Friday, October 10, 2008

Timor Leste




Cerita tentang Timor Timur adalah sebuah luka lama bagi bangsa ini, setelah melihat acara Kick Andy tadi malam mengenai pemimpin pro intergrasi, Eurico Guiterres. Sekitar awal bulan September lalu, saya kedatangan seorang sahabat lama saya dari Timor Leste. Saya mengenal sahabat saya tersebut semenjak saya tinggal dan bekerja di pulau Bali beberapa tahun yang lalu. Sahabat saya tersebut sudah lama menetap di Australia dan semenjak Timor Timur melepaskan diri dari Indonesia dan berdiri sebagai sebuah negara merdeka dengan nama Timor Leste, sahabat saya kembali ke kampung halamannya hingga saat ini.

Once he told me, karena situasi politik yang tidak menentu saat itu maka ia memilih untuk menetap di Australia. Hingga detik ini kami tidak pernah membicarakan masalah politik yang terjadi antara kedua negara, karena mungkin pembicaraan politik bisa membuat hubungan kami renggang. Bisnis dan kuliner adalah salahsatu topik yang menarik hingga saat ini antara kami berdua. Suatu hari pada tahun 2004 pada saat ia berkunjung ke Jakarta, sahabat saya bercerita bahwa beberapa pemimpin Indonesia sempat berkunjung ke Timor Leste secara diam-diam untuk membicarakan sejumlah political issue antara kedua belah pihak.

Beberapa waktu yang lalu saya bertanya kepada sahabat saya, mata uang apa yang kalian pakai saat ini? Australian Dollar? Sahabat saya menjawab bahwa saat ini mata uang yang dipakai adalah US Dollar. Saya tanya kembali, why? Karena ini adalah perjanjian antara kedua belah pihak antara pemerintah Timor Leste dan US government, yang mana tentu saja menguntungkan antara kedua belah pihak. Pada awalnya negara Timor Leste masih memakai mata uang Australian Dollar selama beberapa tahun hingga diputuskan bahwa USD adalah yang paling cocok saat ini hingga pemerintah Timor Leste bisa membuat mata uang sendiri yang stabil. Karena untuk membuat sebuah mata uang sendiri diperlukan masa yang cukup panjang.

Bagi saya penggunaan mata uang USD selain lebih mudah dari sisi transaksi bagi pemerintah Timor Leste tetapi juga membuat segala macam kebutuhan semakin mahal. Sahabat saya bercerita bahwa rokok Djarum kesukaannya kini sudah seharga 3-5 USD perbungkus di kota Dili. Belum lagi kebutuhan pangan lainnya yang harganya tentu saja lebih mahal dibanding dengan ketika masih NKRI. Tidak aneh apabila sahabat saya berkunjung ke Jakarta, salahsatu yang dituju adalah shopping, mulai dari belanja baju untuk kebutuhan keluarganya hingga software komputer yang susah ditemukan di negaranya dan kalau ada harganya selangit.

Timor Leste hingga saat ini masih menjadi negara paling miskin di Asia Tenggara dan bahkan di Asia. Gunjang ganjing pemerintahannya menjadi salahsatu penyebab ketidakstabilan perekonomian negara. Sehingga pemerintah Australia sempat ingin menarik diri dari kota Dili setelah pasca kerusuhan yang berlangsung di tahun 2007 lalu.

Timor Leste atau Timor Timur menjadi incaran berbagai pihak baik Indonesia sendiri maupun negara tetangga Australia dan negara adidaya Amerika Serikat. Sumber daya alam Timor Leste cukup melimpah mulai dari potensi minyak bumi diselat Timor yang sebagian dikuasai Australia berdasarkan perjanjian bilateral. Selain itu potensi pertanian kopi menjadi salahsatu pemasukan besar saat ini. Potensi wisata bahari dan pantainya yang indah juga banyak diincar oleh wisatawan asing saat ini terutama mereka yang suka diving.

Timor Timur adalah propinsi paling muda di Indonesia pada waktu era Orde Baru dan menjadi anak emas bagi pemerintahan waktu itu setelah berhasil mendapatkannya dari tangan Portugis. Saya masih ingat waktu kecil, my dad dikirim ke Timor Timur dengan tugas utama adalah mengawasi rencana pembangunan jalan di kota Dili. Bapak saya bercerita sewaktu akan dikirim ke Timor Timur di awal tahun 1976 diharuskan untuk suntik anti malaria. Karena kota Dili masih rawan malaria dan sewaktu mendarat di kota Dili, hanya 2 km jalan beraspal didepan balaikota Dili yang kini gedungnya menjadi kantor pemerintahan Timor Leste.

Untuk makan masih sulit, penduduk lokal tidak mengenal nasi mereka hanya makan singkong atau sagu dengan lauk daging babi hutan atau daging rusa...tidak ada daging ayam dikota Dili waktu itu. Selama beberapa bulan, bapak harus pulang pergi Jakarta – Dili untuk mengawasi pembangunan jalan karena jalan adalah sesuatu yang penting dimasa itu untuk mempermudah roda ekonomi dan pemerintahan. Bahkan seluruh jalan beraspal di Timor Timur adalah salahsatu jalan pedesaan yang terbaik di Indonesia karena aspal yang digunakan adalah kualitas satu.

Kesalahan demi kesalahan dilakukan oleh pemerintah Orde Baru waktu itu hingga terjadi pembunuhan di tahun 1992 yang menjadi bumerang dimata internasional dan banyak pengungsi lari ke Australia dan mendiskreditkan pemerintah Orba waktu itu. Hingga Xanana Gusmao dipenjara dan menjadi bara dalam sekam yang bisa terbakar. Seharusnya Xanana dirangkul bukan dipenjarakan karena ia cukup dihormati oleh masyarakat lokal. Tapi begitulah politik...kotor!

Begitu juga dengan Eurico Guiterres yang sempat ditahan untuk menjadi kambing hitam bagi pemerintah RI agar pemerintah terlihat serius menangani kasus pelanggaran HAM pasca jajak penentuan di tahun 1999. That’s politic tapi walau bagaimana beliau adalah pahlawan tanpa tanda jasa bagi NKRI berikut juga segenap pejuang eks TimTim yang gugur dan masih hidup serta tinggal diperumahan pejuang di Bekasi. Satu tugas lagi yang tidak boleh dilupakan adalah nasib para pengungsi eks Timor Timor diperbatasan Timor dan NTT. Mereka hidup serba kekurangan dan tinggal dirumah seadanya yang mereka bangun swadaya bahkan sumbangan dari para donatur yang bersimpati. Mereka juga pejuang tanpa tanda jasa karena masih mau membela NKRI hingga harus diusir dari tanah kelahirannya. Miris sekali!!

Saat ini hubungan bilateral antara RI dan Timor Leste semakin hangat dan masing-masing mencoba untuk mengubur sejarah masa lalu yang pahit dan melihat kedepan. Konon pemerintah Timor Leste akan mengembangkan pariwisatanya lebih baik dengan membangun sebuah kasino ditepi pantai sebagai pemecut perekonomian dan pendapatan negara. Dan saat ini pemerintah Timor Leste lebih hati-hati dalam melihat negara tetangga Australia yang lebih ingin menguasai sumber daya alam dan hal-hal yang strategis seperti telekomunikasi.

Mungkin suatu hari nanti saya ingin berkunjung ke Timor Leste ingin menikmati pemandangan bawah lautnya yang konon menakjubkan dan patung Yesus Kristus yang spektakular ditepi pantai, no.2 tertinggi didunia setelah di Brazil. Amien....

7 comments:

  1. dengan potensi besar dan wilayah yang tak terlalu luas.. negara 'baru' ini bisa punya modal untuk berakselerasi secara cepat, tapi memang peer utamanya adalah stabilitas politik dan keamanan

    ReplyDelete
  2. masih lama sekali untuk membangun negara ini berkembang karena sebagian penduduk timor leste masih jauh dari pendidikan.....ini PR besar buat mereka...jangan mengharapkan bantuan dari asing aja....

    ReplyDelete
  3. most of Indonesian juga demikian.... hehehehehe

    ReplyDelete
  4. masih lama...? ha...ha....hah........you dream too late
    PR itu telah kita selesaikan sebelum anda tau, so sekarang Timor Leste sudah siap untuk berkembang dan maju...
    anda akan mendapatkan tiket terakhir untuk menyaksikan keajaiban yang terjadi di Timor Leste

    ReplyDelete
  5. PR?? lihat tuh Indonesia...udah 60 th lebih merdeka jg...PR-nya g pernah selesai2 dikerjain....sana-sini baku rebut sembako beras 5 kiloan..rakyat yg jobless makin bertambah z....katanya udah banyak wong2 pintar...SDM-nya udah diatas rata2...mana tuh....masa kekayaannya begitu banyak masih bisa z di tarik tambangin oleh AS n sekutu-sekutunya...tapi kita targetnya udah jelas...baru merdeka z sekolah gratis,,,pengobatan rumah sakit gratis...n 10 th lagi pasti kita pasti didepan..asal jangan diusik terus ama pers2 indonesia yang sukanya membesar-besarkan masalah interen negra tercintaku TLeste.

    ReplyDelete
  6. ya mungkin masih lama..tp itu tidak lebih dari 15 tahun targetnya kita.....negara Timor leste yang makmur sangat sejahtera..bahkan lebih makmur dari Brunei....tapai Indonesia???? mana tuh udah >60th lebih merdeka kok... g maju2 sih....makin melarat z rakyatnya n..makin bejat z pendidikannya....yang dibina hanya mental teroris, korupsi dan maling sana sini....pantasan z negara yang begitu besar kok bisa disetir ama Amerika dan konco-2nya.....belajar tuh dari malaysia...kecil tapi hebat dan jenius

    ReplyDelete
  7. Dukun Pesugihan Uang Gaib Ampuh Tanpa Tumbal Kyai Raden Ageng Kusuma

    Jasa Dukun Ampuh Jarak Jauh Melayani Pesugihan UanG Gaib, Transfer Janin, Santet & Pelet. Untuk Konsultasi Hubungi (082-380-383-091)

    Atau klik link berikut:
    Pesugihan Uang Gaib

    ReplyDelete