Friday, June 13, 2008

Masjid Biru - Islamic Centre Jakarta




The Blue Mosque, sebutan untuk masjid ini yang berdiri di lahan bekas lokalisasi WTS terbesar di Asia Tenggara yaitu Kramat Tunggak, Tanjung Priuk,Jakarta Utara.

Sejarah panjang tempat prostitusi terbesar di ibu kota Jakarta itu kini telah terkubur dan tinggal sebuah kisah-kisah masa lalu yang kelam. Potret hitam Kramat Tunggak sudah empat tahun terakhir ini berubah.

Wisma-wisma yang dihuni penjaja seks dan mucikari pun sudah lenyap. Wanita penjaja seks pun sudah meninggalkan lokasi itu. Kisah-kisah pembunuhan dan penjambretan pun menjadi kisah masa lampau. Kramtung pernah dihuni oleh 1.615 wanita tunasusila, 258 germo, 700 pembantu pengasuh, 800 pedagang asongan, serta 155 tukang ojek dan tukang cuci.

Namun, yang jelas dan pasti, lokalisasi pelacuran yang sudah ada pada tahun 1970-an itu telah lenyap dari tanah Kramtung. Yang ada sekarang ini adalah bangunan Jakarta Islamic Centre yang berdiri megah dengan sebuah bangunan masjid. Perubahan yang ada bak bumi dan langit.

Sebuah masjid besar dibangun dengan kubah seperti di masjid biru Turki. Kubah masjid ini dari jauh memang mengingatkan saya pada masjid yang dibangun di era Kesultanan Turki. Arsiteknya sengaj emmbuat kubah ini berwarna abu-abu tua agar kubah masjid ini tidak cepat kotor mengingat daerah Tanjung Priuk dan sekitarnya yang panas dan gersang serta polusi berat sehingga apabila menggunakan warna lain akan mudah kotor. Seuah solusi yang tepat untuk kawasan ini dan mungkin mengingatkan bahwa kawasan ini dulunya memang sebuah lokasi WTS terbesar.

Masjid ini dibangun 3 lantai,lantai pertama digunakan sebagai hall, lantai kedua digunakan sebagai masjid dengan tingkat ketiga untuk jemaah wanita. Pada bagian luar dibangun taman yang cukup indah dengan jejeran pohon kurma dan jejeran garis yang bisa digunakan sebagai batas sholat apabila bagian dalam masjid tidak cukup menampung jemaah yang ingin sholat pada saat hari besar Islam.

Selain itu masjid ini dilengkapi elevator dan akses tangga untuk kaum cacat,sebuah gerbrakan yang sangat baik. Beberapa kaca patri yang snagat indah menghiasi dinding masjid ini. Ruang masjid bagianb dalam cukup luas sebesar 2 x lapangan bola. Dan didalamnya dihiasi kubah berwarna biru,itu sebabnya saya menyebut masjid ini sebagai masjid biru.

Karena cahaya matahari yang timbul dari kaca patri di atas kubah masjid memberikan semburat warna bitu akibat warna dalam kubah berwarna biru. Bagian dalam kubah ini ditopang oleh ribuan besi baja berbentuk kubus dan segitiga. Dan ini beda arsitek masa lalu dan sekarang. Di masjid biru turki,kubah tidak ditopang oleh rangkain besi baja, tetapi soko guru yang terletak di pinggir masjid seperti di Istiqlal dan di masjid ini ditopang oleh rangkaian besi baja yang kokoh.

Puluhan lampu hias diatap kubah masjid menjadi hiasan tersendiri. Era tehnologi juga memenuhi isi masjid ini seperti adanya dua buah layar ukuran 3 x 4 m yang disorot oleh LCD proyektor sehingga dapat digunakan untuk acara keagamaan.

Tinggi atap dari dasar lantai ke kubah setinggi 50 m sehingga menyebabkan sirkulasi udara juga cukup baik. Dibagian depan masjid terdapat 3 buah Alquran ukuran raksasa yang ditutup dengan plastik dan kaca.

Saya berharap kebersihan masjid tetap terjaga dan juga bangunannya. Dan sebenarnya masjid ini dapat dijadikan sebagai tempat wisata yang baru di wilayah Jakarta Utara. Well....as we know....no body cares about it. Padahal tidak jauh dari masjid ini hanya berjarak 2 km terdapat sebuah gereja Portugis tertua di Jakarta dan dari sinilah musik keroncong berasal. Dan tidak jauh dari lokasi gereja tersebut terdapat lokasi sungai kecil yang sebenarnya sebuah saluran irigasi yang dibangun oleh Kerajaan Tarumanegara,karena adanya prasasti Candrabaga.Kalau pemerintah sadar khan bisa dijadikan satu paket wisata religi dan sejarah. Kapan yakh???

4 comments:

  1. thx postingannya keren bgt gambar2nya..rupanya masih ada juga yg mau perduli masjid ini serta tempat2 berserah di daerah utara jkt ini....

    ReplyDelete
  2. secara dulu lahir dan besar di priuk dan tau tempat lokalisasi ini....dan dari setahun yg lalu pengen mampir ke masjid ini tai baru kesampaian kemarin...seru aja sikh...secara dulu pernah masuk (waktu SMA) n pengen tau kayak gimana sikh tempat lokalisasi di waktu malam...ya ampun yg namanya musik ajep2 saling gede2an suaranya dari satu rumah bordir ke rumah bordir yakh lain....eh sekarang jadi rumah Tuhan....

    ReplyDelete
  3. terimakasihhh foto2nya yaa...hehehe buat tugas ta nihh...:) thxx lg..

    ReplyDelete
  4. buat tugas apa ta??............mau dibantuin ...........hehehehee

    ReplyDelete