Friday, October 10, 2008

Jembatan Selat Sunda




Pemprov Lampung, Banten, investor, dan tim ahli telah mempelajari seluruh aspek pembangunan megaproyek jembatan Selat Sunda (JSS) yang menelan biaya Rp 92 triliun.Rancang bangun JSS sudah memasukkan seluruh faktor yang memengaruhi, termasuk mempertimbangkan alur laut kepulauan Indonesia (ALKI)--jalur yang mengatur ketentuan pelayaran di laut. Hal itu disampaikan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Lampung Suryono S.W. di Pemprov.

Dengan tinggi dari permukaan air laut 70 meter dan bentangan 30,4 kilometer pada celah laut dalam, ujar Suryono, JSS bisa dilalui kapal besar termasuk jenis kapal induk. "Pembangunan jembatan ini akan memperlancar jalur Merak--Bakau dibanding dengan penambahan trip kapal," ujarnya. Celah laut dalam yang menjadi jalur ALKI kini di antara Pulau Sangiang dan Prajurit yang lebar bentangnya 3,5 kilometer. Rencananya, dua tiang penyangga jembatan berada di dua pulau itu.

Kini, ujar Suryono, ada pengalihan ALKI dari Selat Malaka ke Selat Sunda. Sebab, kapal besar yang melintas di Selat Malaka tidak boleh melalui jalur itu lagi setelah jembatan Selat Malaka (JSM) selesai dibangun.Sebagai tanah dimulai pengerjaan JSS, besok akan ditandatangani memorandum of agreement (MoA) antara Pemprov Lampung, Banten, dan investor di Pulau Sangiang. Pekerjaan awal jembatan itu ditanggung konsorsium perusahaan Artha Graha Network (AG Network) yang menjadi investor pembangunan JSS. AG Network membiayai pekerjaan mulai pra-feasibility studies (studi lapangan), perencanaan, dan pembangunan.

Jaminan Pakar

Saat ekspose bersama Pemprov Lampung-Banten beberapa waktu lalu, Profesor Wiratman dari Konsultan Wiratman & Associates yang bekerja untuk AG Network memperkirakan biaya pembangunan JSS mencapai 10 miliar dolar Amerika Serikat (sekitar Rp 92 triliun). Biaya tersebut dibagi dua tahap: Biaya studi dan jasa engineering 190 juta dolar AS atau Rp1,8 triliun dan biaya konstruksi 9.810 juta dolar AS atau 90,2 triliun. "Perkiraan pelaksanaan konstruksi 6--10 tahun," katanya.

JSS sudah menyesuaikan dengan kondisi geologis, ekologis, dan geografis dengan ide pembuatan jembatan gantung. Menurut Wiratman, kini di dunia ada tiga generasi jembatan gantung yang ditemukan para ilmuwan. Pertama, sistem pylon kaku dengan dek dipikul gelegar rangka kaku dan berat.

Kedua, pylon kaku dengan dek dipikul gelegar kotak tunggal yang aerodinamik, kaku, dan ringan. Generasi terakhir adalah pylon fleksibel, yaitu dek dipikul gelegar kotak majemuk yang aerodinamik, fleksibel, dan sangat ringan.Sebagai bagian dari Asian highway, JSS akan disambungkan dengan jalan tol Merak ke Ibu Kota negara, Jakarta. Kemudian, di Sumatera disambungkan dengan rencana pembangunan tol Lampung.

Kapasitas maksimum JSS diperkirakan 160 ribu kendaraan per hari dan 31.318 orang per hari. Dengan maksimum jumlah angkutan mencapai 76.800 per hari.
"Untuk barang seperti batu bara dapat melewati jembatan itu sekitar 1,75 juta ton per tahun. Rujukan kami adalah jembatan Messina atau Stretto Di Messina di Italia," ujar Wiratman. n AAN/U-1

MEGA PROYEK Rp 92 TRILIUN

Jembatan Selat Sunda (JSS) dikerjakan konsorsium perusahaan Artha Graha Network. Pengerjaan konstruksi megaproyek yang menelan biaya Rp92 triliun ini membutuhkan waktu 6--10 tahun. Besok (3-10), Pemprov Lampung, Banten, dan investor akan menandatangani memorandum of agreement sebagai tanda dimulainya pengerjaan JSS.

Spesifikasi Jembatan :

- Panjang 29 kilometer
- Lebar 60 meter
- Jalan mobil 2 x 3 meter
- Jalan sepeda motor dan pejalan kaki 2 x 1 meter
- Double track kereta di tengah
- Lokasi 50 kilometer dari Gunung Krakatau
- Desain tahan gempa dan tsunami
- Melintasi tiga pulau: Prajurit, Sangiang, dan Ular.
- Terdiri atas dua jembatan gantung berbentang ultrapanjang: 3,5 km dan 7 km.
- Terdiri atas tiga jembatan konvensional berbentang 6--7,5 km.
- Kapasitas maksimum 160 ribu kendaraan per hari dan 31.318 orang per hari
- Barang seperti batu bara sekitar 1,75 juta ton per tahun atau 4,7 ribu ton per hari

3 comments:

  1. wow, ini sih dari dulu sudah salah satu impian masyarakat indonesia kali ya hehe...
    semoga JADI beneran ^^

    ReplyDelete
  2. good morning, mr. langdon....iya mudah2an jadi beneran...soalnya tahu sendiri kemacetan yang terjadi dipenyeberangan selat sunda apalagi kalau lagi air lautnya bermasalah...

    ReplyDelete
  3. Possibility of Contractual Claims during Construction sometimes forgotten by the Employer and The Engineer. I wish the Employer of JSS Bridge not have stroke or heart attack after read the Claim from the Contractors. Just imagine if the value of claim only 10% of the Contract Value......Congratulation for this Blog. Keep posting nice info. from : http://thomaspm.wordpress.com

    ReplyDelete