Friday, July 17, 2009

Rapuhnya Pengamanan Kawasan Mega Kuningan




Saya sedih dan turut belasungkawa atas para korban yang jatuh akibat bom di kawasan Mega Kuningan Jakarta pada hari Jumat, 17 Juli 2009. Tahun 2000 – 2001, saya berkantor di Taman A9 Mega Kuningan, waktu itu tempat ini masih banyak tanah kosong dan pembangunan hotel JW Marriott sedang berlangsung.

Kawasan ini sendirinya dibangun pada tahun 1989 dan menunjuk PT. RNI (Rajawali Nusantara Indonesia) sebagai pengembang. City in the city, sebuah konsep yang diwacanakan pada jaman Orde Baru.

Kawasan seluas 30 hektar ini dulunya berupa kawasan pemukiman dan bahkan ada peternakan sapi. Sehingga tidak heran apabila kawasan ini dulu sebagai salahsatu penyuplai susu sapi murni di Jakarta. Pada tanggal 20 Oktober 1993, kawasan mega kuningan ini diresmikan oleh menteri luar negeri waktu itu, Alm. Ali Alatas dan dinamakan Kawasan Antar Bangsa. Kawasan seluas 30 hektar ini ditujukan bagi kantor diplomatik dan komersial pertama yang terintegrasi di Indonesia.

Tetapi sejak krisis moneter melanda Indonesia dan Asia, pembangunannya sempat terhenti. Banyak lahan kosong yang dijadikan perumahan mewah dan salahsatu termahal di Jakarta. Dan bahkan dijadikan arena main bola dan pada hari minggu lokasi ini menjadi tempat untuk jogging untuk masyarakat sekitar.

Kawasan intergrasi ini merupakan kawasan komersial yang paling rapi penataannya sehingga tidak heran apabila berada diarea ini bagaikan diluar negeri. Pohon-pohon hijau yang besar berada ditepian pedestrian yang luas.

Lebar pedestriannya sendiri mencapai 3 meter menjadikannya sangat nyaman digunakan bagi pejalan kaki. Sejak tahun 2000 ada shuttle bus yang mengantar penumpang dari arah Jalan Casablanca hingga ujung jalan raya HR Rasuna Said.

On August 5th, 2003, the disaster came to JW Marriott. Tepat pukul 12.45 PM ketika para tamu sedang asyik makan siang di restaurant Syailendra, bom meledak dan menewaskan 12 orang dan mencederai 150 orang. Selama satu tahun hotel tersebut tutup dan para karyawannya mengalami trauma yang berat. Bahkan menurut teman saya yang bekerja dihotel tersebut, para karyawan harus menerima counseling selama beberapa bulan. Karena banyak dari mereka yang mengalami trauma berat dan takut akan keramaian. Belum lagi para keluarga korban yang tewas, muka Indonesia tercoreng dan dinyatakan tidak aman bagi para wisatawan. Travel warning pun berdatangan.

Kedubes Amerika dan Australia semakin aware terhadap keselamatan para warga negaranya yang tinggal di Indonesia khususnya di Jakarta dan Bali. Kedubes mereka mulai aktif mengirimkan informasi baik berupa fax atau email kepada warganya mengenai lokasi yang harus dihindari. Dan tidak layak saya beberkan disini.

Hampir dua tahun sudah, jaringan hotel Ritz Carlton berdiri di Mega Kuningan. Salahsatu hotel tertinggi di Jakarta dan sesuai masterplan bundaran mega kuningan memang akan berdiri sebuah bangunan tertinggi di Jakarta. Tetapi akibat krismon pembangunannya terhenti dan bahkan blue chip city in the city sudah jadi di Malaysia dengan Menara Kembar Petronasnya. The idea derived from this master plan.

Dari jauh bangunan hotel Ritz Carlton memang sekilas mirip twin tower mini dan pengamanan masuk kedalam hotel ini super ketat. Tahun 2007 akhir saya menginap dihotel yang bertarif Rp 1,6 juta/malam waktu itu dan sangat mahal buat saya. Kamarnya sangat mewah dan besar, tapi saya lebih nyaman tinggal di Marriott yang menurut saya lebih warmth.

Hari ini Jumat, tanggal 17 Juli 2009 peristiwa bom terulang lagi di Mega Kuningan dan 9 orang tewas serta 35 orang luka-luka. Mudah-mudahan tidak banyak lagi korban yang jatuh. Kali ini saya hanya menyayangkan pengamanan lokasi Mega Kuningan yang tidak terlalu ketat.

Berkantor di Mega Kuningan dan terakhir di HR Rasuna Said membuat saya cukup hafal akses masuk ke lokasi ini. Ada beberapa akses yang bisa dilalui dengan mudah tanpa security check. Akses bisa melalui Jalan Denpasar, Jalan HR Rasuna Said, dua akses di Jl. Casablanca, satu akses dari jalan kecil samping Menara Dea, satu akses gang kecil yang menuju perkampungan, satu akses dari gang kecil yang menuju jalan denpasar dan satu akses jalan keluar besar dekat kedubes China. (see my map that i made and need some check points)

Pengamanan yang tidak super ketat memasuki kawasan ini membuat kawasan yang terdiri dari berbagai kedutaan besar seperti Kedubes Australia, Kedubes China, Kedubes Brunei Darussalam, Kedubes Thailand dan Kedubes Qatar membuatnya sebagai tempat yang empuk pagi para bajingan teroris. Mereka dengan mudahnya menggunakan kawasan ini sebagai target empuk.

Kebetulan ada beberapa momen yang patut diperhatikan yaitu pasca pemilu yang masih belum jelas, kedatangan para pemain Manchester United di Indonesia dan menginap di jaringan hotel Ritz serta kerusuhan rasial di Xinjiang, China pada tanggal 8 Juli 2009 lalu. Para bajingan teroris menggunakan momen yang indah ini sebagai target mereka dan terlebih lagi dengan keamanan dikawasan Mega Kuningan yang sangat longgar.

Mungkin saat ini para bajingan teroris sedang tertawa senang dengan penderitaan yang dialami oleh para korban. Saya benci melihat hal ini terjadi lagi, padahal Badan Intelejen Indonesia (BIN) seharusnya lebih canggih lagi untuk mengendus rencana pengeboman ini.

Didiscovery channel beberapa waktu lalu, diperlihatkan sebuah mesin scanner canggih yang bisa mengendus bahan kimia berbahaya yang bisa digunakan sebagai racikan bom. Harganya tentu sangatlah mahal, tapi sudah selayaknya negara ini memiliki alat canggih ini sehingga bisa mengetahui bahan apa yang dibawa oleh seorang teroris didalam tas atau balik bajunya.

It’s not fair disaat perekonomian Indonesia yang masih lumayan kuat disaat badai ekonomi dunia berhembus, bom kembali melanda. MU batal hadir di sini dan perusahaan sponsor rugi miliaran rupiah. Bukan hanya rugi materi tetapi juga rugi dalam segala hal. Travel warning kembali mencuat. It’s not fair karena Indonesia bukan target sebenarnya oleh teroris. It’s so sad while innocent people are being killed. I will buy another new T Shirt which was quite famous in Bali, written FUCK TERRORIST!

5 comments:

  1. FUCK TERRORIST!!!!

    lha kakak td ktnya dibandung, terus ke jkt nih??

    ReplyDelete
  2. Turut berduka cita...
    saya tahun lalu pernah kos di daerah Rasuna Said (sekitar belakang ANTEVE)deket situ yah mas...

    ReplyDelete
  3. kebalik kale..
    kantor dulu di jakarta, sekarang dibandung euy

    ReplyDelete
  4. wah udah hapal dunk...
    secara gw dulu pacarannya di rooftop cafe menara dea, mega kuningan
    n kadang sama geng gw sering ngupi2 di dibawah FF Oakwood

    ReplyDelete
  5. wah saya ga gaul mas ga tau tempat2 nongkrong itu wong berangkat kerja pulang kerja langsung ke kosan di Genteng Hijau, hehe taunya cuma Pasar Festival saja

    ReplyDelete