Monday, January 5, 2009

Tangkoeban Perahoe




Dongeng Sangkuriang yang mencintai ibu kandungnya sendiri - Dayang Sumbi membuat kawasan ini menjadi terkenal selain kemolekan alamnya. Baru kali ini saya berhasil mengabadikan perjalanan kekawasan ini melalui kamera. Sebelumnya tidak pernah dilakukan karena selalu dadakan alias tidak ada rencana mengunjungi kawasan ini.

Sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung, dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya, gunung Tangkuban Parahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter.

Bentuk gunung ini adalah Stratovulcano dengan pusat erupsi yang berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan kebanyakan adalah lava dan sulfur, mineral yang dikeluarkan adalah sulfur belerang, mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap belerang. Daerah Gunung Tangkuban Perahu dikelola oleh Perum Perhutanan. Suhu rata-rata hariannya adalah 17 derajat C pada siang hari dan 2 derajat C pada malam hari. Tapi kini semakin panas disiang hari hari....

Gunung Tangkuban Parahu ini termasuk gunung api aktif yang statusnya diawasi terus oleh Direktorat Vulkanologi Indonesia. Beberapa kawahnya masih menunjukkan tanda tanda keaktifan gunung ini. Diantara tanda gunung berapi ini adalah munculnya gas belerang dan sumber-sumber air panas di kaki gunungnya diantaranya adalah di kawasan Ciater, Subang.

Keberadaan gunung ini serta bentuk topografi Bandung yang berupa cekungan dengan bukit dan gunung di setiap sisinya menguatkan teori keberadaan sebuah telaga (kawah) besar yang kini merupakan kawasan Bandung. Diyakini oleh para ahli geologi bahwa kawasan dataran tinggi Bandung dengan ketinggian kurang lebih 709 m diatas permukaan laut merupakan sisa dari letusan gunung api purba yang dikenal sebagai Gunung Sunda dan Gunung Tangkuban Parahu merupakan sisa Gunung Sunda purba yang masih aktif. Fenomena seperti ini dapat dilihat pada Gunung Krakatau di Selat Sunda dan kawasan Ngorongoro di Tanzania, Afrika.

Dan sekarang kawasan ini semakin terpojok oleh aktivitas masyarakat sekitar yang merambah kawasan hutan disekitar pegunungan. Kebersihan sisekitar kawasan juga patut diperhatikan, karena retribusi masuk sebesar Rp 34,000 untuk 2 orang seharusnya bisa digunakan untuk merawat kawasan cagar alam ini agar semakin cantik dan bersih. Karena menjadi tujuan wisata oleh para turis asing yang melancong ketempat ini. Jangan hanya mau ambil uangnya saja, tapi lupa untuk membenahi!!




5 comments: