Thursday, May 21, 2009

A Hidden Beauty of Curug Dago




Berlokasi hanya selemparan batu dari perempatan Mc'D Dago...lokasi wisata ini tidak banyak yang mengetahui karena kurangnya informasi wisata. Padahal obyek wisata ini memiliki keunikan tersendiri, sehingga menggelitih hati saya untuk mengetahui lebih banyak mengenai curig (waterfalls) ini.

Inilah hebatnya pariwisata di Indonesia, sesuatu yang didepan mata tidak dikelola dengan baik dan bahkan minimnya informasi wisata menyebabkan lokasi ini tidak banyak dikunjungi bahkan dilibur besar seperti hari kamis kemarin.

Setelah bertanya pada security Taman Budaya Dago (Dago Tea House) barulah saya mengetahui lokasinya. Dari arah Sheraton Hotel Bandung menuju ke Singapore International School Dago, setibanya ditempat yang dituju...masih tidak ada satupun papan penunjuk lokasi wisata curug Dago, sehingga sya harus bertanya kembali ke penduduk lokal.

Sebuah jalanan sempit yang dibeton dengan dinding samping setinggi 2 meter...jalan kecil itu membawa saya kererimbunan pohon besar. maish harus bertanya lagi dimana lokasinya kepada salahsatu penduduk lokal. Sekitar 5 menit kemudian sampailah saya dilokasi wisata curug Dago. Sebuah jembatan kecil bertengger diatas sebuah sungai kecil yang mengalir cukup deras.

Dan disinilah aliran curug Dago berasal....batu vulkanik menjadi hiasan tersendiri dilokasi ini yang cukup indah. Suara derasnya air menjadi hiburan tersendiri bagi saya dan dijamin gratis......udara segar dari rerimbunan pohon damar dan cemara menjadi penyejuk paru2..

Dibawahnya terletak air terjun dengan ketinggian antara 10 - 15 m (menurut data sekitar 30m, maklum tidak bawa meteran jadi tidak bisa mengukur ketinggiannya)....menyusuri jalan setapak menuju kebagian bawah air terjun dibutuhkan tenaga extra dan super hati2. Karena cukup terjal dan tidak terawat sehingga jalan cukup licin, maklum kota Bandung baru saja diguyur hujan lebat malam harinya.

Pegangan besi banyak yang sudah tanggal alias hilang, sehingga kembali harus super hati2 biar tidak terpeleset. Sesampainya dibagian bawah kita bisa menemukan dua buah bangunan kecil berwarna merah dan hiasan ornamen Thailand.

Ternyata didalamnya terdapat batu tulis yang ditorehkan oleh Rama V (Raja Chulalonkorn) dan Raja Rama VII (Pradjathipok Pharaminthara) yang pernah berkunjung ke Curug Dago. Sayangnya batu tulis tersbeut tidak dapat dilihat secara jelas karena tertutup dan ketika hendak saya abadikan dalam kamera, masih saya buram....hmm sepertinya "penghuni" batu tulis tersebut memang tidak mau diabadikan. Karena tempat ini sering dijadikan tempat bersemedi. Masyarakat Thailand yang sangat menghormati Rajanya sampai membuatkan rumah kecil untuk melindungi batu prasasti ini...

Hmm...Indonesia memang sangat indah alamnya, cuma sayang tidak ada yang peduli. Dinas Pariwisata sepertinya masih senang tertidur lelap disaat bangsa lain menggembor-gemborkan pariwisata sebagai sumber pemasukan devisa yang cukup besar. Coba kita lihat apakah ada kandidat presiden yang mau membicarakan tentang potensi wisata sebagai penggerak ekonomi negara?
Masih belum ada kan?

Dan yang paling miris adalah ketika lokasi ini sudah dipagar beton oleh pembeli tanah didepannya....entah sampai kapan curug ini bisa bertahan hidup apabila seluruh Dago tanahnya sudah habis dibangun oleh perumahan dan cafe2...

2 comments: