Thursday, January 1, 2009

The Beauty of Cijulang River




Akhir bulan Desember 2008 lalu, saya memutuskan untuk berwisata ke pangandaran. Malam Natal kami berempat berangkat kepangandaran dengan naik bus dari Kampong Rambutan. Karena sudah agak malam, kami tidak berhasil naik bus yang langsung menuju ke pangandaran. Kami harus menempuh rute Jakarta – Tasikmalaya yang ditempuh selama 5 jam. Setibanya dikota Tasik pukul 03.30 WIB, kami meneruskan perjalanan dengan sewa mobil yang langsung menuju ke Pangandaran.

Setibanya dipangandaran pukul 08.00 WIB, kami berempat mencari hotel. Ternyata banyak hotel yang sudah full booked hingga tanggal 5 Januari 2009 dan para pemilik hotel mematok sewa kamar dengan harga tinggi. Akhirnya pilihan jatuh kehotel pertama yaitu Malabar Hotel (phone: 0265 – 639 969) dengan tariff Rp 300,000 sebelum diskon, setelah diskon kami mendapatkan harga Rp 240,000/malam. Dan ternyata kamar yang kami pilih sama dengan kamar yang saya inapi beberapa waktu lalu. Kamar tersebut memiliki 2 bed besar dan 1 bed kecil dengan sebuah balkon yang menghadap langsung kepantai pangandaran.

Setelah istirahat sebentar, kami langsung menuju rumah makan ditepi laut dengan menu sea food yang masih segar. Udang, cumi dan ikan bawal segar kami pilih sebagai menu makan pagi dengan ramuan yang berbeda masing-masing. Hidangan semua itu kami santap hingga ludes dan total hanya menghabiskan dana sebesar Rp 150,000,- untuk berlima. It’s so cheap!!

Rute selanjutnya adalah sungai Cijulang dengan keindahan green canyonnya. Green Canyon ini ditemukan oleh seorang wisatawan asing yang berkunjung wilayah ini pada tahun 1970an dan nama tersebut diberikan karena mirip dengan Green Canyon asli di negri paman Sam. Sebelumnya tempat ini dianggap tempat angker oleh masyarakat setempat. Ada ketakutan bagi saya karena waktu berkunjung ke green canyon dimusim hujan, beberapa penduduk lokal memberikan informasi bahwa air sungainya keruh dan tidak jernih.

Tapi ketakutan saya diawal sudah pupus ketika melihat aliran sungai yang masih berwarna hijau tosca. Pengunjung cukup banyak pagi itu, sehingga kami harus bersabar untuk menaiki perahun yang akan membawa kami ke lokasi Green Canyon. Satu paket naik perahu ke Green Canyon dipatok seharga Rp 75,000/5 orang penumpang. Ketika saya tanya pembawa perahu, tiket masuk Rp 75,000 tersebut akan dipotong sejumlah Rp 25,000 untuk retribusi pajak untuk pemda Ciamis, Rp 30,000 akan diberikan kepada sipemilik perahu karena mereka hanya sebagai pihak penyewa dan sisanya sebesar Rp 20,000 akan dibagi dua bagi si pembawa perahu. Arghh…..kecil sekali pemasukan mereka ternyata!

Banyak ditemukan biawak disepanjang sungai dan tidak boleh ditangkap untuk dijual. Dan jangan kuatir akan adanya buaya muara dikawasan sungai Cijulang, hal tersebut tidak ada..jadi cukup aman untuk memasukan kaki kedalam air sungai sambil perahu berjalan. Udara yang bersih dan pepohonan yang masih lebat disepanjang sungai merupakan hiburan tersendiri bagi kami.

Hingga tibalah dilokasi pintu masuk Green Canyon yang terbuat dari batu alam yang menggantung membentuk sebuah gua dengan lembah yang menarik. Air sungai mengalir cukup deras dengan beberapa batu besar disamping kanan perahu. Perahu kami harus berhenti sejenak untuk gentian masuk ke area tersebut dengan perahu lain yang membawa wisatawan lokal atau asing.

Walau musim hujan, air sungainya masih berwarna hijau dan perahu kami menepi diujung sebuah batu besar dengan atap gua diatas kepala kami. Tetesan air dari atas kepala membasahi kepala kami. Tapi sayang kami tidak bisa berenang menuju ke bagian ujung sungai yang menantang, karena arusnya cukup deras dan tidak cukup aman untuk direnangi.

Tapi tidak mengapa kami masih mempunyai pilihan lain, si pembawa perahu menawari kami untuk mencoba berenang dengan memakai pelampung mengikuti arus sungai – akind of body rafting. Dan untuk menikmati layanan tersebut kami harus membayar Rp 50,000…arghh, it’s not a big deal. Tanpa perlu menawar kami langsung menyanggupi…saya, Rara dan Erik langsung memakai pelampung dan menceburkan diri ke dalam air sungai yang segar dan dingin. Sementara Gita memilih untuk tetap berada diatas perahu dan tidak berenang bersama kami.

Byurr……kami bertiga sudah berada didalam air yang berarus cukup deras, dengan ditemani oleh si pembawa perahu yang bertindak sebagai pemandu kami berenang menyusuri sungai. Sebuah batu besar dengan air terjun diatasnya menjadi pilihan kami….
Menyenangkan sekali berada disungai Cijulang, kami langsung menepi dan menaiki sebuah batu besar. Batu yang licin menjadi tantangan tersendiri buat saya, karena saya takut tergelincir diantara bebatuan.

Hingga tibalah kami tepat berada dibawah percikan air terjun alami…sungguh sangat menyenangkan sekali…rasanya ingin berjam-jam berada ditempat ini. Segala masalah yang ada dimasa lalu saya coba lupakan dan dilepaskan disini……hingga saya mencoba meloncat dari atas batu kedalam sungai….byurr..segarnya!!

Tibalah saatnya untuk kembali ke hotel, kami berenang menuju ketepian untuk naik ke atas perahu. Tangan saya sempat berdarah ketika memegang sebuah batu yang banyak ditempeli oleh siput berduri dan beberapa bagian dikaki mengalami memar karena terantuk batu. But it’s not a big problem for me!!

Malamnya kami kembali menikmati hindangan sea food dengan menu tambahan yaitu 1 kg kepiting rebus dengan saus padang + 1 kg udang goreng tepung + ½ kg cumi saos pedas + 2 kelapa muda + 2 air mineral + nasi putih untuk 6 porsi + 1 plecing kangkung ukuran besar harus ditebus dengan harga Rp 240,000 saja dan kami diberi bonus 1 lagu oleh pengamen setempat.

What a wonderful journey….selain murah meriah, pemandangan alamnya sangat menarik! I’ll be back………….

6 comments:

  1. wow seruuuuuuuuuuuuu

    gw belom pernah kesini nih,,,,,,,,,,,,,,,,,,next trip deh :)

    ReplyDelete
  2. udah kesini aja.....murah koq...
    dijamin worth it lho...

    ReplyDelete
  3. seger bener pak!!
    jadi lupa segalanya disini............hahahaha

    ReplyDelete
  4. menarik dan seru neh.... mau ah kapan2... :)

    ReplyDelete
  5. pas liburan imlek kayaknya seru juga....

    ReplyDelete