Tuesday, December 19, 2006

Paltuding, Jawa Timur




Below of the ijen mount, there's a coffee plantation and a greeny rain
forest. Cheetah, monkeys and birds are the endagered species at the
area. Illegal logging and forest firing are the main factors to vanish
them.

Thursday, December 14, 2006

Colorful of Padang




This is my 3rd journey to padang. I love travelling to the old china
town. There's a 200 years chinese temple and it's only 15 minutes away
from my hotel.

Lebaran at my kampong




Tulungagung, East Java




Tulungagung is 3 hours drive - southern of Surabaya. This is the place
where my mom was born. And this the place of Fokker was born. This city
keeps alot of things to see including the Dutch Sugar Factory -
Modjopanggung and the silver bridge on Brantas river.

Friends




Friends are my jewels. With them I have shared my happiness and sadness.

A journey to Lawang Sewu, Semarang




This magnificent building had enchanted me to see and feel the ambience
of the old colonial building. Due to the lack of fund, this colonial
building will vanish.

My Graduation Day




Wednesday, December 13, 2006

JAK JAZZ 2006




3 Link Challenge in Bali




Earthquake in Yogya




while people celebrated their birthday with families or friends, this
time I had celebrated with my new family in Bantul. Their warmth
welcome will always being remembered in my life. I had shared the joy
with them.

Tuesday, December 12, 2006

JIFFEST 06


It's JIFFEST time....Kali ini JIFFEST menginjak tahun ke 8 dan kali ini juga saya menyempatkan diri untuk menonton beberapa film yang sudah saya jadwalkan untuk dilihat.

The Matador adalah film pertama yang saya saksikan di hari kedua pembukaan JIFFEST'06, bertempat di Jakarta Theater Studio 2. Film the matador yang diperankan oleh Pierce Brosnan menceritakan tentang pembunuh bayaran yang sudah merasa di titik jenuh. Akhirnya dia memutuskan untuk berhenti menjadi pembunuh bayaran, film yang berdurasi 96 menit ini cukup menarik dan gampang dicerna dengan lelucon-lelucon yang segar.

Der Neun Tag atau The Ninth Day adalah film kedua yang saya saksikan. Film ini menceritakan tentang seorang pastor yang mendapatkan cuti dari penjara NAZI. Selama 9 hari cuti, sang pastor diharuskan mendapatkan pernyataan dari Uskup Luxemburg bahwa Paus dan para Uskup di Eropa mendukung dan mau bekerjasama dengan Der Fuhrer - Hitler. Film yang diangkat dari kisah nyata seorang biarawan Katolik yang harus menghabiskan waktunya di kamp Nazi. Selama berada di kamp, para biarawan Katolik tersebut diharuskan untuk bekerja di pabriok amunisi dengan makanan dan minuman yang terbatas. Bahkan mereka tidak diperbolehkan mendapatkan minum sampai waktu istirahat tiba. Dari hampir seribu tawanan biarawan Katolik, hanya setengah saja yang selamat dan salahsatunya sang pastor.....

The Tiger and the snow.....film yang dibintangi oleh Roberto Begnini dan Nicholeta Braschi (pemeran dan sutradara Life is beatiful), kali ini mereka menceritakan tentang roman percintaan seorang duda kepada mantan istrinya. Sampai sang mantan suami selalu terbawa mimpi dan mimpilah yang membawanya hingga terdampar di negri seribu satu malam - Irak yang dilanda perang. Demi cintanya kepada mantan istrinya, ia rela dengan segala cara agar bisa menyusul ke Irak. Selama berada di Irak, Ia berusaha mencarikan obat demi kesembuhan sang mantan istri dengan segala cara ditengah kecamuk perang. Dengan cara yang unik, Roberto menyindir kehadiran tentara US dan berteriak "I am Italian" ditengah penjara yang dibuat oleh tentara amerika serikat. Selain itu Roberto juga menyindir ketidakadilan tentara Amerika yang menyamaratakan bahwa semua dianggap teroris dan berbahaya. Film yang unik dan ringan serta mengugah para penonton untuk tertawa. Bahkan salahsatu teman saya tidak bisa menahan rasa gelinya melihat tingkah polah Roberto Begnini di film tersebut. A must to buy is the soundtrack of movie.......iringan lagu romantis yang membuka dan menutup film ini menjadi sesuatu yang harus dibeli...

Cinta memang unik dan demi sebuah cinta, seorang manusia rela berkorban untuk mendapatkannya walau dengan susah payah dan pengorbanan.....what a wonderful love!!

Hope I could get it now....

Busy vs paradox

It's been a long time, I hadn't write anything here...

Waktu berjalan begitu cepat....sebentar lagi tahun 2006 akan segera berakhir.Sementara saya masih stuck disatu tempat dengan segudang pekerjaan yang tiada habisnya.

Beberapa waktu yang lalu, saya menghabiskan malam minggu di dalam mal dari pukul 23.00 - 07.00 WIB. Ini adalah kali pertama saya berada di dalam mal yang sepi, disaat seluruh pengunjung dan tenant mal sudah pulang...

Disaat lampu-lampu mal dan etalase dimatikan....I was in the mid of emptiness..suara tapak kaki bisa terdengar dengan jelas...It's all a paradox for me....

Malam itu dengan beberapa orang tim saya, kami bekerja hingga larut malam...bahkan menjelang pagi...

Tiba saatnya kantuk melanda dan atrium adalah pilihan yang baik untuk melepas penat...dengan alas karpet yang sengaja saya bawa dari rumah. Saya bisa melepas penat....Pagi itu hiasan atap mal yang beraneka ragam menjadi hiburan tersendiri sebelum saya terlelap.....

What a paradox!!!

Saturday, September 23, 2006

first of ramadhan

Tadi sore kepala terasa sangat berat sekali......entah kenapa...
mungkin karena kurang tidur dan cuaca yang panas menyengat diluar...

waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore....dan aku masih belum bisa tidur, mamaku terus bergumam menyuruhku untuk sholat azhar....

arghh........malas sekali rasanya.....bentar lagi puasa dan malam ini harus sholat tarawih pertama....seperti kebiasaan umat muslim di Indonesia....sebelum melakukan puasa harus ritual menyucikan tubuh dari ujung rambut hingga ujung kaki....

dibeberapa daerah.......masyarakat melakukan mandi bersama di sungai-sungai yang berair jernih dan deras.....bahkan ada berendam di kolam2 khusus...dulu pakai air merang...kali ini saya cukup keramas dgn shampoo fav. saya.......

waktu maghrib telah tiba......uh rasa malas masih saja hinggap hingga tetesan air wudhu terakhir membasuh tubuh .......selesai sholat, mamaku buru2 pergi ke masjid........biar kebagian tempat katanya........

sementara aku masih asyik di depan tv sambil membuka2 koran kompas.....berangkat - tidak, berangkat - tidak.........dua kata yang terus mengiang di otakkku......dgn gambaran malaikat disebelah kanan telingaku dan setan disebelah kiriku........hehehehee....

alhasil aku memutuskan untuk tetap berangkat sholat tarawih......setelah berganti baju yg bersih ....langkah2 ku mulai menuju masjid yang tidak jauh dari rumah.....

sambil menyeruput sebatang rokok putih......selang 10 menit sampailah saya dimuka masjid yg bercat hijau muda......duh tiba2 tubuh serasa damai.......

dan tiba-tiba .......ada perasaan senang .......setelah hampir setahun tidak menginjakkan kaki di masjid dekat rumah........halaman belakang masjid dipasang tenda besar.....suasana riuh anak2 kecil segara menyambutku dan adzan isya berkumandang........

ada perasaan tenang setelah berada di dalam masjid....memoryku tiba2 bergulir.....mengingat masa2 kecil dulu.....masa2 tarawih adalah paling menyenangkan diantara teman2 sebaya.....bersenda gurau.....arghh....it was the past....and I mizz it........

beruntung sholat tarawihnya hanya 11 raka'at......tidak 36 raka'at....wuuiiiih.......kebayang dunk capeknya.........aku hanya bisa berdoa semoga tahun ini karirku lebih baik.......dan semoga aku bisa melewati semua coba2an yang datang........and always remember HIM at everymoment.........

sholat tarawih sudah selesai.......tapi masih ada 29 hari lagi yang harus dilalui......mudah2an saya bisa menunaikan ibadah puasa kali ini dgn khusyuk......

Amien........

Tuesday, August 15, 2006

Kawah Ijen


paltuding

Prasasti museum


tomb

me moment


at the vredeburg, yogya

My Album


at borobudur

I like to spend my time with my friends

doughnuts


barusan dikantor menerima puluhan kardus yang berisi donut dengan merk "KrispyKreme" salahsatu merk donut ternama dari US........

dan menurut salahsatu teman yang lama tinggal di San Fransisco........donut ini memang terkenal dan testur donut yg empuk serta legit........disukai banyak orang disana.....

konon.....salahsatu pekerja krispy kreme dibajak dan di Indonesia menjadi merk JCO donuts yang terkenal itu........yang antrinya bikin males 1000 tahun....

di Indonesia, krispy kreme akan buka di PIM2 (akhir agustus 2006), Menteng dan Senayan City (akhir september)........

sila buka di website ...........http://www.krispykreme.com/indonesia.html

speaking bot JCO donuts........sampai saat ini saya tidak berminat untuk mengantri yang bak ngantri sembako....masih belum PD aja buat ngantri donut....toh nanti kalau sudah agak berkurang pembelinya, baru saya berani mengantri...........hehehee....

euforia JCO donuts belakangan ini memang menjadi buah bibir dimana-mana, dan bahkan ada rumor yang mengatakan kalau JCO donut sengaja membayar orang untuk mengantri donut pada awal pembukaannya dengan memberikan sejumlah voucher gratis pembelian....hmm.....what a rumor?

Dulu waktu saya masih SMP......saya ingat betul dengan merk Es Teler 77 yang terkenal dimana-mana.....jadi ingat didekat sekolah saya Marsudirini....dibuka kedai Es Teler 77........berduyun-duyun orang ingin membelinya........setelah jalan 6 bulan....kedai tersebut tidak terlalu ramai lagi...........dan belakangan telah tutup.........terakhir saya hanya bisa menemukan kedai Es Teler 77 di Mall Malioboro lantai 2...........

masyarakat kita saat ini memang sedang dibuai oleh makanan asing dengan merk yang terkenal....pengen rasanya membuat suatu makanan tradisional yang membuat orang rela ngantri untuk membelinya.........hmm......apa yakh?????

Monday, August 14, 2006

psiko test

Entah sudah berapa kali saya mendapatkan panggilan interview yang diiringi dengan psiko test. Yang ada di otak saya hanyalah bagaimana caranya saya bisa lolos psiko test.

Tanpa persiapan apa-apa untuk psiko test, tepat pukul 08.30 pagi saya sudah tiba di tempat yang telah ditentukan. Dalam ruangan test, wajah-wajah kaku, tegang dan tidak ada yang saya kenal sama sekali telah menyapa saya pagi itu. Saya segera memilih tempat duduk yang nyaman.......biasa saya memilih yang paling pojok.

Karena saat itu bagian pojok sudah terisi oleh kandidat lain, saya memilih bangku dengan nomor B4.........tapi saya pikir lagi.....menurut perhitungan cina, angka 4 adalah angka mati yang bisa membawa sial buat saya pagi itu. Saya kemudian pindah ke bangku nomor B3.....3 adalah angka favorit saya.....kalau dijumlah angka tanggal lahir saya juga akan menjadi angka 3.... 1 + 2 = 3.........

hampir 30 menit saya menunggu waktu psiko test dalam suasana mengantuk.....karena tidak tahan saya segera keluar ruangan untuk menghisap sebatang rokok putih kegemaran saya....

setelah selesai sebatang rokok, saya kembali kedalam ruangan test. Tidak lama kemudian waktu test dimulai dengan perkenalan dari pihak outsourcing.......dan cara-cara menjawab pertanyaan yang diberikan.....

arghh...ternyata bentuk psiko testnya tidak pernah berubah dari tahun ke tahun....kalau otak saya sehebat komputer .....mungkin jari-jari tangan saya sudah mahir dalam mengisi jawaban dari 50 pertanyaan yang diberikan. Gambar-gambar belaka yang sebenarnya hanya berisi logika berpikir dan menganalisa dengan cermat, menjadi salahsatu kiat tercanggih menaklukkan psiko test yang semakin lama semakin membosankan buat saya.....

beruntung saya masih mengingat beberapa tehnik dalam mengisi jawaban psiko test. Test selanjutnya adalah menggambar.....saya disuruh menggambar seseorang dan pohon....beragam pertanyaan dari para peserta test diajukan yang mebuat saya semakin bosan...........padahal paling mudah menggambar orang dan pohon yang lengkap dengan daun yang lebat, batang yang kokoh, buah2an yang banyak dan akar pohon yang jelas.....bukan pohon toge atau nanas yang akan digambar.........hehehe.....padahal sikh saya juga tidak becus2 amat dalam menggambar. Dari SD sampai seumur ini, keahlian menggambar saya bisa dinilai dengan angka 6 saja...........

akhirnya waktu yang telah ditentukan selesai......kami diberikan waktu rehat selama 1 jam untuk makan siang. Setelah rehat makan siang, diumumkan yang berhasil lolos psiko test tahap 1.........hanya 15 orang yang lolos psiko test termasuk saya. Masih dalam suasana kenyang dan ngantuk........psiko test tahap ke dua dimulai. Test logika yang semakin membuat saya bosan...........dan rasa kantuk tidak bisa saya hapuskan saat itu. Kemudian mengisi deret hitung .........huh another test......ada salah satu teman saya dulu sanggup menghabiskan dua lembar deret hitung......wow....amazing....sementara saya hanya bisa selembar bolak balik saja.....dan kali ini tidak sampai habis....hanya 1,5 lembar saja....


Test selanjutnya MBTI.........ada dua pilihan yang kita suka dan tidak suka..........sebanyak 80 pertanyaan ditambah 225 pertanyaan......huh semakin membosankan. Saya menjawab semau otak saya........sambil mengisi bulatan-bulatan....separuh mata saya tertutup karena rasa kantuk yang luar biasa.....pernah suatu saat saya sempat tertidur saat mengisi test ini.......

Duh masih belum selesai juga rupanya.....masih ada test menggambar yang berisi 8 kotak kecil.........rasanya saya mau kabur saja........tapi koq sayang...saya sudah 1/2 perjalanan....Akhirnya selesai juga dan selanjutnya interview. Padahal saya paling awal menyelesaikan test MBTI walau diderai rasa kantuk yang ruar biasaaaaaa....tapi sialnya karena lokasi rumah saya tidak terlalu jauh, saya dipanggil no.5 dari belakang............menyebalkan....

tepat pukul 4.30...test selesai.........dan lega rasanya.....but the journey hasn't been over yet...........huh........

Friday, August 11, 2006

Uber Nite Fever

setelah waktu yang melelahkan, akhirnya acara Uber Nite Fever selesai juga. Acara berlangsung di UPPER ROOM, Annex Building 12th Floor, belakang hotel Nikko Jakarta pada tanggal 9 Agustus 2006 dari pukul 19.00 - 22.00 WIB.

Ratusan orang memadati areal lobby masuk Upper Room dan mereka dihibur oleh para penyanyi Acapella, dinner dan beragam minuman ringan yang disediakan gratis buat para pemegang undangan Uber Nite Fever.

Uber berasal dari bahasa Jerman yang berarti kalangan atas.....Uber sexual akan menggantikan istilah Metro sexual yang terkenal beberapa tahun belakangan ini. Uber sexual lebih mengarah kepada para pria yang tidak hanya peduli akan kesehatan tubuh termasuk didalamnya perawatan tubuh serta performa luar tetapi juga mereka (para pria) yang lebih peduli terhadap karir, keluarga dan masyarakat sekitarnya.

Kepekaan terhadap lingkungan dan keluarga menjadi salahsatu yang patut dipikirkan oleh para pria moden saat ini. Selain itu diperlukan juga kecerdasan otak, bukan hanya penampilan luarnya saja. Salahsatu pria Uber sexual adalah Bono (vokalis U2), George Clooney, Bill Clinton, Barrack Obama, Pierce Brosnan serta Ewan Mc Gregor.

Berikut ini perbedaan Uber sexual dengan Metro sexual yang diambil dari berbagai sumber,

* Both are passionate, but the uber is passionate about causes and
principles, while the metro is mostly passionate about himself

* The uber spends more time grooming his mind than his hair

* Both treat and respect women as equals, but the uber considers other
men, not women, his best friends

* The uber is more sensual and not at all self-conscious; he doesn't need
other people to tell him he's sexy -- nor does he plan his errands
around which shop windows offer the best reflection

* The metro gets design tips from the Fab Five; the uber gets them from
his travels and interest in art and culture

* The uber knows the difference between right and wrong and will make the
right decision regardless of what others around him may think; the metro
knows the difference between toner and exfoliant -- and worries that
he's using yesterday's brand

Melanjuti acara Uber Nite Fever, para selebritas menghadiri acara tersebut....saya sendiri tidak sempat menikmati keseluruhan acara. Karena harus bertugas sebagai LO para artis yang akan menerima award malam itu. Tepat pukul 20.30 acarapun dimulai....dan berakhir sampai 22.00.

Kaki serasa mau copot dan badan terasa sangat lelah sekali. Beruntung saya mempunyai beberapa teman yang mensupport, sehingga merasa terhibur. Ada kejadian lucu sewaktu berada di belakang panggung, saya dan Regis kebagian tugas untuk menarik dropping baloon setelah pengumuman pemenang Best of The Best BOC 2006. Karena baru pertama kali, tali senar dropping baloon yang kami tarik cukup kencang sehingga membuat jaring yang berisi balon belum terlepas juga.

Setelah kami tarik beberapa kali, akhirnya lepas juga ditengah-tengah panggung acara. Kami berdua hanya cekikikan dibelakang panggung, menertawakan kebodohan kami berdua yang saling tarik menarik...........seru juga punya teman yang sama-sama gila.....

Selepas acara saya masih harus meeting dengan pihak The Episode karena harus mengcancel acara tersebut.......wuihhhhhh.............the job hadn't finished yet, meanwhile I was so fatigue.

Well........at least I learnt alot of things here about making a big event........
Ciao n Carpediem........

Thursday, August 10, 2006

Voyage a Bali


Minggu lalu, gw kembali mengunjungi Bali untuk acara 3 Link Challenge dari tangal 2 - 6 Agustus 2006. Bali saat ini cukup ramai oleh para turis domestik dan asing.
Untuk mencari tiket pesawat saja cukup sulit dan yang ada juga masih tersisa harga yang mahal....tingkat hunian hotel juga mencapai 80%....mungkin karena musim liburan masih tersisa bagi sebagian orang.

Mungkin kalian masih ingat dengan ketenaran Gang POPPIES di era tahun 80-90an.......gang sempit diantara dua wilayah kuta dan legian saat ini cukup ramai. Kemarin secara tidak sengaja mengunjungi gang poppies untuk makan malam. Salahsatu warung yang terkenal dan selalu penuh dengan turis ....Warung 69....lucu aja namanya 69....dan makanannya lumayan enak dan terjangkau.......kalau mau cuci mata juga bisa. Salahsatu tempat yang gw rekomen di gang poppies namanya.......KORI restaurant....tempatnya cozy dan makanannya juga enak...cuma harganya agak mahal sedikit dibanding yang lain.

selepas menikmati gang poppies di waktu malam, gw kembali ke hotel yang amat sangat tidak nyaman.......Hotel WINA di Kuta...mending jangan stay disini yakh walaupun harganya murah hanya 250rb....sewaktu check in awal dapat kamar di ujung yang agak pengap dan tidak nyaman selain itu juga saluran air bathtubnya tidak jalan..........akhirnya gw minta pindah kamar dan dapat yang lumayan dibanding yang pertama. Esoknya dapat kabar dari seorang teman kalau hotel tersebut haunted.......

Hal lain yang gw lakukan adalah mencari butik baju untuk sesi pemotretan, karena gw membawa sejunlah finalis Be Our Cover 2006 untuk melakukan pemotretan selama berada di Bali. Ada banyak banyak butik - butik baju yang menawarkan beragam desain baju pria dengan harga yang terjangkau, salahsatunya
-. F & G butik di jalan Legian raya ...letaknya di sebelah kanan jalan legian raya dekat salon KUDOS....baju-bajunya unik dan harganya terjangkau.....
-. COPYCAT .....juga di jalan legian raya sebelum kejalan dhyanapura....banyak pilihan baju pria dengan desain vintage dan sandal or sepatu kulit dengan kualitas yang baik........ada satu yang gw suka.......sandal kulit dengan desain sederhana dan dihiasi bulu kelinci berwarna coklat.......so nice dan harganya juga worth it lah....segera dekh kemari....
-. DE JONG .......dijalan dhyanapura, juga menawarkan beragam pilihan baju pria yang menarik....dan aksesoris pria dengan harga yang terjangkau.....
-. OKANE ........butik milik perancang Bali...Oka Diputra...bajunya bagus2 cuma harganya agak mahal...rancangannya sikh lebih kearah etnis......yang gw suka sikh desain butiknya......seru euy....
-. JOHAN .......salahsatu perancang baju pria asal mauritius ...tinggal di jalan petitenget...sewaktu masuk ke workshopnya.....I was amazing with his art work....baju-baju pria karyanya sangat menarik sekali dengan tehnik pemotongan dan sablon yang rapi. Desain karyanya berbau vintage....salahsatu kaos prianya dihiasi dengan kristal2 swarovski, sablon gold bergambar wajah jesus menarik perhatian gw.....setelah ditanya berapa harganya....senilaiUS 150....dan Johan menjelaskan cara membuat bajunya yang sangat rumit sekali in details.........saat ini dia sedang mengerjakan desain baju pria untuk New York Fashion Show dan FASHION TV.....dalam satu hari ia dan teamnya bisa menghasilkan 4 baju pria tergantung dari kesulitan masing-masing.........yang membuat gw cukup tercengang...dia menempelkan kata-kata MADE IN BALI disetiap baju yang akan diekspor keluar negeri........dan selanjutnya dia akan membuka butik di Paris n New York .......

karena matahari di Bali ada 7...........gw menyempatkan diri makan di Ma Joly Restaurant, Wana Segara, Tuban.......lokasinya masih di sekitar pantai Tuban - Kuta........tempatnya sangat menarik sekali dengan desain minimalis tradisional dan berada tepat di pinggir pantai yang berair tenang serta berwarna hijau toska.......kepenatan serasa hilang......makanan yang enak dan suasana yang menyenangkan cukup menghibur gw sore itu.........

Harris Kuta hotel menjadi tempat peristirahatan gw selanjutnya bersama-sama dengan para peserta 3 Link Challenge......aktivitas selanjutnya melakukan olahraga cycling n rafting di Ubud.......bekerjasama dengan pihak SOBEK adventure.....jam 7 pagi gw harus berangkat menuju kawasan Kintamani untuk breakfast dan cycling point.......sudah disediakan puluhan sepeda, sarung tangan, air mineral dan juga guide yang profesional..........

jalanan menanjak - menurun dan udara yang pegunungan yang sejuk menjadi tantangan siang itu .......dibutuhkan stamina yang kuat untuk melakukan aktivitas tersebut.........salahsatu peserta gw mengalami kecelakaan dan harus dibawa ke rumah sakit.....beruntung disediakan mobil darurat dan insurance bagi para peserta........hasilnya gw tidak sempat menyelesaikan perjalanan dan rafting....

BIMC (bali international medical centre) didaerah sanur - simpang siur kuta........menjadi kunjungan gw selanjutnya yang tidak ada di itinerary.....suasana medcen nya yang nyaman, bersih serta para staffnya yang profesioanal membuat pilihan para turis-turis asing berobat selama liburan di Bali. Para tenaga medis berbahasa asing juga disediakan........memang agak mahal berobat diBIMC....untuk pengobatan dan konsultasi medis peserta gw yang mengalami kecelakaan menghabiskan biaya 5 juta lebih.....untung semua dicover oleh insurance dari pihak SOBEK adventure..........FYI, BIMC terkenal semenjak peristiwa tragedi Bom Bali I.....banyak korban bom yang dirawat di rumkit ini....bahkan mendapatkan piagam penghargaan dari John Howard - PM Aussie.......dulu rumkit ini kecil cuma semenjak peristiwa bom....tempat ini dipindah dan diperbesar.....menjadi rujukan turis2 asing.........

Stay di Harris Kuta juga mengasyikkan....dengan warna-warni hotel membuat kita cukup terhibur....untuk harga standar 540,000 nett dan dimasa peak season bisa mencapai 800,000 nett.....kayaknya tenang banget pas sampe di hotel ini kamis siang.........

btw....kemarin di Bali juga ada gempa lho........nggak gede sikh..cuma 5,2 skala richter dan juga tengah malam terjadinya.....mudah2an jangan terjadi gempa susulan dan tsunami yakh.........duh bisa hancur dekh perekonomian bali.......

err....apa lagi yakh........oh iya ada yang bikin males 1000 tahun....mau masuk ke hotel The Legian.......one of my fav hotels in bali....duh ribet yakh.........pake titip KTP segala udah kayak supplier aja....secara gw cuma mau makan n ketemu temen.........tapi emang kagak ada matinya tuh hotel.....lumayan penuh euy dengan para turis asing padahal harganya mehi (mahal) lho........

Okay begitu aja dulu report dari gw...........

Tuesday, July 11, 2006

GADIS - 3rd Chapter



Malam minggu, aku janji menemani Dani untuk pergi bersamanya menonton film di TIM (Taman Ismail Marzuki). Waktu sudah menunjukkan pukul 18.45, tidak lama kemudian Mamaku memanggil.

“Dis…..temanmu datang!” teriak mamaku.

Aku segera bergegas keluar kamar dan menemui Dani diserambi rumahku.
“Yuk kita pergi sekarang,” pintaku.

“Ma….gadis pamit dulu yakh,” tukasku.
Dan mama keluar dari kamarnya, “Nanti pulang jam berapa?” Tanya mamaku.

“Jam 11…Ma,” jawabku.
“Yakh sudah jangan malam-malam, hati-hati di jalan yakh!” pesan mamaku.

“Assalamualaikum,” tukasku.
“Walaikumsalam,” jawab mamaku.

“Mari Tante…,” tukas Dani.
Dan mamaku tersenyum simpul.

Didalam mobil, Dani sempat bertanya,”kamu sudah makan?”
“Sudah….kamu?” jawabku.

“Belum….tadi belum sempat takut macet. Mau makan?” pintanya.
“Aku temenin kamu makan aja yakh…..khan aku udah makan tadi!” jawabku.

Akhirnya kami memutuskan makan bubur ayam cikini salahsatu makanan kesukaanku. Setelah menikmati satu mangkok bubur ayam cikini, kami bergegas menuju bioskop 21 yang malam minggu itu cukup ramai penonton.

Entah mengapa, memasuki ruang bioskop TIM 2 hatiku berdegup kencang. Mungkin ini karena kencan pertamaku dengan Dani.

Selama hampir 2 jam kami berdua menikmati pemutaran film “Eifell I am in love”. Dani sempat memegang salah satu tanganku malam itu dan membuat jantungku berdegup dengan hebat. Ah…aku jadi salah tingkah.

Sesampainya dirumahku, aku masih tersenyum-senyum di depan cermin kamarku. Am I in love? Tanyaku dalam hati.


“KRINGGGGGGGGGGG…………”, bunyi bel sekolahku yang cukup mengagetkan tapi membuat hatiku senang.

“Dis………..”, sebuah suara memanggilku dan ternyata Nina sahabatku.
“Gimana kencannya tadi malam, Dis?” Tanya Nina menggodaku.

“err….biasa aja sikh!” jawabku.
“Masak sikh………tapi koq muka kamu merah gitu!” balas Nina.
“Ih kamu jahat………”jawabku dengan malu.

Nina sahabatku dari bangku SMU kelas 1, dia yang selalu menjadi teman curhatku selama ini. Satu hal yang aku suka darinya, walau dia anak orang berada tapi tidak sombong. Pak Burhan, supir keluarga Nina sudah menunggu kami dihalaman depan sekolahku dan kali ini saya menumpang sampai di perempatan Slipi.

Tuesday, July 4, 2006

Gadis - Bab 2


Siang ini adalah hari pertamaku mengajar dan pengemis cilik itu adalah murid pertamaku. Bertempat di pojokan stasiun KA Tanah Abang, ruang sempit berdinding triplek dengan ukuran 4 x 3 meter adalah ruang kelasku.

Semenjak mengambil studi lapangan dari sekolahku, aku tertarik untuk mengajar anak-anak kurang mampu. Dengan seijin kepala stasiun KA Tanah Abang, aku diperbolehkan menggunakan ruangan sempit itu. Dengan bermodal papan tulis, kapur dan beralaskan tikar, aku mencoba untuk membagi ilmu.

Kami berdua memasuki ruang kelasku dan aku membuka jendela agar udara segar masuk. Setelah menebar kain tikar diatas lantai ubin, kemudian aku membuka tas sekolahku. Satu persatu kuambil dari dalam tas, sekotak kapur tulis dan penghapusnya, beberapa buah pulpen dan beberapa buku tulis serta dua buah jeruk sun kist yang aku ambil dari rumah.

“Ini pulpen dan buku tulis buat Lo” sambil kuserahkan
ke muridku yang pertama, si pengemis cilik itu dan ia
menerimanya dengan senang hati.

“Dan ini jeruk buat Lo” kataku.

Kami berdua mengupas dan memakan jeruk itu.
“Lo tau berapa harga satu jeruk ini” tanyaku.
“Tau....seribu perak sebiji” jawab si pengemis cilik itu.
“Lo tau cara nulis angka 1000?” tanyaku.
“Kagak....”jawabnya lugas.

Aku tersenyum mendengarnya dan segera aku mengambil sebatang kapur tulis serta menuliskan bilangan angka 1000 di papan tulis.

“Nah kalo nulis kata-kata JERUK, Lo tau ?” tanyaku kepada si pengemis cilik itu.
“Kagak tau…”jawabnya dengan lugas.

Dan kembali aku menuliskan huruf J E R U K di papan tulis. Kemudian aku duduk kembali dan bertanya “Gw kagak tau nama Lo”.

“Nama gw SARI” jawabnya.
“Makasih Sari...nama gw GADIS. Tapi teman-teman disekolah biasa manggil gw ADIS” sambil aku menuliskan huruf ADIS dan SARI di papan tulis.

Kali ini, aku mengambil sebuah buku komik Donald Bebek kegemaranku dari dalam tas sekolah dan memberikannya ke Sari, pengemis cilik itu.

“Suatu hari nanti, Lo akan bisa membaca apa isi cerita komik itu” tukasku.
“Tapi Lo harus belajar membaca dulu biar bisa tau apa isi ceritanya” tegasku lagi.

Dan aku segera mengarahkan pandangannya ke sebuah kumpulan abjad dari A-Z yang tertempel di dinding ruang kelasku. Dan satu persatu aku ajarkan abjad-abjad itu dan cara melafalkannya.

Tanpa kusadari sudah dua jam berlalu.
“Sari....hari sudah sore, kita pulang dulu yakh dan
besok siang kita ketemu lagi disini” pintaku.

Dan pengemis cilik itu menganggukkan kepala tanda setuju.

Kami berdua segera meninggalkan ruang kelas dan perpisah di ujung jalan keluar stasiun KA Tanah Abang.

Hari demi hari sudah aku lewati, kini muridku bertambah dua orang. Inay, gadis cilik berumur sekitar 8 tahun anak Bu Suminah, penjual nasi pecel di stasiun KA Tanah Abang. Panjul, bocah berumur sekitar 11 tahun, seorang pengamen di kereta api jurusan Tanah Abang-Serpong.

Tiba-tiba sebuah keributan kecil terjadi didalam kelas.
“Anjing Lo....balikin pulpen gw” makian kasar itu memecah konsentrasiku tiba-tiba.

“Ada apa Inay ?” tanyaku kembali.
“Panjul....Kak Adis......dia ngambil pulpen saya” jawab Inay dengan tegas.

“Panjul....ayo balikin pulpen Inay !” pintaku.
“Huh...ngadu aja Lo bisanya....neh !” sambil melempar pulpen itu kearah Inay.

“Pulpen kamu kemana Panjul ?” tanyaku kembali.

Panjul terdiam sejenak dan berkata “Hilang Kak !”
“Ya udah...ini kakak kasih lagi...tapi kamu jangan ganggu yang lain yakh kalau kakak sedang mengajar” pintaku dengan tegas.

Dan aku segera mengambil pulpen dari dalam tas sekolahku dan memberikannya ke Panjul.

Tapi tiba-tiba Panjul berdiri dan segera berlari keluar meninggalkanku.
“Panjul....mau kemana kamu ?” tanyaku.

Aku lari keluar dan menghampirinya.
“Panjul....mau kemana kamu?” tanyaku sambil berlari.

Ia terus berjalan menelusuri rel kereta api dan tidak menjawab pertanyaanku.

Setelah berhasil mengejarnya, aku bertanya ,“Panjul........kamu mau kemana ?”
Di hadapannya aku kembali berkata “Panjul....Kak Adis nggak marah sama kamu”

“Bohong !” jawabnya dengan lantang.
“Panjul Kak Adis nggak bohong.....buat apa Kak Adis bohong” jawabku dengan yakin.

“Kak Adis nggak mau kamu mengganggu yang lain hanya karena pulpen kamu hilang, kamu bisa bilang sama kakak khan !” kataku.

“Kalau pulpen kamu hilang....kamu bisa minta lagi...Kak Adis masih ada kok di tas” jawabku meyakinkannya.

“Percaya dekh sama kakak....Kak Adis nggak marah....Kak Adis hanya mau kamu bisa membaca dan belajar dengan baik” jawabku.

Panjul tersenyum simpul dan kami berdua berjalan kembali menelusuri rel kereta api menuju ke ruang kelasku. Lega rasanya bisa menyakinkan Panjul untuk
kembali belajar.

Kehidupan di jalanan memanglah keras, kepercayaan sangatlah mahal harganya. Dan aku belajar meyakinkan mereka untuk mempercayaiku sebagai sahabat mereka.

TBC

Monday, July 3, 2006

Gadis


Sabtu siang, cuaca sangat panas menyengat. Tak lama
aku turun dari bis Patas Mayasari Bakti jurusan Grogol
yang penuh sesak itu. Lalulintas perempatan Slipi
sangat ramai siang itu.

Aku berhenti sejenak di trotoar jalan sambil
menunggu lampu lalulintas berganti. Kemudian
kusebrangi perempatan jalan itu.

Seorang pengemis cilik berdiri di kolong jembatan
layang telah mengundang perhatianku. Aku tak mengenalnya sama sekali dan
aku menghampiri serta menyapanya.

“Lo mau sekolah ?” begitu pertanyaan pertama yang
terlontar dari mulutku.
“Napah ?” jawab si pengemis cilik itu dengan ketus
dan tanpa melihat wajahku.
“Gue mau ngajarin Lo” jawabku segera.
“Bohong !” jawabnya segera.
“Kalau nggak percaya, besok kita ketemu disini lagi
jam 11” jawabku sambil tersenyum simpul.

Esok hari aku datang lagi ke tempat yang sama, di kolong
jembatan layang Slipi sesuai janjiku dengan pengemis
cilik itu. 15 menit sudah berlalu dan aku masih
menunggu dengan sabar sambil memandangi jalan
didepanku.

Tak lama, pengemis cilik itu tampak di
seberang jalan dan segera menghampiriku.
Sambil tersenyum aku menemuinya.
“Dimana Lo mau ngajar gue ?” tanya pengemis cilik itu dengan raut muka yang dingin.

Aku segera membuka tasku dan mengeluarkan sesuatu.
“Ini buat Lo, keramas yakh !” sambil aku memberikan
sebotol shampoo yang tadi aku beli. Dengan wajah keheranan ia menerima pemberianku.

“Dan yang ini coklat buat Lo” tukasku
“Ada obatnya nggak ?” tanya pengemis cilik itu dengan
curiga.

“Percaya dekh sama gue, buat apa gue ngasih Lo obat,
emang gue BD” jawabku dengan tegas.

Tak lama, pengemis cilik itu segera membuka bungkus
coklat yang aku berikan tadi dan memakannya dengan
lahap.
“Gue balik dulu yakh” pintaku.
“Woi.....kapan Lo ngajar gue ?” tanyanya dengan
serius.

“Lo keramas dulu yang bersih, nanti 2 hari lagi kita
ketemuan di sini !” jawabku
“Ah....tai Lo !” jawabnya dengan ketus dan segera
pergi meninggalkanku.

Di sekolah, selasa siang bel berbunyi. Aku segera
membereskan buku tulisku dan memasukkannya ke dalam
tas.

Suasana di sekolah yang ramai tak aku hiraukan, dan
aku terus melangkah menuju pintu keluar sekolahku.
Dan tiba-tiba aku mendengar suara yang memanggilku.
“Gadis...gadis....” bunyi suara itu.

Aku segera mencari asal suara itu dan ternyata Dani
temanku sekelas.
“Mau kemana kamu Dis, koq buru-buru banget” tanyanya.
“Oh aku ada urusan, jadi harus buru-buru pulang”
jawabku.

“Mau kuantar, Dis ?” pintanya.
“Makasih aku bisa naik angkot koq” jawabku.
“Kalau mau bareng, kebetulan aku lagi bawa motor hari ini”
jawabnya lagi.
“Ah ndak usahlah, khan kamu nggak bawa helm dua”
tukasku.
“Oh kebetulan aku bawa helm dua hari ini, karena tadi
pagi adikku ikut” jawabnya.

Aku bingung harus jawab bagaimana, tapi yakh sudahlah
aku harus sampai di Slipi siang itu. Dan akhirnya aku
menyetujui untuk naik motor dengan Dani.

“Dis....kamu tadi ngerti nggak yang diajarkan Pak
Burhan tadi ?” tanya Dani kepadaku sambil membawa motornya.
“Tentang apa ?” tanyaku kembali.
“Logaritma” jawabnya.
“Memang kamu belum ngerti yakh” tanyaku.
“Apa?...nggak dengar !” jawabnya dengan suara lantang.
“Kamu belum ngerti yakh” jawabku dengan suara keras.
“Iya tadi aku lagi nggak konsen di kelas” jawabnya
kembali. Dan Dani segera menanyakan apakah aku bersedia
mengajarinya. Dan aku terdiam sejenak, entah apa yang ingin aku
jawab.

“Yakh sudah nanti kalau ada waktu di kelas, aku akan
ajarin kamu yakh” jawabku.

Kemudian kami telah sampai di perempatan slipi.
Setelah aku turun dan melepas helm, kami berdua segera
berpisah. Tak lupa aku mengucapkan terimakasih dan dia
memberikan senyuman kepadaku. Ah, sebuah senyuman yang
manis.

Dari jauh kulihat, pengemis kecil itu belum terlihat.
Aku segera mencari tempat makan, karena sudah mulai
lapar.

Ah ada tukang batagor pikirku, lumayan untuk
mengganjal perutku yang sudah mulai keroncongan.

Setelah makan batagor yang lumayan enak, aku segera
bergegas menuju ke kolong jembatan layang Slipi.
Kulihat si pengemis cilik itu sudah menungguku.
“Maaf yakh gw baru sampe, tadi makan dulu” jawabku.
“Dimana Lo mau ngajar gw ?” tanya si pengemis cilik
itu.

“Yakh udah Lo ikut gw sekarang” jawabku.
Kami berdua segera berjalan menyeberangi jalan dan
naik angkot menuju ke rumahku.
Tidak berapa lama, kami sampai di depan jalan menuju
ke rumahku.
Kami berjalan berdua.

“Lo dah makan belom ?” tanyaku.
“Belom, kenapa ?” jawabnya.
“Yakh udah nanti makan dulu yakh” jawabku.
“gw kagak ada duit neh” jawabnya.
“Udah nanti gw bayarin” jawabku segera.

TO BE CONTINUED

Monday, June 26, 2006

Ijen - 1860 dpl


Awal bulan Juni 2006 lalu, saya berkesempatan mengunjungi sebuah kota kecil di propinsi Jawa Timur. Dengan menggunakan bus yang ditempuh selama 3 jam lebih, akhirnya tibalah saya di kota Bondowoso.

Kota bondowoso ini berpenduduk sekitar 650.000 jiwa dan berhawa sejuk. Tepat pukul 04.00 sore, saya tiba disebuah hotel yang cukup mewah. Ijen View Resort, hotel bergaya tropis minimalis ini merupakan hotel paling mewah di kota Bondowoso. Suatu hal yang sangat mengejutkan bahwa dikota ini terdapat hotel mewah dengan gaya arsitektur Bali.

Setelah menikmati makan malam di pinggir kolam renang yang cukup besar, saya menyempatkan diri berjalan-jalan mengitari kota Bondowoso. Salah satu kegiatan favorit saya setiap mengunjungi sebuah kota adalah menemukan alun-alun kota tersebut. Karena disetiap kota di Indonesia pasti terdapat alun - alun dan merupakan pusat keramaian.

Malam itu, kota Bondowoso cukup ramai. Di sekitar alun - alun, banyak ditemukan para pedagang kaki lima yang menjual pernak-pernik hingga makanan. Saya menyempatkan duduk disalahsatu lesehan kaki lima dan menikmati wedang ronde.....salahsatu minuman penghangat khas kota yang berhawa sejuk tersebut.

Disalahsatu sudut alun - alun dapat ditemukan sebuah Monumen yang bernama Gerbong Maut....replika Gerbong Maut tersebut menyita perhatian saya malam itu, setelah menikmati hidangan wedang ronde. Menurut cerita, pada tanggal 23 November 1947 gerbong maut tersebut membawa para pejuang kemerdekaan RI dari stasiun KA Bondowoso menuju penjara Kalisosok, Surabaya. Karena cuaca yang sangat panas dan suasana gerbong yang penuh sesak, para pejuang berteriak kehausan. Tapi teriakan mereka tidak digubris oleh para penjajah Belanda, akhirnya sekitar 40 pejuang kemerdekaan RI ditemukan tewas akibat kehausan dan kepanasan. Dan setiap hari Pahlawan, masyakarat dan pemda Bondowoso memperingati peristiwa tersebut di depan monumen gerbang maut.

Keesokan harinya tepat pukul 03.00 dini hari, saya meninggalkan hotel dan menuju kekawasan pegunungan Ijen. Jalan yang sempit, berbatu, menanjak serta berliku menjadi tantangan tersendiri pagi hari itu. Perjalanan ke kawasan pegunungan Ijen dapat ditempuh selama 1,5 jam dengan mobil. Sesampainya di pos penjagaan perhutani Ijen, saya berhenti dan menunggu terbitnya fajar. Hawa dingin pegunungan Ijen segera menusuk relung tulang dan semburan hawa segera keluar setiap kali saya berbicara. saya segera menuju api unggun untuk menghangatkan diri bersama-sama dengan para penjaga pos.

Menurut keterangan yang saya dapat dari penjaga pos, kawasan pegunungan Ijen merupakan kawasan perkebunan kopi Arabika dengan kualitas ekspor dan memiliki cita rasa yang khas. Tidak heran setiap mobil yang akan keluar dari pos ini akan diperiksa, dikhawatirkan para penduduk membawa kopi ilegal keluar dari kawasan perkebunan. Banyak rombongan wisatawan asing yang memasuki area perkebunan ini.

Lambat laun, matahari mulai menunjuk menunjukkan keperkasaannya dari balik kawah gunung Ijen. Dan tumbuhan kana yang berwarna warni, terlihat sangat mempesona pagi itu. Kemudian saya melanjutkan perjalanan ke PalTuding, tempat perkemahan untuk menuju kawah gunung Ijen. Selama perjalanan, kita bisa meyaksikan pemandangan suasana perkampungan yang masih asri dan sebagian penduduknya masih berselimutkan sarung karena hawa dingin pegunungan.

Paltuding berada di ketinggian 1860 dpl (diatas permukaan laut) dan jalan terakhir menuju kawah Ijen....disini kita bisa menyaksikan para penambang belerang yang diambil dari kawah Ijen. Gunung Ijen sendiri merupakan gunung berapi aktif dan memiliki kandungan belerang yang berlimpah. Para penambang sendiri hanya berbekal dua buah keranjang untuk membawa belerang dan mereka menggigit kain basah untuk mengambil nafas di dasar kawah Ijen. Karena kandungan fosfor yang tinggi menyebabkan nafas manusia bisa sesak...perjalanan menuju kawah ijen dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama 1 - 1,5 jam.

banyak wisatawan asing yang melakukan pendakian hingga ke kawah Ijen, pemandangan menarik kawah Ijen memikat para wisatawan termasuk saya pribadi. Air kawah gunung Ijen yang berwarna hijau tosca dan terkadang berwarna biru dengan asap belerangnya memberikan nuansa magis tersendiri.

Setelah dari kawah Ijen, saya melanjutkan perjalanan. Ternyata kawasan gunung Ijen merupakan taman nasional yang menyimpan berbagai flora dan fauna. Hutan tropis primer bisa kita saksikan di sekitar taman nasional. Menurut penuturan para penjaga pos, macan kumbang dan serigala hutan masih banyak terdapat di taman nasional ini. Semoga kawasan ini dapat selalu terjaga dengan baik.

Dan perjalanan saya dilanjutkan menuju ke pelabuhan ketapang, banyuwangi. Kapal feri membawa saya menyebrangi selat Bali yang hari itu sangat mempesona dengan latar belakang gunung Ijen dibelakang saya serta taman nasional Bali barat didepan.

Aufwiederseht, Ijen......

Sunday, June 25, 2006

Are you Famous?


Are you famous? Tiba-tiba saya tersedak setelah mendengar pertanyaan tersebut, hampir saja kopi yang saya minum tumpah. Sambil tersenyum kecil, saya menjawab.....Ofcourse not, darling!!! Since when I become famous.........I am just a common people.

Minggu pagi disaat membaca koran kegemaran saya dan sambil meminum secangkir teh hangat, mata saya terbelalak.......seakan tidak percaya. Tampak sesosok wajah yang saya kenal muncul di sebuah iklan di koran tersebut. Wah...hebat yakh, dalam hati saya berkata seperti itu. Dan membuat saya menjadi iri, ingin menampilkan wajah saya di iklan media massa.

Sambil menghisap sebatang rokok, saya memainkan fantasi saya. Saya menjadi sebuah bintang iklan di media dan semua teman-teman saya memuji penampilan saya. Tapi kucing sialan telah mengaburkan fantasi saya...........dan sperti kesetrum saya jadi tertawa geli. Siapa yang hendak memakai wajah saya untuk sebuah iklan.......hehehee.........saya tertawa dalam hati ini.

Suatu saat, saya menemukan foto teman saya terpampang di selembar majalah dan mengupas profile kehidupan dia. Tidak lama kemudian saya mendapatkan potongan majalah tersebut muncul di tampilan foto FSnya. Hmm.........saya bergumam..........

Dalam sebuah party di bilangan kuningan, jakarta selatan.....serombongan tante tampil modis dan sangat cantik. Semua yang dipakainya serba wah dan branded.....segelas red wine segera saya ambil. Sambil melihat kekanan dan kekiri, saya mencoba mencari sesosok wajah yang saya kenal. Akhirnya saya menemukan seseorang yang saya kenal.......dan tradisi cipika cipiki pun dimulai. Sesaat teman saya tersebut berkata.......Darling, It's time for you to change the community!!

Saya sempat kaget mendengarkan statement teman saya tersebut, dalam hati saya bertanya apa gerangan dia berkata seperti itu. Dan saya mencoba tersenyum dan belajar untuk terus memegang gelas red wine agar jangan sampai berada di bawah pusar.......

Waktu sudah berjalan satu jam, acara berupa fashion show masih belum bisa menghibur saya. Saya sudah tidak tahan untuk tetap berada di kalangan selebritas dan konon creme de la cremenya jakarta. Pelan-pelan saya berusaha mencari pintu keluar...dan bergegas mencari taksi.............di dalam taksi, saya bernafas dengan lega. Lega karena bisa keluar dari kerumunan tersebut yang menyebut diri mereka selebritas.

Sambil menyeruput secangkir cappucino di gloria jeans coffee....saya merasakan keleluasaan. Suasana yang tenang dan musik yang sayup-sayup mengalun, membuat saya lupa pada apa yang baru saja terjadi pada saya. Beberapa teman segera menghampiri dan kami mengobrol sambil tertawa riang. Ah...ternyata memang paling enak menjadi diri kita sendiri tapi perlu berpura-pura famous. Semua berpulang pada hati nurani........

Sayup-sayup terdengar lagunya Buble - Home...

Another summer day
has come and gone away
In Paris and Rome
But I wanna go home
Mmmmmmmm


Maybe surrounded by
A million people I
Still feel all alone
I just wanna go home
Oh I miss you, you know


And I've been keeping all the letters that I wrote to you
Each one a line or two
I'm fine baby, how are you?;
Well I would send them but I know that it's just not enough
My words were cold and flat
And you deserve more than that


Another aeroplane
Another sunny place
I'm lucky I know
But I wanna go home
Mmmm, I've got to go home


Let me go home
I'm just too far from where you are
I wanna come home


And I feel just like I'm living someone else's life
It's like I just stepped outside
When everything was going right
And I know just why you could not
Come along with me
But this was not your dream
But you always believe in me


Another winter day has come
And gone away
And even Paris and Rome
And I wanna go home
Let me go home


And I'm surrounded by
A million people I
Still feel alone
Oh, let go home
Oh, I miss you, you know


Let me go home
I've had my run
Baby, I'm done
I gotta go home
Let me go home
It will all right
I'll be home tonight
I'm coming back home

Sunday, June 18, 2006

Soccer Fever

Soccer Fever gets me on........jujur saja, saya adalah seseorang yang paling malas untuk menonton bola. Dalam pikiran saya, menonton bola adalah sesuatu yang membosankan dan apalagi harus menunggu waktu permainan di TV pada waktu malam/tengah malam........

Sewaktu berada di tenda pengungsian di Desa Panggungharjo, Bantul..........dari sekian banyak harta benda yang hancur, Televisi adalah salahsatu barang berharga yang masih bisa diselamatkan buat para pengungsi saat ini.....dan Televisi menjadi hiburan tersendiri buat para pengungsi...

Tanggal 9 June 2006 yang lalu, Piala Dunia bergulir di Jerman.....jutaan sosok mata menyaksikan acara pembukaan tersebut.....yang sayangnya acara pembukaan tersebut tidak bisa disaksikan secara LIVE di salahsatu TV swasta di Indonesia karena habis disita waktunya oleh seorang anchor (pembawa acara) yang notabene salahsatu anak pembesar di Indonesia dan komisaris TV swasta tersebut.....

pukul 10.30 PM seperti waktu yang telah dijadwalkan.......beberapa pasang mata di dalam tenda pengungsian menunggu acara pembukaan dan pertandingan pembukaan antara Jerman vs Kosta Rika....saya yang tidak biasa menyaksikan pertandingan bola malam itu......secara terpaksa harus menyaksikan acara tersebut, karena hanya ada 1 buah TV didalam tenda tersebut.......

detik demi detik, menit demi menit sudah saya lalui.......tanpa terasa saya cukup menikmati pertandingan tersebut....suasana gemuruh dan celetukan saling bersahutan pada saat bola bundar hampir masuk kedalam gawang........saya yang baru kali ini menyaksikan sepakbola secara bersama-sama.....I felt so excited......

selepas dari Yogya......kebiasaan yang tidak lazim untuk menonton pertandingan bola, saya lanjutkan.......terakhir saya menyaksikan pertandingan bola antara Belanda vs Pantai Gading.......para pemain Belanda cukup kewalahan kali ini menghadapi salahsatu singa Afrika yang berlaga di Piala Dunia kali ini....

keesokan malamnya, saya menyaksikan kembali pertandingan Ceko vs Ghana....wuih....kali ini perseturan mereka diatas lapangan rumput sangat tidak seimbang......singa Afrika dari Ghana bagai menerkam para pemain Ceko....para pemain Ghana yang sungguh diluar dugaan mampu menguasai pertandingan......permainan individual dan team mereka patut diacungi jempol......mereka berlari sangat cepat dan susah dikejar oleh lawan.....berkali-kali Ghana mempunyai kesempatan untuk memasukkan bola kegawang lawan......tapi apa dikata.....kali ini Ghana cukup diberi dua kali gol walau satu gol lagi tidak dinyatakan masuk oleh wasit..........

Is it me???? The one who hates soccer and now he likes it..........wah saya sendiri tidak tahu jawabannya....mungkin saya sudah terinfeksi wabah piala dunia...sehingga bisa menikmati pertandingan bola kali ini.......mudah-mudahan bisa berlanjut...........Tapi saya tidak yakin apakah saya bisa menikmati pertandingan bola di dalam negeri???? Persija vs PSMS mungkin??? I dun think too..............Malu rasanya lihat klub sepakbola dinegeri ini yang tidak pernah ada kemajuan........hehehehee......

Have a nice soccer game!!!!!

Bersahaja Di Tengah Puing Reruntuhan (3)

Kotagede, 11 Juni 2006 – pagi itu perjalanan saya dimulai ke arah kotagede, situs keraton mataram pertama kali yang dibangun oleh Panembahan Senopati – Raja pertama Mataram yang beragama Islam. Kawasan kotagede juga tidak luput dari gempa, beberapa bangunan ditopang oleh tiang agar tidak roboh. Dan juga kawasan gang-gang sempit yang menjadi sentra industri kerajinan logam perak juga ikut hancur.

Memasuki areal masjid raya Kotagede, tampak terlihat tembok-tembok kokoh yang mengelilingi areal masjid roboh. Bisa dibayangkan kekuatan gempa yang bisa merobohkan tembok masjid yang terkenal kokoh. Tetapi masjidnya sendiri hanya terkelpas temboknya dan didalam areal masjid masih sangat kokoh. Hal ini mungkin terjadi karena arsitektur local masjid yang sebagian terdiri dari kayu. Atap masjid dibuat dari kayu jati dengan ditopang oleh 4 sokoguru (tiang peyangga) dan dengan kekuatan tangan Tuhan YME masjid kotagede masih berdiri kokoh.

Dihalaman belakang masjid ini terdapat makam Panembahan Senopati, tampak para peziarah memberikan sesaji dan meminta berkah. Disampingnya terdapat sebuah kolam dgn sumber air yang tidak pernah kering walau musim kemarau dan didalam kolam tersebut dihuni oleh lele putih raksasa yang konon tidak pernah mati dari dulu dan beberapa ikan lainnya yg juga berukuran besar.

Selepas dari Kotagede, saya meneruskan perjalanan ke arah Prambanan. Beberapa candi seperti Kalasan juga dilanda kerusakan akibat gempa. Candi Prambanan baru saja dibuka untuk pengunjung Cuma dilarang masuk ke dalam areal candi, karena ditakutkan ada gempa susulan dan tertimpa batu candi. Batu – batu candi prambanan tampak berserakan dan masih belum tahu kapan akan direnovasi.

Karena panas yang menerpa dan perut saya yang sudah lapar, saya berinisiatif menuju ke kawasan Kaliurang. Dengan memotong jalan melalui jalur Kalasan – Pakem – Kaliurang, saya menyempatkan diri makan siang di Moro Lejer. Salah satu resto favorit saya. Ternyata hujan abu vulkanik Merapi telah membuat mata saya pedas dan jaket warna hitam menjadi berwarna abu-abu.

Moro Lejer berada di kaki gunung Merapi, dengan menu ikan wader goreng serta sayur lodehnya menjadi santapan favorite. Setelah selesai makan, hembusan angin gunung yang sejuk serta gemericik air sungai membuat kantuk segera menghampiri saya. Hampir 30 menit saya sempat tertidur pulas.

Perjalanan dilanjutkan menuju kearah Malioboro dan sore itu masih tampak ramai.oleh para wisatawan local dan mancanegara yang hendak window shopping. Dibelakang benteng Vrandenburg, terdapat sebuah taman Pintar, sebuah gedung yang dirancang sebagai pusat high technology dan taman bacaan. Gedung BI yang berwarna putih dan tampak megah, sedang direnovasi.

Segera saya menuju ke sebuah gang kecil, gang Sayidan namanya. Berlokasi di depan perempatan patung petruk dan dekat sekolah Marsudirini. Gereja gang sayidan, begitu saya sebut namanya, mempunyai arsitektur yang unik. Dengan ujung atap menara seperti Katedral Jakarta dan sebuah patung Yesus dengan tangan terbuka, menyita perhatian saya. Sayang sore itu, saya tidak bisa memasuki areal dalam gereja. Bangunan gereja ini dibuat abad ke 18 dgn gaya Neo Gothic dan dengan detail yang sangat indah.

Beberapa gereja di Yogya juga mengalami kerusakan, terutama di bagian genting dan atap yang hancur dan juga temboknya yang retak-retak. Tapi tetap tidak mengurangi jemaat Nasrani untuk mengikuti ibadah misa mingguan.

Selepas itu, saya segera menuju cake shop untuk membeli sesuatu agar bisa dibagikan kepada para pengungsi. Saya mencoba untuk merayakan ultah saya secara sederhana. Kesederhanaan kali ini mengiringi ultah saya, tiket Jakarta – Bali yang sudah saya pesan jauh-jauh hari terpaksa hangus. Selepas sholat Isya, saya segera membagikan kue yang beli tadi kepada para pengungsi. Ucapan terimakasih dan diiringi senyuman yang tulus dari para pengungsi menjadi sebuah kado yang manis buat saya malam itu.

Dengan ditemani secangkir kopi hangat, bulan purnama yang indah serta para pengungsi yang saya anggap sebagai saudara, menjadi berkah tersendiri buat saya.

Bersahaja Di Tengah Puing Reruntuhan (4)


Panggungharjo, 12 June 2006 – setelah selesai mandi dan berpakaian, saya mulai mengepak barang bawaan saya. Pukul 08.30 pagi, saya berpamitan kepada mereka. Sedih rasanya meninggalkan mereka, walau hanya beberapa hari berada di tenda pengungsian. Satu persatu, saya salami dan ucapan terimakasih serta permintaan maaf karena tidak bisa membantu banyak mengiringi pamit saya pagi itu kepada mereka. Saya tidak lupa menyempatkan berfoto dengan sebagian kecil dari mereka. Wajah-wajah mereka yang humble tidak pernah saya lupakan.

Saya pasti akan kembali suatu saat nanti, dalam hati saya berkata. Dan saya mendapatkan pelajaran yang paling berharga dalam hidup, tetap bersahaja walau dalam kesulitan. Buat mereka, semua ini adalah hanya ujian.

seperti banyak orang mengatakan, bahwa hidup manusia di bumi hanyalah sementara. Semangat hidup yang tinggi, bekerja keras dan sikap eling lan waspodo menjadi modal buat mereka dan saya pribadi.

Tidak lupa sekali lagi saya menyampaikan terimakasih kepada para donatur yang telah mengumpulkan sumbangan di Warung Ceker dan semoga Tuhan YME membalas kebaikan budi kalian.

Amien.....

Bersahaja Di Tengah Puing Reruntuhan (2)


Bantul, 10th June 2006 – Pagi itu saya bangun pukul 07.00 dan kemudian mandi di salahsatu kamar mandi yang tersisa. Jangan bayangkan kalau di kamar mandi tersebut terdapat pompa airnya, terpaksa saya pagi itu harus menimba air di salahsatu sumur. Ingatan saya langsung teringat rumah si Mbah di Tulungagung, Jawa Timur. Menimba air pagi itu menjadi olahraga pagi tersendiri buat saya.

Setelah selesai mandi dan berpakain, saya segera mempersiapkan makanan bayi yang saya masukkan ke dalam tas ransel gunung. Dengan diantar teman saya Adam, perjalanan saya dimulai dengan motor bebek.

Kawasan Imogiri yang berdekatan dengan situs makam kerajaan tidak luput dari gempa, hamper 80% rumah di tempat tersebut hancur. Pasar Imogiri juga mengalami kerusakan, walau saat ini pasar tersebut telah digunakan kembali oleh masyarakat sekitar. Yang menjadi perhatian saya pagi itu adalah seorang Ibu yang masih mempunyai balita. Tidak jauh dari tempat saya berdiri, ada seorang Ibu yang sedang menggendong bayinya. Beberapa susu SGM untuk balita dari seorang donatur (Warung Ceker) segera saya berikan, ucapan terimakasih yang tulus membuat hati saya trenyuh.

Desa Jetis dan Bambanglipuro di kawasan Bantul, menjadi target saya juga untuk membagikan makanan dan susu bayi. Entah sudah berapa banyak yang sudah saya bagikan dan mereka menerima dengan senang hati. Tidak lupa saya secara pribadi mengucapkan terimakasih kepada para donatur yang sudah menyisihkan sebagian rezekinya untuk para pengungsi......

Didaerah Jetis, Bambanglipuro serta Imogiri sudah banyak terdapat tenda-tenda sumbangan dari berbagai negara seperti Inggris, Iran, Jepang dan Australia. Sementara posko kesehatan dari Iran juga buka didaerah Bantul.

Beberapa rombongan sukarelawan dari TNI AD baru saja turun dari truk mereka, dan segera membantu membersihkan puing-puing dengan dibantu sebuah alat berat. Anak-anak sekolah terpaksa belajar di halaman karena mereka takut terjadi gempa dan bangunan sekolahan mereka tidak layak pakai. Saat itu saya merasa terharu dengan kegigihan para guru di Bantul yang tetap mengajar, walau dibawah sebuah tenda besar dan papan tulis seadanya.

Beberapa jembatan yang retak-retak karena gempa telah selesai diperbaiki dan dapat dipergunakan kembali. Sore itu, pemandangan sawah yang menguning menjadi hiburan tersendiri buat mata saya. Tuhan YME memang adil, masyarakat disana masih diberi berkah dengan padi – padi mereka yang telah menguning dan siap dipanen.

Karena kelelahan akibat cuaca panas yang menerpa tubuh saya, sore itu saya sudah merebahkan diri di atas tikar di dalam tenda pengungsian. Setelah terlelap beberapa saat, saya terbangun dan ternyata sudah pukul 6.30 PM. Saya segera mandi dan berganti baju, tidak lama saya segera membaur dengan masyarakat Panggungharjo.

Beberapa waktu yang lalu, saya sempat baca di email mengenai tanda-tanda gempa yang bisa dibaca melalui bentuk awan vertical. Awan vertical tersebut disebabkan karena dasar bumi mengandung medan elektromagnetik yang besar. Ternyata beberapa diantara penduduk desa panggungharjo sempat menyaksikan awal vertical diatas kali Opak, Bantul sehari sebelum gempa. Tapi mereka tidak ngeh bahwa awan tersebut salahsatu tanda gempa.

Yang sempat menjadi perbicangan malam itu, patahan gempa yang berawal dari Kali Opak di selatan Bantul hingga kraton serta kawasan prambanan. Seluruh patahan gempa melewati situs – situs bersejarah keraton seperti kawasan Imogiri, Kraton, serta Prambanan. Buat masyarakat sekitar, gempa kali ini menjadi sebuah sinyalemen tersendiri akan keutuhan keraton serta ngerso dalem (panggilan buat sri sultan) yang menjadi pemimpinnya.

Masyarakat Jawa yang tidak lepas dari kultur mistis, sempat menceritakan hal-hal mistis pasca gempa yang terjadi didesa panggungharjo, Bantul. Seminggu setelah gempa terjadi, tepatnya malam Jumat Kliwon yang dipercaya oleh masyarakat Jawa mempunyai nuansa mistis, Pak RT malam itu bercerita bahwa malam itu dua orang yang sedang jaga malam dikejutkan oleh segerombolan orang yang sedang berjalan beriringan. Namun wajah mereka terlihat pucat pasi, sampai salah seorang diantaranya ngeh (kenal) kalau yang sedang berjalan tersebut adalah tetangganya yang telah meninggal.

Tidak jauh dari tenda yang saya tempati, berjarak sekitar 200m merupakan kuburan massal korban gempa. Satu liang lahat diisi sekitar 4 – 5 jenasah korban gempa, dan salah satu korban gempa yang tewas tersebut sering menampakkan diri kepada penduduk sekitar yang selamat dan sering menggoda “Syukur, omahmu roboh! Wis melu aku wae!” (syukur rumahmu roboh, mending ikut saya saja) ujarnya.

Bahkan sering ada yang melihat lentera lampu yang berjalan sendiri, akhirnya beberapa waktu yang lalu mereka secara swadaya mengadakan tahlilan 7 hari untuk para korban gempa yang tewas. Dan hal-hal mistis tersebut dilaporkan belum terjadi lagi, tapi tetap saja hal tersebut membuat bulu kuduk saya merinding karena kuburan massal hanya berjarak sekitar 200m dari tenda pengungsian.

Diluar hal mistis tersebut, penduduk sekitar mempunyai semangat hidup yang tinggi dan mereka selalu berujar bahwa masih syukur mereka bisa selamat, sementara harta benda yang hilang dan hancur bisa dicari lagi suatu saat. Sikap nrimo dan gotong royong mereka, membuat saya yakin bahwa kehidupan masyarakat Yogya dan Jateng bisa pulih dalam waktu cepat.

Tidak lupa mereka bercerita, selepas gempa mereka sempat panic karena adanya isu tsunami. Isu tsunami tersebut muncul karena beberapa sumur sempat luber airnya kepermukaan dan ini yang menjadi pemicu panic massal pada masyarakat sekitar. Akibat panic massal tersebut, beberapa nyawa tidak terselamatkan karena mereka berusaha menyelamatkan diri sendiri hingga lupa masih banyak korban yang tertimpa reruntuhan bangunan.

Malam pertama setelah gempa, mereka tidak berani membangun tenda di dekat rumah. Areal persawahan menjadi salahsatu pilihan utama mereka, dan yang paling menyedihkan hujan deras mengguyur selama 2 malam. Sehingga menyebabkan mereka kebasahan dan kedinginan akibat hujan deras, sementara di dalam tenda yang diutamakan adalah anak-anak serta orangtua. Dan kaum mudanya merelakan diri basah serta kedinginan akibat hujan.

Mereka masih trauma akibat gempa, karena gempa susulan masih terjadi beberapa kali di Yogya dan sekitarnya. Sehingga banyak dari mereka yang selalu tinggal di dalam tenda, karena rumah mereka masih retak2 dan takut roboh akibat gempa susulan.

Dari tengah persawahan dan diterangi bulan purnama, sosok gunung Merapi yang angkuh memperlihatkan keperkasaannya. Luberan lavanya menjadi hiburan tersendiri buat saya, membuat saya terkagum-kagum. Kesempatan ini menjadi moment tersendiri buat saya, setelah di tahun 1995 sempat menyaksikan luberan lava dari daerah Babarsari.

Karena saya masih belum bisa tidur, segera saya menghubungi teman lama saya – Nina yang tinggal di komplek rektor UGM. Tidak lama akhirnya saya sampai juga di rumahnya yang masih berarsitektur art deco, maklum ayahnya merupakan rektor anthropologi UGM terkenal, Pak Teuku Jacob. Nina teman saya sempat bercerita betapa paniknya dia dan keluarganya sewaktu mendengar ada isu tsunami. Padahal jarak antara UGM dan Parangtritis sekitar 20 km, jadi sangat mustahil tsunami menerpa kawasan mereka. Tapi dia dan keluarganya dengan naik mobil menuju kearah kaliurang.

Dengan mengendarai mobilnya, saya sempat menikmati malam minggu di yogya yang waktu itu masih ramai. Dan tidak tampak bahwa baru terjadi gempa. Di kawasan Malioboro tidak ada bangunan yang runtuh akibat gempa. Hanya Mal Malioboro yang retak-retak dan beberapa kacanya pecah, saat ini sudah buka kembali dan direnovasi.

Alun-alun utara dan selatan masih dipenuhi oleh pengunjung. Di alun-alun utara terdapat 4 buah tenda besar milik Medicine Saint Frontiere. Dan warung-warung lesehan masih buka hingga tengah malam.

Tidak semua kota Yogya terkena gempa, sehingga denyut nadi kehidupan masih berjalan normal. Yang saat ini diperlukan selain bantuan dana untuk membangun rumah – rumah yang hancur karena gempa, tenaga sukarelawan sangat dibutuhkan. Menurut penuturan teman saya, mahasiswa UGM sebagian besar dalam minggu tenang untuk memasuki ujian akhir semester. Beberapa mahasiswa/i UGM sudah diturunkan sebagai relawan bagi pengungsi Merapi di desa Cangkringan.

Ada beberapa kampus yang roboh akibat gempa seperti kampus Sekolah Tinggi Seni Indonesia yang bangunan utamanya roboh dan 3 gedung berlantai 6 tidak bisa digunakan karena retak-retak. Kampus sekolah tinggi ekonomi di jalan kaliurang juga roboh serta sebuah kampus ekonomi di ujung jalan babarsari juga hancur gentengnya dan sebagian bangunannya retak2. Beruntung kampus atmajaya dan bekas kostan saya dibabarsari tidak runtuh karena gempa.

Bersahaja Di Tengah Puing Reruntuhan


Jakarta, 9th June 2006 – Pukul 08.15 pagi itu kereta Taksaka jurusan Jakarta – Yogya mulai meninggalkan stasiun Gambir perlahan-lahan. Sebuah tas ransel gunung dan tiga buah karton besar berisi makanan bayi serta pakaian untuk disumbangkan ke para korban gempa, menemani saya pagi itu. Setelah menepuh perjalanan selama hampir 8 jam, akhirnya saya tiba di stasiun besar kota Yogya tepat pukul 03.48 PM – lebih cepat beberapa menit dari jadwal yang tertera di tiket yaitu pukul 04.00 PM.

Stasiun yang dibangun pada tahun 1886 terlihat masih kokoh, walau ada beberapa keretakan yang terjadi di beberapa bangunan stasiun, cuma tampak tidak terlalu parah. Seteleh menunggu sekitar 15 menit, Adam – salahsatu teman saya yang tinggal di yogya telah tiba. Diluar dugaan, beberapa rekan-rekan sukarelawan dari Hizbut Tahir Jakarta dan Bekasi turut membantu saya membawa tas dan tiga buah kardus besar ke dalam mobil mereka.

Tidak berapa lama, saya telah tiba di tempat teman saya di kawasan panggungharjo, Bantul. Kemudian saya tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada para relawan tersebut yang turut membantu menjemput saya. Suasana desa panggungharjo membuat saya trenyuh, hamper 75% rumah dikawasan tersebut hancur dan rata dengan tanah. Masih ada beberapa rumah yang berdiri, Cuma keadaaanya sangat mengkhawatirkan. Karena keretakan yang terjadi begitu besar, sehingga tidak layak huni.

Sampailah saya di tenda pengungsian berwarna biru dengan ukuran 2 x 5 m, ada tiga buah tenda yang berdiri dan dihuni oleh 25 orang. Mereka begitu hangat menyambut saya, senyuman mereka tidak lupa menerima saya sebagai seorang tamu di tengah puing2 reruntuhan. Dua buah kardus besar yang berisi pakaian layak pakai serta baju bayi, saya bagikan kepada mereka. Dan mereka sangat antusias hingga saya lupa mengabadikan moment tersebut sebagai bukti kepada para donatur sumbangan.

Dan saya sempat miris setelah menyaksikan rumah teman saya – Adam telah rata dengan tanah. Yang tersisa hanya lantai keramik yang masih bisa digunakan untuk tempat lesehan para korban gempa.

Alunan adzan Maghrib mengiringi senja yang telah tiba, secangkir kopi hangat telah disuguhkan oleh ibu-ibu desa tersebut. Beberapa diantaranya mulai mengajak saya ngobrol, satu tas kecil yang berisi makanan ringan dari seorang donatur saya bagikan kepada mereka. Dan makanan ringan tersebut menjadi penggiring percakapan malam itu.

Desa panggungharjo, Bantul telah kehilangan 14 orang dan beberapa luka-luka karena terhimpit tembok bangunan serta furniture. Sebelum gempa terjadi sabtu pagi, jumat malam masyarakat Bantul menyaksikan wayang kulit. Sehingga banyak dari mereka yang begadang dan akhirnya sewaktu gempa terjadi, banyak dari mereka yang begadang meninggal tertimpa bangunan. Tidak lupa orangtua serta anak kecil ada yang tewas tertimpa bangunan, salahsatunya ibu dan anak yang rumahnya hanya berjarak sekitar 10 meter dari tempat saya jagongan (ngobrol) telah tewas.

Mie goreng menjadi menu makan malam saya dan saya merasa sungkan karena telah merepotkan mereka. Dari penuturan mereka, saat ini bantuan logistik berupa indomie serta air mineral sudah cukup sampai akhir bulan. Yang mereka butuhkan adalah dana cash untuk membangun kembali rumah mereka yang hancur akibat gempa. Bahkan bantuan lauk pauk yang konon berjumlah Rp 90,000-/kepala belum juga mereka terima. Apalagi bantuan bangunan yang konon Rp 30jt/rumah, bagi mereka hanyalah sebuah impian belaka. Saat ini mereka masih mempunyai semangat hidup yang tinggi, jangan sampai semangat hidup mereka menurun akibat belum datangnya bantuan dana untuk membangun rumah mereka.

Jumat malam itu, acara pembukaan Piala Dunia 2006 di Jerman menjadi hiburan tersendiri buat mereka. Sambil berada di tenda pengungsian, saya ikut menyaksikan pertandingan Jerman vs Kostarika, padahal selama ini saya paling malas menyaksikan sepakbola di TV. “Buat obat anti stress, Mas !” sahut mereka sambil sesekali menyaksikan pertandingan di TV yang hanya satu-satunya di tenda tersebut. Karena banyak peralatan elektronik mereka yang hancur akibat gempa.