Sunday, May 17, 2009

Back to the past - Jembatan Cincin




Tidak banyak yang mengetahui keberadaan jembatan cincin ini yang berlokasi di Jatinangor - Sumedang, unless you graduated from STPDN or UNPAD or local resident. First time, I saw on a local TV...it enchanted my heart.
Then I decided to go seeing it.

Perjalanan darat ditempuh selama 1 jam dari kota Bandung melalui rute Gazebo - Jalan Suci - Ujung Berung - Jatinangor. Dan saya harus bertanya ke 3 orang untuk mencapai letak tempat ini, kerana tak ada informasi yang jelas mengenai keberadaan jembatan historis ini.

Dan bahkan orang Bandung sendiri pun tidak tahu bahwa ada jembatan kuno yang cantik. Padahal jaraknya hanya selemparan batu dari kampus negeri yang besar.

Refer to wikipedia site, Jembatan di Cikuda – yang sering disebut sebagai Jembatan Cincin oleh masyarakat sekitar – pada mulanya dibangun sebagai penunjang lancarnya kegiatan perkebunan karet. Jembatan Cincin dibangun oleh perusahaan kereta api Belanda yang bernama Staat Spoorwagen Verenidge Spoorwegbedrijf pada tahun 1918. Jembatan ini berguna untuk membawa hasil perkebunan; dan pada masanya, jembatan ini menjadi salah satu roda penggerak perkebunan karet terbesar di Jawa Barat.

Tidak ada catatan tertulis mengapa dinamakan jembatan cincin, kemungkinan karena desain lengkungan jembatan yang menyerupai bentuk setengah lingkaran. Sehingga masyarakat memanggilnya jembatan cincin.

Tapi kini nasibnya terabaikan, seandainya Bupati Sumedang dan Dinas Pariwisata Jabar lebih aware....maka lokasi ini sangat ideal dijadikan tempat wisata historis. Sekitar jembatan ini cukup indah dengan pemandangan sawah berteras seperti di Ubud, Bali serta dengan latar belakang gunung Manglayang yang cantik. Hmm....seandainya terawat dengan baik...

Dan apalagi ada catatan sejarah yang aktuil mengenai jembatan ini dari mulai penjajahan Belanda hingga masa kemerdekaan....

Kini nasib jembatan ini hanya dijadikan lokasi penyebarangan para mahasiswa/i Unpad yang kost disebrang jembatan atau para pedagang keliling dan masyarakat sekitar. Rel kereta apinya sudah dijarah .....dan bahkan yang paling mengenaskan diwikipedia tertulis,

"Sebagaimana halnya dengan Menara Loji, tidak ada satupun instansi yang mau menangani perawatan jembatan bersejarah ini. Baik Pemda Sumedang maupun PT KAI (Kereta Api Indonesia) – dua pihak yang cukup berkepentingan dengan Jembatan Cincin – menyatakan bahwa pemeliharaan Jembatan Cincin tidak termasuk dalam tanggungjawabnya. Menurut PT KAI, jembatan ini tidak pernah diperbaiki karena sudah tidak digunakan lagi. Sedangkan menurut Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Pemda Sumedang, perawatan bangunan bersejarah tidak termasuk dalam tanggung jawab dinas tersebut karena dinas ini hanya bertugas memperhatikan dan membina nilai-nilai budaya. Objek pariwisata di Jatinangor antara lain meliputi Bumi Perkemahan Kiara Payung dan Bandung Giri Gahana (Golf and Resor)".

Sejak kapan Golf resort jadi tempat wisata?? Yang ada juga wisata untuk orang kaya raya....tapi tak apalah....jembatan cincin ini sudah mengobati my curiosity...murah meriah dan menyenangkan bagi rakyat biasa seperti saya......




6 comments: