Monday, February 11, 2008

Simply Visit Indonesia

Akhir tahun 2007 yang lalu, pemerintah Indonesia mengeluarkan program wisata "Visit Indonesia Year 2008". Misi awalnya sangat mengagumkan karena pemerintah hendak membidik turis asing berkunjung ke Indonesia hingga mencapai 7 juta orang di tahun 2008 ini.

Departemen Pariwisata pun mulai menganggarkan dana promosi sejumlah USD 10 juta, memang tidak sebesar dana promosi negri jiran yang hingga mencapai USD 30 juta/tahun. Saya pribadi cukup iri dengan cara berpromosi tetanggga sebelah, semasa sering berkunjung ke kantor pariwisata negri jiran. Saya sering mengumpulkan berbagai macam brosur yang sangat menarik dengan goody bag yang cantik, bergambarkan nuansa wisata dan budaya negri jiran. Yang sebenarnya kalau Anda berkunjung ke negrin jiran, sebenarnya tidak secantik dan seeksotik yang ditampilkan dalam brosur atau gambar di goody bag tadi. Cuma ini kehebatan mereka bagaimana mengemas sesuatu yang biasa saja menjadi sesuatu yang menarik. Tentu semua ini dilakukan dengan dana promosi yang besar dan dilakukan secara kontinue.

Semasa long weekend Chinese New Year yang lalu, saya sempat melakukan beberapa perjalanan wisata ke beberapa tempat. Perjalanan pertama saya lakukan ke kawasan wisata air panas Gunung Pancar di babakan madang, Sentul, Bogor yang hanya berjarak 35 menit dari pintu tol Cibubur. Jalan masuk ke kawasan wisata tersebut sudah dihotmix hingga pintu masuk air panas tersebut, sebelumnya hanya berupa jalan batu. Kawasan wisata ini cukup menarik buat saya, karena selain dekat dengan Jakarta juga harga tiketnya sangat terjangkau. Sehingga kemarin saya sempat chatting dengan teman lama yang bermukim ditimur tengah dan saya bercerita tentang keindahan gunung pancar. Ia tertarik dan bermaksud ingin mengunjungi kawasan wisata ini denga keluarganya kelak pada saat berkunjung kembali ke Indonesia di tahun ini.

Cuma yang sangat sayangkan, tidak ada buku panduan ataupun petunjuk yang baik mengenai kawasan wisata ini. Selain itu kawasan wisata ini tidak ditata dengan baik, padahal retribusi yang dihasilkan dari tiket masuk cukup besar. Pemda setempat seharusnya bekerjasama dengan dinas pariwisata lokal untuk merenovasi besar-besaran agar obyek wisata air panas ini semakin menarik untuk dikunjungi. Kolam renang untuk umumnya saja berbentuk sangat sederhana. Belum lagi lokasi untuk ganti baju serta toliet umum bisa dikatakan tidak terawat dengan baik. Kalau Anda ingin yang agak bersih bisa menikmati lokasi pemandian air panas dilokasi bagian atas dan harus membayar uang masuk tambahan sebesar Rp 10ribu saja. Tidak ada icon "Visit Indonesia Year 2008" disini dan bahkan tidak dapat Anda temukan lokasi wisata ini di website www.budpar.go.id atau  www.my-indonesia.info 

Beralih ke kota Bandung di hari berikutnya, semasa check in dihotel pun tidak ada icon Visit Indonesia Year 2008 atau icon lainnya yang mengisyaratkan bahwa tahun ini adalah tahun kunjungan wisata Indonesia. Padahal di era Orde Baru pada saat mereka mengkampayekan Visit Indonesia Year 1992, setiap hotel dari kelas melati hingga bintang lima berlian hukumnya wajib mempromosikan icon VIY tersebut. Dan waktu itu ada icon berupa petruk yang sedang menunjukkan keramahannya. Saya sendiri bingung kenapa iconya harus seorang punakawan, apakah karena dulu banyak pelakon pariwisata berasal dari Jawa? Patung petruk yang sedang tersenyum tersebut pasti ada disetiap lokasi penginapan dan wisata lainnya. Kali ini.....pelaku bisnis perhotelan pun tidak siap melakukan promosi tersebut.

Selanjutnya sewaktu mengunjungi kawasan wisata di Ciwidey yang terkenal akan kawah putihnya, sangat dramatis sekali. Suasana yang sangat romantis dengan air kawahnya yang berwarna hijau muda serta diliputi kabut tebal, udara dingin yang cukup menusuk serta pepohonan gunung yang kering seperti musim gugur...sangat kontemplatif dan indah sekali. Tetapi hal ini sangat kontras dengan keadaan sekitar. Sampah betebaran dimana-mana, para pengunjung dengan seenaknya saja membuang sampah berupa bungkus makanan dari sterofoam di pintu masuk kawah. Geram saya melihatnya.....ada puluhan dan ratusan mungkin jumlahnya bila dikumpulkan. Dan bahkan waktu dikawasan kawahnya yang sangat indah, sampah plastik betebaran. Para pengunjung dengan seenaknya membuang sampah bak di lokasi pembuangan sampah saja. Akhirnya beberapa kali saya memungut sampah yang berupa mangkok pop mie, bungkus makanan ringan dan kantong sampah warna merah dari pinggir danau. Sampah plastik dan sterofoam akan merusak lingkungan kawah secara perlahan-lahan.

Kenapa tidak disediakan tempat sampah yang banyak dipinggir kawah dan disepanjang jalan masuk serta pengumuman yang banyak ditempel agar para pengunjung tidak membuang sampah sembarangan. Selain itu kemana saja petugas kebersihannya.... Dan juga tidak ada satupun brosur yang menceritakan tentang sejarah kawasan wisata ini, padahal kawasan wisata ini mempunyai nilai historis yang tinggi. Selain itu masih ada kendala lain, yaitu informasi mengenai jalur menuju ke area wisata ini. Beberapa kali kami harus bertanya dengan penduduk lokal mengenai jalur ke tempat wisata ini. Seharusnya pemda Jabar sadar bahwa tempat wisata ini harus dikembangkan dengan baik dan besinergi dengan penduduk lokal.

Tempat pemetikan strowberry diperkebunan sepanjang jalur wisata ini sangat menarik apabila dikelola dengan baik misalkan dibuat satu area besar yang bertuliskan "Strawberry Farm" dimana pengunjung bisa memetik buah strawberry langsung dari pohonnya, kemudian mereka bisa membuat jus langsung dan bisa dibawa pulang. Atau pengunjung bisa diajarkan cara membuat cake strawberry dan lain sebagainya. Agar penduduk lokal juga kecipratan rejeki dari kue pariwisata.

Selain itu toilet juga harus bersih, karena setiap pengunjung sudah diminta uang retribusi sebesar Rp 1000 tapi masih saja jorok toiletnya. Dan juga para pengunjung dilarang buang air kecil sembarangan. Mereka dengan seenaknya saja buang air kecil disepanjang menuju kawah putih, menyebalkan..... 

Intinya, program tahun kunjungan wisata ini kurang gencar dipromosikan oleh berbagai pihak yang terkait. Bahkan TVC Visit Indonesia Year 2008 sangat tidak menarik sekali, terlalu kaku. Padahal banyak pihak pembuat iklan di Indonesia yang hebat dalam membuat TVC. Contohnya iklan Gudang Garam , iklan mereka sangat bagus sekali dan bahkan sangat mengusung budaya Indonesia walau konon menghabiskan biaya pembuatan sebesar Rp 2 miliar atau hanya USD 200,000 saja. Tapi sangat menawan iklannya....and it's so Indonesia...

Garuda Indonesia saja yang merupakan national flag carrier baru memasang logo VIY 2008 baru-baru ini setelah beberapa media mengkritik kesiapan maskapai nasional dalam mempromosikan hajatan besar ini.

Sebentar lagi akan memasuki musim semi di Eropa dan Amerika, Thailand dan Malaysia sedang gencar-gencarnya promosi wisata diarea subur ini. Mereka mulai memasang banner wisata di tempat umum disepanjang jalan kota besar seperti di Milan, London dan bahkan di Helsinski. Mereka juga giat memasang iklan di media cetak lokal di kota besar tersebut serta media siar. Hasilnya ribuan wisatawan Eropa berduyun-duyun tiap musim panas ke negara tersebut. Indonesia kapan?

Kenapa harus Bali terus yang dipromosikan? Bagian lain di Indonesia banyak yang eksotis dan menarik untuk dikunjungi. Buat apa saja dana promosi sebesar itu?? Ironic!!

14 comments:

  1. thanks de....coz it's so ironic..buru2 ngeluarin program tapi tanpa dukungan yang kuat di bawahnya

    ReplyDelete
  2. namanya juga indonesia.. seringnya kalo dah ketinggalan sama negara sebelah bisanya teriak2 gak karuan. gak punya inisiatif n gak intelek. adapun kalo pengen bertindak bawaannya kebat kliwat, grusa grusu gda juntrungannya. kebanyakan 'wong pinter' sih mas.. tragis! ironis! ngenis!

    ReplyDelete
  3. bicara soal program emang pemerintah kita kurang terkonsep dan kadang latah doank.

    ReplyDelete
  4. tapi yah, teuteup kita dukung ajah, paling gak mari kita menghargai tiap "usaha" pemerintah to make things better meski kadang masih terselip skeptisme disana sini...

    ReplyDelete
  5. iya sikh....gimana kalau kita jalan2 ke kawah putih tapi sambil ngebersihin daerah wisata tersebut.....hitung2 melakukan program PSR (personal social responsibility)....hehehhee. Jadi kesana sambil bawa kantong plastik besar, trus ngumpulin sampah2 disekitar, trus panggil media lokal dan crew TV...tapi bisa sambil jalan2.....lucu khan....hehehehhe

    ReplyDelete
  6. hehehe.. sip juga tuh! ntar kasih tau yaa kapan dion airin nya, biar bisa liat tampang arip di tipi hihihihihi

    ReplyDelete
  7. manggil grinpis juga dunk...
    tetep gak dimana gak dimana si mas ini pasti ada bau2 nampangnya, jatohnya pasti pengen narsis. bawaan orok ya mas? hehehe

    ReplyDelete
  8. huuuuuuuuuuuuuuuu.....si yudi sirik aje....boleh khan nongol dikit di tipi...siapa tau emak gw bisa ngeliat anaknya nongol bentar di tipi.....hehheehehe

    ReplyDelete
  9. hahaha ikutan audisi mamamia aja, ato yang stardut, biar bisa nongol tiap hari di tipi.

    eh ajak2 dunk kalo mo masuk tipi *mohon2*. cocoknya acara paan ya?

    ReplyDelete
  10. ih gak enak lagi masuk tipi! pertamanya aja, abis itu panas, gerah, boring, kyk orang gila ngomong ndiri di depan alat ;p

    ReplyDelete
  11. stardut apa starNdut Jud? ups..
    peace ah Rippp...
    heuheuheu

    ReplyDelete