Friday, December 5, 2008

Bandara Kuala Namu - the design




Bandar Udara Internasional Kuala Namu adalah sebuah bandar udara baru untuk kota Medan, Indonesia. Lokasinya merupakan bekas areal perkebunan PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, terletak di Kuala Namu, Desa Beringin, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang. Kuala Namu akan menggantikan Bandara Polonia yang sudah berusia lebih dari 70 tahun. Saat selesai dibangun, Kuala Namu yang diharapkan dapat menjadi bandara pangkalan transit internasional untuk kawasan Sumatra dan sekitarnya, akan menjadi bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandara Soekarno-Hatta.

Pembangunannya direncanakan akan dilaksanakan sepanjang tiga tahap.Tahap I dimulai pada 29 Juni 2006 dan selesai pada tahun 2009 atau paling lambat 2010. Tahap ini dibangun sendiri oleh pemerintah dengan PT. Angkasa Pura II, dengan pembagian berupa sisi darat (misalnya terminal, areal parkir) dibangun Angkasa Pura sementara sisi udara dibangun Direktorat Jenderal Udara dari Departemen Perhubungan. Dana untuk pembangunan Tahap I terdiri dari Rp. 1,3 triliun dari Angkasa Pura dan dana pinjaman sebesar Rp. 2,3 triliun sehingga jumlahnya adalah Rp. 3,6 triliun.Prasarana awal berupa pemagaran panel beton, rehabilitasi jalan, dan pembuatan pos jaga senilai Rp 6 miliar dilakukan dari November 2006 hingga Februari 2007.Pada akhir November 2006 juga diumumkan pemenang tender untuk tim perancang bandara. Dari 18 peserta, tujuh telah melewati proses prakualifikasi dan akan bersaing hingga dipilih tiga peserta terbaik, yang jumlahnya selanjutnya diciutkan lagi menjadi satu. PT. Wiratman & Associates kemudian terpilih sebagai pemenang tender perancangan bandara pada Januari 2007.Setelah itu, pemenang diberi waktu delapan bulan untuk merancang bandara (hingga Agustus 2007). Setelah proses ini selesai, tender pembangunan bandara yang diperkirakan akan berlangsung selama dua bulan akan dilaksanakan. Jika sesuai jadwal, maka pembangunan sisi darat akan dimulai pada November 2007 dan diselesaikan dalam dua tahun.Tahap II yang direncanakan dibangun bersama oleh pemerintah dan investor, akan dimulai tahun 2010.

Pembangunan Tahap I disertai pula oleh pembangunan jalur kereta api dari Stasiun Aras Kabu di Kecamatan Beringin ke bandara yang berjarak sekitar 450 meter. Stasiun Aras Kabu sendiri terhubung ke Stasiun Medan dengan jarak 22,96 km. Diperkirakan jarak tempuh dari Medan hingga Kuala Namu akan berkisar antara 16-30 menit.

Ada pula usulan pembangunan Jalan Tol Medan-Kuala Namu sebagai usaha pengembangan prasarana transportasi dari dan ke bandara. Namun pelaksanaan pembangunan selama periode pembangunan jalan tol tahun 2005 - 2010 belum dikabulkan oleh pemerintah pusat.

4 comments:

  1. asyik deh... bandara medan gak semraut lagi... gara2 semraut malas pulang kampung .

    ReplyDelete
  2. iya sikh
    emang kudu begitu ....masak kalah sama negara lain
    karena transportasi udara udah kebutuhan
    seneg sikh liat bandara yg resik n designnya minimalis, bosen liat yg biasa aja...

    ReplyDelete
  3. misi numpang liwat..

    maunya sih jgn cuma bandaranya aja, tp keamanan transportasi udaranya jg. biar org makin nyaman dan yakin naik pesawat. apalg org yg phobia ketinggian kyk saya.
    utk apa bandaranya bagus semua, kalo kecelakaan pesawat gak bisa diminimalisir.

    ReplyDelete
  4. monggo.............
    kalau masalah kecelakaan pesawat sikh....memang ada ditangan maskapain dan pemerintah dalam hal regulasi keselamatan penumpang....
    banyak maskapai yang sering nakal, mengganti dengan sparepart bekas...
    seharusnya masuk GMF (garuda maintenance facility) setiap sekian ratus ribu km jam terbang, tapi tidak dilaksanakan...
    makanya saya agak2 kuatir naik yg tidak jelas...karena kebtulan saya dulu kerja dimaskapai...
    jadi cukup tahu kinerja mereka....untuk low cost carrier apasaja...tipsnya pesan tempat duduk paling belakang....karena lumayan aman apabila terjadi kecelakaan misalkan pesawat menabrak / patah ketika akan landing....karena blackbox ada dibelakang pesawat

    ReplyDelete