Monday, December 14, 2009

Goa Maria Sawer Rahmat




Cigugur adalah salahsatu bentuk toleransi beragama di Indonesia, ditengah-tengah masyarakat muslim Kuningan, Jawa Barat, berdirilah sebuah gua Maria sawer rahmat yang dibuat pada tahun 1990. Sejarah memang mencatat mengenai masuknya agama Katolik di Cigugur sekitar tahun 1930an.

Ketika saya tiba, saya bingung dimana letak goa maria tersebut karena tidak ada penunjuk arah yang besar atau ucapan selamat datang. Alhasil saya membutuhkan seorang guide. Ketika hendak masuk kearea, saya ditawarkan lilin untuk berdoa. Dan dengan halus saya tolak, coz am a moslem dan maksud kedatangan saya kemari hanya untuk mengetahui dimana letaktempat ziarah tersebut.

Sebuah jalanan menanjak menantang saya, mengingatkan saya pada makam raja di Imogori - Yogya. Suasana hutan disekitar yang meneduhkan hati dan suara serangga menambah nyamannya suasana dan memang cocok untuk tempat kontemplasi. Ada 14 stasi atau pemberhentian yang menunjukan perjalanan Jesus sebelum disalibkan.

Beberapa kali saya harus berhenti untuk beristirahat dan mengambil nafas, kalau tahu jalanannya menanjak seperti ini mungkin saya akan pikir-pikir lagi. Akhirnya saya bisa mencapai stasi ke 14 dan diujung terdapat sebuah tempat untuk misa kecil yang dijaga oleh beberapa masyarakat lokal Katolik.

Mereka mengajak saya bicara bahasa Sunda halus yang tidak saya mengerti dan dipikir saya hendak berdoa. Saya kemudian menjelaskan maksud kedatangan dan dipersilahkan untuk mengabadikan patung Bunda Maria dari jarak dekat.

Dari sisi gua terdapat air yang mengalir yang berasal dari Curug Sawer diatas bukit tersebut. Makanya dinamakan Goa Maria Sawer Rahmat agar bisa memberikan rahmat atau berkah bagi masyarakat sekitar dan para pengunjung lainnya. Bulan Mei dan Oktober adalah puncak keramaian karena bulan Maria selain dimasa paskah dan Natal.

Bagi umat Kristiani, tempat ini menjadi pilihan karena alamnya yang menarik. Sayangnya saya tidak bisa menyaksikan upacara Seren Taun yang baru berakhir hari Kamis kemarin, sementara saya berkunjung di hari Minggu. sehingga bekas upacarapun masih sangat segar. Sesaat saya meninggalkan goa Maria, seorang biarawati Katolik tersenyum kepada saya. Sementara tidak jauh dari tempat saya berdiri, sebuah pesantren berdiri dengan megah. Sebuah kebersamaan yang sangat indah.....

3 comments: