Monday, December 14, 2009

Goa Maria Sawer Rahmat




Cigugur adalah salahsatu bentuk toleransi beragama di Indonesia, ditengah-tengah masyarakat muslim Kuningan, Jawa Barat, berdirilah sebuah gua Maria sawer rahmat yang dibuat pada tahun 1990. Sejarah memang mencatat mengenai masuknya agama Katolik di Cigugur sekitar tahun 1930an.

Ketika saya tiba, saya bingung dimana letak goa maria tersebut karena tidak ada penunjuk arah yang besar atau ucapan selamat datang. Alhasil saya membutuhkan seorang guide. Ketika hendak masuk kearea, saya ditawarkan lilin untuk berdoa. Dan dengan halus saya tolak, coz am a moslem dan maksud kedatangan saya kemari hanya untuk mengetahui dimana letaktempat ziarah tersebut.

Sebuah jalanan menanjak menantang saya, mengingatkan saya pada makam raja di Imogori - Yogya. Suasana hutan disekitar yang meneduhkan hati dan suara serangga menambah nyamannya suasana dan memang cocok untuk tempat kontemplasi. Ada 14 stasi atau pemberhentian yang menunjukan perjalanan Jesus sebelum disalibkan.

Beberapa kali saya harus berhenti untuk beristirahat dan mengambil nafas, kalau tahu jalanannya menanjak seperti ini mungkin saya akan pikir-pikir lagi. Akhirnya saya bisa mencapai stasi ke 14 dan diujung terdapat sebuah tempat untuk misa kecil yang dijaga oleh beberapa masyarakat lokal Katolik.

Mereka mengajak saya bicara bahasa Sunda halus yang tidak saya mengerti dan dipikir saya hendak berdoa. Saya kemudian menjelaskan maksud kedatangan dan dipersilahkan untuk mengabadikan patung Bunda Maria dari jarak dekat.

Dari sisi gua terdapat air yang mengalir yang berasal dari Curug Sawer diatas bukit tersebut. Makanya dinamakan Goa Maria Sawer Rahmat agar bisa memberikan rahmat atau berkah bagi masyarakat sekitar dan para pengunjung lainnya. Bulan Mei dan Oktober adalah puncak keramaian karena bulan Maria selain dimasa paskah dan Natal.

Bagi umat Kristiani, tempat ini menjadi pilihan karena alamnya yang menarik. Sayangnya saya tidak bisa menyaksikan upacara Seren Taun yang baru berakhir hari Kamis kemarin, sementara saya berkunjung di hari Minggu. sehingga bekas upacarapun masih sangat segar. Sesaat saya meninggalkan goa Maria, seorang biarawati Katolik tersenyum kepada saya. Sementara tidak jauh dari tempat saya berdiri, sebuah pesantren berdiri dengan megah. Sebuah kebersamaan yang sangat indah.....

Fish Spa @Cigugur, Kuningan - West Java




Jarak Cirebon - Kuningan hanya 24 km atau dengan waktu tempuh selama 45 - 1jam dan kota ini berada dipegunungan dan hawa sejuk dapat dinikmati. Ada dua tempat tujuan utama yaitu Pemandian Cibulan dan Gua Maria Sawer Rahmat di Cigugur, Kuningan, Jawa Barat. Jalanan menanjak yang beraspal bagus membuat perjalanan menjadi terasa dekat.

Pemandian Cibulan dibuat pada tahun 1939 dan dikolam yang cukup luas ini kita bisa melihat ikan Dewa atau Kancra Bodas atau nama latinnya Cyprinus Carpio. Kolam yang berair jernih dan tidak pernah habis walau musim kemarau ini, membuat rasa penat saya hilang. Apalagi ketika melihat ikan-ikan besar bebas berenang bersama manusia.

Ikan jinak ini dianggap keramat oleh masyarakat sehingga tidak ada satupun yang berani mengambilnya. Konon ikan ini merupakan penjelmaan dari para prajurit Prabu Siliwangi yang membangkang dan dikutuk menjadi ikan. Yang aneh ketika kolam ini dikuras airnya untuk dibersihkan, ikan-ikan ini menghilang. Dan dibagian kanan kolam terdapat 7 buah sumur dan konon bisa menyembuhkan penyakit. Tapi yang sangat saya sayangkan mengenai kebersihan area setempat. Tiket masuk sebesar Rp 3000 sepertinya tidak bisa untuk memperbaiki fasilitas yang tersedia.

Selepas dari Cibulan saya menuju ke kolam Cigugur yang konon bisa melakukan fish spa. Fish spa kini sedang naik daun di Indonesia dan bisa ditemukan dimal-mal dengan membayar Rp 65.000. Tapi di Cigugur, kita hanya membayar tiket masuk Rp 3000 saja.

Kolam seluas 1 hektar ini membuat saya penasaran, ternyata puluhan orang siang itu sedang asyik mencelupkan kakinya kedalam air bening yang cukup dingin. Saya bergegas menggulung celana jeans dan mencelupkan kedua kaki saya. Wow!!

Ikan-ikan kecil (Kancra Bodas or ikan dewa) segera mengerubungi kaki saya dan menggigiti, rasa geli segera menghambur keseluruh tubuh. Aneh saja rasanya ketika ikan-ikan kecil itu mengerubungi kaki dan memakan kulit mati. Lama kelamaan tidak terasa dan malah semakin mengasyikkan.

Konon fish spa ini bisa menyembuhkan rematik dan penyakit kulit lainnya. Buat saya kolam ini memberikan relaksasi setelah perjalanan jauh. Alamnya yang menarik, ratusan bahkan ribuan ekor ikan tersebar dikolam ini menjadi pemandangan yang menakjubkan.

Dari situs, diberitakan bahwa ikan ini dibawa oleh para pendeta Eropa sekitar abad 13 - 16 dan menyebar disungai Rheine, Jerman. Aslinya ikan ini berasal dari Cina, Siberia dan Sungai Danube. Mungkin ikan ini dibawa oleh para rohaniawan Katolik pada jaman Belanda. Ada kesamaan ikan ini dengan ikan garupa asal Turki yang biasa digunakan untuk fish spa di mal. Cuma bedanya dicigugur dan cibulan, ikan ini hidup di air dingin bukan diair hangat.....

Well..inilah salahsatu keunikan dari negri kita Indonesia....negri yang sangat cantik alamnya dan bahkan banyak hal yang tidak dimiliki oleh orang lain....mau coba? Tidak jauh dari tol Cirebon - Kuningan....it's a must to visit.

Sunday, December 13, 2009

Colorful Cirebon




Perjalanan minggu pagi itu menempuh jarak 90 km dari kota Bandung melewati Sumedang – Majalengka – Cirebon dan menghabiskan waktu selama 3 jam perjalanan. Baru kali ini saya melewati jalan alternative menuju kota Cirebon dan cukup menyenangkan melawati hutan pinus dan hutan jati dengan udara yang cukup sejuk. Memasuki kota Majalengka kita bisa menyaksikan home industry genting dan batu bata merah yang ternyata sudah dilakukan sejak jaman Belanda.

Memasuki kota Palimanan di Cirebon, hawa panas segera menyeruak, maklum karena kota Cirebon berada ditepi pantai. Kota pelabuhan tua ini agak terlupakan padahal menyimpan banyak tempat wisata sejarah yang menarik, Kali ini saya langsung menuju ke Keraton Kasepuhan – salahsatu istana tertua di kota Cirebon yang dibangun pada jaman Walisongo.

Cirebon sendiri mempunyai empat keraton yaitu Kraton Kasepuhan (yang tertua), Kanoman, Kacirebonan dan Kaprabonan. Tiket masuk ke istana tua ini cukup murah hanya Rp 3000/pax saja dan seorang guide resmi istana sudah siap mengantar kita berkeliling istana. Istana tua ini dibangun pada tahun 1529 dan banyak mendapat pengaruh dari berbagai budaya mulai dari kerajaan Hindu Majapahit, Cina, India dan Eropa (Belanda). Maklum karena letak kota Cirebon sangat strategis dan salahsatu pelabuhan tersibuk dijamannya.

Tembok keraton yang terbuat batu bata merah mengingatkan saya pada gerbang Majapahit di Trowulan, Jawa Timur. Ketika Islam masuk kepulau Jawa, kerajaan Padjajaran yang beragama Hindu bergeser keselatan sehingga Prabu Siliwangi harus memindahkan kerajaannya. Bangunan keraton ini memang tidak semegah seperti istana di Yogyakarta dan Solo. Istana ini terkesan lebih sederhana tapi kaya akan ornament hiasan dari berbagai macam budaya. Ada ukiran dari India, Cina, lampu gantung dari Perancis yang dulu diberi lilin dan minyak kelapa, marmer dari Cina, ratusan keramik yang ditempel didinding istana mulai dari tembok hingga tembok dinding istana.

Tapi saying ada beberapa bagian istana yang membutuhkan perawatan dan biayanya cukup tinggi seperti disayap kanan dan kiri keraton yang menyimpan benda-benda pusaka. Ruangan ini tidak berpendingin ruangan sehingga menyebabkan agak terlihat kusam dan beberapa penjaga juga sangat mengharapkan sumbangan dari para pengunjung keraton, alhasil saya yang memang sudah menyiapkan uang kecil harus mengeluarkan uang untuk diberikan kepada mereka sebagai imbal jasa memasuki museum benda pusaka.

Yang paling menarik adalah salahsatu isi dinding dalam istana yang dihiasi oleh ratusan keramik kuno dari kota Delft – Belanda. Ada salahsatu bagian dinding istana berhiaskan keramik dengan cerita dari Injil berisi kisah Adam – Hawa hingga penyaliban Jesus. Karena dulu yang memasang keramik tersebut bukan orang kristiani maka tata letak cerita keramik tersebut berantakan. Tapi hal ini uniknya karena kalau kita perhatikan ada sebuah cerita bergambar dari keramik tersebut.

Kereta kuda untuk Sang Raja masih tersimpan apik dan tampak megah, kereta kuda yang terbuat dari kayu jati berumur ratusan tahun ini merupakan perpaduan dari 3 budaya yaitu Cina, India dan Hindu. Replika kereta kuda juga tersimpan dengan rapi dibagian belakang dan tiap tahun selalu dinaiki oleh sang Raja untuk berkeliling kota setiap hari jadi kota Cirebon setiap tanggal 1 Hijriah.

Yang unik ada sebuah lukisan Prabu Siliwangi 3 dimensi, lukisan ini dibuat oleh seorang pelukis supranatural melalui sebuah mimpi. Dan dalam mimpi tersebut ia minta agar diantarkan lukisan tersebut ke Keraton Kasepuhan, Cirebon. Dari berbagai sisi, kita bisa melihat mata sang Prabu yang bisa berubah kesegala arah. Konon Prabu Siliwangi moksa didaerah Ranca Maya, Bogor dikaki gunung Gede, Jawa Barat. Dan bahkan situsnya Prabu Siliwangi dijadikan sebagai pura Hindu terbesar di pulau Jawa.

Selepas dari istana ini saya menyebrang ke Masjid buatan Wali Songo – masjid Agung Sang Cipta Rasa. Masjid merah lebih cocok dijuluki karena dindinnya terbuat dari batu bata merah dengan soko guru dari pohon jati tua yang sudah berumur ratusan tahun. Bagian dalam masjid terdapat sebuah dinding yang digunakan untuk kaum istana dan Raja untuk sholat. Pintu masuk kebagian dalam ini sangat kecil dan berdinding rendah agar setiap orang yang memasuki masjid ini selalu rendah hati.

Disebrang masjid terdapat sebuah alun-alun kuno dan Syeh Siti Jenar dihukum mati dialun-alun ini. Sebuah tragedy politik dijaman walisongo. Selepas sholat dzuhur saya mencoba makan Nasi Jamblang Mang Doel didepan Grage Mall tapi sayang sudah tutup karena hanya buka sampai jam 12 siang. Tapi banyak pedagang lain yang menjual Nasi Jamblang dan Empal Gentong – makanan khas kota pelabuhan ini. Nasi Jamblang dibungkus daun jati sehingga mempunyai aroma yang khas dengan pilihan menu makanan yang beragam mulai dari sate kerang, telur, dll. Sementara Empal Gentong lebih mirip soto kaki sapi dan rasanya juga sedap.

Tanggal 18 Desember 2009 ini akan ada kirab prajurit dan pesta adat untuk memperingati hari jadi kota Cirebon dan juga Tahun Baru Islam 1431 H. Sebuah pesta seni yang menarik dan tidak akan terlupakan. Jadi masih bingung memutuskan mau kemana libur long weekend ini…Cirebon adalah pilihan yang tepat bagi Anda. Naik kereta api dari Jakarta atau dari Bandung, dalam waktu 3-5 jam sudah bisa ditempuh. Batik trusmi juga bisa menjadi pilihan widsata belanja dengan motif mega mendungnya yang terkenal…..Cirebon sebuah kota pelabuhan tua yang sangat menarik dan bahkan lebih indah dari kota Malaka dinegri jiran.

Wednesday, December 9, 2009

Balibo - sebuah cerita lama dalam sebuah film




Hari Selasa pagi ketika sedang membaca harian Kompas, tertulis akan ada penayangan film Balibo – sebuah film yang baru saja dilarang diputar di ajang Jakarta International Film Festival 2009 oleh LSF (Lembaga Sensor Film). Kali ini di Gedung Indonesia Menggugat, masyarakat kota Bandung bisa menyaksikan film ini walau dalam sebuah ruangan sempit dan duduk beralaskan karpet. Tapi animonya sungguh sangat besar...

Film ini menguak luka lama mengenai kasus pembunuhan 5 wartawan muda asal Australia dibulan Desember 1975 dan hingga kini masih menjadi tanda tanya besar. Apa yang sebenarnya terjadi pada mereka?

Sutradara Robert Connoly berusaha memfilmkan kisah ini dalam bentuk film semi documenter. Dimulai dari kisah seorang gadis yang bernama Juliana, ia berusaha menceritakan pertemuannya dengan salah seorang wartawan Australia yang bernama Roger East. Kemudian cerita dilanjutkan dengan pencarian 5 wartawan muda Australia yang diperkirakan pergi ke Balibo – sebuah kota kecil dekat perbatasan Indonesia – Timor Leste.

Dalam cerita ini juga digambarkan Jose Ramos Horta, seorang pejuang Fretilin semasa muda yang sangat bersemangat berjuang demi negrinya Timor Leste. Hingga suatu saat ke-5 wartawan Australia tersebut terjebak disebuah benteng Portugis yang berusia 300 tahun. Sebenarnya mereka sudah diperingatkan oleh gerilyawan Fretilin agar segera menyelamatkan diri dari kepungan TNI waktu itu. Karena ingin mengejar berita tentang penyerbuan tentara TNI di Balibo, akhirnya mereka harus meregang nyawa.

Dikisahkan TNI waktu itu dengan sengaja membunuh kelima wartawan tersebut (salahsatu diantaranya ternyata berkewarganegaraan Selandia Baru). Mereka terperangkap dalam sebuah ruangan dan salahsatu diantara mereka berusaha untuk menyerahkan diri ke TNI dan mereka mengatakan “We are journalists from Australia”. Tapi ternyata nasib bercerita lain, seorang perwira TNI menodongkan pistolnya ke dahi sang wartawan dan melepaskan peluru panas langsung kekepala sang wartawan yang tanpa senjata tersebut.

Karena panic mereka berpencar dan satu persatu dibunuh dengan kejam oleh TNI dan setelah meninggal dunia, wafatnya dikumpulkan dalam sebuah ruangan. Kemudian pita seluloid rekaman hasil wawancara dan liputan selama mereka berada di Timor Leste dibakar bersama jenazah mereka.

Ketika Roger tiba di Balibo, semua sudah sangat terlambat. Ia juga harus menghindari kepungan dari TNI di Balibo sehingga harus keluar masuk hutan dan menyusuri sungai hingga di kota Dili. Pada bulan Desember 1975, Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyerbu masuk ke kota Dili dan berhasil menguasai kota tersebut hingga tahun 1999. Roger sang wartawan gaek berumur 50 tahun dari kantor berita AAP – Reuters berusaha melaporkan apa yang terjadi melalui telegram ke mancanegara dikota Dili. Tapi terlambat TNI sudah mengepung gedung tersebut dan ia diseret kepinggir pelabuhan di kota Dili. Hingga ajal menjemputnya dan mayatnya dibuang dilaut Timor. Juliana – sang bocah cilik melaporkan peristiwa tersebut, sebuah peristiwa 24 tahun lalu yang tidak pernah ia lupakan.

Secara sinematografis, film ini berhasil mengangkat keindahan bumi Timor Leste dari balik lensa kamera. Tetapi mengenai kebenaran cerita tersebut kita masih belum mengetahui. Kisah ini merupakan The X Files antara kedua negara besar yaitu Indonesia dan Australia. Semasa pemerintahan Soeharto, pemimpin Australia berusaha membungkam diri untuk menjaga hubungan baik antara kedua negara. Walau hingga kini belum ada yang berani angkat bicara mengenai apa yang terjadi sebenarnya terhadap kelima wartawan tersebut.

Disisi lain, wartawan perang merupakan salahsatu pekerjaan paling berbahaya di dunia. Nyawa adalah ancaman terbesar bagi mereka, entah sudah berapa puluh wartawan yang sudah terbunuh mulai dari perang dunia II – perang Korea – perang Vietnam hingga perang di Afghanistan. Secara pribadi saya menilai bahwa film ini memang layak untuk tidak dipertontonkan secara umum karena takut terjadi adanya sentiment anti Australia.

Tapi menariknya film ini banyak ditunggu oleh warga Indonesia, karena kami juga ingin mengetahui cerita tersebut dari kacamata Australia. Ibarat sebuah legenda lama yang ingin dihidupkan kembali. Mengenai pembunuhan yang disengaja oleh TNI terhadap ke-5 wartawan muda Australia + 1 wartawan Selandia Baru, mungkin hanya segelintir orang di dinas intelejen Indonesia dan Australia yang tahu kisah sebenarnya. Nikmati saja film ini sebagai sebuah film sejarah yang cukup menghibur dengan musiknya yang indah, gambarnya yang indah tentang alam Timor Leste yang memang menarik buat saya pribadi.

Seperti yang telah saya lakukan, I am proud of my Dad and his team to build the road in Timor Leste in 1976 – 1979 hingga ke ujung pedesaan, menyesalkan Timor Leste lepas dari pangkuan Indonesia, tetapi saya bersahabat baik dengan salahsatu sahabat Xanana Gusmao hingga detik ini. Rekonsiliasi adalah jalan terbaik, menatap kemasa depan antara 2 bangsa yang dulu sempat terkoyak oleh politik. Mungkin film ini akan masuk dalam jajaran Oscar 2010 nanti. Hope so….

Oud Bandung in Pictures




I aways love to see old buildings...

Sunday, November 29, 2009

Into the wild - part V




Rencana mau ke Sumedang mencari air terjun cuma kali ini masih gagal lagi karena waktunya tidak mencukupi. Akhirnya ke Cikole - Lembang untuk mencari buah pinus untuk hiasan natal dikantor. Naik motor hanya 30 menit saja dan sudah sampai di kaki gunung Tangkuban perahu....ribuan pohon pinus tersebar dan bau segar pegunungan segera menyeruak ke paru2...

Kawah Domas - memasuki area ini tantangan cukup menantang, pohon tumbang dan jalanan licin yang terjal cukup membuat jantung berdegup kencang. Selain macam kumbang yang masih banyak terdapat di area pegunungan ini. No one was there kecuali saya...bau dedaunan yang tersiram hujan bagaikan parfum alam no.5.

Tangkuban perahu memang menakjubkan, saya tidak pernah bosan kemari dan mencari area yang sepi dari turis lokal dan penjaja keliling yang ramai. Saya serasa sebutir pasir dialam buatan Tuhan Maha Agung. Memandangi sisi gunung dari segala arah dengan hawa dingin segar yang tidak bisa tergantikan.

Perjalanan dilanjutkan ke Air Kahuripan - air kehidupan yang konon membuat awet muda dan airnya baik untuk kesehatan. Jalan masuk yang curam dan tidak tertata dengan baik menjadi tantangan tersendiri. Walau harus berhenti beberapa saat. Diair kahuripan yang konon keramat, kita bisa melihat gua (cave) yang dibangun sebagai bunker, terpahat bulan agustus 1937.

Sebuah bunker sempit dengan ketinggian 170 cm, sehingga saya harus menunduk agar tidak terantuk atap gua. Bau setanggi menyeruak dan menambah suasana mistis. Memang masih banyak mahluk gaib dalam gua tersebut and I can feel it. Beberapa orang menggunakannya untuk bersemadi.

Setelah itu saya menuju ke kawah yang lain menikmati gunung tersebut dari arah berbeda. Jalanan berbatu dan sempit sangat menantang. Sayang beberapa pengunjung dengan seenaknya membuang sampah sembarangan, padahal di alam yang indah just leave your foot prints and bring back your rubbish.

Pada saat perjalanan pulang saya bertemu dengan kakek tua penjaga gunung, Aki tersebut sudah 40 tahun menjaga gunung tersebut dna ia sedang memetik daun untuk dimasak. Kemudian saya mengajaknya minum kopi panas sambil beristirahat disebuah warung terdekat sambil berteduh dari hujan rintik-rintik sore itu. Ia memberi saya sekuntum bunga gunung yang kecil dan baunya harum semerbak, tetapi bukan bunga edelweis. Ia menyarankan agar saya menyimpan bunga kecil yang harus tersebut baik-baik.

Akhirnya kami pulang dan tadinya saya mengajak kakek tersebut bareng naik motor, tetapi saya kehilangan jejaknya ketika saya turun kebawah. Padahal saya sudah mengurangi kecepatan saya, karena Aki tidak bisa berjalan cepat karena umurnya yang sudah tua. Entah ia lewat mana.......bunga tersebut masih saya simpan dengan baik. Makasih Ki!!

Tuesday, November 17, 2009

Postcard from KL




jalan 2 ke Kuala Lumpur, Putrajaya dan sekitarnya dan berikut ini hasilnya...
beberapa bangunan kaya akan ornamen ala Moor dan bahkan di Putrajaya ada yang menyerupai Champs Elysees di kota Paris cuma diaplikasikan pada bahan metal dan ornamen Islam.

Kantor Pusat Keretaapi Tanah Melayu menjadi salahsatu tujuan utama di KL, cuma sayang hanya bagus bagian depannya saja. Stasiun tua buatan kolonial Inggris ini masih kalah cantik dengan bangunan stasiun Kereta Api di Jakarta Kota dan Tanjung Priuk.

Perawatan dan kebersihan adalah salahsatu faktor yang menarik buat saya selama disana serta kemudahan transportasi walau setiap sore kota KL juga macet...

Thursday, November 12, 2009

My me moment @ Dataran Merdeka




Dibangun tahun 1894 – 1897 oleh arsitek Inggris – A.C Norman sebagai gedung administrasi bagi penguasa colonial Inggris disemenanjung Malaya waktu itu. Ketika ia tinggal di Afrika, arsitektur bangsa Moor yang banyak terdapat dinegri Afrika telah mempengaruhinya. Pada tahun 1957, Malaysia merdeka dari Inggris dan kemudian gedung tersebut diserahkan kepada pemerintah Malaysia dibawah pemerintahan Tunku Abdul Rahman.

Pagi itu, Dataran merdeka terlihat sepi karena jalanan didepan gedung Sultan Abdul Samad (SAS) ditutup untuk sebuah perusahaan telekomunikasi terkemuka diMalaysia. Jadi saya bisa leluasa mengambil berbagai macam angle foto. Dataran merdeka dulunya merupakan lokasi permainan polo bagi para petinggi Inggris dan dibagian barat terdapat sebuah bangunan ala colonial Inggris “Royal Selangor Club”.

Kini lapangan luas tersebut yang ditata rapi dengan tanaman hias yang cantik disekitarnya, dijadikan sebagai lokasi pesta kemerdekaan Malaysia setiap tanggal 31 August dan berbagai macam acara seremoni lainnya. Dibagian timur terdapat sebuah tiang bendera setinggi 95 meter.

Kemudian saya berjalan menuju ke gedung SAS dan ternyata sedang tahap renovasi karena banyak batu bata merahnya yang sudah lapuk sehingga harus direstorasi. Restorasi sendiri akan selesai dipertengahan tahun 2010 nanti. Sehingga saya tidak bisa leluasa mengambil gedung tersebut.

Dari gedung SAS, saya melanjutkan kesisi timur Dataran merdeka dan ada beberapa buah bangunan tua yang cantik dan terawat. Satu hal yang patut dicontoh adalah dari segi kebersihan dan perawatan gedung tua sehingga menjadi daya tarik wisata yang menarik.

Padahal kawasan gedung tua Batavia di utara Jakarta dan Semarang akan sangat cantik bila dipoles. Ratusan wisatawan asing pasti akan datang setiap harinya. Padahal gedung SAS masih kalah cantik dengan bangunan tua Belanda di Indonesia….

Wednesday, November 11, 2009

Wakatobi Dive Resort - Keindahan yang tersembunyi




Tadi malam harus entertain sebuah TV swasta nasional dan ketika berbincang-bincang mengenai perjalanan wisata mereka.....terkuaklah sebuah pulau kecil yang sangat private...wakatobi dive resort.

Mereka bercerita bahwa mereka ingin meliput tentang keindahan pulau resort ini yang terletak disalahsatu kepulauan wakatobi (singkatan dari Pulau Wangi-wangi, Kaledupa, Tornia dan Binongko) dan sudah ditetapkan sebagai Taman Naisonal Wakatobi oleh pemerintah pada tahun 1996 dengan luas area 1,39 juta hektar.

Keragaman aneka fauna laut dan flora merupakan salahsatu keindahan yang tersembunyi. Kemudian para crew TV tersebut bercerita bahwa salahsatu pulau tersebut sudah disewakan ke orang asing. Sayangnya tidak semua orang diperkenankan masuk ke area ini. Pulau resort tersebut dijaga oleh kesatuan polisi air dan bahkan para nelayan lokal dilarang mendekati pulau resort tersebut.

Bahkan konon, salahsatu media cetak terbesar dinegri ini "Koran Kompas" tidak berhasil meliput keindahan resort dan isinya. Pulau ini menjadi private island bagi orang-orang kaya dunia. Dan bahkan menurut sang Bupati, yang pernah berkunjung ke Wakatobi Dive Resort yaitu Bill Gates dan George Soros.

Mereka datang langsung ke pulau private ini, karena disediakan sebuah lapangan terbang mini yang bisa membawa wisatawan asing masuk. Dan bahkan yang boleh masuk kepulau ini hanya wisatawan asing. Dan konon pemilik pulau ini adalah orang Swiss.

Kita bisa melihat keindahan pulau ini melalui website mereka www.wakatobi.com dan memang sangat indah sekali. Vila mewah dan yacht sudah disediakan bagi tamu-tamu asing berkocek tebal. Bahkan pulau ini dinobatkan sebagai Top Shore Diving nomor satu didunia.

Memang isi lautnya sangat memikat, ikan2 yang beraneka warna dan koral yang masih sangat sehat bisa dilihat dengan mudah dan bahkan pada bulan tertentu bisa kita lihat ikan paus yang bermigrasi dari Asia ke Australia.

Salahsatu masalah yang muncul yaitu ketika sebuah puskesmas disalahsatu pulau tutup karena masyarakat kepulauan yang ingin berobat kepuskesmas tersebut harus memutar jauh. Karena dilarang melewati wakatobi dive resorts tersebut....

Sang Bupati pun diam seribu bahasa ketika ditanya media mengenai hal tersebut...pulau disewakan kepada orang asing kini menjadi salahsatu pembicaraan dimasyarakat.

Secara pribadi, saya tidak masalah apabila sebuah pulau disewakan untuk dikelola pariwisatanya dengan baik sehingga menghasilkan devisa bagi negara dan yang lebih penting ada peningkatan taraf hidup bagi masyarakat sekitar pulau tersebut.

Diluar negeri, pulau memang bisa disewakan cuma transparan pengelolaannya...mungkin negri ini harus belajar banyak untuk menyikapi masalah sewa pulau. Agar kedua belah pihak saling menguntungkan.....

Tuesday, November 10, 2009

A Heritage Trail in Malacca




Perjalanan ke kota Malaka (Malacca) ditempuh selama 2 jam melalui Lebuh Raya (Jalan Tol) yang mulus dan lebar. Salahsatu yang saya sukai dari Malaysia yaitu infrastrukturnya yang sangat baik mulai dari jalan tol yang boleh dilewati oleh motor sikal (sepeda motor tanpa bayar tol) hingga subway (kereta bawah tanah) dan LRT.

Malacca sebuah kota kecil yang sangat tua, menurut sejarah didirikan tahun 1377 oleh Raja Parameswara, Raja Palembang yang melarikan diri akibat serbuan dari kerajaan Majapahit. Malaka kini berubah menjadi kota wisata dan warisan budaya oleh Unesco. Berbagai bangsa telah menjajah negri ini hingga detak peradaban buadayanya juga beragam. Bangsa Melayu masih menguasai tradisi buadaya disini selain budaya Cina dan Portugis.

Banyak gereja tua ditemukan dikota ini, maklum bangsa Portugis juga turur menyebarkan agama Katolik di kawasan ini. Hingga kini banyak masyarakat keturunan Tionghoa dan India memeluk agama Katolik. Disebut sebagai “little venesia” karena kota ini dialiri oleh sungai yang membelah kota tersebut.

Matahari begitu terik dan cuaca disini sangat panas, maklum ditepian pantai. Selesai memarkir mobil yang bertarif RM 2 selama sehari penuh, saya kemudian berjalan kaki menyusuri sungai menuju ke kawasan Stadhuist. Mengingatkan saya akan lokasi kota tua di Jakarta Utara dan Semarang. Seandainya pemerintah mau memoles dan mengucurkan dana tanpa dikorup, pastilah kawasan itu akan sangat cantik dan lebih dari kota Malaka.

Gereja pertama yang lewati yaitu Gereja Katolik Santo Fransiskus Xaverius (nama ordo sekolah saya waktu SD – SMA) dan kemudian gereja Kriten Protestan “Christ Church” atau Gereja Merah yang dibangun Belanda pada tahun 1753. Suara liturgi mengalun dengan merdu dari dalam gereja dan kemudian saya masuk (dilarang memotret dalam area gereja). Tidak terlalu besar dan seperti gereja jaman Belanda seperti Gereja Bleduk di Semarang.

Stadhuyst – dibangun pada tahun 1650 oleh Belanda sebagai rumah kediaman Gubernur dan residennya waktu itu. Kini dijadikan museum lithography. Perut pun mulai lapar, akhirnya saya menyebrangi jalan raya dan menuju kesebuah kedai tepi sungai. Kedainya cukup cantik dan berada dilokasi wisata. All foods were only RM 6 dan lumayan rasanya. Tidak jauh dari kedai terdapat sebuah kincir air buatan Belanda dan masih berfungsi dengan baik. Serta ada sebuah bangunan tua yang lagi direnovasi dan ternyata dibawahnya masih terdapat sisa bangunan kuno sepertinya benteng lama.

Sebrang bangunan tersbeut juga terdapat benteng dengan meriam replica ditepi sungai, yang bagusnya sungai disini cukup bersih sehingga wisatawan bisa menikmati. Dan yang paling menarik ternyata di Malaysia banyak terdapat burung gagak hitam. Mereka bisa ditemukan hampir diseluruh semenanjung Malaysia.

Selepas makan siang, perjalanan dilanjutkan menuju ke harbour terdekat dan ada replica kapal Laksamana Ceng Ho. Kemudian saya pergi ke A Fomosa – sebuah benteng kuno buatan Portugis yang terletak diatas bukit yang sangat strategis. Dari atas bukit kita bisa melihat kota Malaka dan disini terdapat sebuah reruntuhan gereja tua dengan patung Santo Fransiskus Xaverius – penyebar agama Katolik mulai dari Goa, India hingga ke Malaka, Jawa dan juga Jepang.

Gereja tersebut sempat terbakar dan disekitarnya merupakan area pemakaman untuk kaum bangsawan Belanda. Ada sebuah ruangan bawah tanah seperti penjara dan beberapa orang melempar koin kedalam chamber tersebut. Beberapa batu nisan disandingkan ditembok bangunan gereja dan mengingatkan saya seperti di museum wayang di Old Jakarta yang dulunya memang gereja serta kawasan makam kuno dekat tanahabang.

Sisi selatan benteng tersebut kini dijadikan replica Istana Kesultanan Malaka dengan tiket masuk RM 2. Didalamnya kita bisa melihat beberapa diorama sejarah kesultanan Malaka waktu itu, benda-benda seni dan budaya serta baju adat pengantin di Malaysia.

Selepas dari replica istana, kami bisa menyaksikan puluhan tukang becak membawa turis asing keliling kota. Becak disini dihias berbagai macam warna dan ada musiknya, sangat unik dan patut dicontoh karena becak di Indonesia kini sudah jadi barang langka kecuali dibeberapa kota di Jawa dan Sumatera.

Seorang wanita asing sedang melakukan yoga dibawah pohon rindang dan rupanya ia sedang mengajarkan Falun Gong – sebuah sekte terlarang di Cina. Semasa di Kuala Lumpur beberapa wanita keturunan Tionghoa pengikut Falun Gong juga membawa spanduk diarea dataran merdeka ketika serombongan turis dari Taiwan atau Cina turus dari bas pesiaran (travel bus).

Karena sudah penat jalan kaki, kami menuju ke Eye on Malaysia – kemidi putar raksasa (ferris wheel) setinggi 60 meter dan diresmikan pada tahun 2007. Dulunya terletak di Kuala Lumpur dan kini diletakkan di kota Malaka karena saat ini Malaka dijadikan pusat seni dan budaya Malaysia, selain itu dulunya memang terdapat kincir air.

Dari sini saya bisa melihat kota Malaka 360 derajat, harga tiket masuk RM 20 untuk turis asing dan RM 10 untuk masyarakat Malaysia (Cuma harus menunjukan ID / KTP). Kemidi putar ini berputar sebanyak 5 x dengan waktu tempuh 12 menit. Ada 42 gondola dan salahsatunya 1 gondola VIP. Hmmmm kita pasti bisa buat seperti ini…..harus ada!!

Secara keseluruhan berwisata ke Melaka lebih ditujukan untuk wisata peninggalan sejarah dan yang lebih hebatnya pemerintah Malaysia sudah melek wisata sehingga bisa membuat sesuatu yang biasa menjadi luar biasa. Ratusan turis setiap hari berkunjung ke kota ini. Yang notabene kawasan kota tua di Jakarta dan Semarang masih lebih cantik dan lebih luas dari Malaka. Tapi masalah kebersihan, tata kota, informasi wisata buat turis, infrastuktur yang baik….mereka masih lebih baik jauh daripada Indonesia. Kita….bila???? Yang ada kita hanya sibuk mengurusi cicak vs buaya....

Monday, November 9, 2009

I hate petronas tower coz...




coz it's so damned beautiful....mau diliat dari angle mana aja...baik malam maupun siang hari..tetap saja cantik...makanya nggak aneh kalau manusia dari berbagai bangsa sampe antri tiket untuk naik ke sky bridgenya....
padahal it's man made ya...
tapi inilah hebatnya...membuat sesuatu yang biasa menjadi tidak biasa..
dibutuhkan seorang yang visioner sehingga bisa mewujudkan bangunan hebat ini..........

Maafkan bila saya narsis




sisa2 foto yang belum diupload......
maaf album kali ini memuat foto2 narsis saya......nggak apa2 kan narsis dikit....hehehhe....mumpung belum kena charge...

Wednesday, November 4, 2009

The Fitting Room – Mella Jaarsma




It’s a long road – “Lagi pengen pencerahan!” salahsatu isi pesan SMS saya kepada seorang sahabat. Setelah beberapa bulan ini berada di Kota Bandung yang minus galeri dan pameran seni, akhirnya saya memutuskan untuk pergi menuju ke Galeri Nasional Jakarta pada hari minggu lalu.

Keluar dari zona nyaman, saya mencoba moda transportasi kereta api komuter dari stesen KA Bekasi karena letak galeri nasional pas diseberang stesen KA Gambir. Begitu didepan loket, saya memesan tiket KA dan ternyata waktu KA beraircon baru ada pukul 15.45. Berarti saya harus menunggu 40 menit lagi, terpaksa beli tiket KA ekonomi. Sekitar 10 menit kemudian kereta api ekonomi tiba dan begitu masuk kedalamnya…hmmm nggak banget. Saya jadi inget waktu kecil dulu naik kereta api ke Jawa dan begitulah keadaannya kereta api ekonomi jurusan Cikarang – Senen. Dan sialnya lagi ternyata hari minggu tidak ada kereta langsung ke stasiun Gambir. Saya mencari tempat duduk yang nyaman dan otomatis saya harus mengamankan barang-barang berharga seperti dompet dan HP ditempat yang aman.

Satu – 5 menit saya masih berasa cukup nyaman, tapi lama kelamaan saya menjadi sangat tidak nyaman karena udara panas dalam kereta api ekonomi yang hanya memakai fan dan suasana yang sumpek..jadi bikin nggak betah. Akhirnya saya segera keluar kereta dan beberapa mata memandang saya aneh karena ada mahluk aneh yang masuk kedalam kereta dan keluar lagi karena keringat yang bercucuran.

Buruknya lagi tidak ada pengumuman yang mempermudah saya untuk melihat jadwal perjalanan kereta api, saya yang harus aktif bertanya diperon berapa kereta api ke senen. Tidak lama kemudian kereta api AC jurusan Pasar Senen pun tiba, saya bergegas masuk kedalamnya dengan hanya berbekal tiket KA ekonomi. Seperti yang kita ketahui, petugas pemeriksa karcis tiket pun dengan mudah diberikan uang salam tempel sebagai pengganti tiket. Kereta ekonomi akhirnya berangkat dan pilihan saya tepat karena kereta ekonomi tersebut dikorbankan, pasalnya lintas KA Bekasi merupakan salahsatu lintasan padat menuju ke kota2 lain di pulau Jawa.

Huh kereta buatan Jepang tahun 1960an ini masih sangat nyaman buat saya, berhawa dingin dan cukup bersih dibandingkan dengan kereta ekonomi yang kayak pepes ikan teri…puanazzz. Setibanya distesen Pasar Senen…saya jadi ingat waktu tahun 2002 pukul 04.00 pagi tiba distesen tersebut. Ketika saya harus terpaksa pulang mendadak dari kota Solo karena sang mantan waktu itu sedang sakit parah..what a memory! Stesen pasar Senen salahsatu stesen KA tertua di Jakarta setelah Beos dan Tanjung Priuk dan yang unik dari stesen ini kita harus melewati jalan bawah tanah ketika ingin keluar peron – sama seperti di stesen KA Tugu – Yogyakarta.

Sebrang stesen Pasar Senen terdapat sebuah pasar tertua di Jakarta dan salahsatu pasar modern dijamannya, Pasar Senen. Saya ingat waktu SD tahun 1986, Mama saya sering berbelanja dipasar ini dan kami sering makan salahsatu mie yang uenak tenan dilantai basement pasar tersebut. Bahkan my mom sering dipanggil “Encik” dan bahkan diajak biacara bahasa Hokian karena kami berdua seperti peranakan Tionghoa….hahahaa….

Sekarang Pasar Senen terlihat berbeda, lebih rapih, bersih dan bangunannnya masih sangat baru. Sisi kanan bawah bangunan masih bisa kita temukan kios jam tangan yang cukup lengkap dan harganya sangat murah sekali. Dan ada taman kecil disampingnya yang bisa dijadikan sarana leyeh-leyeh serta berAC jadi tidak perlu berpanas-panas ria seperti dulu. Apabila revitalisasi pasar tradisional menuju ke pasar modern yang nyaman, saya sangat mendukung sekali. Asal jangan seperti dalil pemprov DKI dan Pasar Jaya yang hendak menggusur pasar Benhil dan Manggarai serta menggantikannya dengan bangunan hotel dan pasar tradisional. Secara logika saja tidak masuk akal, bagaimana sebuah bangunan hotel dibangun diatas sebuah pasar modern. Yang ada ujung-ujungnya pasar tradisional digusur dan berubah jadi mall dan perkantoran. Argh…aya aya wae!!

Akhirnya tiba di jalan raya Pasar Senen dan taksi adalah pilihan saya terakhir karena cukup malas naik angkot / bus kearah Gambir…dalam waktu 10 menit dan hanya menghabiskan biaya Rp 15,000 saja…saya sudah tiba didepan Galeri Nasional.

The Shadows – pameran Mella Jaarsma – The Fitting Room dibagi dalam dua bangunan Galeri Nasional yang terletak disayap kiri dan kana galeri. Karena bangunan utama sedang digunakan untuk pameran FX Harsono. Mella Jaarsma adalah seniwati instalasi, kolektor dan kritikus seni yang bertempat tinggal di Yogyakarta dan berkewarganegaraan Belanda. Beliau juga pemilik galeri Cemeti di kota gudeg tersebut, bersuamikan orang Indonesia dan sudah dikaruniai dua orang anak. MJ (Mella Jaarsma) juga tokoh dibelakang Benielle Seni Yogyakarta dan karya-karyanya sering dipamerkan dibanyak galeri di dunia seperti di KL, Tokyo, dll.

Di sayap kiri bangunan Galeri Nasional, MJ lebih banyak bermain dibayangan dan mungkin ia mendapatkan inspirasi dari wayang kulit – sebuah karya adiluhung bangsa Indonesia yang sudah diakui oleh Unesco pada tanggal 7 November 2003 sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Community. Kali ini MJ membuat berbagai macam karya seni yang diberikan sentuhan tersendiri seperti dari bahan metal atau textile. Sebuah gunungan yang melambangkan gunung Merapi sebagai porosnya juga ditampilkan. Mengingatkan saya akan poros Merapi – Keraton Yogyakarta Hadiningrat – Pantai Laut Selatan dengan para pemainnya yaitu masyarakat dna ada juga penampilan video yang ditembakkan pada sebuah dinding galeri. It’s marvelous…

The Corpse – sesi kedua pameran terletak disayap kanan bangunan galeri. Ketika masuk ruangan, saya dikejutkan oleh beberapa sosok mayat yang terbungkus oleh berbagai macam material mulai dari kasur hingga papan seng. Unik dan aneh…tapi sepertinya MJ ingin menggambarkan tragedy yang terjadi di Indonesia. Pembunuhan dan kemiskinan adalah sesuatu yang ingin disampaikan…saya jadi ingat tentang Operasi Petrus yang dilakukan oleh pemerintah Orde Baru tahun 1980an – read: http://litabm.wordpress.com/2008/03/08/petrus-sisi-kelam-pemerintahan-soeharto-1/

The Army – begitu masuk keruangan lain…MJ ingin menceritakan tentang TNI…beragam emblem prajurit TNI dipasang menjadi sebuah manekin. Seperti yang kita ketahui bahwa TNI sempat menorehkan tinta merah dalam sejarah bangsa ini. Dan yang lebih berani lagi MJ menggambarkan TNI yang memakai barang mewah dibalik baju seragam lorengnya…hmm apabila pameran ini dilakukan di jaman Soeharto sudah pasti ia dimasukkan dipenjara atau bahkan dicekal masuk ke Indonesia. Tapi yang patut diacungkan jempol adalah bagaimana MJ meramu sejumlah bahan menjadi sesuatu barang seni yang menarik…ia menggabungkan material dari kulit ikan pari, tanduk kerbau, kepompong ulat sutra, dll menjadi sebuah jubah. Bahkan ia juga mengkritik pemerintah Orba yang hanya memperbolehkan etnis Tionghoa untuk berdagang. Ia membuat sebuah artwork mirip tukang dagang asongan dengan motif peranakan.

Kotekamu, Kotekaku – ruang terakhir menceritakan tentang berbagai macam jenis Koteka atau Holim dalam bahasa Papua. Koteka adalah pakaian untuk menutup kemaluan laki-laki dalam budaya sebagian penduduk asli Irian Jaya /Papua .

Koteka terbuat dari Labu air, isi dan biji labu tua dilkeluarkan serta kulitnya dijemur. Secara harfiah, kata ini bermakna “pakaian” dan berasal dari salahsatu suku kata di Paniai. Sebagian suku di pegunungan Jayawijaya menyebutnya Holim atau Horim. Ukuran koteka sendiri sebenarnya berhubungan dengan aktivitas penggunaan, untuk bekerja atau upacara adat. Banyak suku di Papua dapat dibedakan dari cara mereka memakai koteka. Koteka yang pendek digunakan untuk bekerja, yang panjang denga n hiasan untuk upacara adat.
Suku Yali biasanya menyukai bentuk labu yang panjang dan suku Tiom memakai dua buah labu. Sesuai perkembangan jaman dan masuknya misionaris Kristen dan Katolik di awal tahun 1950an mulai memberikan ruang lingkup yang terbatas kepada para penggunanya. Koteka dilarang digunakan di kendaraan umum dan sekolah-sekolah. Kini Koteka dijadikan cinderamata….mau??

Untuk masyarakat pegunungan Jayawijaya, Koteka umumnya masih banyak dipakai dan untuk berfoto dengan mereka, kita harus memberikan mereka uang sebagai uang jasa….Didaerah pesisir pantai, Koteka malah jarang ditemui. Ketika misionaris masuk, merekalah yang gencar penggunaan celana pendek sebagai pengganti Koteka. Suku Dani suka mengenakan celana pendek tetapi pada saat upacara adapt mereka masih suka memakai Koteka.

Sejak Gubernur Papua pertama - Frans Kaisepo, beliau menggalakan kampanye anti Koteka dan terkenal dengan misi “Operation Koteka”. Tahun 1971, pemerintah RI membagikan pakaian kepada penduduk lokal papua tetapi akibat mereka belum mengenal sabun mandi. Maka banyak warga lokal Papua yang terkena penyakit kulit seperti jamur, dll karena sebagian kondisi tanah Papua yang lembab dan masih banyak hutan. Operasi yang aneh….padahal hal tersebut patut dipertahankan sebagai bagian dari budaya lokal.

Dari sinilah saya sedikit mengetahui bahwa wanita Papua menyukai pria yang memakai Koteka, karena dianggap lebih terbuka dan apa adanya. Dan uniknya Koteka yang besar juga digunakan sebagai wadah untuk menaruh uang atau barang kecil lainnya.

Dipameran ini, MJ memberikan informasi seperti Koteka dilarang oleh orang Kristen tapi orang Katolik memperbolehkan Koteka digunakan. Atau ujung Koteka yang melengkung dianggap pemakainya impoten tapi ada beberapa suku yang menganggap sesuatu yang lazim.

Selain itu MJ juga menyediakan ruangan kecil bagi para pria yang ingin mencoba koteka sesuai ukurannya…hehhee..unik dan lucu juga. Diluar bilik, ia menggantungkan kain loreng TNI dan adanya emblem TNI yang sepertinya ingin mengkritik TNI yang masih bercokol ditanah Papua. Seperti yang kita ketahui gerombolan separatis OPM (Papua Merdeka) masih memberikan serangan kecil terhadap alat2 vital negara. Dan bahkan kekayaan alam bumi Papua juga menjadi incaran beberapa negara besar seperti Amerika dan Australia. Well…demi sebuah keutuhan bangsa, TNI wajib hukumnya melindungi tiap jengkal tanah Republik Indonesia. Walau TNI juga sering berlebihan terhadap masyarakat lokal Papua. Sudah saatnya pemerintah lebih memperhatikan kesejahteraan orang Papua bukan hanya menguras kekayaan alamnya saja. Yang ironis lagi, masih saja ada berita tentang bahaya kelaparan dipegunungan Jayawijaya serta minimnya fasilitas pendidikan dan kesehatan. Misionaris asing banyak berperan penting dalam menaikan hidup derajat masyarakat pegunungan dibanding dengan pemerintah lokal…This should be changed….

Thanks MJ…..you’re so brave to tell the truth with your artworks...




Monday, November 2, 2009

40 Years Of Silence Trailer




sebuah film dokumenter yang mengisahkan tentang pembunuhan besar2an di Indonesia pasca kejatuhan Presiden Soekarno ditahun 1965. Once I wrote tentang pembunuhan besar2an di pulau Bali...

akan ditayangkan di Jiffest tanggal 4 - 12 Desember 2009 ini....be there and see the world through cinemas

Wednesday, October 28, 2009

PT MEGATAMA INFORMATIKA

Blacklisted perusahaan ini..apabila Anda ditelpon untuk interview..
dan beralamat di Gedung Sampoerna Strategic Building Tower B lantai 21
dengan nomor telepon 021 5795 6963...

jangan diladenin..mau kasih embel2 posisi apa aja...bilang aja langsung nggak tertarik
sudah 2 x saya ditelpon dan untung namanya agak familiar..

pas saya tanya bergerak dibidang apa, mereka bilang dikonsultasi keuangan...
dipikir bego kali...secara udah tahu banget tentang kebejatan perusahaan berkedok outsourcing/consultant futures...

after that langsung search di google..dan ternyata banyak postingan tentang perusahaan nggak bener ini......

yang masih saya nggak tahu dari mana mereka mendapatkan informasi tentang nomor HP saya....huh...menyebalkan...so annoying...yang kurang ajarnya perusahaan macam pencari kerja  online yang sering menjual database para pelamar ...yang seharusnya menjadi sesuatu yang confidential. Dan malah jadi database yang bisa dijual....

Wednesday, October 21, 2009

A hilarious drama in a dramatic war




Malam ini mungkin premier film ini dikota Bandung dan saya sudah tidak sabar ingin menontonnya segera. Setelah acara cosmo di Sheraton bandung segera saya bergegas membeli tiket film besutan sutradara handal Quentin Tarantino “Inglourious Basterds”. Sudah lama saya selalu menyukai film perang dan terutama berceritakan tentang Nazi atau Vietnam war.

Saya mulai jatuh cinta pada film perang semenjak melihat mini seri drama perang “Tour of Duty” di RCTI tahun 1988 ketika masih pakai sistim decoder.
Mulai sejak itu saya selalu menyukai film epik perang atau drama perang seperti Das Boot, The Dirty Dozen, Apocalypse now, The bridge on the river kwai, The deer hunter, stalag 17, the killing fields, full metal jacket and Platoon. Dan film drama perang terbaik dan saya koleksi filmnya yaitu Schindler’s List, Life is beautiful, Saving my Private Ryan, The Thin Red Line, Windtalkers and The Pianist. Dan ketika acara Jiffest, premier film The downfall and Black Book tentu tidak saya lewatkan begitu saja.

Tadinya saya membayangkan film IB (Inglourious Basterds) akan seperti saving my private ryan atau schindler’s list. Tetapi ternyata lebih hebat dari yang saya bayangkan. Sutradara Quentin Tarantino membungkus film ini menjadi film drama perang yang sangat bisa dinikmati dengan humor yang sarkastis seperti film-film dia sebelumnya.

Saya jatuh cinta pada Quentin sejak filmnya “Pulp Fiction” menang di Oscar tahun 1994 dan dinominasikan 7 piala oscar serta berhail merebut Best Screenplay dan sukses secara komersial di dunia. Filmnya Kill Bill yang nyentrik dan sangat bernuansa seni, berhasil sukses dipasaran.
Diawal pembukaan film IB, ia menyisipkan ciri khasnya terutama musik pengantarnya yang unik dan mengingatkan saya akan film Kill Bill dan Pulp Fiction. Kesadisan adalah bumbu yang paling disukai oleh QT (Quentin Tarantino) dan ia mengemasnya dengan begitu apik dan terkadang diberi tambahan humor.

Dialog yang pintar menjadi salahsatu daya tarik tersendiri dari film ini dan mengingatkan saya akan film Windtalkers. Dan QT selain sebagai sutradara, ia menjadi penulis scenario, produser dan bahkan sebagai actor serta peran cameo dibeberapa film lainnya. Untuk film IB ini, ia menulis scenario film tersebut…sesuatu yang sangat brilliant karena tidak mudah mengkombinasinya dua hal yang berbeda, tulisan dan gambar bergerak.

Yang patut diacungkan jempol dari acting para pemainnya yaitu actor dari Austria - Christoph Waltz, ia berhasil memerankan Komandan SS Nazi – Hans Lada. Ia diharuskan bisa berbicara multi bahasa yaitu Perancis, Italia, Inggris dan tentu saja bahasa aslinya – Jerman. Gaya tubuhnya yang memukau dan peran antagonis sebagai detektif yang handal tidak terasa klise tapi malah membuat film ini lebih hidup. Menurut QT, karakter Hans Lada merupakan karakter terbaik yang pernah ia buat dalam scenario filmnya. Sehingga tidak aneh apabila actor Christoph Waltz didapuk menerima Best Actor di Cannes Film Festival 2009 – salahsatu ajang bergengsi untuk film2 drama didunia. Dan saya menominasikannya untuk menerima Best Actor di Academy Awards, February 2010.

Peran Brad Pitt di film ini saya anggap hanya sebagai pemanis belaka dan malah yang patut diperhatikan acting aktris Perancis Melanie Laurent sebagai Shosana Dreyfus – A young jwish-french girl on the run. Maybe she will be nominated as Best Supporting Actress at the next Academy Awards 2010.
Musik dalam film ini juga sangat memikat terutama disaat Shosana “Emmanuele” menembak mati Frederick Zoller dan akhirnya mereka mati berdua..musik merupakan bahasa lain dalam film ini yang menggambarkan adanya rasa iba akan kehilangan sebuah nyawa.

Diakhir cerita, QT mengemasnya dengan apik dan cerdas. Ia seperti ingin sekali lagi merasakan karpet merah dan genggaman erat sebuah piala Oscar diatas podium kebesaran. Akhir tahun adalah waktu yang tepat untuk meluncurkan sebuah film berbobot untuk membidik para juri academy dan mengemasnya dalam sebuah film bertema Nazi. Seperti kita ketahui bahwa para juri di AA (Academy Awards) sangat menyukai film bertema kejahatan perang Nazi. Film Life is Beautiful, Saving my private Ryan, Schindler’s List dan The Pianist sudah berhasil menggondol piala Oscar and this is the time for IB.

Ketika film ini berakhir, para penonton memberikan applaus dan saya baru sadar bahwa pertunjukkan pukul 20.45 malam ini dihadiri sekitar 80% occupancy dari theater 1 – Ciwalk. Bahkan film ini berhasil meyakinkan penonton bahwa Hitler meninggal didalam teater tersebut. Padahal menurut sejarah dan dalam film The Downfall (Der Untergang) produksi 2004, Hitler dan Eva Braun diceritakan lebih manusiawi dan memilih bunuh diri.

4 Thumbs up for QT with his movie “Inglourious Basterds”. Bravo!


Sunday, October 18, 2009

Indonesia 81st in Global Tourism Surve

Indonesia ranked 81st out of 133 countries in a global tourism competitiveness report, indicating that the country needed more improvements to boost the tourism sector, an analyst said. “More focused, integrated promotions are needed to boost tourism, especially during the global economic downturn,” said Ben Sukma, the head of Association of Indonesia Tours and Travels. The survey was conducted by the Switzerland-based World Economic Forum.


It was called the Travel and Tourism Competitiveness Report 2009.

As a first step toward greater competitiveness, Sukma said, the government should create tourist maps for all regions based on their potential, population, infrastructure, accessibility and tourist destinations as a first step.

“Mapping will help make government efforts in tourism more effective, which should result more income from tourism,” he said, adding that Indonesia ranked 82nd last year.

Among Southeast Asian countries, Singapore topped the list at 10th, Malaysia was ranked 32nd, Thailand 39th, and Brunei 69th.

The Philippines, Vietnam and Cambodia finished 86th, 89th and 108th, respectively.

Topping the international list overall were Switzerland, Austria and Germany.

Sukma also criticized the government for not properly protecting tourist and heritage sites such as temples and beaches.

“Many sites are not well taken care of. The central government needs to cooperate more closely with their counterparts at local government levels to preserve the sites,” he said.

For example, based on figures from the ministry’s archeological heritage department, up to 5,800 cultural sites across the archipelago have been left in disrepair. Many are in danger of falling apart due to continued neglect.

There were some 7,400 cultural heritage sites registered across the country, but only 1,600 of them were well-maintained, usually by local residents.

Sukma said the lack of maintenance was partly caused by the country’s decentralization, which made the central government less responsible for the protection of the sites.

Separately, the ministry’s spokesman, Surya Dharma, said the survey was unfair.

“Indonesia is a big country and the facilities to support tourism vary greatly from region to region,” Dharma said.

“Singapore can get a high ranking because, as a small island country, it is much easier for their government to manage the tourism sector.”

Friday, October 16, 2009

Festival of Light in Berlin, 14 - 25 Oct 2009




Mit einem Feuerwerk an Illuminationen und Veranstaltungen verwandelt das FESTIVAL OF LIGHTS™ auch 2009 wieder die deutsche Hauptstadt zwei Wochen lang in eine einzigartige Glitzermetropole. Weltberühmte historische Wahrzeichen und Orte Berlins wie das Brandenburger Tor, der Funkturm, der Berliner Dom und der Fernsehturm werden spektakulär mit Licht, Events, Projektionen und Feuerwerk in Szene gesetzt. Begleitet wird das Festival von zahlreichen Kunst- und Kulturveranstaltungen rund um das Thema Licht

For the fifth time, the FESTIVAL OF LIGHTS™ will turn Berlin into a sparkling metropolis with a firework of illuminations and events for two weeks from 14th to 25th October, 2009. World-famous historical landmarks and spots in Berlin, e.g. the Brandenburg Gate, the Television or Radio Tower will be staged impressively by means of light, events, projections and fireworks. Complementary to the festival, there will be numerous cultural events dealing with the subject “light”.

The City Stiftung Berlin, the Union Investment Real Estate AG, the light artist Andreas Boehlke and the festival coordinator Birgit Zander with her agency Zander & Partner Event-Marketing GmbH are the initiators and organisers of the festival.

Kalau di jakarta dibuat festival serupa saya akan pilih kawasan kota tua di Jakarta Kota....pasti akan sangat cantik sekali dimalam hari and eksotis....
trus kawasan pohon disudirman akan saya sulap warna warni diwaktu malam...trus sepanjang jembatan layang ancol - cawang akan dikasih lampu juga...

cantik kali ya...hmmm but when???

Seandainya Jakarta bisa melakukan hal serupa pasti sangat cantik sekali...sayang tamannya tidak sebaik di Berlin...Ich vermisse Berlin

Surabaya Juara Tiga Terpolusi di Asia

SURABAYA, KOMPAS.com — Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Jawa Timur Dewi J Putriatni menyebutkan, Surabaya menduduki peringkat ketiga kota di kawasan Asia yang memiliki polusi udara tertinggi.

"Surabaya menduduki peringkat ketiga setelah Bangkok dan Jakarta sebagai kota di kawasan Asia yang polusi udaranya paling buruk," katanya di Surabaya, Jumat (16/10).

Ia mengaku prihatin dengan hasil survei yang dilakukan lembaga lingkungan hidup di Asia itu karena Surabaya merupakan kota yang hampir setiap tahun mendapatkan anugerah Adipura dari Departemen Lingkungan Hidup.

"Tentu ini sebuah ironi, Kota Surabaya yang hampir setiap tahun mampu menggondol Adipura, tapi malah menjadi kota dengan pencemaran udara terburuk," katanya.

Apalagi pada 2009 dari 38 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur, sebanyak 25 di antaranya telah mendapatkan Adipura yang penyerahan pialanya dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Kami mendesak kepada Departemen Lingkungan Hidup untuk membenahi sistem penilaian dan penjurian Adipura," katanya.

Menurut Dewi, selama ini penilaian Adipura hanya difokuskan pada masalah kebersihan kota, termasuk sistem pembuangan sampah.

"Ke depan, jangan hanya variabel itu. Tapi kualitas udara di sebuah kota juga harus dimasukkan dalam kriteria penilaian," katanya.

Ia juga meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk memerhatikan masalah polusi udara yang dianggapnya sangat mengganggu kesehatan masyarakat.

Hmm........Surabaya kota yang tidak terlalu saya sukai....karena udaranya yang panas...apabila Surabaya mendapatkan Adipura karena tim penilai hanya melihat Surabaya Kota (darmo dan sekitarnya yang ijo royo2 dan cukup bersih)..tapi yang lebih kotor dan berdebu masih banyak....

tidak aneh buat saya apabila mendapat predikat kota terpolusi no.3 di Asia karena struktur wilayah yang dekat pantai, tidak banyak pepohonan, banyak pabrik yang membuang limbah sembarangan dan peraturan yang tidak jelas....

Ironis!!!

Wednesday, October 14, 2009

Jerry Maguire - you had me at hello




She'll let you in her house
If you come knocking late at night
She'll let you in her mouth
If the words you say are right
If you pay the price
She'll let you deep inside
But there's a secret garden she hides

She'll let you in her car
To go drivin round
She'll let you into the parts of herself
That'll bring you down
She'll let you in her heart
If you got a hammer and a vise
But into her secret garden, don't think twice

You've gone a million miles
How far'd you get
To that place where you cant remember
And you cant forget

Shell lead you down a path
There'll be tenderness in the air
She'll let you come just far enough
So you know she's really there
She'll look at you and smile
And her eyes will say
She's got a secret garden
Where everything you want
Where everything you need
Will always stay
A million miles away

non dire una parola




Psstt..jangan ucapkan sepatah katapun
Apabila kita berpisah hari ini
Ini adalah jalan yang terbaik

Pejamkan matamu kali ini saja
Dan aku akan mengecupmu untuk yang terakhir kali

Apa yang sudah terjadi
Sudah aku maafkan dari dulu

Vi…….aku akan akan selalu dihatimu
Menjagamu setiap saat

Ingat, waktu kita dulu sering melihat kerlap kerlip bintang
Dan aku selalu berkata “I’m gonna be your angel”.

Dan aku akan selalu menjadi malaikat penjagamu
Walau kita jauh….

Vi…simpanlah semua kenangan manis kita dengan baik..
Aku akan selalu tersenyum manis untukmu setiap saat

Tuesday, October 13, 2009

Spoor Station




Berikut ini beberapa foto lama tentang stasiun Kereta Api waktu jaman Belanda dan masih banyak yang bisa dinikmati gedungnya hingga kini.

walau sudah banyak berubah tampilannya.....

Bandoeng Tempo Doeloe




Vergeef me want mijn Nederlands is niet al te goed. Hier zijn een aantal beelden uit het verleden in Bandung.

Bandung tempo dulu and sekarang tetaplah menarik.......berikut ini beberapa foto lama bandung jaman Belanda...

Sunday, October 11, 2009

Beautiful Sunday




Hari minggu yang cerah dikota Bandung, syaa habiskan untuk foto beberapa gedung tua yang cantik dan megah.

Mulai dari Gereja Katolik hingga Gereja Bethel dan juga sebuah bangunan kastil mirip di kota Lyon and Nantes, France. Sayang saya tidak bisa masuk karena dimiliki oleh TNI AD. Seharusnya bangunan yang cantik itu bisa dinikmati oleh para wisatawan lokal and asing.

Bangunan lama kota ini memang sangat memukau...

Friday, September 11, 2009

The Champaka Wedding Chapel - Photo Session




Sept 10th, 2009 - setelah bangun sahur dan makan pagi di dalam kamar Padma Hotel Bandung, saya bergegas menuju ke pelataran restaurant untuk melihat sunrise dan pemandangan dari balik bukit Punclut dikawasan Ciumbuleuit.

Davy Linggar - fotografer profesional sudah siap dengan kameranya semenjak subuh juga. Setelah menyelesaikan foto shooting di restaurant..pekerjaan dimulai at The Champaka Wedding Chapel.

Pukul 06.00, saya mulai membersihkan kolam disekitar chapel agar terlihat bersih. Model wanita sedang dirias dikamar dan Lotus design sudah mendekor sebagian chapel dengan bunga bernuansa putih sesuai permintaan saya. Setelah membersihkan kolam, lantai chapel yang terbuat dari kayu ulin yang langka disiram dengan air untuk memberikan efek basah dan warna kayu yang sebenarnya.

Pukul 07.00 model pria datang kelokasi dan untungnya sudah saya siapkan sebelumnya...then the show started..Luna - model wanita menggunakan baju rancangan Rebecca Ing, seorang perancang wedding gown cukup terkenal dibandung. Karena konsepnya di wedding chapel dan semi outdoor, maka saya harus memilih mana yang cocok untuk digunakan dari puluhan kolekasinya yang ada. Sebuah gaun putih dengan detil yang simple dan minimalis...saya pilih..hmm saya jadi seperti seorang lifestyle editor..

Baju pria saya pilih rancangan Philips designwear dengan model pria Andre, selain itu saya memilih jas warna broken white dengan kemeja yang memunyai detail simple dan tanpa dasi untuk memberikan kesan ringan tapi elegan...

Pukul 07.15 pagi perburuan foto dimulai..tentu saj kamera saya tidak secanggih milik davy yang berharga 70jutaan. But these are my best results...seru juga memperhatikan model yang disuruh davy lari kesana kemari dan sementara saya mengambil beberapa angle...

Kabut diantara pepohonan masih cantik dan matahari pun belum terlalu tinggi...akhirnya semua selesai pada pukul 09.00 pagi...sebuah pelajaran baru bagi saya hari itu.....

Tuesday, September 1, 2009

Kepangandaran naik Susi Air

Kawasan wisata Pantai Pangandaran, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, merupakan salah satu tempat rekreasi populer. Wisatawan dari berbagai kota di Pulau Jawa, terutama Jakarta dan Bandung, menjadikan tempat itu sebagai salah satu pilihan menghabiskan waktu liburan.

Selama ini, perjalanan menuju kawasan wisata di ujung selatan Pulau Jawa itu ditempuh melalui jalur darat. Sekarang, warga Jakarta atau Bandung yang ingin berekreasi ke tempat itu tidak perlu lagi bersusah payah naik mobil dan terjebak kemacetan. Pesawat Susi Air resmi melayani penumpang umum untuk penerbangan Jakarta-Pangandaran dan Bandung-Pangandaran, pulang pergi.

Presiden dan CEO Susi Air, Susi Pudjiastuti, dalam acara peresmian perdana penerbangan Susi Air, di Pangandaran, akhir pekan lalu, mengatakan, layanan maskapainya sebagai upaya mendukung kemudahan masyarakat dalam fasilitas transportasi udara.

Pengoperasian pesawat Susi Air merupakan inisiatif Susi Pudjiastuti sebagai penduduk asli daerah Pangandaran, sekaligus sebagai pemilik maskapai. Ia berharap dapat membantu meningkatkan berbagai potensi daerah wilayah Pangandaran dan sekitarnya lebih baik. "Adanya pesawat akan memudahkan dan mempercepat untuk berkunjung dari Jakarta ke Pangandaran yang hanya memakan waktu satu jam," katanya.
    
Dikatakannya, operasional pesawat Susi Air merupakan jawaban atas harapan masyarakat Pangandaran ataupun wisatawan lokal dan asing yang ingin menggunakan transportasi udara dari Jakarta dan Bandung menuju Pangandaran.
    
Ia menilai wilayah Pangandaran memiliki potensi pariwisata yang cukup menarik dinikmati wisatawan lokal maupun asing sehingga keberadaan pesawat Susi Air mendapatkan kemudahan sarana transportasi menggunakan pesawat. "Karena banyak yang mengharapkan ada penerbangan khusus ke Pangandaran ataupun sebaliknya, dari Pangandaran ke Bandung dan Jakarta," katanya.

Pesawat baru

Untuk melayani rute baru ini, Susi Air menggunakan pesawat baru jenis Cesna Grand Caravan. Pesawat berpenumpang 12 orang ini dikemudikan pilot asing yang terlatih dan berpengalaman.

Pesawat dioperasikan hanya satu unit untuk dua kali pemberangkatan setiap hari, yang menempati terminal di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, dan Bandara Husein Sastranegara, Bandung, serta di Bandara Nusa Wiru Pangandaran.
    
Jadwal penerbangan Jakarta, Bandung-Pangandaran pukul 10.10 WIB, berhenti di Bandung sekitar pukul 10.40 WIB dan tiba di Pangandaran sekitar pukul 11.40 WIB. Pemberangkatan kedua Jakarta-Pangandaran pukul 16.20 WIB, dengan tiba di Pangandaran pukul 17.20 WIB.
    
Sebaliknya, pemberangkatan dari Pangandaran pukul 06.00 WIB tiba di Jakarta sekitar pukul 07.00 WIB, pemberangkatan kedua dari Pangandaran pukul 11.50 WIB, berhenti di Bandung sekitar pukul 12.20 WIB, dan tiba di Jakarta sekitar pukul 13.30 WIB.
    
Harga tiket penerbangan dari Jakarta-Pangandaran Rp 600.000, Jakarta-Bandung Rp 300.000, dan Pangandaran-Bandung Rp 350.000 per satu orang penumpang.

Sementara itu, Susi Air juga melayani penerbangan Cilacap-Jakarta (pp) dengan harga tiket Rp 675.000 per satu orang penumpang.
    
Dikatakan Susi, pemesanan tiket sementara hanya dapat dilakukan di bandara, tetapi rencananya pemesanan bisa dilakukan secara online. "Ya ke depan kami akan melayani yang terbaik termasuk kemudahan pemesanan tiket dengan cara online," katanya.


Thursday, August 13, 2009

MERAH PUTIH Movie Trailer




Sebuah film perang trilogy terbaru yang sangat menawan dari sisi editing , sound effect dan visual effect. Ceritanya juga menarik dibumbui humor segar serta anti klimaks diakhir cerita. Film perang ini merupakan film termahal di Indonesia karena menggunakan crew film asing. Sangat menyentuh rasa kebangsaan yang mulai luntur semenjak reformasi tumbuh berkembang.

Film ini pantas untuk disaksikan bersama keluarga diakhir libur panjang sebelum puasa....

Merdeka!!!

Saturday, August 1, 2009

Hitam Putihnya Cangkuang Temple




Selepas rehat dihotel dan makan siang, saya melanjutkan perjalanan kekawasan wisata candi Cangkuang. Tadinya ingin menikmati air panas terlebih dahulu, tapi saya lihat lokasi wisata ini sudah sangat komersial. Beberapa cottage terdapat dikawasan Cipanas sehingga saya memutuskan tidak masuk kekawasan ini karena limited budget.

Saya kemudian meluncur kesitu Cangkuang menikmati sebuah danau kecil dan situs candi Hindu. Sebuah danau kecil dengan tiket masuk Rp 2000 dan terdapat beberapa buah rakit dari bamboo yang siap mengantar para pengunjung menyerangi situ / danau tersebut. Saya harus menunggu rakit tersebut hingga penuh pengunjung.

Jarak tempuh hanya 10 menit saja dan sudah tiba disebuah pulau kecil yang dikelilingi pohon besar. Ditengah pulau terdapat sebuah situs candi Hindu, Candi Cangkuang yang dibangun pada abad ke 8 M dan merupakan candi Hindu terlengkap di Jawa Barat. Beberapa makam kuno terdapat disekitar makam yang menyerupai punden berundak.

Candi ini tidak seluas yang saya kira hanya berukuran 3 x 3 m saja dengan ketinggian 5 – 6 meter keatas dan tidak ada relief yang jelas dari candi ini. Kalau menurut saya candi ini mungkin sebuah tempat pemujaaan kepada para Dewa atau sebuah tempat penyimpanan abu seorang kaum bangsawan dijamannya.

Dibagian timur terdapat sebuah makam Eyang Muhamad yang konon sesepuh Kampung Pulo. Memang dipulau kecil ini terdapat kawasan komplek kampong Pulo yang terdiri dari 6 rumah adat yang tidak boleh dipugar dan mempunyai seorang pemimpin adat. Arsitektur rumah adat Sunda masih bisa dinikmati diarea ini.

Saya hanya sekitar 30 menit berada dipulau kecil dan harus kembali menyebrangi danau Cangkuang, Cangkuang merupakan nama sebuah pohon pandan berduri yang banyak terdapat dipinggir pantai tropis.

Perjalanan saya berakhir dan saya segera bergegas menuju kota Bandung dengan suasana baru. Walau terasa penat, at least I could release my tension….a wonderful moment!

Garut masih menyimpan sejuta keindahan alam…masih banyak yang harus saya explore mulai dari Sanatorium Ngamplang yang pernah dikunjungi Charlie Chaplin (he visited Bandung in 1930’s), Cagar Alam Hutan Sancang, Rumah Adat Kampung Dukuh, Kawah Talaga Bodas yang menyerupai Kawah putih Ciwidey, Curug (waterfall) Orok, Curug Citiis, Sang Hyang Taraje (the highest waterfall in Garut with 90 meters height), Curug Neglasari, Curug Cihanyar hingga pantai.

Saya pikir Garut hanya mempunyai gunung tetapi ada juga Pantai Santolo dibagian selatan Garut dimana terdapat sebuah pintu air jaman Belanda dan teluk dimana airnya tidak bergerak karena posisi yang tinggi. Kemudian pantai Rancabuaya atau pantai Sayang Heulang. Selain itu wisata rafting juga ditawarkan dikota ini dari grade 3 hingga 5 dan sangat menantang sekali. Hmm jadi pengen rafting!!

Garut bukan hanya wisata tapi juga mempunyai sajian lain yaitu terkenal sebagai kota Dodol…dodol Garut sudah diekspor ke luarnegeri hingga ke Timur Tengah dan rasanya memang nikmat. Selain itu kerajinan Akar Wangi patut dijadikan oleh-oleh, ternyata akarwangi made in Garut salahsatu yang terbaik didunia selain dari Haiti dan Bourbon, France. Tidak salah bila kompeni Belanda menjuluki kota ini sebagai Swiss van Java.

Wednesday, July 29, 2009

Into the Wild – Exploring Mount Papandayan (part two)




Rasa lelah akibat mendaki gunung hilang seketika berganti dengan kekaguman yang tiada habisnya. Menurut Kang Asep beberapa wisatawan asing sempat berenang didanau kecil itu yang berair hangat, but it’s a big No No for me coz I know it’s an active caldera. Saya cukup memegang air hangatnya saja dan baru ingat kalau kawasan ini sebagai tempat moksanya (gone by the wind) Prabu Siliwangi, penguasa kerajaan Hindu Pajajaran diabad 17 M.

Beliau dan para pengikutnya menyepi kepegunungan di Jawa Barat untuk menghindari kekuatan kerajaan Islam di Cirebon dan Demak. Hingga sekarang belum diketahui dimana makam beliau dan konon sering menampakan diri menyerupai harimau.

Menurut Kang Asep, sehari sebelum gunung ini meletus ditahun 2002, beberapa hewan liar seperti black panther (macan gunung), rusa, kera liar dan lain-lain turun kedesa-desa disekitar gunung ini. Dan meletus ketika dini hari dan bekas letusannya masih terlihat dengan jelas.

Ratusan pohon yang terbakar akibat wedus gembel (istilah uap panas dari gunung berapi yang meletus untuk masyarakat Jawa) menyisakan tonggal kayu yang berwarna hitam legam dan beberapa diantaranya berbentuk arang kayu. Bisa dibayangkan ratusan hingga ribuan derajat Celcius ketika gunung ini meletus. Ratusan bongkahan batu besar terlempar dari perut bumi dan memberikan nuansa mistik tersendiri.

Menurut Kang Asep bahkan banyak orang yang mencari pusaka dipuncak gunung ini dan bahkan ada beberapa gua kecil disekitar gunung ini. Konon ketika jaman Belanda, gua tersebut dijadikan tempat penyimpanan harta karun. Buat saya gunung ini memang menyimpan sebuah energy yang tidak kasat mata, an invisible energy.

Tanpa disadari baju dalam saya basah kerana keringat, kemudian saya membuka baju agar tidak masuk angin. Uap segera keluar dari tubuh saya yang panas sementara diluar hawa dingin sekitar 20 - 18 derajat Celcius tidak membuat saya kedinginan. Setelah ganti baju, pemandangan dibawah cukup menakjubkan, perlahan-lahan kabut mulai merangkak naik kepuncak gunung. Akhirnya saya memutuskan untuk turun gunung dan berpisah sekejap..coz I will be back.

Kali ini perjalanan menuruni gunung cukup mengasyikkan dengan rute yang berbeda, saya melewati sebuah danau kering dan puluhan onggokan kayu kering berwarna hitam. Dan ternyata masih ada sebuah sungai kecil dengan warna air yang berbeda sesuai kandungan belerang, ada yang berwarna hijau tosca dan coklat muda. Amazing!!

Base camp tampak kecil sekali dan dari kejauhan saya mendengar deru suara motor, ternyata menurut Kang Asep banyak penduduk local yang mengambil jalur pendakian gunung ini sebagai short cut menuju pengalengan. Wow…tapi memang lokasi ini sangat cocok untuk lokasi mountain bike dan bahkan iklan rokok Gudang Garam yang naik motor sport serta extra joss diambil dilokasi gunung ini. Hmm…

Kang Asep kemudian menjelaskan mengenai tumbuhan yang ada disekitar gunung ini mulai dari buah berry hutan yang agak masam dan bisa dimakan. Saya memetik buah berry hutan tersebut dan memakannya…rasanya sedikit masam. Kemudian ujung duan berry tersebut bisa dijadikan berbagai macam obat seperti darah tinggi dan lain-lain.

Sebuah tanaman kecil dipinggir batu ditunjukkan oleh Kang Asep dan berguna sebagai obat kuat….hmmm!! Menurutnya, 3 lembar daun tersebut dimasak dengan air sebanyak 3 gelas hingga tinggal 1 gelas, setelah dingin diminum sehari 3 x dan dijamin…mak nyosss ketika berhubungan badan! Opppsss….maaf.

Ketika hampir tiba dibase camp, saya bertemu dengan serombongan mahasiswa IPB yang sedang orientasi. Kabut segera menutupi sebagian puncak gunung dan memberikan nuansa yang indah. Dibagian timur gunung, kita bisa meyaksikan gunung tuntang yang berselimutkan hutan primer dan kabut. Pesawat merpati pernah menabrak puncak gunung ini ditahun 90an dan memakan korban jiwa cukup banyak.

Menu mie goreng telur menjadi menu breakfast saya pagi itu sambil menyeruput secangkir kopi hangat dan saya masih menimmati nuansa alam yang sangat indah. Ingin rasanya suatu saat nanti saya bisa berkunjung ke 5 stars destination ini. Setelah sarapan bersama Kang Asep, saya segera memberinya selembar 50rban sebagai tips. Dengan sopan beliau mengucapkan terimakasih dan minta maaf apabila informasi yang disampaikan belum memuaskan. Wah senangnya saya mendapatkan guide yang baik hati dan helpful karena mau membawakan tas ransel saya dari awal hingga akhir. Bila kalian hendak berkunjung ke gunung ini bisa menghubungi Kang Asep di nomor 0812 1990 4205.

Seperti janji saya, I will be back….dan bila kalian punya waktu bisa menikmati keindahan alam gunung Papandayan yang memukau ini. It’s a 5 stars destination with a reasonable cost....close with nature!

Into the Wild – Exploring Mount Papandayan (part one)




Bosan dengan aktivitas pekerjaan yang cukup menguras tenaga dan otak, sabtu malam pukul 19.00 baru tiba diperaduan setelah bekerja dikantor seharian. I need a rejuvenation, sebuah penyegaran dalam hidup saya. Ingin menghabiskan my me moment disebuah tempat yang sepi dan bisa menyegarkan otak and my feeling. Akhirnya saya membuka buku panduan wisata kota Garut dan malam itu juga saya memutuskan untuk pergi kekota tersebut. I was a bit insane when I decided to go. I left home at 12.00 pm dan berangkat naik motor ke kota Garut. Menurut informasi yang saya peroleh jarak dari Kota Bandung ke Garut sekitar 1,5 – 2 jam perjalanan. Saya kemudian mulai packing dan membawa baju secukupnya serta sebuah kamera.

Melewati jalan biasa yang berujung didaerah Ujungberung, Jatinangor dan kemudian menuju ke kota Garut. Sempat bertanya kebeberapa tukang ojek dan ketika memasuki kota Garut..wow suasananya cukup gelap. Karena kota tersebut dikelilingi oleh perbukitan yang masih ditutupi oleh hutan sekunder dan persawahan. Well.. I always believe that GOD is my guidance and my guardian.

Akhirnya tiba dikota Garut pukul 01.30 am dan saya kemudian mencari hotel untuk melepas penat. Karena limited budget akhirnya saya berusaha mendapatkan sebuah hotel yang cukup nyaman dengan harga yang sangat murah. Saya memilih kamar dengan kamar mandi dalam dan TV seharga Rp 90,000/nite. Udara cukup dingin pagi itu karena Garut dikelilingi gunung dan terkenal sebagai Swiss Van Java semasa jaman Belanda. For your information, Hotel Cempaka memiliki berbagai macam tipe kamar mulai dari harga Rp 65,000 – Rp 300,000 located at the centre of the Garut city, (0262) 243 650.

Pukul 5 pagi saya bangun dan kemudian langsung bersiap-siap menuju ke tujuan awal, gunung Papandayan yang memiliki ketinggian 2.638 dpl (above the sea). Kemudian saya bertanya kesalahsatu staff hotel mengenai arah ke gunung papandayan, jarak tempuh dari kota Garut masih sekitar 1 jam lagi. Matahari belum terbit dan saya harus berlari mengejar waktu. Beruntung kehidupan kota Garut sudah mulai menggeliat diwaktu shubuh, ada yang sedang berlari dan bahkan angkot sudah mulai mengambil penumpang. Jalanan semakin menanjak dan hawa dingin mulai meyeruak masuk. Kebetulan saya sudah mempersiapkan jaket tebal dan sebuah baju dingin serta sarung tangan untuk mengurangi hawa dingin.

Pukul 05.30 saya sudah tiba dipintu masuk kawasan wisata gunung Papandayan dan ternyata perjalanan masih panjang. Sebuah jalan selebar 5 meter dan bumpy road harus saya lewati sepanjang 1 km. Selepas jalanan berlubang disana sini dan bahkan ada yang longsor, saya mulai masuk kejalanan beraspal sementara dibelakang saya matahari mulai memberikan semburat cahayanya perlahan-lahan. Dari jauh saya bisa memandangi kota Garut yang masih berselimutkan awan. Sangat cantik sekali dan dari kejauhan gunung Cikurai yang berdiri megah dengan semburat matahari.

Pohon pinus dan pohon tembakau berada disisi kanan serta kiri jalan, gerbang utama sudah terlihat dan tanpa ada seorang pengawas satu pun. Ada perasaan takut ketika saya melewati jalan ini karena tidak ada satu orang pengunjung pun. Hanya 2 motor yang berpapasan turun dan sepertinya mereka penduduk local. Akhirnya perjalanan tiba disebuah base camp awal, sebuah lapangan parker yang cukup luas dan ternyata sudah banyak orang yang berkumpul untuk menyaksikan sunrise. Dan bahkan ada dua buah tenda dibangun.
Saya masih berkesempatan menyaksikan matahari terbit yang sangat indah disebuah negri diatas awan. Kemudian seorang pria mendekati saya dan menanyakan maksud kedatangan, ia menawarkan jasa guide menuju ke puncak gunung Papandayan. Saya pun langsung menyetujuinya karena saya belum mengetahui medan tersebut. Kang Asep namanya dan ia salahsatu guide yang ada didaerah ini. Saya mengikutinya dari belakang sambil menikmati fenomena matahari terbit dikejauhan.

Perjalanan menanjak dan berbatu membuat saya terengah-engah dan sesekali saya minta berhenti untuk beristirahat. Kang Asep sangat informative sekali dan ia menjelaskan cukup detail berbagai hal mengenai gunung tersebut. Gunung Papandayan memiliki 4 buah kawah yaitu kawah baru, kawah mas, kawah nangklak dan kawah manuk. Menurut informasi dibuku, gunung ini mempunyai kaldera yang terluas di Asia. Meletus ditahun 1700an dan memakan korban sekitar 3000 jiwa dan kemudian sempat meletus ditahun 2002 tapi tidak memakan korban.

Akibat letusan ditahun 2002 ia mempunyai kawah baru diujung puncak. Ada sesuatu yang menarik disisi kanan puncak gunung ini, bagian barat seperti lokasi film Jurassic Park di Hawaii. Tebing batu yang cukup panjang dengan padang rumput dibawahnya…it looked like Jurassic Park - the location. Kemudian asap gunung dan bau belerang mulai menyeruak kepernafasan. Dari dalam perut bumi muncul beberapa titik asap belerang, ada perasaan takut ketika akan melewatinya. Karena saya takut akan gas beracun tapi Kang Asep berhasil meyakinkan saya bahwa kita akan aman untuk melewati asap belerang yang cukup panas tersebut.

Berulangkali kaki saya berhenti melangkah ketika akan melewati asap belerang tersebut, ternyata bau asap belerang cukup menyegarkan. Baunya cukup khas dan saya bisa menyaksikan uap yang muncul bercampur lumpur yang mengandung belerang. Ada salahsatu uap yang terdengar cukup gemuruh dan sangat besar, dikenal sebagai Kawah kereta api karena bunyinya yang besar bagaikan kereta api uap. Dan ada juga kawah pengantin (berbeda dari buku panduan yang saya bawa) yang mengeluarkan uap belerang.

Disisi lain, saya ditunjukkan belerang yang masih fresh from the oven dan terkenal sebagai belerang salju (snow sulfur) karena dipegang menyerupai butiran salju berwarna kuning. Saya menyempatkan berfoto diatas batu belerang yang masih muda dan dibawahnya mengeluarkan uap yang cukup membuat badan saya yang kedinginan menjadi hangat. It was so great and unforgettable.

Untungnya saya sudah menyiapkan roti dan air mineral ketika hendak menuju kegunung ini, karena jalanan yang mendaki dan berbatu pasti akan membuat saya dehidrasi. Kini perjalanan saya tidak menanjak lagi dan ditantang untuk menuju kekawah baru. Sebuah kawah yang terbentuk ditahun 2002, menurut Kang Asep sebelum tahun 2002 sempat ada jalan kecil untuk menuju kegunung dan kini sudah hancur akibat meletusnya gunung tersebut. Kini ada sebuah kawah baru dengan danau kecil dibawahnya.

Wah jadi pengen segera tiba tapi ternyata masih cukup jauh dan bahkan menurutnya masih ada padang edelweiss cuma saya masih harus berjalan cukup jauh. I rejected it…belum siap kali ini. Yang paling mengesankan dari gunung ini terdapat sebuah sungai kecil yang mengalir jernih dan ada yang berair hangat serta dingin. Kang Asep juga menunjukkan sebuah lokasi dimana terdapat sebuah vila jaman Belanda yang kini sudah hancur akibat meletusnya gunung tersebut. Lokasi vilanya terletak diatas puncak gunung Papandayan. Cuma yang saya sayangkan potensi mineral berupa belerang tidak dijadikan sumber pemasukan untuk masyarakat sekitar seperti digunung Ijen, Jawa Timur.

Dan bahkan Chevron sedang membidik lokasi ini sebagai sumber energy listrik dari panas bumi yang berarti mengurangi dampak meletusnya gunung secara tidak langsung. Karena panas bumi yang ada diserap untuk menggerakkan turbin yang kemudian dirubah menjadi listrik. Akibat dari panas bumi disebuah gunung akan bisa menyebabkan sebuah gunung berapi meletus, tapi memang tidak semua gunung berapi bisa dijadikan sumber panas bumi.

Dari kejauhan ada sebuah keluarga yang tampak asyik berada dipinggir kawah baru, wah ternyata ada pengunjung lain yang sudah naik keatas terlebih dahulu. Setibanya dipinggir kawah baru, saya bisa melihat sebuah danau kecil berwarna hijau muda. Sementara dibagian atas menyerupai sebuah cerobong asap, muncullah uap panas bumi berkekuatan cukup besar. Subhannallah…I was so little at the moment. I was like nothing at the time when I saw a huge paramount and a beautiful landscape behind me.

Saya duduk dipinggiran kawah baru sambil menikmati alam yang begitu mengagumkan, impian saya untuk naik kegunung Papandayan telah tercapai.

Friday, July 24, 2009

Save Komodo - Say No To Them who want to remove the animal to TSI Bali!




Labuan Bajo, Kompas - Rencana pemindahan sepuluh komodo keluar dari habitat aslinya dinilai akan mempercepat kepunahan hewan endemik Nusa Tenggara Timur itu. Untuk pemurnian spesies, disarankan mengambil komodo yang lahir di luar habitat aslinya, di beberapa kebun binatang.

Telah terbit Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.384/Menhut-II/2009 tanggal 13 Mei 2009 tentang pemberian izin menangkap sepuluh ekor komodo yang dilindungi undang-undang di wilayah kerja Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam NTT guna kepentingan pemurnian genetik. Untuk pelaksanaan surat keputusan tersebut, akan dipindahkan sepuluh ekor komodo, yaitu 5 jantan dan 5 betina.

Pemerhati lingkungan di Manggarai, Rofino Kant, menyatakan, rencana itu justru akan mempercepat kepunahan satwa langka tersebut. ”Keputusan Menteri Kehutanan ini justru melanggar etika dan sopan santun lingkungan. Kalau tujuannya hendak melestarikan komodo, ya biarkan komodo itu hidup di alam aslinya. Pemurnian genetik itu justru tepat dilangsungkan di habitat aslinya,” ujar Rofino.

Menurut dia, berdasarkan hasil penelitian populasi komodo yang selesai dilakukan Juni 2009 oleh lembaga swadaya masyarakat internasional, Komodo Survival Program, populasi komodo di Wae Wuul tinggal 12 ekor sehingga jika akan dipindahkan 10 ekor, hanya akan tersisa dua ekor komodo.

Data tersebut berbeda dengan penelitian terbaru Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam NTT, yang menyebutkan sebanyak 17 ekor komodo.

Mengutip peneliti Claudio Ciofio dari Kebun Binatang San Diego, Amerika Serikat, Rofino mengatakan, populasi komodo di Pulau Flores berada di Wae Wuul, Wae Teber, Watu Pajung, dan Pota di Kecamatan Sambirampas, Kabupaten Manggarai Timur.

”DNA komodo Wae Wuul dengan Watu Pajung sama dengan yang di Pulau Rinca. Kalau memang akan melakukan pemurnian genetik, komodo di Wae Wuul lebih baik dipindah ke Pulau Rinca,” ujar Rofino.

Dia pun menyarankan, jika pemerintah bermaksud melakukan pemulihan spesies komodo, itu lebih baik dilakukan dengan mengambil komodo di Kebun Raya Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta, atau Kebun Binatang Surabaya, Jawa Timur. Kabarnya, populasi komodo di sana berkembang dengan baik.

Harus berjuang

Dia menekankan, bupati juga diharapkan tidak ceroboh sebab komodo merupakan aset satwa langka yang dilindungi.

”Masyarakat Flores harus berjuang agar SK itu dibatalkan. Sebab, SK itu justru akan menghancurkan keanekaragaman hayati Flores dengan binatang purbanya,” kata Rofino.

Direktur Taman Safari Indonesia Tonny Sumampau ketika dihubungi dari Jakarta kemarin menegaskan, ”Semua itu untuk kepentingan konservasi, bukan kepentingan lain.” Taman Safari berpengalaman mengembangbiakkan sejumlah satwa langka, seperti harimau sumatera, jalak bali, dan gajah sumatera.

Sejumlah lembaga konservasi eksitu (luar habitat alami) yang telah mengoleksi komodo di antaranya adalah Kebun Binatang Ragunan, Kebun Binatang Surabaya, dan Kebun Binatang Gembira Loka.

”Jika akan dipindah, sebaiknya jangan ke Bali karena habitat di sana sangat berbeda dengan habitat aslinya di Pulau Rinca dan Pulau Komodo. Pemurnian genetik itu tidak gampang, begitu pula memindahkan hewan ini,” ujar Bupati Manggarai Barat Wilfridus Fidelis Pranda. Suara keberatan akan rencana ini juga datang dari Wakil Gubernur NTT Esthon Foenay,

Habitat terancam

Kepala Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Nuramaliati Prijono mengatakan, LIPI yang bertindak selaku pemberi pertimbangan keilmuan meluluskan rencana konservasi itu dengan beberapa alasan.

”Keterancaman habitat di alam, kepentingan edukasi, dan back-up informasi genetik murni sebelum benar-benar punah. Selain itu, tidak untuk dijual atau ditukar dengan satwa dari luar negeri,” katanya.

Tonny menegaskan bahwa komodo yang dikembangbiakkan di Taman Safari Indonesia tidak ditujukan untuk dijual atau ditukarkan dengan satwa dari luar negeri.

Seperti dikabarkan Pos Kupang kemarin, sejumlah pihak berkeberatan atas rencana penangkapan komodo di kawasan konservasi alam Wae Wuul, NTT, karena akan mengurangi keunikan komodo.

Menteri Kehutanan MS Kaban menyampaikan rencana tersebut dalam kunjungannya di Taman Nasional Komodo di Pulau Rinca dan Pulau Komodo, Kabupatan Manggarai Barat, NTT, Juli 2009.

Kawasan itu kini sedang dalam proses seleksi tujuh keajaiban dunia, dengan satwa endemik tersebut, dijuluki ”The Real Dragon”. Satu ancaman besar pencalonan tersebut datang pula dari rencana pertambangan emas.

Thursday, July 23, 2009

Food Testing....Yummy Yummy Yummy




Food testing was the menu of the day..mulai dari makanan pembuka berupa bruchetta dilapisi italian cheese yg garing tapi enak...... mie Italy yang agak sudah namanya dan paha ayam yang adoi...begitu menggoda untuk dicicipi....as main course hingga menu penutup berupa cheese cake dengan hiasan semangka dan bakwan goreng yang nggak nyambung....coz anak2 pada iseng mesen makanan kampung ini yg yummy...

Alhasil dalam waktu sekejap berat badan jadi naik...dan pikiran melayang kemana2 karena kekenyangan.....what a day!!

Dan saya belajar ambil foto makanan seadanya tanpa lighting ...hehehe

Wednesday, July 22, 2009

YouTube - Public Enemies - Official Trailer




Public Enemies is a 2009 American crime film directed by Michael Mann. Set during the Great Depression, it focuses on the true story of FBI agent Melvin Purvis's attempt to stop criminals John Dillinger, Baby Face Nelson, and Pretty Boy Floyd. The film is an adaptation of Bryan Burrough's non-fiction book Public Enemies: America's Greatest Crime Wave and the Birth of the FBI, 1933–34. Christian Bale plays FBI agent Purvis, Johnny Depp plays Dillinger, Marion Cotillard plays Dillinger's girlfriend Billie Frechette, Channing Tatum plays Floyd and Giovanni Ribisi plays Alvin Karpis.

Dan saya menjagokan Johnny Depp sebagai nominee Oscar 2010 dan bahkan dia bisa mendapatkan Oscar tahun depan, berperan sebagai seorang gangster yang dingin dan cerdik.

Film ini juga saya jagokan untuk the best picture and the best director karena sang sutradara menggunakan HD format dengan tampilan gambar yang memukau dibandingkan dengan film2 lain dalam format 35mm.

Monday, July 20, 2009

Mausoleum at Petamburan Memorial Service Park




Selepas mengambil foto di stasiun sepoor (KA) Tanjoeng Priuk, saya kemudian menuju kearah Petamburan. Terinspirasi dari koran Kompas Minggu, saya jadi ingat mantan saya dulu kost di Petamburan. Hampir selama bertahun-tahun saya menjemput dan main kekostannya atau bahkan sering makan sate malam hari dihalaman depan taman pemakaman umum (TPU) Petamburan yang uenak tenan.

Mausoleum merupakan sebuah bangunan berbentuk monument yang digunakan sebagai makam atau kuburan untuk menyimpan jasad orang mati atau abunya. Dan bahkan diagama tertentu disediakan juga sebuah tempat ibadah. Ada banyak mausoleum di dunia seperti Taj Mahal, Pyramid, Mao Zedong and Lenin Mausoleum hingga Astana Giri Bangun di Solo.

TPU Petamburan merupakan salahsatu pemakaman Belanda yang masih tersisa hingga kini dan sebagian besar untuk umat Kristiani. Ketika masuk kearea pemakaman ini tidak ada sesuatu yang spooky, suasananya hiruk pikuk maklum bagian depan makam dijadikan mini soccer dan sedang ada pertandingan tujuh belasan. Mulai dari para pemain, penonton hingga pedagang makanan dan minuman pun ada.

Saya kemudian menuju ketengah pemakaman dimana terdapat salahsatu mausoleum yang terbesar dan terindah di Indonesia yang masih bisa disaksikan. Pemilik mausoleum ini salahsatu orang kaya Tionghoa jaman dulu, dimakamkan tahun 1931 dan mempunyai luas 10 x 10 m persegi. Bangunan tinggi berwarna hijau berlapis marmer impor dari Australia, almarhum adalah salahsatu pengusaha Tionghoa asal Surabaya dan meninggal di Batavia. Kini keluarga beliau juga dimakamkan diarea makam ini.

Ada 5 buah patung yang terdiri 4 buah patung pria bermotif romawi dari pualam yang menandakan siklus kehidupan seorang pria mulai dari bayi, remaja, dewasa dan masa tua. Ditengah makam terdapat patung angel yang cantik tapi dengan raut muka sedih seperti belasungkawa. Sangat cantik sekali dan bisa dibayangkan berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk makam yang cantik ini.

Belum lagi rasa terpana saya usai…terdapat sebuah tangga turun ala bangunan taman di Perancis...terdapat tulisan REST IN VERDE dan bagian bawah terdapat sebuah lorong yang sepertinya tempat untuk menaruh peti jenasah. Sangat indah sekali Cuma saying ada beberapa coretan disana sini dari tangan jahil.

Kehidupan dimakam cukup beragam, ada yang sedang berjualan makanan diarea makam dan bahkan ada beberapa orang yangsedang asyik mengobrol. Tidak jauh dari mausoleum tersebut terdapat sebuah pemakaman Tionghoa yang beraneka ragam mulai dari gaya art deco hingga yang minimalis. Dan bahkan ada sebuah makam untuk menyimpan abu orang Jepang. Selesai berkeliling dan foto2 dimakam, saya berjalan keluar.

Tiba-tiba ada rasa panas dipunggung saya, entah apa dan memang panas cukup terik tetapi tidak sepanas ini. Wah saya jadi nggak enak…ada perasaan takut juga. Padahal saya sudah kulonuwon dalam hati….hmm…saya agak sensi dalam xxx files memang. Tapi ya sudah maksud saya baik koq dan minta maaf apabila tidak berkenan diambil foto “rumahnya”. Namanya juga fotografer amatiran…

Saya kemudian nyuwon sewu kepada para "penunggu" dan langsung menuju keparkiran, gone by the wind…..Jakarta memang indah…semuanya ada …hingga para bajingan teroris itu mengganggu jadwal liburan saya kali ini….

The Most Beautiful Train Station in Indonesia




This is the the most beautiful train station in Indonesia....sudah lama saya mengincar lokasi ini. Dulu ketika masih tinggal didaerah kebantenan 3, semper timur, north jakarta...hampir setiap hari semasa ingin kuliah saya selalu melihat bangunan tua yang indah tapi kusam. Tapi saya tidak berani masuk kedalamnya karena daerah ini terkenal bronx...alias banyak premannya. Puluhan tunawisma menempati sepanjang stasiun ini.

Tahun 1995 sempat dicat ulang dan kemudian stasiun ini tidak beroperasi selama beberapa tahun dan nasibnya semakin tidak jelas. Kini ditahun 2009, stasiun KA terindah di Indonesia ini kembali beroperasi dengan beberapa rute.

Menurut sejarah stasiun kereta api ini dibangun pada tahun tahun 1914 pada masa Gubernur Jendral A.F.W. Idenburg (1909-1916). Untuk menyelesaikan stasiun ini, diperlukan sekitar 1.700 tenaga kerja dan 130 diantaranya adalah pekerja berbangsa Eropa.

Bahkan sejak diselesaikannya stasiun ini, telah timbul protes mengenai "pemborosan" yang dilakukan dalam pembangunan stasiun ini. Dengan 8 peron, stasiun ini amatlah besar, dan nyaris sebesar stasiun Jakarta Kota yang pada masa itu bernama Batavia Centrum. Sementara, kereta api-kereta api kapal yang menghubungkan kota-kota seperti Bandung dengan kapal-kapal Stoomvaart Maatschappij Nederland dan Koninklijke Rotterdamsche Lloyd langsung menuju ke dermaga pelabuhan dan tidak menggunakan stasiun ini. Stasiun ini terutama hanya digunakan untuk kereta rel listrik yang mulai digunakan di sekitar Jakarta pada tahun 1925.
(dari situs wikipedia)

Pada tahun 2009, diresmikan kembali oleh Presiden SBY dan kini kembali cantik. Bangunan bergaya art deco ini memang sangat indah, pilar-pilar besi baja jaman Belanda masih kokoh berdiri dan belum lagi peron yang berbentuk lengkungan baja ini merupakan yang terpanjang di Indonesia. Mengingatkan saya akan beberapa bentuk stasiun KA serupa di Eropa. Dan yang masih memiliki mungkin hanya Indonesia dan India (ingat film Slumdog Millionaire ketika diakhir film mereka menari distasiun tua kota Mumbai?)

Hari minggu ternyata tidak ada kegiatan distasiun KA ini, saya sempat kecewa ketika mengetahui bahwa stasiun tutup. Tapi saya mencoba bertanya dan diberitahu oleh seorang penjaga parkir bahwa masih bisa masuk dari pintu samping.

Dan masuklah saya dari pintu samping, beberapa foto mulai saya ambil hingga bagian bangunan utama dengan lengkungan terbesar di Indonesia. It's awesome!! Tiba-tiba seorang petugas security menyapa dan bertanya mengenai maksud kedatangan saya. Kemudian saya memberitahukan bahwa maksud kedatangan saya adalah untuk mengambil foto stasiun ini untuk kepentingan pribadi.

Tiba-tiba saya dituntun masuk kedalam ruang security, wah ada apa neh?? Dengan sopan saya menjawab maksud kedatangan saya dan security itu mempersilahkan saya duduk dan menunggu atasannya. Ketar ketir juga apabila kamera saya ditahan hanya karena mengambil foto dalam stasiun KA yang menurut saya tempat ini adalah ruang publik dan tidak ada larangan untuk mengambil foto.

Selama 15 menit saya menunggu, kemudian saya dipanggil keluar dan diajak masuk keruangan atasan security. Seseorang berperawakan pendek dan hanya memakai kaos oblong, berkumis tebal ala seorang security jaman dulu mempersilahkan saya masuk keruangannya yang berAC.

"Nama anda siapa?"
"Arief, Pak"
"Anda mengambil foto untuk kepentingan apa?"
"Saya mengambil foto untuk kepentingan pribad, pak!"
"Oh...Mas tau kalau hari minggu tidak ada jadwal kereta api?"
"wah saya tidak tahu pak...saya pikir stasiun KA ini buka setiap hari."
"Oh tidak...hanya hari kerja saja. Dan mas dari mana?"
"Saya dari bekasi dan dulu sempat tinggal di daerah priuk, dan saya sangat menyukai bangunan tua, Pak!"
"Oh gitu...disini sering dilakukan pengambilan foto untuk kawinan."
"Oh foto untuk pre wedding, wah bagus donk! Tapi saya bukan untuk bisnis, hanya untuk kepentingan pribadi saja pak."
"Oh gitu...biasa untuk foto kawinan ada harganya sekitar 200rb dan kemarin bahkan ada yg membawa layar untuk foto segala."
"Wah kalau saya tidak untuk foto kawinan dan saya tidak bawa uang sebanyak itu pak!"
"Ya karena menurut Ibu Ella dari dinas PJKA memang segitu harganya."
"Saya akan kasih cuma tidak banyak koq pak!"
"Ya biasa minimal mereka kasih 50rb sikh!"
"Oh kalau segitu saya ada, pak!'
"ya buat anak-anak disini dan mereka yang ngebersihin stasiun."
Kemudian saya mengambil selembar uang 50ribuan dan memberikannya kepada si bapak yang berinisial "P".

"Oh iya pak, katanya disini ada bunkernya ya?"
"Oh mas mau lihat bunkernya? nanti saya suruh anak buah saya antar mas kebunker". Dan ia kemudian berdiri dan memanggil anak buahnya, menyuruh seseorang untuk mengantarkan saya berkeliling stasiun tua ini.

Percakapan usai dan semua lancar akibat selembar uang 50rban...hmm koq masih ada pungli sikh. Kalau ada peraturannya yang terpampang dan jelas bahwa dikenakan biaya masuk + foto + tour = Rp 50,000 ya nggak apa-apa deh. Mudah-mudahan saja uang itu dibagikan ke anak buahnya buat beli rokok....ironic!!

Seorang security menuntun saya menuju ke lokasi bunker dibawah stasiun KA Tanjung Priok ini. Bau lembab segera menerpa dan saya tidak berani ambil resiko untuk masuk kedalam bunker yang digenangi air. Konon bunker ini menuju ke pelabuhan untuk membawa candu dan barang selundupan di jalan Belanda. Saya juga snake phobia...so i dunt wanna step my feet into the bunker with fullfilled of water.

Kemudian saya dibawa kelantai dua yang dulu digunakan sebagai dapur untuk para karyawan PJKA jalan Belanda, sebuah bekas cerobong asap masih kokoh berdiri dan sebuah ruangan dengan luas 4 x 4 m yang agak spooky membuat saya tidak mau berlama-lama didalamnya. Dan yang hebat ada sebuah lift kecil yang membawa makanan dari dapur dilantai 2 kelantai 1. Jadi tidak udah naik tangga bawa makanannya kelantai satu stasiun..hebat euy!!

Perjalanan dilanjutkan menuju keruangan lantai 3 yang langsung menghadap udara terbuka. Jaman belanda dulu sering digunakan untuk open air party dansa dansi para noni dan pembesar belanda. Dari lantai 3 saya membayangkan jaman dulu bisa melihat laut utara jakarta dan kini menjadi stasiun bus yang kumuh dan paling utara menjadi lahan persero pelabuhan dan peti kemas....

Pemandangan dari atas sangat menakjubkan, tembok besar dan cat putih membuat saya seperti jaman dulu dan bangga bangunan ini masih bisa dinikmati setelah puluhan tahun saya hanya bisa melihatnya dari jendela bus yang membawa saya kekampus.

Kami turun dan memasuki peron utama, wow sangat luas dan indah, ornamen yang dibuat dari batu marmer membuat saya terpana. Tidak ada stasiun lain seperti ini...dan setiap kanan dan kiri peron ada ruangan untuk meeting yang cukup besar. Apabila PJKA ingin menambah pemasukan halal dari stasiun ini, bisa dialihfungsikan sebagai ruang sewa untuk pameran, konser musik, fashion show, dll. Bayangkan apabila opening party Jakarta Great Sale or Jakarta Fashion Week dibuat dilokasi ini atau music party dengan dentuman DJ dan sinar laser membuat ruangan ini menjadi lebih berwarna dimalam hari...

Diluar negeri tempat-tempat indah yang tidak biasa, dijadikan sebagai tempat party. Tapi tentunya wilayah sekitar stasiun ini masih belum mendukung....semrawutnya stasiun depan KA yang menurut saya harus direlokasi dan dijadikan taman terbuka dengan air mancur...pasti akan sangat indah. Tempat parkir mobil dan motor yang memadai juga perlu dipikirkan mengingat daerah ini masih "BRONX"....

Hmm...akhirnya liburan saya menjadi semakin menarik walau MU tidak jadi datang dan sempat ada yang tidak mengenakan akibat pungli...Bila kalian berkunjung ke lokasi ini, pastikan disaat weekend ketika tidak ada jadwal kereta api sehingga leluasa memotret, kunci ganda kendaraan sangat dibutuhkan dan pakai baju yang santai dan siapkan uang untuk pihak security dan beri tips bagi guidenya...

Kenyamanan dalam stasiun tidak usah diragukan cuma dibutuhkan informasi yang jelas juga tentang sejarah stasiun ini...