Thursday, December 27, 2007

400 Kios Disewakan Gratis untuk Mantan Atlet

Ada berita menarik di detik.com sore ini dengan tajuk "400 Kios Disewakan Gratis untuk Mantan Atlet". Hmmm gw mau nyela kalo bisa nyela di detik.com and bisa dibaca sama pemerintah Indonesia................."Kemane aje????"

Kabar menggembirakan datang untuk para mantan atlet Indonesia yang nasibnya kurang beruntung di masa pensiunnya. Demi membantu kondisi perekonomian, akan ada 400 kios disewakan tanpa dipungut uang sewa.

Adalah pengelola pasar Tanah Abang yang memberikan hadiah kios gratis pada para mantan atlet Indonesia. Selama dua tahun para atlet itu bisa menempati kios dipusat perdagangan yang terletak di Jakarta Pusat dan tanpa dipungut biaya.

Kepedulian pengusaha terhadap kondisi atlet Indonesia yang sudah pensiun itu mendapat apresiasi positif dari Ibu negara, Ani Yudhoyono.

"Kalau kita ke luar negeri, ada dua alasan lagu Indonesia Raya berkumandang. Yang pertama ketika kunjungan kepala negara dan yang kedua ketika atlet kita menang. Itu kita harus hargai," ungkap Ny. Ani sewaktu berkunjung ke pertokoan Blok A, Tanah Abang, Jakarta Pusat, kamis ini.

Jumlah atlet Indonesia yang dulu mengharumkan nama bangsa dikancah internasional namun kini nasibnya terkatung-katung jumlahnya memang tidak sedikit. Dalam kesempatan itu Ny. Ani secara simbolis melakukan serah terima 400 kios terhadap legenda bulutangkis Icuk Sugiarto.

Hmmmmmmmm kenapa harus ke Icuk Sugiarto? Bukannya beliau nasibnya masih lebih baik dibanding yang lain?? Trus juga tidak dikasih tahu kiosnya dilantai berapa yang disediakan khusus untuk para mantan atlet tersebut.

Setahu saya, pasar tanah abang Blok A sendiri terdiri dari 7/8 lantai dan yang hanya ramai hanya dari lantai basement - lantai 3 saja, selebihnya masih sepi dan bahkan tidak banyak dikunjungi oleh para pembeli. Coba saja kalian kesana?? Karena kebetulan saya sering mengantarkan mama saya belanja ke pasar Tanah abang semasa bulan puasa tiba atau saya sedang butuh bahan untuk bikin celana panjang........hehehhehee...

Kalau kios yang disediakan diatas lantai 3 keatas....hmmm sepertinya saya pesimis usaha mereka akan berhasil. Bukankah para mantan atlet yang kurang beruntung tersebut juga memerlukan bantuan dana usaha untuk membuka usaha mereka??

Pernah di acara Kick Andy di metro TV beberapa waktu yang lalu, ditayangkan para mantan atlet yang nasibnya kurang beruntung dibandingkan para atlet bulutangkis yang selalu dimanjakan oleh para pengusaha rokok seperti Djarum dan Gudang Garam. Selain atlet bulutangkis, bisa dipastikan nasib mereka bakal sangat tidak jelas.

Padahal mungkin ada ratusan mantan atlet dan bahkan yang masih berstatus atlet mengalami nasib yang kurang beruntung. Seperti nasib Sukarna, Sukarna adalah atlet lempar lembing penyumbang medali perunggu pertama bagi Indonesia di Asian Games 1958 di Tokyo dan ia sebenarnya dulu bernama Karnah, seorang wanita dan kemudian berubah kelamin menjadi pria........nah lho!!!)

Sukarna kemudian menceritakan pengalamannya sebagai seorang atlet muda yang masih lugu dan sudah cukup bangga bisa bertemu Presiden Soekarno, tanpa pernah berharap mendapatkan penghargaan apa-apa dari siapa pun, termasuk pemerintah.

Ia pun dengan tabah menerima nasib yang tidak beruntung karena harus menjadi buruh tani karena tidak punya keahlian setelah pensiun sebagai atlet.

“Ketika masih menjadi atlet, saya bangga sekali ketika Presiden Soekarno menepuk saya dengan berkata bahwa saya adalah pahlawan bangsa karena telah mengibarkan bendera Merah Putih di luar negeri,” katanya dengan polos.

Pengalaman Sukarna merupakan salah satu dari cerita pahit di balik nasib mantan atlet berprestasi yang kemudian harus menerima nasib tidak beruntung setelah masa keemasannya berlalu.

Pengalaman Budi Setiawan, seorang mantan atlet taekwondo, tidak juga bisa membuka mata masyarakat bahwa masih banyak mantan atlet yang merasa dibuang setelah tenaganya tidak diperlukan lagi.

Budi bahkan pernah menjual medali emasnya seharga Rp150 ribu karena ia tidak punya uang untuk membawa anaknya berobat. Ia pun sudah tidak tahu lagi kemana harus mencari temannya. Hm.........kasihan yakh!!

Ellyas Pical, pahlawan olahraga bangsa Indonesia yang dipuja-puja ketika merebut sabuk juara kelas bantam yunior IBF dua kali (1985 dan 1989). Setelah tidak lagi bertinju ia menjadi satpam di sebuah kelab malam, dan kini nasibnya tidak menentu dan harus tersungkur oleh kasus ekstasi yang membuatnya berurusan dengan polisi.

Petinju Yani ’Hagler’ Dokolamo, mantan juara nasional, pernah diberitakan menjadi tukang becak guna menghidupi keluarganya.

Azhadin Anhar, mantan juara kelas terbang yunior IBF (1991) saat ini jadi tukang parkir di daerah kota bersama teman-teman mantan petinju lainnya.

Apakah kalilan masih ingat atau pernah mendengar Alfaridzi? Alfaridzi adalah petinju muda yang diakui punya bakat istimewa. Dalam puncak karirnya, Alfaridzi menjadi sosok populer, yang tak semata karena kemampuannya dan skill-nya dalam bertinju, tapi juga karena parasnya yang ganteng. Dengan kulit putih dan raut muka yang bersih, Alfa barangkali lebih pas menjadi model ketimbang petinju. Alfa tewas setelah bertarung dengan petinju Thailand, Kongtawat Ora, pada awal April 2001. Alfa memang tak wafat di atas ring, tapi di rumah sakit, selang beberapa hari usai laga terakhirnya. Ada yang menarik dari kematian Alfa. Beberapa jam sebelum pertarungangan terakhirnya, Alfa sempat menulis di secarik kertas sebuah pasase berbunyi: “….ibu, jangankan darah dan keringat, nyawa pun akan Alfa korbankan demi keluarga.....” Carik kertas itu diserahkan Alfa pada kekasihnya, seraya berpesan agar kertas itu diberikan pada ibunya kelak jika ia benar-benar mati di atas ring. Firasat Alfa terbukti benar dan sepenuhnya presisi.

21 Februari 2007, Rachman Kili-kili, mantan petinju Indonesia ditemukan mati bunuh diri di Palembang, diduga karena tekanan hidup. Rahman pernah berjaya dan sempat mewakili Indonesia di Olimpade dan Kejuaran Dunia Yunior. Tapi itu semua seperti tak berarti sebab Rahman menjadi mantan petinju yang hidup di Indonesia, bukan di Amerika. Rahman bukan Joe Frazier atau Mohammad Ali. Rahman juga bukan Jim Braddock yang kisahnya pernah difilmkan dengan judul Cinderella Man

Seorang petinju pada akhirnya akan sadar bahwa hidup tak bisa ditaklukkan hanya bermodalkan kepalan tangan. Riwayat Rahman Kili Kili, ditemukan gantung diri, menegaskan kembali hal yang sebetulnya sederhana. Itu adalah sebagian kisah dari nasib yang kurang beruntung dari para mantan juara tinju, kepahitan hidup ketika mereka sudah tidak lagi bertinju.

Ada atau tidak pernah kira-kira hal ini dipikirkan oleh Federasi Tinju Nasional atau KONI untuk melindungi para atlet yang pernah mengharumkan nama Indonesia?
Saya pikir kok rasanya belum ada yah?

Saya ingat beberapa tahun lalu, suatu contoh yang tragis. Seorang Atlet Lifter Wanita Lisa Rumbewas, yang berkali-kali menjuarai Sea Games dan Asian Games, dapet medali emas pula. Koni dan pemerintah menghadiahinya uang sebesar 250juta rupiah kalau nggak salah, he he kelihatannya besar memang.... tapi... uang ratusan juta itu bukan uang tunai, tapi berupa asuransi, alias baru diterima kalau dia mati .............hehehhehe....

Ya ampun, koq apes banget yang nasib atlet kita. Udah sekarang terpuruk di ranking 4 Sea Games 2007, buat makan sehari-hari aja sulit, apalagi buat mikir masa depan.........hiks hiks hiks ......

 

5 comments:

  1. *tragizz*

    Miriz eui bacanya..btw pantesan tn abang td ribet banget dengan penjagaan pulisi.. Ternyata ada kios sewa gratis tokh..

    Sewa gratis.. Hmm Pnuh maxud terselubung..

    ReplyDelete
  2. hehehe...ke tanah abang yakh....ya iyalah Om Tan (yg punya tan ah abang) secara juga nggak mau rugi kale.......

    ReplyDelete
  3. wuih datanya lengkap men..salut..salut..golek nyang endi? risetnya hebat hehe..

    IMHO..sebenarnya yang perlu diperhatikan juga tingkat pendidikan atlet..kebanyakan mereka ga bisa masuk ke sebuah perusahaan karena memang strata pendidikannya yang rendah..memang ga bisa dibandingkan dengan negara2 maju yang olahraga-nya udah jadi industri Mike Tyson yang ga lulus SD aja bisa kaya raya, tapi ya apa jadinya setelah itu dia ga bisa kelola???

    mungkin indah ya..kalo selain duit dikasih beasiswa ntar kalo udah ga jaid atlet bisa sekolah lagi minimal tamat S1..

    ReplyDelete
  4. hush.........mike tyson jadi melarat sekarang gara2 main judi and peyempuan mulu........hahahhahaa....Sebenarnya sikh yang perlu diajarkan buat para atlet adalah bagaimana mengelola kekayaan pada masa panen or paceklik sebagai atlit. Jadi bukan diajarin cara jadi pemenang di lapangan mulu....Trus berikan asuransi jadi selepas masanya, bisa ada tabungan hari tua...geto lho mas....

    ReplyDelete
  5. hahaha..ikulah nek kurang pinter yok opo carane maen judi maen perempuan tapi ga melarat..:p hehe guyon cak..
    butul...butul..setujuuuuuuuu..iku yo penting..pemenang di lapangan pemenang di kehidupan sip cak..

    ReplyDelete