Monday, June 29, 2009

Vacances à la station Padma Resort




Bonjuor!! Je suis de retour à Bali...
Staying at Padma Resort Legian dengan nuansa seperti di kawasan Nusa Dua..just a few step to the ocean, Kuta and Legian Beach.
The room is quite huge with balinese decoration with a chalet...
tapi sayangnya kali ini, I must go to the doctor...
there's a problem with my stomach...alhasil hanya diperbolehkan makan bubur ayam...padahal pengen makan banyak...huh menyebalkan...

Wednesday, June 24, 2009

Vote Me for Bubu Awards

Dear All,

If you had time, please support me to vote as “The Most Influential Blogger” for  my blog at http://katawaktu.multiply.com

Just click below,

http://www.bubuawards.com/ba2009/voting/voteme/BA-V06-N676N0QPMJ3HUVF

One of my blogs “Matinya Pasar Tradisional” had influenced our next president’s candidate and their vice president visiting the traditional market at the moment.

Since it’s been blown up at the media “Gatra edition with the title RIP Pasar Tradisional”. It had raised their awareness to maintain our traditional market.

“Republik Tempe”, “Into the Wild”, “Manisnya Kecap” are just a few of them that you may read.

Form Voting

http://www.bubuawards.com/ba2009/voting/voteme/BA-V06-N676N0QPMJ3HUVF
Vote me for Bubu Awards

Monday, June 22, 2009

Jalur Cepat Pembuatan SIM

Kebetulan SIM C saya sudah hilang setahun yang lalu dan dipertengahan bulan Juni 2009 ini saya mencoba mengurus SIM yang baru. Kemudian saya mencari informasi mengenai harga mengurus driving license yang baru di kota Bandung. Dari info yang saya dapatkan membuat SIM baru seharga Rp 250,000 melalui calo di kota Bandung. Tetapi karena KTP (ID Card) saya Bekasi, maka tidak bisa dilakukan kecuali ada surat keterangan domisili dan bla bla dimana saya malas mengurusnya.

Hari Sabtu pagi saya mendatangi Polres Bekasi untuk mengurus SIM C yang baru. Ketika tiba dihalaman depan, seorang calo mendekati saya dan menawarkan bantuannya. Ternyata harga pengurusan SIM C baru senilai Rp 370,000 dan ketika saya tanyakan mengapa semahal itu, sang calo menjawab dengan berbagai alasan. Salahsatu alasan karena saat ini membuat SIM C cukup sulit, harus melewati tahapan tes tertulis dan tes mengemudi. Tapi dengan kuasa seorang calo, maka tahapan itu dijamin akan lolos dan saya tidak perlu harus mengikuti tes mengemudi.

Saya menawar dengan membuka harga Rp 300,000, tetapi harga tawaran saya ditolak karena menurut sang calo harga tersebut sudah harga “dasar”. Akhirnya saya menuju ke warung fotokopi, karena dibutuhkan 5 buah fotokopi KTP sebagai salahsatu persyaratan dokumen.

Kemudian saya mencoba untuk mengurus SIM tanpa bantuan calo. Setibanya dipintu gerbang utama, seorang polisi menyapa saya dengan ramah dan menanyakan maksud kedatangan saya. Tentu saya utarakan maksud kedatangan saya yaitu membuat SIM C baru. Dan sang polisi mengajak saya keruangannya yang terletak disamping pintu gerbang, sebuah ruangan yang agak kurang terawat dengan meja dan kursi kayu seperti layaknya kantor kelurahan. Saya dipersilahkan duduk dan beliau mengajak saya berbicara.

Dari penuturan beliau, biaya pembuatan SIM C seharga Rp 370,000 dan dijamin lolos, tetapi saya harus tetap mengikuti ujian formal tertulis dan mengemudi. Selain itu beliau minta ditambahkan uang rokok. Wah…setali tiga uang! Saya kembali menawar dengan harga Rp 300,000 dan tetap ditolak. Saya dipersilahkan untuk mengurus sendiri karena “harga kesepakatannya” kurang cocok. Kemudian saya berterimakasih dan segera keluar dari ruangan tersebut.

Dan sekali lagi saya menuju kebagian dalam Polres Bekasi dan sepertinya ada beberapa orang calo yang sudah menunggu kedatangan “para pelanggan” dipintu masuk pengurusan SIM. Seorang anak muda berinisial B menyapa saya dan menawarkan bantuan untuk mengurus SIM baru atau perpanjang. Tanpa berpikir lagi, saya mencoba bertanya kembali berapa harga untuk mengurus SIM C baru.

“Untuk SIM C baru biayanya Rp 360,000, mas!”

Setelah melihat penawaran sebelumnya, akhirnya saya mencoba membuka harga Rp 350,000. Karena jujur saya paling malas untuk tawar menawar, am not get into it!! Akhirnya harga tersebut disepakati bersama antar sebagai pelanggan dan calo sebagai perantara. There’s no other choice…

Calo tersebut meminta uang Rp 150,000 dulu dan 5 lembar fotokopi KTP saya, kemudian ia memberikan SIMnya sebagai jaminan serta nomor HP yang bisa dihubungi. Dan saya disuruh mengikutinya masuk kebagian dalam. Diujung jalan sempit, ada puluhan orang yang mengantri untuk mengurus driving license mereka. Saya disuruh menunggu sebentar oleh si calo.

Tidak berapa kemudian, si calo membawa seberkas dokumen yang sudah diattach fotokopi KTP. Saya diminta untuk mengisi dokumen tersebut berupa nama lengkap dan alamat saja. Setelah selesai, saya dibawa sebuah counter untuk menyerahkan berkas dokumen tersebut. Didalam counter, seorang wanita sedang asyik membawa berkas dan tiba-tiba seseorang masuk kebagian dalam dan memberikan “sesuatu” yang disembunyikan dibawah berkas dokumen yang menumpuk tersebut. Hmm…uang stempel!

Saya diberikan seberkas kertas kecil yang berisi nomor urut pembuatan SIM C baru. Sang calo berdiri tidak jauh dari tempat saya, kemudian ia memberikan informasi bahwa sebentar lagi saya akan mengikuti ujian tertulis.

“Nanti nggak usah diisi dengan benar, asal saja isinya mas. Dijamin lulus koq!”

Saya hanya tersenyum dan kemudian mengikuti sarannya agar menyerahkan lembar nomor urut kepada pengawas ujian. Seorang wanita bertubuh tegap dan berwajah agak galak menyambut saya. Tanpa sebuah senyuman, ia hanya memberikan selembar daftar pertanyaan yang sudah dilaminated dan selembar daftar jawaban. Saya disuruh untuk mengambil tempat duduk.

Ada 30 buah pertanyaan dengan pilihan a/b/c/d dan semua pertanyaan mengenai tata cara mengemudi yang baik dan benar. Dan saya mengisinya dengan berpikir secara logika saja, dibutuhkan waktu 15 menit untuk mengisi seluruh pertanyaan. Kemudian saya memberikan lembar jawaban kepada seorang petugas pemeriksa ujian dibagian depan. Yang mengagetkan, si petugas memberitahukan bahwa saya akan dibantu agar lolos. Kemudian ia mengecek jawaban saya melalui secarik platik yang sudah dibolongi jawaban yang benar, hmm...jadi ingat waktu sekolah dulu ketika para guru mengecek jawaban ujian. Dengan jelas bahwa jawaban saya yang benar adalah 20, berarti saya masih bisa lolos kalau lewat jalur resmi.

Selesai ujian tertulis saya harus mengikuti ujian mengemudi dengan lokasi yang cukup jauh sekitar 1 km yaitu di GOR Bekasi. Hah…menyebalkan! Karena udara cukup panas siang itu, calo saya hanya memberikan info bahwa ujian tersebut hanya formalitas saja, jadi sekali lagi anggap saja “sebuah permainan tes mengemudi”.

Di GOR Bekasi, sejumlah orang sudah berkumpul dan saya harus menyerahkan daftar nomor urut pembuatan SIM kepada seorang petugas yang duduk dibawah sebuah warung tenda. Saya berpikir, mengapa tidak didalam lokasi Polres Bekasi yang cukup luas dan lebih rapi. Karena lokasi ujian mengemudi ini sungguh tidak layak. Para calon pembuat SIM dibiarkan kepanasan dan tanpa tempat duduk yang layak. Saya membayangkan kalau saya membuatnya dimusim hujan, mungkin saya akan kirim wali saja dibanding saya harus kehujanan. Harga obat lebih mahal saat ini , huh!!

Lokasi ujian dibagi dua tempat, sisi barat untuk SIM C dan sisi timur untuk SIM A. Sebuah mobil APV dan dua buah motor bebek dengan logo kepolisian, bisa digunakan untuk tes mengemudi. Beberapa balok kayu dengan jarak 2 m antara balok yang satu dengan balok yang lain. Seorang polisi memberikan petunjuk tanpa pengeras suara bagaimana harus melewati balok yang satu dengan balok yang lain. Sekali lagi saya harus menunggu dan melihat permainan ini.

Hamper 90% peserta gagal melewati ujian ini dan bahkan seorang Bapak yang masih memakai baju TNI AU agak kesal setelah melihat dagelan ini. Karena anak perempuannya tidak lulus, menurutnya secara psikologis lokasi ujiannya tidak tepat dan bahkan jarak antara satu balok dengan balok yang lain terlalu dekat hanya 2 meter saja. Sementara satu sepeda motor panjangnya 2 meter, jadi ketika harus lewat zig zag kesempatan untuk tidak menjatuhkan balok sangatlah kecil kecuali sudah terampil dan pikiran yang tenang.

Dalam hati saya, bagaimana bisa tenang..karena matahari ada diatas kepala. Huh!! Si bapak TNI AU itu sambil berjalan mengantar anaknya kembali ke polres Bekasi, ia berteriak agar jatuhkan saja semua baloknya..hehehe…lucu juga si bapak. Giliran saya belum juga tiba, dan saya bertanya keseorang pemuda disamping saya mengenai berapa nilai yang harus ia bayarkan untuk membuat SIM C baru.

“Saya kena Rp 110,000 karena nggak "nembak" mas. Tapi ini kedatangan saya yang kedua kali karena minggu lalu saya tidak lulus karena menjatuhkan kaki ketika harus zig zag melewati balok itu. Saya sebenarnya disuruh datang 2 minggu lagi, tapi saya tidak mau... karena sedang ada ujian semester minggu depan. Ya udah saya datang aja sekarang!”

Hah ternyata hanya Rp 110,000 biaya pengurusan SIM C dengan jalur normal tanpa calo….berarti saya harus bayar 3 x lipat untuk “jalur cepat”. Dan kini giliran si pemuda itu untuk tes mengemudi dan kali ini ia lolos karena ia sudah belajar sebelumnya. Now it’s my turn…

Sudah 10 tahun lebih membawa mobil dan motor, kalau gagal memalukan..walau sudah ada jaminan lolos tes jadi nggak terlalu merisaukan. Finally, I made it…lolos tanpa menjatuhkan kaki dan balok ketika zig zag.

Next step, saya kembali ke polres Bekasi dan menghubungi calo tersebut. Kemudian saya harus memberikan sisa uang Rp 200,000 kepada calo tersebut. Dan ia menuntun saya kebagian dalam untuk diambil fotonya. Setelah menunggu 5 menit, saya diberikan dokumen yang harus diserahkan kepada petugas dibagian dalam. Sambil menunggu untuk difoto dan ambil sidik jari secara digital, saya membuka dokumen pengurusan SIM C. Didalam berkas tersebut dengan jelas disebutkan bahwa biaya pengurusan SIM C hanya Rp 110,000 saja dan yang paling aneh adalah adanya surat keterangan dari dokter.

Koq bisa?? Saya kan tidak memeriksakan diri kedokter sebelum mengurus SIM ini. Oh iya kan kop suratnya dan stempelnya sudah disiapkan biar lebih cepat lebih baik, lanjutkan!!

Saya tersenyum simpul melihat kecanggihan pengurusan SIM ini, sebuah mesin alat pencetak SIM yang cukup canggih sudah ada didepan saya.

“Siap…”

Foto dan sidik jari diambil secara digital.

Setelah selesai, saya diminta menunggu dan dalam waktu 5 – 10 menit saja my driving license was ready to use. The validity is for 5 years, tapi sistim sekarang katanya diberikan tenggang waktu 1 tahun apabila kita lupa mengurus perpanjangan SIM dari due datenya.

Akhirnya saya sudah mengantongi sebuah SIM C baru dengan tinggi badan lebih pendek dari sebenarnya hanya 170 cm, padahal my height is 176cm. Dipintu keluar tertera pengumuman “Hindari Calo untuk mengurus SIM”. Lha tadi siapa ya??

Sebelumnya saya minta maaf kepada Kapolres Bekasi dan Kapolri apabila tulisan saya ini sekiranya tidak berkenan. Tapi memang ini faktanya.

Mudah2an para Capres dan Cawapres yang saat ini berkampanye lebih peduli terhadap segala macam pungutan liar yang membebankan rakyat mulai dari pembuatan KTP, paspor, SIM hingga dokumen penting lainnya. Apabila gaji para Polisi dinaikkan serta tunjangan hidup mereka layak, saya yakin pungli ini bisa ditekan seminimal mungkin. Dari uang pengurusan SIM 350,000 tentu tidak dimakan begitu saja 100% oleh si calo, uang tersebut akan dibagi lagi ke beberapa pihak.

Gaji polisi di negri ini masih jauh dibawah rata-rata gaji polisi di Negara tetangga seperti di Singapore, Malaysia dan Thailand. Malaysia bahkan sudah menaikkan gaji polisi untuk menekan tindakan korupsi. Bukan cuma gaji saja yang dinaikkan, tetapi keluarga mereka juga diperhatikan mulai dari perumahan yang layak, biaya sekolah anak yang gratis serta biaya berobat gratis..agar polisi/TNI bisa tenang bekerja tanpa harus melakukan tindakan yang tidak disukai oleh masyarakat. Jadi ingat disebuah berita beberapa bulan lalu, seorang polisi ditemukan bunuh diri karena ia mengidap penyakit tertentu dan tidak ada biaya untuk berobat. Ironic!

Sekali lagi, mudah2an ada Capres dan Cawapres yang juga peduli terhadap kehidupan, gaji serta tunjangan TNI dan Polisi untuk menekan tindakan korupsi. Bukan hanya rajin mengunjungi pasar tradisional, petugas penjaga Negara juga butuh perhatian serius saat ini disamping alutsista. Mudah2an ada banyak Pak Hoegeng lainnya dimasa yang akan  datang…dan bukan itu saja pola reward serta punishment juga harus ditegakkan.

informasi mengenai Pak Hoegeng bisa diunduh diwebsite Kick Andy dibawah ini,

http://www.kickandy.com/?ar_id=MTUxNA==

 

 

Wednesday, June 10, 2009

New Moon Official Trailer




Setelah sukses dengan Twilight..film baru New Moon akan dirilis segera di bulan November 2009 nanti....arghh masih lama bener...
padahal trailernya saja sudah ngiler...mudah2an seheboh film pertamanya

Monday, June 8, 2009

Little Ashes - the movie




Madrid in 1922 is a city wavering on the edge of change as traditional values are challenged by the dangerous new influences of jazz, Freud and the avant-garde. Salvador Dalli arrives at university at the age of 18 years old, determined to become a great artist. His bizarre blend of shyness and rampant exhibitionism attracts the attention of two of the university's social elite - Federico Garcia Lorca and Luis Bunuel. Salvador is absorbed into their decadent group and for a time he, Luis and Federico become a formidable trio, the most ultra-modern group in Madrid. However, as time passes, Salvador feels an increasingly strong pull toward the charismatic Federico - who is oblivious to the attention he is getting from his beautiful writer friend, Magdalena. Finally, in the face of his friends' preoccupations - and Federico's growing renown as a poet - Luis sets off for Paris in search of his own artistic success.

The star Robert Pattison "Twilight" will be roled Salvador Dalli, maybe he will be the next Oscar 2010 nominee...the soundtrack 'If I could" is a great song to enjoy..

Into the Wild - Sanghyang Tikoro


free of charge

Di akhir pekan, Kota Bandung selalu disesaki oleh turis domestic dan suasana yang hiruk pikuk membuat saya kurang menyukainya. Berbekal dari sebuah buku tua yang saya dapatkan berjudul “All About Bandung” terbitan tahun 1994 dan ditulis oleh seorang warga negara Jerman yang mencintai kekayaan alam Jawa Barat, saya tergeltik untuk mengetahui sebuah lokasi wisata yang tidak banyak orang ketahui. Sebuah foto kecil dengan penjelasan bahasa Inggris, tertulis South of Bandung, Sanghyang Tikoro.

Tanpa harus berpikir dua kali, saya menyempatkan diri untuk mencari tahu dimana lokasi yang mengesankan tersebut berada. Kota Padalarang yang berjarak 30 menit perjalanan dari kota Bandung menjadi tujuan utama saya selanjutnya, memasuki kota Padalarang perjalanan dilanjutkan hingga ke Citatah dan Jalan Raya Rajamandala hingga menuju ke sebuah pintu gerbang bertuliskan “Waduk Saguling”.

Dan disinilah sebuah perjalanan baru dimulai, tidak banyak orang mengetahui keberadaan lokasi ini sehingga memaksa saya untuk bertanya kebeberapa orang. Ada sebuah pos penjagaan yang harus saya lewati, karena sepertinya tempat ini agak tertutup. Pohon coklat menjadi pemandangan tersendiri disisi kanan dan kiri jalan yang naik turun. Dibutuhkan kendaraan yang handal untuk melewati jalan berliku, beberapa muda-mudi sedang asyik berpacaran ditepian jalan yang tenang. Udara yang sejuk dan masih bebas polusi menjadi hiburan tersendiri bagi saya.

Sekali lagi saya harus bertanya karena tidak ada papan penunjuk lokasi wisata tersebut disebuah pertigaan jalan. Bahkan orang local sendiri tidak tahu dimana Sanghyang Tikoro, menakjubkan!! Bertanya yang ketiga kalinya, baru saya menemukan arah yang benar. Tidak berapa lama saya menemukan sebuah pemandangan yang menarik, sebuah sungai yang cukup lebar dengan arus yang cukup kuat menjadi pemandangan yang menakjubkan.

Untuk memastikan bahwa arah saya memang benar, saya bertanya kembali. And that’s the right way. 10 menit kemudian saya menjumpai sebuah papan penunjuk yang sudah karatan “Sanghyang Tikoro”…finally…I found it! Senangnya bukan main dan lega rasanya….

Setelah memarkirkan kendaraan saya menuruni sebuah anak tangga dan jembatan kecil, dibalik tembok pagar setinggi 2 meter disitulah Sanghyang Tikoro bermukim. Sanghyang Tikoro derived from two words…Sanghyang means God or Dewa and Tikoro means Throat or Kerongkongan. Jadi Sanghyang Tikoro berarti Kerongkongan Dewa dan saya mencari tahu mengapa tempat ini dinamakan sebagai sebuah kerongkongan dewa.

Nama Sanghyang Tikoro sering dihubungkan dengan legenda Sangkuriang, khususnya berkaitan dengan Danau Bandung. Sangkuriang identik dengan asal muasal terciptanya Gunung Tangkuban Perahu, Danau Purba Bandung, Gunung Burangrang, Gunung Bukit Tunggul, dan Sang Hyang Tikoro. Cerita tentang pangeran sakti mandraguna ini, dibalut kisah cinta terlarang antara seorang anak yang tidak lain adalah Sangkuriang dengan ibu kandungnya, Dewi Dayang Sumbi.

Legenda Sangkuriang awalnya merupakan tradisi lisan. Rujukan tertulis mengenai legenda ini ada pada naskah Bujangga Manik, yang ditulis pada daun palem yang berasal dari akhir abad ke-15 atau awal abad ke-16 Masehi. Dalam naskah tersebut, ditulis bahwa Pangeran Jaya Pakuan alias Pangeran Bujangga Manik atau Ameng Layaran mengunjungi tempat-tempat suci agama Hindu di Pulau Jawa dan Pulau Bali pada akhir abad ke-15.

Setelah melakukan perjalanan panjang, Bujangga Manik tiba di tempat yang sekarang menjadi Kota Bandung. Dia menjadi saksi mata yang pertama kali menuliskan nama tempat ini beserta legendanya.

Melihat dari sisi geologis, sekitar 6000 tahun yang lalu Kota Bandung dulunya merupakan sebuah danau purba yang dinamakan sebagai Situ Hiang, yang terbentuk karena meletusnya Gunung Tangkuban Perahu dan menyumbat aliran sungai Citarum. Lama kelamaan air danau tersebut surut dan kemudian mongering hingga membentuk sebuah daratan yang kini menjadi Kota Bandung. Tidak heran apabila banyak ahli geologi yang mengatakan bahwa Kota Bandung adalah sebuah cekungan raksasa yang menyukai mangkok. Dan pinggir mangkok tersebut merupakan dataran tinggi, yang kini beberapa area di Kota Bandung sering mengalami banjir.

Kembali ke Sanghyang Tikoro, melihat kawasan Padalarang yang terdiri dari pegunungan kapur tidak mengherankan buat saya apabila ada sungai bawah tanah yang cukup besar. Dan disinilah sebuah sungai bawah tanah dimulai, sebuah goa karst (batu gamping) setinggi 2,5 meter dengan lebar sekitar 7 – 10 meter. Konon panjang gua bawah tanah ini dengan aliran sungainya sepanjang 162 meter dan hingga saat ini belum ada yang memberanikan diri untuk mencari tahu kemana aliran sungai ini berakhir dan apa saja yang terdapat didalamnya.

Saya memberanikan diri untuk turun mendekati mulut gua, bau air yang menyengat serta suasana yang spooky membuat saya tidak berani berlama-lama didekat mulut gua ini. Hanya berjarak sekitar 200 meter sebuah pintu air raksasa berada dilokasi ini. PLTA Saguling – Indonesia Power dan sebuah pipa air raksasa bak ular raksasa berada diatas kantor PLTA ini.

Tidak banyak informasi yang saya dapatkan, tapi dari alur sungai dan pintu waduk kemungkinan lokasi ini merupakan mulut terakhir dari pembangkit listrik tenaga air. Aliran sungai ini terbagi menjadi dua bagian, satu lagi menuju ke sungai besar dan satu lagi menuju ke sungai bawah tanah yang tidak diketahui kemana alirannya. Konon banyak orang yang datang ketempat ini untuk bersemadi setiap malam Selasa atau Kamis Kliwon. Memang cukup wingit lokasi ini…

Satu hal yang sangat disayangkan yaitu PLTA membangun pagar setinggi 2 meter sehingga tidak memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk langsungmenikmati pemandangan alam yang menakjubkan ini. Sehingga saya harus melompati pagar dari samping agar mendapatkan gambar yang saya inginkan. Memang ada alasan lain yaitu safety, karena lokasi ini berdekatan langsung dengan buangan air waduk untuk PLTA.

Kemudian perjalanan saya lanjutkan, tidak jauh dari lokasi ini ada sebuah batu karst yang menyerupai mulut harimau. Jalan yang menanjak dan suasana yang segar dan alami membuat saya sangat mencintai negri ini, Indonesia.

Jalan semakin menanjak dan berkelok, ada beberapa area yang lawan longsor di musim hujan. Beruntung aspal jalan dilokasi ini masih cukup baik dan ternyata ada sebuah pemandaian air panas. I wonder dari mana air panas ini berasal. Cuma saying saya tidak cukup waktu untuk menikmati pemandian air panas ini.

Sekitar 10 menit dari pemandian air panas ini, saya menemukan beberapa air terjun mini dipinggir jalan. Dan salahsatu yang cukup besar bernama “Curug Bedil”, entah mengapa dinamakan air terjun bedil. Sambil beristirahat dan mendinginkan kendaraan yang dipaksa terus menanjak, saya menikmati dinginnya air terjun ini.

Perjalanan kembali dilanjutkan hingga tiba di top of the top….pemandangan kota Bandung dan Padalarang sangat menakjubkan. Aliran sungai Citarum ibarat sebuah ular raksasa dan pantulan sinar matahari membuatnya semakin cantik. It was so beautiful…

Dua buah bangunan mirip tugu berada didekat puncak bukit itu dan ternyata tangki pendingin turbin. Wow!! It’a a man made marvel…

Selepas dari puncak bukit yang berketinggian lebih dari 1.000 dpl ini, saya mencoba menemukan dimana waduk Saguling berada. Waktu tempuh sekitar 20 menit dari puncak bukit dan tibalah disebuah waduk yang tidak terlalu besar. Waduk Saguling ini mempunyai luas 6.176 hektar dan dibangun pada bulan Agustus 1981. Waduk ini menenggelamkan 31 desa hingga akhirnya diresmikan oleh mantan Presiden RI, Pak Harto ditahun 1986. Waduk dan PLTA ini menjadi pemasok listrik untuk kota Bandung dan Jakarta setelah waduk Cirata dan Jatiluhur.

Tak ada wisatawan yang menikmati waduk yang cukup cantik ini, amat sangat disayangkan. Selesai mengabadikan gambar, saya kembali pulang dan melewati jalur yang sama. Tenang rasanya setelah mendapatkan lokasi yang diinginkan dari sebuah buku tua.

Kini motor saya bisa jalan dengan santai, setelah dipaksa menanjak selama 17 km dari pintu gerbang utama. Perjalanan terasa lebih cepat dan ringan karena jalanan terus menurun, hingga saya melihat sebuah jembatan yang cukup menarik dari atas bukit. Melewati jalanan berbatu, saya berhenti sebentar disebuah desa kecil dipinggir sungai Citarum.

Jembatan kecil ini menjadi penghubung dua buah desa terpencil, sementara arus air yang deras menjadi pemandangan yang luar biasa. Kenapa tidak dijadikan lokasi rafting?? Wah kalau jadi lokasi rafting, pasti akan saya coba. Karena lokasinya menawan melewati sungai kecil dengan dinding batu kapur hingga melebar dan jeram yang beragam. Serunya kalau dijadikan lokasi wisata rafting..

Hmm..saya hanya bisa bergumam why and why…tidak ada yang peduli dengan keindahan alam ini, sehingga hanya orang asing yang berani menuliskan tentang obyek wisata ini.

Friday, June 5, 2009

MU, I am coming...




Atmosfer kedatangan Manchester United ke Indonesia sudah lebih terasa. Para fans mulai mendatangi tempat-tempat penjualan tiket, Rio Ferdinand dkk pun sudah memakai baju batik.

Sejak pemesanan tiket dibuka, penggemar sepakbola terutama suporter Red Devils silih berganti memburu karcis untuk menyaksikan tim raksasa Inggris itu bertanding melawan Indonesia All Star di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, pada 20 Juli mendatang.

Seperti diberitakan sebelumnya, pada periode pertama pemesanan (1-14 Juni), tiket hanya bisa dicari melalui gerai-gerai tiga sponsor utama event ini, yaitu 3, Bank Danamon, dan AIG.

Dari pantauan detiksport, sekretariat penyelenggara di kawasan GBK juga terus didatangi masyarakat yang ingin memperoleh tiket maupun informasi lain seputar agenda MU di Jakarta.

Selain itu, berbagai promosi pun sudah dilakukan, salah satunya memasang baliho atau billboard besar di jalan-jalan. Operator GSM 3, misalnya, telah menyebar papan reklame ukuran jumbo di berbagai sudut jalan ibukota.

Yang paling mencolok mata adalah iklan para pemain MU yang memakai baju khas Indonesia, Batik. Di gerbang pintu utama GBK, anggota 'Setan Merah' yang berpose dengan batik adalah Wayne Rooney, Park Ji Sung, Michael Carrick, dan pelatih Sir Alex Ferguson.

Di Jl. Warung Buncit Raya juga terdapat sebuah billboard besar bergambar Rio Ferdinand dengan kostum merah yang dibalut batik warna cokelat. Para pemain MU terpilih itu memang memakai batik sungguhan saat melakukan sesi pemotretan dan syuting iklan untuk mempromosikan agenda Asia Tour 2009 tersebut.

Dari foto-foto syuting tersebut, selain Rooney, Park, Carrick, Ferguson, dan Ferdinand, juga hadir Ryan Giggs dan Edwin van der Sar, dan mereka semua tampak menjajal batik.

Arghh...untung tiket gratis sudah ditangan...Thanks Bodat!!!