Wednesday, May 21, 2008

Sigale Gale @ Samosir Island


patung ini masih asli lho

There was something enchanted me while arriving the samosir island, an old statue of sigale gale. Menurut cerita, ada seorang bapak yang sangat terpukul atas kematian anaknya. sehingga ia memutuskan untuk membuat patung sigale - gale untuk mengingat anaknya yang telah meninggal tersebut.

Dan dikala waktu, patung sigale - gale dimainkan dengan iringan musik tradisional khas Batak dan diisi dengan roh halus sehingga ia bisa menari sendiri mengikuti musik yang dimainkan. Setelah agama Kristen masuk, cara memainkan patung sigale-gale diganti dengan tenaga manusia layaknya sebuah wayang tidak memakai roh halus lagi.

Patung ini masih asli dan berumur sangat tua, rumah adat yang terletak dikampung samosir inipun masih terawat dengan baik. Arsitektur lokal yang sangat cantik dengan ornamen yang menawan menghiasi seluruh rumah tua tersebut. Dan tanpa menggunakan paku tapi dengan pasak yang notabene anti gempa.

Dan terdapat sebuah relief yang menggambarkan (maaf) payudara wanita dan seekor cicak, simbol dari air susu Ibu dan masyarakat Batak yang terdapat dimana-mana dan selalu kembali ke kampung halamannya.

Perjalanan dari tepi danau toba ke pulau samosir dapat ditempuh dengan sewa speed boat seharga Rp 200,000 per boat dan ditempuh selama 20 menit. Lebih cepat dibanding dengan kapal fery wisata.

4 comments:

  1. konsep bangunan anti gempa ternyata ada di budaya tradisional kita yak. coba diterapin pada bangunan di jaman sekarang, pasti bisa meminimalkan korban bila ada bencana gempa dahsyat.

    ReplyDelete
  2. iya juga sikh
    tapi bikin bangunan dengan paku kayu butuh ketelitian yang tinggi dan kayu yg kuat juga...
    dan nggak praktis....tapi banyak koq cara membangun bangunan konsep antigempa yg praktis
    waktu membantu korban gempa di yogya...pemuda JI dari Jakarta menerapkan konsep membangun dinding dari semen yng anti gempa dengan cara memasang jaring2 kawat besi di dinding sebelum diratakan dengan semen dan batu bata.....gunannya semasa ada gempa maka guncangan yang terjadi tidak menimbulkan keretakan karena dindingnya yg lentur (karena ada kawat besi didalam batakonya)

    peneliti dari ITB sudah mengembangkan cuma memang kurang promosi dan uang untuk mempromosikan tehnologi tersebut...duh jadi panjang yakh....hehehehe

    ReplyDelete
  3. pengetahuan kan kudu dibagi... biar gak beku di kepala.
    oooo aku tau, kawatnya dianyam dibikin jadi 'geronjong' yang kuat (tapi lentur) untuk nahan dindingnya tetap fleksibel bila ada gempa.
    ayo dong, dibiayai kenapa penelitian macem gini... kan berguna bagi kehidupan.

    ReplyDelete
  4. tanya sama SBY kaleee...hehehee

    ReplyDelete