerna : A Mild Menthol
· Gudang Garam : Surya Slim Menthol, Signature Menthol
· Dunhill : Menthol, Menthol Light
Selama beberapa tahun, rokok Sampoena dengan brand A Mild Menthol menguasai pasaran rokok Menthol di Indonesia, sehingga Djarum segera mengeluarkan LA Light Menthol sebagai pesaing baru. Dan munculnya rokok Dunhill Menthol Light yang membidik pasar premium rokok Menthol dengan harga yang cukup mahal dari awalnya perbungkus sekitar Rp 9,000 kini mencapai Rp 10,500 – 11,000/bungkus dipasaran.
Dunhill Menthol Light muncul dipasaran dengan membidik anak muda golongan menengah keatas dan bahkan dapat disebut sebagai pasar premium. Berbagai macam promo gencar dilakukan disejumlah tempat hang out anak-anak muda yang akhirnya mereka mendapatkan semacam Dunhill Experience. Karena harga yang cukup mahal menjadikan semacam gengsi bagi sejumlah anak muda dan bahkan tidak jarang saya mendapatkan komentar bahwa “Ini
Kini Marlboro mengeluarkan varian baru dengan cita rasa Menthol yang mantap dan bahkan dengan harga terjangkau yaitu sekitar Rp 9,500 – 9,800/bungkus dipasaran. Tujuannya untuk mengambil pasar menengah keatas dan menggantikan posisi Dunhill Menthol Light sebagai rokok menthol premium.
Dengan tampilan kemasan hitam yang maskulin, stylish, dan premium, Marlboro Black Menthol hadir sebagai bentuk inovasi dari PT. Philip Morris Indonesia bagi para perokok muda dewasa khususnya penggemar rokok menthol di Indonesia. Keunikan dari Marlboro Black Menthol terletak pada kuatnya sensasi menthol ketika rokok dihisap. Rasa menthol akan meninggalkan rasa segar yang lama, bahkan setelah hisapan terakhir.
Veronica Risariyana, Brand Manager Marlboro, mengungkapkan, "Perkembangan pasar menthol di
Marlboro Black Menthol tersedia dalam edisi terbatas selama 6 bulan. Varian baru Marlboro ini diproduksi dan dipasarkan oleh PT. Philip Morris Indonesia di fasilitas pabriknya yang berada di kawasan Cibitung, Jawa Barat dan akan tersedia di hampir seluruh
Dan kini rokok Marlboro Black Menthol sulit dicari dipasaran mulai dari minimarket Yomart, 711, Circle K, Alfa Mart dan Indomart hingga ke hypermarket sekalipun. Kekurangan stock Marlboro Black Menthol membuat saya heran, apakah ini semacam taktik bisnis atau persaingan bisnis?
Seperti press release yang dikeluarkan oleh pihak Marlboro bahwa varian ini dibuat terbatas hanya untuk mengetahui reaksi pasar atas munculnya varian rokok baru ini yang ternyata diluar dugaan. Pasar sangat antusias sekali sehingga sering habis dipasaran. Terakhir kali saya beli rokok ini di Indomart Sari Ater, Jawa Barat. Dan bahkan dibekasi sekalipun, petugas Alfamart memberitahu saya bahwa mereka belum menjual produk tersebut. Sementara di Circle K yang bisa ditemui dimana saja, selalu kehabisan stock rokok tersebut.
Atau ada persaingan bisnis didalamnya? Seperti kita ketahui bahwa sebuah produk yang ingin dipajang disebuah mini market or hyper mart, produsen produk tersebut harus membayar fee untuk menyewa space yang mereka butuhkan untuk memajang produk mereka, misalkan di Circle K atau di Alfa Mart. Hal ini menyebabkan bisa terjadinya monopoli terhadap sebuah produk, ketika sebuah produk yang dianggap laku dipasaran akan membuat pesaingnya ketar ketir. Sehingga pesaingnya bisa membuat sebuah negoisasi terhadap si pemilik ritel untuk tidak memajang produk tersebut dalam jangka waktu tertentu, untuk menciptakan image bahwa produk tersebut sulit ditemukan dipasaran. Sehingga secara tidak langsung memaksa konsumen untuk membeli produk serupa yang tersedia dipasaran.
Seperti iklan rokok Marlboro Black Menthol yang memajang image sebuah kuda hitam, memang ia menjadi kuda hitam dalam varian rokok Menthol Light saat ini. Tapi sebenarnya, rokok
Sekilas tentang rokok:
Rokok pada awalnya dibuat dari daun tembakau yang dikeringkan dan berasal dari benua Amerika Latin. Ketika tahun 1492, Christopher Columbus menemukan bahwa suku Indian suka menghisap daun tembakau untuk mengusir rasa letih dan bahkan digunakan untuk upacara ritual serta pengobatan. Dalam sejarah juga dituliskan ketika Christopher Columbus kembali ke Spanyol, dia membawa berbagai macam persembahan selain emas dan batu mulia, daun tembakau juga dipersembahkan kepada Raja Spanyol yang waktu itu berkuasa. Dan disinilah kebiasaan merokok berkembang di benua Eropa.
Di Indonesia sendiri, dalam sejarah diceritakan ketika Roro Mendut membuka home industry rokok untuk membayar pajak kepada Tumenggung Wiraguna. Dan kemudian rokok buatan Roro Mendut disukai oleh banyak kaum pria waktu itu dan salahsatunya Pranacitra.
Penanaman tembakau secara modern dilakukan pada masa colonial Belanda diakhir abad ke 18 sehingga tidak aneh apabila komoditi tembakau Deli menjadi primadona dijamannya dan bahkan menjadi merk dagang dipasar Tembakau di Eropa hingga kini.
Ditahun 1890, rokok kretek berkembang khususnya di
Rokok sendiri sebenarnya dibagi dalam 3 kategori yaitu rokok mild, rokok kretek dan cerutu. Rokok tipe Mild di presentasikan mempunyai kandungan tar dan nikotin yang paling rendah dibanding rokok kretek dan hal ini dikontrol dengan baik/dijamin oleh pabriknya, karena kerendahan kadar tar dan nikotin ini justru menjadi "nilai jual" bagi mereka berkaitan dengan isu kesehatan. (Tar dan Nikotin adalah penyebab kanker).
Rokok mild memiliki sekitar 14-15 mg tar dan 5 mg nikotin. Karena ringan kandungan tar dan nikotin nya, maka rokok jenis mild juga diberi istilah light, misalnya rokok LA Light, Marlboro light dll. "Keringanan" kandungan tar dan nikotin ini dikarenakan,
(a)Pengolahan lebih lanjut dilakukan terhadap tembakau sebelum dicacah halus menjadi setengah serbuk.Cara pengolahan nya dirahasiakan pabrik
(b)Penggunaan teknologi "filterisasi" pada batangan rokok, yaitu menambah busa pada bagian yang akan dihisap sehingga busa berfungsi sebagai penyaring nikotin dan tar (dan memang lewat penelitian terbukti efektif/signifikan).
Rokok tipe mild disebut juga rokok putih karena biasanya warna gulungan kertas pembungkus silinder rokok tersebut berwarna putih. Tahap pengolahan rokok putih meliputi tahap persiapan, penggulungan dan pengepakan. Tahap persiapan meliputi tembakau, kertas, artifisial tembakau dan saus. Dan saus inilah yang memberikan cita rasa yang berbeda. Tahap penggulungan dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin.
Rokok tipe kretek memiliki sekitar 20 miligram tar dan 4-5 miligram nikotin. Lebih besar kandungan tar dan nikotin nya dari rokok mild, sehingga resiko kanker menurut dokter jadi lebih besar pula. Rokok tipe kretek ini contoh nya Dji Sam Soe yang menjadi signature cigarette
Rokok cerutu umumnya berbentuk seperti torpedo/kapal selam dengan ukuran lebih besar dan panjang dari dua jenis rokok pertama. Terdiri dari daun tembakau kering yang digulung-gulung menjadi silinder gemuk, lalu dilem dan tidak dicacah daun tembakau nya. Akibatnya cerutu menjadi yang paling besar dari segala jenis rokok kandungan tar dan nikotinnya menjadi yang paling berbahaya menurut dokter. Kuba adalah salahsatu penghasil rokok cerutu terbaik di dunia hingga saat ini dengan berbagai macam varian. Bagi pecinta rokok cerutu, menghisap rokok cerutu menjadi semacam gengsi dan
Perusahaan rokok di
Sementara cukai rokok yang diperoleh pemerintah ditahun 2008 sekitar 47 trillun rupiah, sehingga tidak aneh apabila industri rokok di Indonesia menjadi paradoks. Satu sisi memberikan pemasukan kepada pemerintah dan satu sisi lagi membahayakan kesehatan penduduk.
Di Asia, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan,
Suatu hari nanti, saya akan berhenti merokok dan apabila kebiasaan merokok sudah sangat berkurang di Indonesia, mau dikemanakan ribuan petani tembakau dan jutaan buruh pabrik rokok di