Monday, September 29, 2008

Indonesian Beauty - A Tribute for Vicky Sianipar

Jatuh pandangan pertama itu mungkin kata yang tepat untuk diberikan kepada karya musik yang dihasilkan Vicky Sianipar. “Piso Surit” adalah salahsatu lagu yang membuat hati saya kepincut akan keindahan musikalitasnya semenjak video klip tersebut ditayangkan di MTV sekitar tahun 2003. Walau lagu tersebut dibawakan dalam bahasa Karo yang tidak saya mengerti tetapi musik yang dibawakan begitu indah. Tidak lama kemudian saya membeli album rekamannya dan dengan setia menemani saya sepanjang perjalanan dari Bali – Jakarta pp.

            Vicky Sianipar adalah salahsatu generasi muda Indonesia yang menggeluti bidang musik kategori World Music, dimana ia mengusung lagu daerah dengan aransemen yang lebih baru, lebih pop dan yang paling penting adalah membawa musik daerah agar lebih mudah dicerna oleh generasi muda. Album pertamanya Toba Dream lumayan sukses dan laku sekitar 50.000 kopi sebuah gebrakan baru dalam musik pop daerah yang diaransemen ulang dan mendapat hati di masyarakat. Kemudian tahun 2003, ia mengeluarkan lagu Toba Dream 2 yang berjudul Didiahu, dialbum inilah ia menggebrak MTV dengan lagunya Piso Surit dan menjadi salahsatu lagu yang banyak direquest oleh penonton MTV.

            Album berikutnya Indonesian Beauty yang dikeluarkan sekitar 2 tahun lalu juga cukup laku dipasaran walau masih dengan segmen pendengar yang terbatas. Dalam album tersebut Vicky, memasukan lagu dari beberapa etnis dan tidak hanya dari daerah Sumatra Utara saja. Lagu pertama yang hadir di album tersebut adalah Es Lilin – sebuah lagu daerah yang terkenal dari bumi Pasundan. Lagu tersebut diaransemen ulang sehingga lebih terdengar ciamik. Bahkan saya membayangkan lagu tersebut bisa dijadikan jingle untuk iklan pariwisata Indonesia. Menurut  Vicky, ia memasukan nada-nada mayor dalam lagu sunda tersebut. Sehingga membutuhkan waktu selama berbulan-bulan dalam eksperimen musiknya agar lagu Es Lilin terdengar lebih ciamik. Yang unik, vicky harus menggubah lagu es lilin tersebut sebanyak 3 x dan harus melakukan audisi penyanyi sebanyak 3 x agar lebih pas. Dan jatuhlah pada penyanyi Sunda yang cantik, Ani Sukmawati...

            Dialbum ini, Vicky masih memasukkan 3 buah lagu Batak yang dinyanyikan dengan sangat apik sekali. Misalkan pada lagu Mardalan Ahu, Vicky hanya mengiringi dengan denting piano serta suling Batak dan terdengar sangat melodius sekali. Isi lagu tersebut menceritakan tentang sebagian besar masyarakat Batak yang merantau di Jakarta. Ada yang berhasil dan ada yang tidak. Alkisah, seseorang yang gagal diperantauan dalam menggapai cita-citanya. Ia duduk dipadang rumput dan menangis sambil memandangi langit biru dipinggir danau. Ia memanggil ibu dan bapaknya seakan-akan mereka mendengar ratapannya. Sangat menyentuh sekali lagu ini.....

            Pada lagu Horas Banyuwangi,  dimusik pembukanya ia mencoba memasukan musik orchestra kemudian gamelan Bali dan musik Godang Batak dengan petikan gitar yg menawan. Lagu ini merupakan pencampuran sebuah ide antara musik Jawa Timuran khas Banyuwangi yang dipengaruhi oleh tetabuhan dan gamelan khas Bali serta alunan musik Batak. Pada awalnya, lagu ini dibuat untuk acara launching produk sebuah perusahaan dimana vicky diminta untuk membuat sebuah musik pengiring. Tanpa pengetahuan musik Jawa, vicky kemudian meminta bantuan dari musisi Jawa terkenal yaitu Sujiwo Tejo. Dalam waktu yang terbatas karena untuk keperluan peluncuran sebuah produk, mereka bekerja sama dalam menyelaraskan partitur nada yang ada dalam alat musik Banyuwangen dan Batak.

Sekali lagi pencampuran musik yang beragam ini membuat saya sadar betapa indahnya musik daerah apabila diberi sentuhan yang menarik. Beragam alat musik daerah di Indonesia menambah khazanah musik yg sangat beragam. Sujiwo Tejo juga menyumbangkan suaranya dalam lagu Dara Muluk serta Suara Suling. Kepiawaian Vicky Sianipar dalam membungkus lagu-lagu daerah menjadi lebih easy listened dan tidak terlihat kampungan bahkan tampil lebih modern tanpa mengurangi nilai seni yang terkandung. He’s a young maestro!!

            Pada waktu beberapa waktu yang lalu waktu saya menikmati perjalanan wisata ke danau Toba, saya jadi ingat album-album vicky yang selalu bertajuk Toba Dream. Di album Toba Dream 3, ia menuliskan “Toba Dream 3 merupakan album terakhir dari trilogy Toba Dream. Ketiga album ini secara khusus vicky persembahkan untuk masyarakat Batak dan bangsa Indonesia. Proyek pembuatan album-album Toba Dream merupakan manifestasi kecintaan vicky terhadap seni musik dan budaya Batak, juga alam yang mengitari Danau Toba, Save the music – Save the lake”.

Sepulang dari danau Toba, saya memberikan sebuah album kesayangan saya tersebut pada seorang sahabat yang ternyata ia juga menyukai lagu-lagu vicky. Akhirnya saya harus mencari lagi album tersebut yang agak sudah dicari ditoko musik....i love your music, vicky. Mudah-mudahan suatu saat nanti akan ada konser musik orkestra antara mas Addie MS, Vicky Sianipar dan Mas Guruh Sukarno Putra tampil dalam satu panggung membawakan keindahan musik daerah dengan latar belakang panorama danau toba yang cantik. Dat’s  my Toba Dream, Carpediem!!!

4 comments:

  1. emang keren ni musisi............ oia, met lebaraan ya.. maaf lahir batin

    ReplyDelete
  2. keren bener..coba deh liat lagunya toba dream n es lilin.....Happy Eid Mubarak-Mohon Maaf lahir dan batin...

    ReplyDelete
  3. Aku suka Vicky Sianipar , tp gak hapal judul2 lagunya....:)

    ReplyDelete
  4. hehehe....sama aja kalee...kalau lagumah nggak hapal
    secara bahasa batak ...cuma keren abis aransemennya

    ReplyDelete