Friday, September 12, 2008

Akhir Kehidupan Sebuah Kaset




Pagi ini sambil mengisi waktu, saya membaca surat kabar dan tertulis dengan huruf besar "INDONESIA SATU DARI SEDIKIT NEGARA DI DUNIA YANG MASIH MEMPERTAHANKAN REKAMAN DALAM BENTUK KASET". Kaset bukan hal yang asing buat saya dan kalian juga disini. Sampai saat ini masih banyak dijumpai rekaman dalam format kaset ditoko musik di Indonesia. Sementara diluar negeri, rekaman dalam format kaset sudah dianggap sebagai barang langka, bahkan sudah dianggap sebagai fosil sejarah.

Semakin maju tehnologi saat ini sehingga rekaman lagi dalam format piringan cakram pun semakin lama akan tergusur nasibnya sama dengan format kaset saat ini. Seperti kita ketahui format digital lebih disukai banyak orang karena mudah untuk diunduh alias download gratis dan bisa diputar beberapa kali tanpa harus takut akan mempengaruhi piringan cakram atau pita kaset.

Pada tahun 2007, retailer peralatan elektonik terbesar di Inggris sudah mengumumkan kematian format kaset di negara tersebut dan bahkan HMV serta Woolworth sudah lama menarik format kaset dari rak-rak penjualan. Di Amerika, kaset sudah lama ditinggalkan di industri musik, walau format kaset masih dipergunakan sebagai alat perekam tertentu. Alat pemutar kaset pun sudah jarang ditemui di rumah-rumah penduduk serta di mobil warga Amerika Serikat. Diramalkan dalam waktu 3 tahun mendatang, format kaset akan benar-benar musnah dari pasaran.

Sementara di Indonesia, alat pemutar kaset masih banyak dijumpai di perumahan penduduk dan mobil. Bahkan saya sendiri juga masih menggunakan alat pemutar kaset yang digabungkan dengan pemutar cakram dan radio. Walau saat ini tidak praktis lagi memutar kaset, karena saya tidak bisa memutar kembali lagu yang saya sukai. Kalau mau memutar kembali harus didengar dari awal. Tapi hal tersebut tidak mengurangi hobi saya untuk mengumpulkan kaset lagu yang suatu saat nanti akan jadi sebuah barang langka dan unik.

Suatu hari di kantor lama yang bergerak di bidang penerbitan majalah, saya mendapatkan durian runtuh. Waktu itu sedang mau pindahan kantor dan ada satu tas besar berisi kaset lagu barat dan Indonesia dari penyanyi yang tidak terkenal hingga terkenal. Dan kaset itu akan dibuang ke tempat sampah oleh teman saya, karena tidak ada lagi ruang penyimpanan (maklum biasa setiap majalah mendapatkan kaset gratis dari studio rekaman untuk diulas di majalah tersebut sebagai alat promosi)....Pas saya buka tas itu, saya kaget dan senang sekali karena ada sekitar 80 kaset yang berbeda akan menjadi milik saya. Teman saya sampai bingung karena betapa senangnya saya mendapatkan barang rongsokan itu....heheehe. Barang tersebut sudah berada dirumah saya dan terawat dengan baik.

Dan waktu kuliah dulu, saya serig iseng hunting kaset lagu lawas disepanjang stesen KA Tebet atau Cawang/Kalibata. Ada satu langganan penjual kaset lagu lawas di stesen Kalibata, ia menjual kaset lagu lawas dengan harga Rp 5.000/buah. Kalau lagi ada rejeki saya bisa beli 10 buah...kalau pas-pasan cukup beli 1 atau 2 lagu saja yang saya sukai. Dan nanti kalau pulang kampung ke Tulungagung, Jawa Timur saya akan coba cari pemutar kaset atau radio transistor yang sangat lawas....karena barang tersebut masih banyak terdapat disana...lumayan buat koleksi!! Have a nice weekend...............

6 comments:

  1. aduh ini beneran vocalis radja ya....
    penyanyi rock era 90an....kok ga
    populer ya heheheh

    ReplyDelete
  2. bener bangets..........ian kasela waktu masih brondong..........hahahaha

    ReplyDelete
  3. secara masih anak bau kencur geto lo..........jadi album single awalnya masih belum tenar.........

    ReplyDelete
  4. heauhaha.. band 4 nada.. cuman 4??? hihihi

    anywaaay..

    gaya 70-an tuh jauh lebih menarik ya dibanding 80's.. kaya nya masih lebih "bisa diterima" deh

    ReplyDelete
  5. waduh saya cuma baru bisa meniktai tahun 80an dan 90an pak....heheeehhe...tapi sederhana banegtsyakh tampilan cover kasetnya....

    ReplyDelete