Tuesday, September 30, 2008

Kang Ta

Musik adalah sebuah bahasa yang universal. Dimusim liburan ini saya mencoba membuka my music box, membuka koleksi CD lagu saya hingga saya baru ingat bahwa beberapa minggu yang lalu mendapatkan satu buah CD original Kang Ta. Kang Ta adalah seorang vokalis pria dari Korea Selatan yang tampil selalu modis. Saya mengenal Kang Ta sekitar tahun 2004 dari sebuah music channel di TV kabel. Saya melihat video klip Kang Ta yang cukup apik dengan lagunya yang menarik buat saya. Kemudian saya mendapatkan CD burning lagu-lagu Kang Ta dari teman saya Alf, yang kebetulan dia juga suka dengan lagu-lagu Kang Ta.

Dan salahsatu saudara saya bekerja di Seoul, Korea Selatan hingga pada tahun 2005 saudara saya kembali ke Jakarta dan membawakan saya oleh-oleh...beberapa buah CD original Kang Ta dan juga beberapa CD artis korea selatan lainnya. Wah senangnya...melihat tampilan CD Kang Ta yang sangat apik dari segi artistik, informatif dan juga lagu-lagunya yang bervariasi mulai dari sweet pop, dance, bossanova hingga jazz..

Di album pertama Kang Ta bertajuk Polaris, saya menyukai lagu “My Life” dan “Last Summer Night” yang lebih ngebeat serta lagu “In Your Eyes” yang lebih sweet pop dan “Dobidub” yang lebih jazzy. Dan seperti lagu-lagu Korea dan Jepang, beberapa kata dalam bahasa Inggris dimasukkan dalam lagu mereka. Sisanya adalah bahasa Korea yang saya tidak pernah tahu artinya. Tapi seperti yang saya katakan sebelumnya bahwa musik adalah bahasa yang universal jadi saya masih bisa menikmati lagu tersebut. Terakhir dalam lagu “Rainy Day”, Kang Ta menggambarkan suasana hujan didalam lagunya...menarik sekali!! Bonus yang disediakan juga menarik di CD ini, ada video klipnya, gallery foto, download wallpaper....wow dalam satu CD memuat berbagai macam informasi yang sangat menarik tentang si artis.

Album kedua Kang Ta berjudul Pine Tree dan inilah salahsatu album terbaik Kang Ta. Ada sekitar 15 buah lagu dalam CD tersebut dan banyak lagu yang menarik berirama R&B, jazz, bossanova dan sweet pop. Lagu “Happy Happy” yang berirama swing sangat enak didengar ditelinga saya dan pendengar diajak bergembira sesuai judul lagu tersebut. Kemudian saya diajak untuk flash back dalam mendengarkan lagu yang berirama sweet pop  berjudul “Memories” dan lagu “Coffesion” yang sangat easy listened dan membuat saya sangat menikmati lagu tersebut. Di album ini Kang Ta juga mendapatkan inspirasi dari perjalanan wisatanya di Kuba. Ia menampilkan lagu yang berirama latin jazz di albumnya dengan judul “In Cuba”. Lagu yang berjudul “Pine Tree” sesuai dengan judul albumnya ini menjadi penutup album ini dan dari lagu inilah saya mulai mengenal lagu-lagu Kang Ta.

Album Kang Ta Persona yang ketiga ini pemberian seorang sahabat, dialbum ini Kang Ta mulai memasukan beberapa lagu mandarin didalam albumnya. Mengingat banyak fansnya yang berasal dari cina daratan serta negara lain yang fasih berbahasa mandarin. Di album ini irama R&Bnya lebih kental, agak sedikit berbeda dari dua album sebelumnya yang lebih jazzy. Lagu “Persona” sepertinya lebih mengutarakan kedewasaan Kang Ta dalam bermusik. Satu ciri khas dalam setiap album Kang Ta adalah ia selalu memasukkan beberapa lagu instrumentalia dan beberapa diantaranya diiringi oleh narasi yang memikat. Sayang saya tidak tahu artinya, apabila saya tahu mungkin narasi tersebut berisi sebuah puisi yang indah. Musik instrumen tersebut dibawakan dalam iringan orkestra yang cukup apik. Salahsatu lagu terbaik dialbum ini berjudul The Prayer atau Jamdeun Gido, lagu ini sangat kontemplatif sekali. Entah mengapa setelah saya mendengarkan lagu ini setiap malam sebelum tidur, seperti ada rasa tenang dan kekuatan tersendiri dari lagu ini yang membuat saya terpesona. It’s a sophisticated song!

Monday, September 29, 2008

Indonesian Beauty - A Tribute for Vicky Sianipar

Jatuh pandangan pertama itu mungkin kata yang tepat untuk diberikan kepada karya musik yang dihasilkan Vicky Sianipar. “Piso Surit” adalah salahsatu lagu yang membuat hati saya kepincut akan keindahan musikalitasnya semenjak video klip tersebut ditayangkan di MTV sekitar tahun 2003. Walau lagu tersebut dibawakan dalam bahasa Karo yang tidak saya mengerti tetapi musik yang dibawakan begitu indah. Tidak lama kemudian saya membeli album rekamannya dan dengan setia menemani saya sepanjang perjalanan dari Bali – Jakarta pp.

            Vicky Sianipar adalah salahsatu generasi muda Indonesia yang menggeluti bidang musik kategori World Music, dimana ia mengusung lagu daerah dengan aransemen yang lebih baru, lebih pop dan yang paling penting adalah membawa musik daerah agar lebih mudah dicerna oleh generasi muda. Album pertamanya Toba Dream lumayan sukses dan laku sekitar 50.000 kopi sebuah gebrakan baru dalam musik pop daerah yang diaransemen ulang dan mendapat hati di masyarakat. Kemudian tahun 2003, ia mengeluarkan lagu Toba Dream 2 yang berjudul Didiahu, dialbum inilah ia menggebrak MTV dengan lagunya Piso Surit dan menjadi salahsatu lagu yang banyak direquest oleh penonton MTV.

            Album berikutnya Indonesian Beauty yang dikeluarkan sekitar 2 tahun lalu juga cukup laku dipasaran walau masih dengan segmen pendengar yang terbatas. Dalam album tersebut Vicky, memasukan lagu dari beberapa etnis dan tidak hanya dari daerah Sumatra Utara saja. Lagu pertama yang hadir di album tersebut adalah Es Lilin – sebuah lagu daerah yang terkenal dari bumi Pasundan. Lagu tersebut diaransemen ulang sehingga lebih terdengar ciamik. Bahkan saya membayangkan lagu tersebut bisa dijadikan jingle untuk iklan pariwisata Indonesia. Menurut  Vicky, ia memasukan nada-nada mayor dalam lagu sunda tersebut. Sehingga membutuhkan waktu selama berbulan-bulan dalam eksperimen musiknya agar lagu Es Lilin terdengar lebih ciamik. Yang unik, vicky harus menggubah lagu es lilin tersebut sebanyak 3 x dan harus melakukan audisi penyanyi sebanyak 3 x agar lebih pas. Dan jatuhlah pada penyanyi Sunda yang cantik, Ani Sukmawati...

            Dialbum ini, Vicky masih memasukkan 3 buah lagu Batak yang dinyanyikan dengan sangat apik sekali. Misalkan pada lagu Mardalan Ahu, Vicky hanya mengiringi dengan denting piano serta suling Batak dan terdengar sangat melodius sekali. Isi lagu tersebut menceritakan tentang sebagian besar masyarakat Batak yang merantau di Jakarta. Ada yang berhasil dan ada yang tidak. Alkisah, seseorang yang gagal diperantauan dalam menggapai cita-citanya. Ia duduk dipadang rumput dan menangis sambil memandangi langit biru dipinggir danau. Ia memanggil ibu dan bapaknya seakan-akan mereka mendengar ratapannya. Sangat menyentuh sekali lagu ini.....

            Pada lagu Horas Banyuwangi,  dimusik pembukanya ia mencoba memasukan musik orchestra kemudian gamelan Bali dan musik Godang Batak dengan petikan gitar yg menawan. Lagu ini merupakan pencampuran sebuah ide antara musik Jawa Timuran khas Banyuwangi yang dipengaruhi oleh tetabuhan dan gamelan khas Bali serta alunan musik Batak. Pada awalnya, lagu ini dibuat untuk acara launching produk sebuah perusahaan dimana vicky diminta untuk membuat sebuah musik pengiring. Tanpa pengetahuan musik Jawa, vicky kemudian meminta bantuan dari musisi Jawa terkenal yaitu Sujiwo Tejo. Dalam waktu yang terbatas karena untuk keperluan peluncuran sebuah produk, mereka bekerja sama dalam menyelaraskan partitur nada yang ada dalam alat musik Banyuwangen dan Batak.

Sekali lagi pencampuran musik yang beragam ini membuat saya sadar betapa indahnya musik daerah apabila diberi sentuhan yang menarik. Beragam alat musik daerah di Indonesia menambah khazanah musik yg sangat beragam. Sujiwo Tejo juga menyumbangkan suaranya dalam lagu Dara Muluk serta Suara Suling. Kepiawaian Vicky Sianipar dalam membungkus lagu-lagu daerah menjadi lebih easy listened dan tidak terlihat kampungan bahkan tampil lebih modern tanpa mengurangi nilai seni yang terkandung. He’s a young maestro!!

            Pada waktu beberapa waktu yang lalu waktu saya menikmati perjalanan wisata ke danau Toba, saya jadi ingat album-album vicky yang selalu bertajuk Toba Dream. Di album Toba Dream 3, ia menuliskan “Toba Dream 3 merupakan album terakhir dari trilogy Toba Dream. Ketiga album ini secara khusus vicky persembahkan untuk masyarakat Batak dan bangsa Indonesia. Proyek pembuatan album-album Toba Dream merupakan manifestasi kecintaan vicky terhadap seni musik dan budaya Batak, juga alam yang mengitari Danau Toba, Save the music – Save the lake”.

Sepulang dari danau Toba, saya memberikan sebuah album kesayangan saya tersebut pada seorang sahabat yang ternyata ia juga menyukai lagu-lagu vicky. Akhirnya saya harus mencari lagi album tersebut yang agak sudah dicari ditoko musik....i love your music, vicky. Mudah-mudahan suatu saat nanti akan ada konser musik orkestra antara mas Addie MS, Vicky Sianipar dan Mas Guruh Sukarno Putra tampil dalam satu panggung membawakan keindahan musik daerah dengan latar belakang panorama danau toba yang cantik. Dat’s  my Toba Dream, Carpediem!!!

Friday, September 26, 2008

Ketika Cinta Bersemi di Pulau Belitung - Laskar Pelangi The Movie

Baru saja saya selesai menyaksikan film Laskar Pelangi yang diputar di sebuah jaringan bioskop nasional di Jakarta. Rencana kemarin siang ingin menyaksikan, tetapi tidak bisa dilakukan karena banyaknya pekerjaan yang mengharuskan saya berada di belakang meja.

 

Sebelum saya menyaksikan film ini, saya sempat mendapatkan masukan bahwa film tersebut tidak sebagus bukunya dan sang sutradara tampak terlalu memaksakan. Well…saya belum melihat film tersebut sehingga tidak berani memberikan komentar apa pun juga. Studio 1 masih tidak terlalu ramai, hanya diisi sekitar 1/5nya saja siang tadi. Tapi saya sudah tidak sabar ingin menyaksikan film tersebut…

 

Film Laskar Pelangi yang disutradarai oleh Riri Reza dan Miles Production, dibuka dengan scene suasana sebuah sekolah dasar negeri yang tampak sudah reyot seperti kebanyakan sekolah negri saat ini di Indonesia. Cut Mini berperan sebagai Bu Muslimah, seorang guru muda yang sangat sederhana. Peran yang dimainkan Cut Mini disepanjang film ini sangat baik sekali dan ia tampaknya sangat menghayati peran tersebut termasuk aksen  melayu kepulauan.

 

Ikranegara yang berperan sebagai Pak Harfan juga tampil sangat baik dan alami sekali. Dua orang diatas patut diganjar dua buah piala Citra atas peran apik yang dimainkan oleh mereka berdua. Kemudian yang paling menyakinkan saya bahwa film ini adalah salahsatu film terbaik di tahun 2008 ini yaitu the children of Laskar Pelangi. Pemain senior di film ini juga turut membantu menghidupkan peran masing-masing. Pemeran anak-anak dalam film laskar pelangi adalah magnet kekuatan film ini. Tanpa mereka pasti akan terasa hambar sekali. Tidak disangka bahwa anak-anak kepulauan bisa menjadi pemain film yang baik. Film ini berhasil membuat saya dan penonton yang hadir terharu menyaksikan adegan demi adegan yang menyentuh hati.

 

Ketika bagaimana sebuah cinta yang tulus dari seorang Ibu guru untuk anak didiknya disebuah sekolah yang amat sangat sederhana, tumbuh dan menginspirasi seseorang dan bahkan jutaan masyarakat Indonesia yang telah membaca buku serta menyaksikan film laskar pelangi. Dan ketika hambatan serta rintangan menjadi pemecut semangat agar bagi seseorang.

 

Dari sisi sinematografi, film ini layak diacungkan jempol. Seperti kebanyakan film besutan Riri Reza, dimana setiap adegan tampak hidup dan mengalir. Alam yang indah di pulau Belitung menjadikan film ini seperti selembar postcard. Tampilan cahaya yang masuk dibiarkan sealami mungkin, tanpa banyak tambahan disana sini. Kamera yang terus bergerak diantara bebatuan besar, keatas kebawah sehingga menciptakan daya imajinasi tersendiri.

 

Bukan itu saja, aransemen musik yang ciptakan oleh Titi dan Aksan Syuman juga sangat menarik sekali. Hingga selepas film ini berakhir, saya bergegas menuju ke Duta Suara untuk membeli soundtracknya. Tapi ternyata CD soundtracknya belum dijual dipasaran...hiks hiks

 

Tapi bukan berarti film ini sangat sempurna, buat saya pribadi masih ada beberapa kekurangan kecil. Contohnya peran yang dimainkan oleh Tora Sudiro, buat saya agak kurang pas dimainkan oleh Tora. Entah kenapa, saya tidak mendapatkan feelnya ketika ia memainkan peran pak guru yang sedang jatuh cinta pada Bu guru Muslimah. 

 

Selain itu juga pada saat Aling menjulurkan tangannya keluar untuk memberikan sekotak kapur tulis, pemunculan sinar disekitar telapak tangan Aling tampak mengganggu buat saya. Buat saya cukup dengan musik yang menarik, penggambaran adegan tersebut sudah cukup…

 

Alhasil film ini tetap yang terbaik di tahun 2008 dan mengalahkan film ayat-ayat cinta yang fenomenal. Banyak hal yang bisa saya ambil dari film ini, walau saya baru membaca 2/3 buku laskar pelangi, quote “Hidup itu harus banyak memberi bukan meminta” menjadi sangat penting buat saya dan menjadi sumber inspirasi tersendiri.

 

Five Stars untuk film ini dan saya kembali ingin mengajak keluarga untuk menyaksikan film ini. Karena salahsatu saudara dari mama juga seorang guru yang ulet dan sabar. Semoga film ini membuka mata para petinggi negri agar memberikan jasa yang layak untuk para pahlawan tanpa tanda jasa di Indonesia. Tanpa perjuangan mereka, we can’t be like this.

 

Happy Ied Mubarak, Mohon Maaf Lahir dan Batin

Tuesday, September 23, 2008

Don't buy - Kacang Tanah Produk China




Kemarin malam mama saya baru saja membeli kacang tanah di sebuah mini market dekat rumah dengan harga 25rban. Kacang tanah itu tampak putih bersih dan menggiurkan....saya masih belum ngeh. Hingga saya memeriksa produk kacang tanah tersebut...ternyata made in China - buatan Quangdong.

Karena sedang heboh susu bermelamin di China dan beberapa produk makanan yang dilarang beredar didunia...maka saya coba perhatikan baik-baik produk kacang tanah tersebut,
1. ada tulisan buatan China provinsi Quangdong.
2. Diimpor oleh PT. Indomarco.....dan didistribusikan di mini market
3. Ada expired date hingga tahun 2009.
4. dan ada secarik kertas yang berisi anti bau yg biasa kita temukan di beberapa produk lainnya...
5. tidak ada label dari Dirjen BPOM

Dua hal yang membuat saya kuatir...pertama adanya kertas putih yang merupakan semacam alat untuk anti bau, dll yg biasa digunakan diproduk non makanan. Kedua tidak ada label dirjen BPOM yang berarti tidak ada kelayakan untuk dikonsumsi oleh FDAnya Indonesia. Ketiga, penampilan kacang tersebut putih bersih...wuih...bersih banget...sehingga saya agak takut jangan-jangan diberi perwarna putih....

Alhasil saya melarang mama untuk menggoreng kacang tersebut dan lebih baik mencari kacang lokal atau kacang lain yang lebih higienis. Maklum penganan kacang adalah salahsatu yang harus ada disetiap lebaran....daripada saya dan keluarga sakit setelah mengkonsumsi kacang aneh ini...mendingan kami buang dan membeli yang baru. Kesehatan lebih berarti saat ini disaat semua harga pangan, sandang dan bahkan obat2an lagi mencekik.....

Jadi jangan lupa ingatkan orang tua kalian agar lebih berhati-hati dan bijak dalam membeli produk makanan untuk lebaran kali ini......you may forward my email to your friends...

Sunday, September 21, 2008

Telaga Warna di Puncak




Hari minggu kemarin sempat ngabuburit di puncak, Bogor, Jawa Barat. Tidak jauh dari perkebunan teh agromas dan riung gunung terdapat sebuah telaga yang selama 30 tahun ini tidak pernah saya kunjungi.

Padahal wisata ke puncak sudah dibilang tidak terhitung...dan baru kali ini saya menuju kesana dengan ditemani oleh seorang sahabat yang rumahnya tidak jauh dari lokasi tersebut. Pada awalnya, sahabat saya ingin mengajak ke lokasi wisata air alami ciburial yang terdapat disebrang tea walk gunung mas.

Tapi karena lokasi tersebut sedang dilakukan sebuah ritual keagamaan, maka kami meneruskan perjalanan ke telaga warna. Telaga warna ini luasnya sekitar 1-2 hektar yang dikelilingi oleh hutan sekunder khas pegunungan tropis. Tiket masuk cukup murah hanya Rp 2,500/orang saja. Kebetulan kemarin masih bulan puasa sehingga tidak terlalu ramai pengunjung.

Dari pintu masuk ke telaga warna hanya berjarak 500 meter, cukup dekat sekali. Telaga warna hari itu berwarna coklat, mungkin karena musim panas sehingga plankton dan lumpur memenuhi dasar danau. Pengunjung dilarang berenang didanau tersebut. Beberapa pohon besar membuat suasana semakin rindang. Dan warna air danau sering berubah-berubah......saat ini coklat dan entah kapan akan berubah warna lagi...

Kemarin panasnya nggak karuan, sehingga angin segar khas pegunungan serta rindangnya pepohonan membuat saya terkantuk. Air danau pun terasa segar karena cukup dingin dan rasanya saya ingin berendam.

Aura mistis danau ini cukup terasa sekali...konon ada sebuah ikan yang sangat besar yang menjadi penjaga danau ini. Dan ikan tersebut bisa dipanggil agar bisa muncul, cuma siang itu sepertinya sang ikan sedang asyik bersembunyi...yang muncul hanya beberapa ikan mas yang berukuran jumbo sedang asyik bersliweran. Dibagian ujung danau terdapat sebuah makam kuno, makan eyang kencana wungu..

Next time, saya harus bawa kamera karena kemarin hanya pakai kamera ponsel, tikar dan juga bawa makanan serta minuman sambil menikmati segarnya semilir angin gunung dan pepohonan sekitar danau. Enak kali yakh sambil tiduran dipinggir danau ini bersama keluarga atau teman....

Saturday, September 20, 2008

Buka Puasa Bersama Geng Labil

Start:     Sep 26, '08 5:00p
End:     Sep 26, '08 9:00p
Location:     Plangi or Pacific Place
Schedule - buka puasa di Plangi or Pacific Place at Le Seminyak.
Nonton Bareng Laskar Pelangi di 21 or Blitz.

Wednesday, September 17, 2008

10 Restaurant Paling Unik di Dunia




1.Restauran Kanibal di Jepang :

"Nyotaimori" (artinya "female body plate") adalah salah satu nama restaurant di jepang yang menyajikan sushi dah sashimi di tubuh mayat wanita. Tubuh mayat ini terbuat dari makanan dan diletakkan di meja operasi seperti di rumah sakit. Pengunjung bisa memakan bagian tubuh mana saja. Tubuh yang dipotong akan mengeluarkan darah, persis seperti potongan tubuh manusia. Di Batam dan Jakarta sudah ada restoran Jepang seperti ini dimana menunya ditulis di tubuh seorang wanita bugil…dan kemudian kita bisa pilih menu makanan mana yang mau dipesan. Bahkan ada yang diserved di atas wanita bugil…mau tau dimana?? Hahahahaha………limited guests euy dan muahal……….

2. Restoran Toilet di Taiwan:

Marton Theme Restaurant, di Kaohsiung ( Taiwan ) menyediakan nuansa TOILET bagi pelanggannya. Dekorasi ruangan, kursi dan tempat makan yg digunakan persis seperti di toilet. Meja dibuat seperti bathtub, dan makanan yg disediakan diletakkan di piring dan mangkuk yg didesain seperti toilet duduk. Makanan yg disajikan di sini tidak hanya enak, tapi juga memberikan sensasi sendiri bagi pengunjungnya.

3. Restauran Angkasa di Belgia :

"Dinner in the Sky" adalah salah satu restoran di Brussels yang menyediakan tempat makan untuk 22 orang... tentu saja di ketinggian 150 kaki!!! Tempat makan di desain khusus untuk bisa diangkat menggunakan crane. Pengunjung bebas menentukan lokasi ketinggian yg diminati, asal jangan sampai menjatuhkan garpu dah pisau...nggak deh…phobia euy!!

4. Dark Resto di China:

Restoran kegelapan (punya Dark Knight maybe) terletak di Beijing China . Semua desain restoran benar2 berwarna hitam. Pengunjung yang datang akan di antar oleh pelayan yg sudah dilengkapi dengan teropong malam ke meja makan. Senter, HP, arloji dilarang di area ini. Karena tidak bisa melihat makanan yg disantap, pengunjung benar2 merasakan makanan yg tidak pernah dimakan sebelumnya di restoran ini...duh nggak penting bangets..bisa2 salah ambil cabe lagi…

5. Restoran Kuburan di India :

Restoran yang terletak di Ahmadabad India ini terkenal dengan menu teh susu, roti gulung dan kuburan di antara meja. Pemilik restoran mengaku telah membuka restoran ini turun temurun selama 4 dekade, tapi tidak tahu siapa jenazah yg terkubur di bawah kuburan ini. Males nggak sekh makan diatas kuburan….hiiyyy seyem

6. Restoran Penjara di Italia :

Restoran ini terletak di tempat paling paling aman, yaitu penjara Fortezza Medicea di Italy. Dekorasi restoran ini adalah penjara tempat pembunuhan yang dilengkapi dengan tembok setinggi 60kaki, menara pengawas, security kamera yang telah beroperasi selama 500 tahun. Selain itu, tempat ini dilengkapi juga dengan penjaga penjara dengan senjata lengkap.

7. Restoran Robot di China :

Kenapa dinamakan robot? karena restoran ini buka sepanjang hari selama 21 jam tanpa mengenal lelah. Pengelola restoran juga sekilas terlihat sama, namun ini adalah pasangan suami istri kembar identik! Orang2 sekitar menyebutnya "robot couple restaurant" karena mereka melihat orang yg sama bekerja seperti robot dalam menjalankan restoran dari jam 5 pagi sampai jam 3 dini hari. Makanya dinamakan robot………cara yang aneh

8. Restoran Bawah Laut di Maldives :

Restoran bawah laut pertama diperkenalkan di Hilton Maldives Resort & Spa, April 2007. Restoran bernama Ithaa (baca "eet-ha", artinya "pearl" dalam bahasa Maldives , Dhivehi) berada 5 meter di bawah Samudra Hindia yang dikelilingi oleh coral dan panorama bawah laut. Ini adalah restoran pertama untuk kategori bawah laut.

9. Restoran Kondom di Thailand:
Cabbages and Condoms" adalah nama restaurant di Thailand. Ada banyak kondom di dinding2 dan lukisan kondom di karpet. Setelah makan, pengunjung akan diberi kondom di meja kasir. Keuntungan dari restaurant ini digunakan untuk mendukung yayasan Population and Community Development Association (PDA).

10. Restaoran Medis di Taiwan :

D.S. Music Restaurant di Taipei, Taiwan adalah restoran dengan nuansa medis. Dekorasi ruangan seperti rumah sakit, pelayannya berpakaian seperti perawat, dan botol minumnya juga dikemas dalam botol infuse. (disalahsatu apartmen di Kebon Kacang pernah ada club seperti ini – all about nurses and doctors).

Friday, September 12, 2008

Akhir Kehidupan Sebuah Kaset




Pagi ini sambil mengisi waktu, saya membaca surat kabar dan tertulis dengan huruf besar "INDONESIA SATU DARI SEDIKIT NEGARA DI DUNIA YANG MASIH MEMPERTAHANKAN REKAMAN DALAM BENTUK KASET". Kaset bukan hal yang asing buat saya dan kalian juga disini. Sampai saat ini masih banyak dijumpai rekaman dalam format kaset ditoko musik di Indonesia. Sementara diluar negeri, rekaman dalam format kaset sudah dianggap sebagai barang langka, bahkan sudah dianggap sebagai fosil sejarah.

Semakin maju tehnologi saat ini sehingga rekaman lagi dalam format piringan cakram pun semakin lama akan tergusur nasibnya sama dengan format kaset saat ini. Seperti kita ketahui format digital lebih disukai banyak orang karena mudah untuk diunduh alias download gratis dan bisa diputar beberapa kali tanpa harus takut akan mempengaruhi piringan cakram atau pita kaset.

Pada tahun 2007, retailer peralatan elektonik terbesar di Inggris sudah mengumumkan kematian format kaset di negara tersebut dan bahkan HMV serta Woolworth sudah lama menarik format kaset dari rak-rak penjualan. Di Amerika, kaset sudah lama ditinggalkan di industri musik, walau format kaset masih dipergunakan sebagai alat perekam tertentu. Alat pemutar kaset pun sudah jarang ditemui di rumah-rumah penduduk serta di mobil warga Amerika Serikat. Diramalkan dalam waktu 3 tahun mendatang, format kaset akan benar-benar musnah dari pasaran.

Sementara di Indonesia, alat pemutar kaset masih banyak dijumpai di perumahan penduduk dan mobil. Bahkan saya sendiri juga masih menggunakan alat pemutar kaset yang digabungkan dengan pemutar cakram dan radio. Walau saat ini tidak praktis lagi memutar kaset, karena saya tidak bisa memutar kembali lagu yang saya sukai. Kalau mau memutar kembali harus didengar dari awal. Tapi hal tersebut tidak mengurangi hobi saya untuk mengumpulkan kaset lagu yang suatu saat nanti akan jadi sebuah barang langka dan unik.

Suatu hari di kantor lama yang bergerak di bidang penerbitan majalah, saya mendapatkan durian runtuh. Waktu itu sedang mau pindahan kantor dan ada satu tas besar berisi kaset lagu barat dan Indonesia dari penyanyi yang tidak terkenal hingga terkenal. Dan kaset itu akan dibuang ke tempat sampah oleh teman saya, karena tidak ada lagi ruang penyimpanan (maklum biasa setiap majalah mendapatkan kaset gratis dari studio rekaman untuk diulas di majalah tersebut sebagai alat promosi)....Pas saya buka tas itu, saya kaget dan senang sekali karena ada sekitar 80 kaset yang berbeda akan menjadi milik saya. Teman saya sampai bingung karena betapa senangnya saya mendapatkan barang rongsokan itu....heheehe. Barang tersebut sudah berada dirumah saya dan terawat dengan baik.

Dan waktu kuliah dulu, saya serig iseng hunting kaset lagu lawas disepanjang stesen KA Tebet atau Cawang/Kalibata. Ada satu langganan penjual kaset lagu lawas di stesen Kalibata, ia menjual kaset lagu lawas dengan harga Rp 5.000/buah. Kalau lagi ada rejeki saya bisa beli 10 buah...kalau pas-pasan cukup beli 1 atau 2 lagu saja yang saya sukai. Dan nanti kalau pulang kampung ke Tulungagung, Jawa Timur saya akan coba cari pemutar kaset atau radio transistor yang sangat lawas....karena barang tersebut masih banyak terdapat disana...lumayan buat koleksi!! Have a nice weekend...............

Gua Buniayu




Ditempuh dari Sukabumi kearah Segaranten. Jalan aspal dgn sedikit lubang. Setengah jalan menuju Sagaranten (1.5jam), di sebelah kiri jalan ada pos – gapura bertuliskan Gua Buniayu PERHUTANI, Di pintu masuk pertama distop utk pembayaran karcis Pemda (3ribu per orang). Masuk terus lewat kebun pinus sejauh 1.5 km menuruni bukit dgn jalan beraspal lepas. Setibanya di mulut gua ada pos lagi, yg ini punya Perhutani bayar 6 ribu per orang (utk paket 1 jam)

Lokasi gua ini tidak jauh dari air terjun Bibijilan yang baru saja saya posting. Mau coba petualangan seru didalam gua ini, bisa ambil paket wisata 1 jam dengan biaya Rp 60rb (dulu lho tahun 2004)..paket ini sudah termasuk insurance, safety tools dll.

Pertama kali masuk sempat deg-deg an soalnya belum pernah wisata gua sebelumnya....sampe masuk kedalam gua segala dan wisata ini belum terkenal di Indonesia. Jujur saya parno kalau masuk kedalam gua adalah ketemu Ular...i hate snakes!!

Dan baunya agak pengap karena didalam gua banyak terdapat kelelewar dan mengeluarkan bau tak sedap. Didalam gw ini kita bisa melihat stalaktit dan stalagmit bergantungan.

Bahkan ada sungai bawah air yang berair jernih.......sunggu indah didalamnya melihat kristal2 yang dihasilkan oleh tetesan air kapur...seru dekh. Pasti menarik kalau diberi lampu sorot tapi konon lampu sorot ini akan merusak keindahan gua. Dan juga kita tidak boleh usil membuat kerusakan pada stalaktit dan stalagmit gua...karena setiap 1 cm saja butuh waktu bertahun2 kata pemandu.

Disini bisa ditemukan lipan, kalajengking, kodok, ikan gua yang sudah berevolusi tanpa mata...maklum sudah lama hidup di kegelapan. Coba dekh berpetualang di gua ini sekali2....satu lagi konon ada gua bawah tanah didaerah sentul, bogor.........cari tau ah buat ngisi libur lebaran ini...

Gua Buniayu dan Air Terjun Bibijilan




Tahun 2004, sama temen2 dalam satu mobil yg penuh (udah kayak pelem DKI) pergi jalan2 ke air terjun Bibijilan yang berada di Sukabumi selatan. Total ada 9 orang dalam satu mobil dan saya yang membawa mobil tersebut dari Jakarta. Perjalanan 3 jam lebih dari Jakarta terbayarkan sudah. Sempat nyasar juga masuk ke pasar ditengah kota Sukabumi yang sumpek dan kotor.
Akhirnya dengan modal ingatan teman saya, lokasi air terjun ini dapat ditemukan....jalanannya berkelok kelok dan menanjak....sampai ditempat agak menyempit jalanannya dan aspalnya kurang bagus.
Tapi jejeran pohon pinus dan sejuknya udara sekitar membayar semua kelelahan...Begitu melihat bunyi air terjun dari kejauhan semakin menambah semangat saya dan teman2 untuk menuruni bukit....sebuah perjuangan lagi.

Dan sampailah kita di air terjun Bibijilan.....tinggi air terjun sekitar 10 - 20m......airnya dingin dan sejuk...berwarna hijau tosca dari kejauhan...Tidak sabar ingin menikmati sejuknya air.....buat libur lebaran seru juga neh!!!!

Wednesday, September 10, 2008

Melukis Sawah




Di Jepun - masyarakat petani yang selalu disubsidi oleh pemerintahnya dan konon beras Jepang adalah yang termahal di dunia, secara bersama-sama mereka melukis pematang sawah dengan menanam padi khusu sehingga menghasilkan lukisan yang menarik apabila dilihat dari udara. Padi yang ditanam juga beragam sehingga bisa memberikan warna sendiri.

Yang pasti bukan padi Super Toy yang bikin puluhan petani di Magelang jadi letoy juga...........hehhehhehe

Buku Sekolah Jadul




Lucu yakh kalu ingat kalau dulu kita sekolah pakai buku panduan ini...
Buku Bahasa Indonesia dengan gambar yang masih sederhana....
Buku IPS...
Buku IPA.....
Buku Matematika.........
Buku PMP.........i like pmp....dari SD - SMA selalu sama isinya...kalo beda cuma dikit sekh...
Bakal jadi barang incaran para kolektor buku neh....secara toko buku pinggir jalan di kwitang udah digusur..........

Monday, September 8, 2008

Galerie Nationale d'Indonesie


bangunan ini kelihatan megah dari luar semenjak dulu

Galeri Nasional Indonesia merupakan lembaga kebudayaan yang gagasannya sudah direncanakan sejak lama, diawali dengan pendirian Wisma Seni Nasional yang berkembang pula sebagai gagasan Pusat Pengembangan Kebudayaan.

Gagasan ini untuk sebagian diwujudkan dengan pembangunan Gedung Pameran Seni Rupa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (23 Februari 1987) sebagai sarana kegiatan seni rupa. Akhirnya setelah diperjuangkan secara intensif sejak tahun 1995, pendirian Galeri Nasional Indonesia terealisasi pada tanggal 8 Mei 1998 di Jakarta dan setahun kemudian diresmikan secara formal fungsionalisasinya.

Ngabuburit di GANAS Indonesia

Sudah lama tidak berkunjung ke museum atau galeri, akhirnya sambil menunggu bedug maghrib saya menyambangi gedung GANAS alias Galeri Nasional Indonesia yang terletak di depan stasiun Gambir, Jakarta Pusat. Gedung Galeri Nasional Indonesia yang terletak di Koningsplein Cost No. 14 ini (sekarang Jalan Medan Merdeka Timur No. 14. Jakarta Pusat), didirikan pada tahun 1902 oleh Yayasan Kristen Carpenter Alting Stiching (CAS) yang bernaung di bawah Ordo van Vrijmetselaren, atas prakarsa Pendeta Albertus Samuel Carpentier.

 

Pada tahun 1981, gedung ini dikelola oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, hingga bagian kanan gedung tua tersebut dijadikan sebuah sekolah menengah atas (SMA 4 – kalau tidak salah) negri Jakarta. Dan sisi kanan gedung dijadikan tempat kursus bahasa Inggris yaitu IEC (Intensive English Course) cabang Gambir.

 

Ingatan saya seperti kembali ke masa lalu. Sambil duduk di sebuah bangku taman didepan bangunan putih jaman kolonial, saya memandang sebuah bangunan tua yang memanjang ke belakang. Saya dulu pernah mengambil kursus di IEC cabang Gambir pada tahun 1990 - 1991. Setelah pulang sekolah dan tidur siang sebentar, saya langsung diantar oleh Bapak naik mobil untuk kursus bahasa Inggris di IEC. Sesampainya disana, saya tidak langsung masuk kelas, saya biasa duduk ditaman sambil beli minuman ringan atau melihat pameran seni yang berada di gedung utama.

 

Sementara sebelah kanan, saya bisa melihat anak-anak SMA sedang asyik belajar dari balik jendela besar yang berada di gedung tua tersebut. Dari sinilah saya belajar mengenal galeri seni, terkadang saya bosan dengan pelajaran yang diberikan oleh pengajar di kursus bahasa Inggris tersebut. Karena tidak interaktif dan juga pelajarannya sudah saya mengerti, maklum dari kelas 3 SD saya sudah mendapatkan les bahasa Inggris. Akibatnya saya sering membolos dan terkadang hanya sekadar absen saja dikelas setelah itu keluar dan lebih banyak nongkrong di taman depan galeri nasional.

 

Taman itu kalau sore hari sekitar jam 3 – 4 cukup ramai oleh anak-anak sekolah SMA atau siswa kursus IEC. Lumayan kan bisa cuci mata dibanding saya harus berada di dalam kelas. Tahun 90an, galeri nasional juga sering memajang karya seni para seniman muda berbakat. Salahsatunya yaitu Dede Eri Supriya, pertama kali saya melihat karyanya langsung jatuh cinta. Hampir seluruh lukisan yang ditampilkan waktu itu berukuran besar dan mempunyai warna yang hidup. Bahkan lukisan yang dihasilkan benar-benar tampak hidup dan penuh detail. Saya yakin pasti banyak pecinta seni lukis yang akan menggandrungi lukisannya. As you see now, he’s one of the most famous painters in Indonesia.

 

Berbagai macam karya seni saya nikmati di galeri ini dan secara tidak sadar interaksi saya dengan kesenian terbentuk dari pertemuan kursus bahasa Inggris tiap 2 hari sekali dilokasi ini. Sekarang, semua sudah berubah total!!

 

Gedung sisi kanan galeri seni yang dulunya adalah SMA kini sudah dikosongkan dan ruang-ruang kelas yang berdiri megah dan kelihatan anggun kini tampak bersih. Lokasi sekolah telah dipindahkan ke sebuah tempat. Lokasi les bahasa Inggris IEC juga sudah dikosongkan. Ruang kelas saya dulu yang sempat saya singgahi hanya selama 6 bulan, kini juga kosong melompong. Bangunan tersebut tampak lebih rapid dan dibuat minimalis modern bagian depannya. Sebuah seni kriya dipajang dihalaman depan gedung tersebut. Saya masih ingat betapa bandelnya saya waktu itu karena sering membolos kursus.

 

Tidak ada lagi keramaian, penjual makanan/minuman yang berjualan ditaman, tidak ada lagi riuh rendah suara anak murid yang sedang belajar, tidak ada lagi suara guru yang sedang mengajar bahasa Inggris. Semuanya berubah menjadi sunyi sepi……..kesunyian menyelimuti kawasan Galeri Nasional Indonesia. Bahkan dalam pameran lukisan Salim 100th Anniversary kali ini hanya disinggahi oleh 5 (lima) orang, termasuk saya.

 

Ingin rasanya membuat suasana dikawasan Galeri Nasional Indonesia ini kembali ramai seperti dulu, seperti halnya galeri seni nasional di kota lain yang dilengkapi café atau restoran yang memikat lainnya sehingga orang awam mau berkunjung ke sebuah galeri seni. Padahal dari rasa keingintahuan dan pertemuan tidak sengaja antara tempat kursus dan saya pribadi, membuat saya mengenal seni dari sosok galeri ini.

 

Sebuah billboard raksasa dan iklan di media cetak belum tentu bisa mendatangkan pengunjung apabila berhubungan dengan pameran seni. Pameran seni bagi masyarakat Indonesia dianggap masih sesuatu hal yang sulit untuk dinikmati apalagi dibulan puasa seperti ini. Padahal berkunjung digaleri seni ini tidak bayar lho alias gratis!! Masyarakat perkotaan lainnya lebih memilih menghabiskan waktu ngabuburit di mal / restoran lainnya. Tidak ada salahnya apabila kawasan ini dibuat lebih hidup, sebuah kombinasi antara menikmati hidup hedonis ala café/resto dengan karya seni. Kapan yakh??

 

http://www.galeri-nasional.or.id/

Exposition SALIM / SIAPA SALIM




La galerie Cemara 6 en collaboration avec le CCF Jakarta et avec le soutien de la Galerie Nationale d'Indonesie presente une exposition d'art viseul par Salim, du 2 au 14 Septembre 2008 a la Galerie Nationale d'Indonesie.

SALIM / SIAPA SALIM

Sudah sekian lama saya tidak mencerahkan otak saya untuk menikmati salahsatu anugrah Tuhan yang diberikan kepada seorang manusia yang berbakat dalam bentuk seni lukis. Salahsatu hobi saya adalah menikmati seni lukis, dalam ingatan saya mengunjungi sebuah pameran lukisan sekitar bulan Februari 2008. Waktu itu saya harus mengunjungi sebuah balai lelang yang mengadakan pameran lukisan disebuah hotel berbintang di pusat kota Jakarta. Lukisan yang ditampilkan cukup beragam dari mulai ekspresionis hingga post modern yang kini sedang digandrungi oleh para kolektor seni di Indonesia maupun di dunia. Untuk sebuah single exhibition, baru kali ini saya memulai perjalanan menikmati goresan-goresan seni sang maestro yang bersembunyi di kota Paris, Perancis selama bertahun-tahun.

Beliau adalah Salim, seorang pelukis Indonesia yang hampir selama hidupnya menghabiskan waktunya di Perancis untuk menikmati alam kebebasan berekpresi di sebuah kota yang konon arah kiblat seni lukis dunia. Menurut katalog yang dikeluarkan oleh Galeri Cemara 6 yang menjadi salahsatu sponsor pameran tunggal sang maestro ini, Salim dilahirkan di dekat Medan pada tahun 1908. Dan beliau pada umur 12 tahun (1920) bertolak ke Eropa dan menetap disana hingga tahun 1931. Kemudian Salim kembali ke tanah air dan bergabung dengan Partai Nasional Indonesia bersama Bung Hatta hingga tahun 1934. Karena situasi yang tidak menentu ditanah air akibat rasa nasionalismenya yang besar serta tekanan dari pemerintah Hindia Belanda, beliau melarikan diri ke  Perancis.

Untuk sementara, Salim tinggal di kota Marseille sebuah kota pelabuhan terkenal di Perancis dan kemudian pindah ke kota Paris hingga beliau memutuskan untuk menetap di sebuah kota kecil di selatan Perancis, kota S’ete. Pada masa perang dunia ke 2, beliau juga membantu para pengungsi Yahudi Perancis yang hendak bersembunyi dari kepungan tentara Nazi Jerma pada tahun 1942 – 1945. Sesudah perand dunia II berakhir, kreatifitas Salim semakin berkembang dan beliau memulai pameran tunggal perdanannya pada tahun 1950 di kota Paris.

Menyimak karya lukisnya yang kali ini diadakan untuk menyambut hari ulangtahunnya yang ke 100 di bulan September 2008 ini, saya cukup terkesima. Pameran yang bertajuk SALIM / SIAPA SALIM ini dibuat agar masyarakat awam di Indonesia seperti saya tahu serta mengenal sosok dan hasil karya sang maestro ini. Sayang karena kondisi fisiknya yang sudah sangat tua (umur beliau saat ini 100 tahun), Salim tidak bisa menghadiri pameran tunggalnya di Indonesia. Padahal beliau sudah sekitar 5 kali berpameran di Indonesia yaitu tahun 1954, 1956, 1971, 1974 dan 1990.

Pameran kali ini diselenggarakan di Galeri Nasional Indonesia dari tanggal 2 – 14 September 2008, hasil kerjasama dengan CCF (centre cultural francais) Jakarta, Galeri Cemara 6, Galeri Nasional Indonesia dan Biro Oktroi Roseno. Pada saat memasuki lokasi pameran seni, pengunjung diajak untuk menikmati hasil lukisan beliau yang dibagi dalam beberapa segmen yaitu Flower, Architecture, Landscape dan Figurative. Selain itu pengunjung juga diajak untuk menikmati karya seni pelukis muda berbakat di Indonesia yang menampilkan sosok Salim menurut pemikiran mereka dalam goretan-goretan diatas kanvas.

Lukisan Salim menurut saya sangat menarik terutama hasil karyanya dalam bentuk kubisme. Lukisan seperti ini jarang dibuat oleh para pelukis masa kini, gaya melukis beliau banyak dipengaruhi oleh gaya lukisan Braque, Derain, Picasso dan Matisse. Sosok pelukis yang beliau kagumi tanpa meninggalkan gaya lukis timur. Salahsatu lukisan beliau yang saya kagumi adalah lukisan tentang kota pelabuhan S’ete. Dari dekat, lukisan tersebut seperti tanpa arti, perlahan-lahan saya mundur ke belakang hingga mendapatkan jarak yang cukup pas untuk menikmati lukisan tersebut. Got it!! Otak saya langsung merekam lukisan tersebut memang menggambarkan sebuah kehidupan di kota pelabuhan S’ete. Tampak bangunan khas mediteranian yang saling berjejer ditepi laut dengan beberapa perahu yang sedang bersandar. Padahal awalnya saya masih belum mendapatkan feel dari lukisan tersebut.

Dalam lukisan bunga, Salim tidak menggambar sosok bunga dalam sebuah lukisan ekpresionis atau impresionis lainnya. Keindahan bunga yang beliau gambarkan ditampilkan dalam guratan yang berbeda. Sangat menarik sekali pameran kali ini.

Sebuah layar TV LCD menayangkan sebuah film dokumenter tentang sosok Salim dan testimonial beberapa teman dekatnya. Dari film tersebut, akhirnya saya bisa mengetahui bahwa sosok sang maestro ini memang Indonesianis. Walau sudah menetap puluhan tahun di Perancis dan beristrikan seorang wanita Belanda, Salim tidak pernah mengganti kewarganegaraannya. Salim masih tetap warga negara RI dengan  paspor hijau bergambar burung garuda. Sayang film dokumenter tersebut tidak dijual dipameran tersebut. Dari penuturan pihak panitia, sudah banyak yang ingin membeli VCD film dokumenter tersebut.

Pada bagian lain ditampilkan beberapa hasil karya seni para pelukis muda berbakat. Pada saat saya bekerja di wealth management, saya belajar bahwa sebuah lukisan bisa dijadikan salahsatu perangkat investasi. Tahun 1990an, saya sangat menyukai karya Dede Eri Supriya pada saat ia pameran tunggal di galeri nasional waktu itu dan belum terkenal seperti saat ini. Begitu melihat hasil karyanya yang menakjubkan, saya langsung ngeh bahwa ia akan terkenal karena hasil karyanya. Kali ini saya mencoba melihat hasil karya pelukis lainnya yang juga dipamerkan kali ini.

Lukisan “Self Potrait” karya Dandi Ahmad memikat hati saya. Permainan warna dan goresannya yang kuat, sepertinya hasil karyanya akan banyak diburu oleh para kolektor lokal. Karya Yogie Achmad Ginanjar “Salim-Philospher’s Stone with Muse in Paris” juga memikat dan akan diburu kolektor. Lukisan hitam putih berjudul “Salim and Pauhrizi” karya Erik Pauhrizi, rasanya ingin saya beli (Insya Allah kalau ada rejeki) dan ingin saya pajang dirumah. Lukisan hitam putih tersebut tampil beda dan seperti saya melihat sebuah hasil karya foto black and white.

Lain lagi dengan karya Tommy Aditama Putra berjudul “Salim the Who I” yang dilukis dengan warna soft pastel dan agak muram, juga pantas untuk dikoleksi walau lukisannya mengingatkan saya akan hasil karya pelukis tersohor lainnya yang saya lupa namanya.

Pameran lukis seperti ini sepi pengunjung, hanya ada saya, seorang pria berumur 40tahun yang sedang menikmati lukisan, sepasang pengunjung yang sudah berumur dan supirnya yang sedang asyik mengamati lukisan yang dipajang. Total hanya ada 5 pengunjung waktu itu, padahal ini adalah sebuah pameran besar.  Pameran seorang maestro lukis Indonesia yang disejajarkan dengan Raden Saleh, Affandi, Basuki Abdullah dan pelukis besar lainnya. Sangat sayang dilewatkan karena belum tentu beliau akan berpameran lagi di Indonesia mengingat usianya yang mencapai 100 tahun.

Friday, September 5, 2008

TAKSI New Alphard




Ada taksi eksekutif baru di Jakarta (biar Silver Bird punya saingan...).
Kabarnya tanggal 18 Juli 2008 telah dilaunching di Balaikota Jakarta... Buat yang punya Alphard (atau yang baru mau beli Alphard...), siap2 aja harga
dan gengsinya jadi turun....

Si pemiliknya ingin memperkenalkan sesuatu yang baru di Jakarta premium taksi TIARA EXPRESS dengan Toyota ALPHARD buka pintu (flag fall) Rp. 10.000,- per km, selanjutnya Rp. 5.000,-; waktu tunggu per jam Rp. 50.000,-; tidak ada minimum payment dan cancellation fee (sementara). Fasilitas di mobil ada GPS. LCD, internet dan pembayaran dengan EDC. Naik mobil mewah tarif murah
(isi 6 orang dan bisa patungan).

Gilingan mobil mewah koq dijadikan taksi........weleh-weleh!!!! Ayo yg pengen gaya-gayaan biar keliatan jetset

Thursday, September 4, 2008

Serenade Lake




Puasa gini enaknya ngadem...
sambil ngadem di floating club house yg terletak di kawasan serpong, tangerang...jepret2 foto sebentar sambil nunggu sunset view yg lumayan indah...
ngebayangin punya rumah seharga hampir 1 M with the lake view...
liatin sunset dari amphitheater dipinggir sungai cisadane dengan airnya yang berwarna kejingga-jinggaan sore itu...
then bedug maghrib tiba........
pertama, minum es kelapa muda yang bikin seger..
makan makanan kecil....
ngebakar sebatang rokok dunhill menthol light sampe habis...
trus baru makan ditepian danau...